Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lisa Ambarwati
Abstrak :
Jumlah kematian ibu yang diidentifikasi oleh RAPID lebih besar dari pada jumlah kematian ibu yang dicatat oleh laporan rutin. Laporan rutin hanya mencakup laporan kematian ibu dari ruang kebidanan, sedangkan RAPID mencakup ruang kebidanan dan non kebidanan. Penelitian ini adalah retrospektif menggunakan data sekunder. Penelitian memakai metode RAPID, bertujuan untuk mengetahui kasus kematian ibu tahun 2009 dan 2010 di RSUD Kabupaten Belitung. Hasilnya laporan rutin mencatat 3 kematian ibu dan RAPID mendapatkan 17 kematian ibu dari 129 kematian WUS. Sistem pencatatan dan pelaporan RS sudah baik tetapi alur perawatan pasien hamil dan nifas yang menderita penyakit non obstetrik masih perlu diperbaiki. ......The number of maternal deaths identified by the RAPID is greater than the number of maternal deaths by reguler reports. Regular reports only include reports of maternal deaths from obstetric, while RAPID include a non-obstetric and obstetric. This is a retrospective study using secondary data. This study using the RAPID method to find cases of maternal deaths in 2009 and 2010 in the General Hospital District Belitung island. Results are routinely reported only recorded 3 maternal deaths and RAPID get 17 maternal deaths of the 129 deaths of women of reproductive age. System for recording and reporting of hospital care was good but the flow of pregnant and postpartum patients skill need to be repaired.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khaula Karima
Abstrak :
Berat badan lahir merupakan faktor penting yang dapat memberikan dampak hingga usia dewasa. Besar 2500 gram merupakan standar berat badan lahir rendah yang masih digunakan hingga saat ini untuk mengukur risiko morbiditas dan mortalitas bayi, sementara itu bayi dengan berat badan lahir dibawah 3000 gram berkaitan dengan risiko terjadinya penyakit degeneratif di usia dewasa. Berbagai penelitian menunjukkan terdapat banyak faktor yang mempengaruhi berat badan lahir, khususnya status gizi ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi ibu: berat badan prahamil, pertambahan berat badan selama kehamilan, serta kadar hemoglobin ibu, dan beberapa faktor lain yaitu status bekerja ibu, usia ibu, tingkat pendidikan ibu, urutan kelahiran bayi, jarak kelahiran bayi, dan jenis kelamin bayi dengan berat badan lahir bayi. Penelitian bersifat kuantitatif dengan desain crossectional menggunakan data dari rekam medis RSIA Budi Kemuliaan Jakarta yang diukur pada bulan Januari 2012 yang berjumlah 118 pasien. Analisis bivariat yang digunakan adalah uji chi square dan korelasi regresi, sementara itu analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil uji chi square dan korelasi regresi menunjukkan hubungan yang bermakna antara berat badan prahamil ibu dan pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dengan berat badan lahir bayi. Setelah dikontrol oleh berbagai variabel, hasil uji regresi logistik ganda menyatakan bahwa berat badan prahamil ibu, pertambahan berat badan selama kehamilan, usia ibu, dan urutan kehamilan merupakan faktor yang mempengaruhi berat bada lahir bayi. Berat badan prahamil ibu merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap berat badan lahir bayi (OR=6,643) setelah dikontrol oleh berbagai variabel. Oleh karena itu diperlukan perhatian khusus bagi wanita yang sedang merencanakan kehamilan dengan status gizi yang kurang. ......Birth weight is important factor that could give impact until adulthood. 2500 g is a standard of low birth weight that still used to asses risk of infant mortality and morbidity, while infant with birth weight less than 3000 is related to risk of non communicable disease in adulthood. Various studies determined there are many factors that affect birth weight, especially nutritional status of mothers. The objectives of this paper is to determine the relationship between mother nutritional status, i.e. pre-pregnancy weight, weight gain during pregnancy, and maternal hemoglobin level in 3rd trimester and several other factors i.e. maternal work status, maternal age, maternal education level, birth order, birth interval, and infant sex with infant?s birth weight. This is quantitative researched by design cross sectional and using secondary data from medical record Budi Kemuliaan Hospital Jakarta which measured in January 2012 involved 118 respondents. Data analysis using chi square and correlation regression test and multivariate analysis using multiple logistic regression. Result of chi square and correlation regression test show there is significant relationship between pre-pregnancy weight and weight gain during pregnancy to birth weight. After controlled by many variables, multiple logistic regression test result that pre-pregnancy weight, weight gain during pregnancy, maternal age, and birth order are factors that effecting birth weight. Pre-pregnancy weight is the major factor that affect infant?s birth weight (OR=6,643) after controlled by other variables. Therefore, it is necessary to give more attention to women who are planned conception who undernourished.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Madinar
Abstrak :
ABSTRAK
Stunting adalah kondisi terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak yang merupakan dampak dari asupan anak yang tidak adekuat secara kronik, riwayat penyakit infeksi berulang atau keduanya sebagai hasil dari pola asuh anak yang tidak optimal. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan. Penelitian ini menggunakan data primer dengan total jumlah sampel 231 anak yang diambil dengan teknik multistage random sampling dari 13 posyandu pada 6 kelurahan dari 3 kecamatan terpilih di Jakarta Pusat tahun 2019. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengukuran panjang badan anak dan melakukan wawancara dengan responden yang dilakukan oleh enumerator yang telah terlatih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Jakarta Pusat pada anak usia 6-23 bulan adalah 26%, sedangkan proporsi MAD hanya 31,6% dari total anak. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menemukan bahwa faktor-faktor yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan di Jakarta Pusat adalah riwayat PBLR (OR=2,176; 95% CI 1,155-4,098) dan tingkat pendapatan keluarga (OR= 0,388; 95% CI 0,201-0,749). Hasil analisis multivariat dengan analisis regresi logistik ganda menemukan bahwa capaian MAD merupakan faktor dominan dari kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan di Jakarta Pusat tahun 2019 setelah dikontrol oleh variabel (capaian MDD, capaian MMF, riwayat PBLR dan tingkat pendapatan keluarga) (OR= 3,29; 95% CI 1,171-9,241). Berdasarkan hasil penelitian, saran untuk Pihak Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat adalah perlu dilakukan intervensi rutin terkait PMBA, monitoring dan evaluasi program TTD pada bumil dan remaja putri untuk menurunkan prevalensi PBLR yang merupakan salah satu faktor risiko stunting di kehidupan selanjutnya, memperbanyak distribusi infantometer pada posyandu dan pelatihan kader terkait pengukuran panjang badan anak sesuai prosedur disertai pemantauan rutin status gizi PB/U anak 3-4 bulan sekali. Dikarenakan peran praktik pemberian makanan pada anak yang penting, kami menyarankan penelitian yang sejenis dengan skala yang lebih besar (jumlah sampel dan cakupan wilayah penelitian) untuk mencari tahu penyebab tidak tercapainya MAD.
