Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Maria Rossyani Ekindriaty
Abstrak :
Prevalensi dari infeksi cacing tambang termasuk A duodenale di Indonesia khususnya di Nusa Tenggara Timur NTT masih tinggi Umumnya anak anak usia sekolah berIsiko tinggi terkena infeksi cacing tambang karena sering bermain di luar tanpa memakai alas kaki Riset ini bertujuan untuk mencari hubungan antara infeksi A duodenale dengan status anemia pada anak anak di desa Nangapanda kabupaten Ende NTT Riset ini dilakukan berdasarkan data sekunder dari penelitian departemen Parasitologi FKUI yang dilakukan dengan metode cross sectional Data diambil dari sampel berupa darah dan feses dari 262 anak anak berusia 6 sampai 17 tahun Dari sampel feses terbukti bahwa 90 dari 262 anak yang dites terinfeksi A duodenale di mana 53%-nya adalah laki-laki Prevalensi infeksi meningkat dengan bertambahnya umur anak dan prevalensi tertinggi ditemukan pada anak usia 10 tahun sebelum kemudian menurun hingga pada usia 16 dan 17 tahun dengan tidak ditemukan sampel yang terinfeksi Sampel darah menunjukkan bahwa ada 26 dari 262 sampel yang dikategorikan sebagai anemia Dari semua individu yang terinfeksi A duodenale hanya 6,7% yang terkena anemia Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status infeksi A duodenale dan anemia (p=0,150) Namun terdapat perbedaan signifikan pada nilai hemoglobin rata rata antara individu yang sudah terinfeksi dan tidak terinfeksi (p=0,020) Tidak terdapat perbedaan status anemia antara laki laki dan perempuan (p=0,862) atau antara anak anak dan remaja (p=0,184). Disimpulkan bahwa infeksi A duodenale tidak menyebabkan anemia pada anak sekolah di Nangapanda Kata Kunci Infeksi A duodenale anak anak usia sekolah anemia.
......The prevalence of Soil Transmitted Helminths STH infection including A duodenale in Indonesia especialy Nusa Tenggara Timur NTT is high and school aged children are at greatest risk for this infection This study aims to provide the link and determine the nature of the relationship between A duodenale infection with anemia status and prove whether the infection alone is causing anemia among children in Nangapanda village Ende district NTT This research is based on cohort study done by Department of Parasitology FKUI Data from stool and blood sample was collected from 262 children aged 6 ndash 17 years old Analysis was done using SPSS 17 0 program Result from stool sample showed that 90 out of 262 samples were infected with A duodenale with 53 of them being male The distribution of infection based on age rise with age and peaked at the age of 10 before declining and finally none of the 16 and 17 years old are infected Blood test reveals there are 26 out of 262 samples that is considered anemia This means only 6 7 of the individual infected with A duodenale has anemia which shows that there is no significant relationship between A duodenale infection status and anemia p 0 150 However Mann Whitney shows that there rsquo s a significant difference in the mean value of Hb between the infected and uninfected individuals p 0 020 There is also no significant difference of anemia status between gender p 0 862 or between children and adolescence p 0 184 In conclusion A duodenale infection does not cause anemia among school aged children in Nangapanda Keywords A duodenale infection school aged children anemia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Andrian Setiabakti
Abstrak :
Insiden terjadinya infeksi dari Necator americanus masih cukup tinggi, khususnya di negara berkembang. Komplikasi tersering dari infeksi geohelminth adalah anemia, dimana apabila terjadi pada anak-anak dalam jangka panjang akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan. Anak-anak adalah kelompok umur yang paling rentan terhadap infeksi parasit ini dikarenakan korelasi antara kebiasaan anak kecil dan metode penularan cacing ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antara prevalensi infeksi N.americanus dan anemia pada anak sekolah di Nangapanda.
Penelitian ini dilakukan di desa Nangapanda, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Sebanyak 262 anak berusia 6-17 tahun berpartisipasi pada penelitian ini. Data personal anak dari tingkat SD dan SMP di Nangapanda diperoleh dengan mengisi kuesioner dan dikumpulkan 262 sampel darah dan tinja. Infeksi cacing ditentukan dengan metode RT-PCR dan status anemia ditentukan melalui pemeriksaan darah. Informasi yang didapat lalu diuji dengan metode chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi infeksi N.americanus adalah 40.8% dan prevalensi anemia 9.9%. Uji statistik chi-square menunjukkan bahwa infeksi N.americanus bukan merupakan faktor yang cukup signifikan sebagai penyebab anemia (p =0.155).
Kesimpulan yang di dapat adalah tidak adannya korelasi antara infeksi N.americanus dan anemia pada anak sekolah di desa Nangapanda, kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.
......The prevalence of Necator americanus is still high, especially in developing country. The most common infection because of geohelminth infection is anemia, which in the long run can cause stunted growth on children. Children age group is the most prone age group towards this parasite infection due to its corelation between children habits with its mode of infection.
This research is done in Nangapanda, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. 262 children with age range between 6-17 years old participate in this research. Children personal data was obtained through questionnaire form and 262 sample of blood and stool are obtained. RT-PCR is use to detect the presence of helminth infection and anemia status is checked with blood test. The result is then analyzed using chi-square method.
Result of this research shows that the prevalence of N.americanus infection is 40.8% and the prevalence of anemia is 9.9%. Data analysis using chi-square shows that N.americanus infection is not a significant factor to cause anemia (p=0.155).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library