ABSTRACT
Stunting is a condition of retardation growth and development of children as the result of chronis inadequate childrens intake, recurrent infectious disease or both as the results of non-optimal child care. This research used cross-sectional study to determine the factors related with stunting occurence among children aged 6-23. This research used primary data of 231 children taken with a multistage random sampling technique from 13 Posyandu on 6 administrative villages of 3 sub-districts of Central Jakarta region in 2019. Data collection was done by measuring childrens length and interviews with respondents conducted by trained data collector. The results showed that the prevalence of stunting was 26%, while the MAD was only reached by 31,6% of children. The Chi-Square analysis refealed that short birth length (OR=2,176; 95% CI 1,155-4,098) and family income level have a significant association with stunting (OR= 0,388; 95% CI 0,201-0,749). Binomial regression shows that fulfillment of minimum acceptable diet as the dominant factor of stunting occurence among children aged 6-23 months in Central Jakarta region in 2019 after controlled by other variables (fulfillment of minimum dietary diversity, fulfillment of minimum meal frequency, short birth length and family income level) (OR= 3,29; 95% CI 1,171-9,241). Based on this research, the recommendations for Suku Dinas Kesehatan in Central Jakarta are to conduct a routine intervention on child feeding, monitor and evaluate TTD program in pregnants and girl adolescents to reduce the short birth length prevalence which is also a risk factor for stunting in later age, increase infantometer distribution to Posyandu, plan a training for kader Posyandu about measuring childrens lenght according to the procedure and monitor nutritional status of children regularly (once every 3-4 months). Because the role of complementary feeding is important, we recommend that to further conduct similar research on a larger scale (both in number of samples and research location) to find the reasons for unfilfulled MAD.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ervida Andina
Abstrak :
ABSTRAK
Wasting adalah suatu kondisi yang ditandai dengan penurunan berat badan yang signifikan dan cepat sebagai akibat dari asupan makanan yang tidak memadai dan penyakit menular. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan dan faktor lain yang berhubungan dengan wasting pada anak usia 6-23 bulan di Jakarta Pusat tahun 2019. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain studi potong lintang dengan jumlah sampel sebanyak 261 anak yang dihitung menggunakan CI 90% diambil dari 13 Posyandu di 6 kelurahan dari 3 kecamatan di Jakarta Pusat yang dipilih menggunakan multistage random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur langsung berat badan dan panjang badan serta pengisian kuesioner menggunakan metode wawancara oleh pengumpul data yang telah terlatih dan memenuhi kriteria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi wasting pada anak usia 6 - 23 bulan di Jakarta Pusat sebesar 6,9%. Berdasarkan hasil uji chi square, faktor yang berhubungan dengan wasting pada anak usia 6-23 bulan adalah pencapaian AKG (OR = 3,497 90% CI 1,283-11,118), tingkat pendidikan ibu (OR = 2,625 90 % CI 1,090 - 6,855) , dan tingkat pendapatan keluarga (OR = 3,679; 90% CI 1,509-12,974). Hasil analisis menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa pencapaian AKG merupakan satu-satunya faktor yang berhubungan dengan wasting setelah dikontrol oleh variabel tingkat pendidikan ibu dan tingkat pendapatan keluarga (OR = 3,253; 90% CI 1,114-9,502) .
ABSTRACT
Wasting is a condition characterized by significant and rapid weight loss as a result of inadequate food intake and infectious diseases. The purpose of this study was to determine the dominant factors and other factors related to wasting in children aged 6-23 months in Central Jakarta in 2019. This study was conducted using a cross-sectional design with a sample of 261 children calculated using a 90% CI. taken from 13 Posyandu in 6 kelurahan from 3 sub-districts in Central Jakarta which were selected using multistage random sampling. Data was collected by directly measuring body weight and length and filling out a questionnaire using the interview method by data collectors who have been trained and meet the criteria. The results showed that the prevalence of wasting in children aged 6 - 23 months in Central Jakarta was 6.9%. Based on the results of the chi square test, the factors associated with wasting in children aged 6-23 months were the achievement of the RDA (OR = 3,497 90% CI 1,283-11,118), maternal education level (OR = 2,625 90 % CI 1,090 - 6,855) family income (OR = 3.679; 90% CI 1.509-12.974). The results of the analysis using logistic regression showed that the achievement of the RDA was the only factor associated with wasting after being controlled by the variables of mother's education level and family income level (OR = 3.253; 90% CI 1.114-9.502).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library