Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Armalia
Abstrak :
Afasia motorik merupakan salah satu gangguan komunikasi yang terjadi akibat stroke dan dapat menyebabkan gangguan terhadap kepercayaan diri seseorang yaitu harga diri dan efikasi diri yang mana kedua hal ini merupakan bagian terpenting dari masing-masing individu dalam mencapai status sosialnya dalam berkomunikasi. Teknik restrukturisasi kognitif digunakan untuk efikasi diri dan harga diri dengan memiliki asumsi bahwa dasar restrukturisasi kognitif yaitu respon-respon perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh terapi restrukturisasi kognitif terhadap harga diri dan efikasi diri pasien stroke dengan afasia motorik. Metode penelitian ini menggunakan quasi experimental design dengan pendekatan desain pretest posttest nonequivalent control grup, dimana desain ini melibatkan dua kelompok yang akan diobservasi sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan pada harga diri setelah diberikan intervensi restrukturisasi kognitif dengan (pvalue= 0,001; α<0,05), dan pengaruh yang signifikan pada tingkat efikasi diri setelah diberikan intervensi dengan (pvalue= 0,001; α<0,05). Hasil penelitian ini merekomendasikan restruktuisasi kognitif menjadi salah satu intervensi dalam pemberian asuha keperawatan secara holistik mencakup biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual kepada pasien pasca stroke dengan afasia motorik unutk dapat menaikkan harga diri dan efikasi pada pasien untuk membantu mengolah perasaan dan keyakinan psikologis pasien pasca stroke dalam menjalani proses rehabilitasinya ......Motor aphasia is one of the communication disorders that occurs due to stroke and can cause interference with one's self-confidence, namely self-esteem and self-efficacy, both of which are the most important parts of each individual in achieving their social status in communicating. Cognitive restructuring technique is used for self-efficacy and self-esteem with the assumption that the basis of cognitive restructuring is behavioral responses. This study aims to examine the effect of cognitive restructuring therapy on self-esteem and self-efficacy of stroke patients with motor aphasia. This research method uses a quasi-experimental design with a non-equivalent control group pretest posttest design approach, where this design involves two groups to be observed before and after the intervention. The results showed that there was a significant effect on self-esteem after being given a cognitive restructuring intervention with (p-value = 0.001; <0.05), and a significant effect on the level of self-efficacy after being given an intervention with (p-value = 0.001; <0.05). ). The results of this study recommend cognitive restructuring to be one of the interventions in providing holistic nursing care including biological, psychological, sociological and spiritual to post-stroke patients with motor aphasia to increase self-esteem and efficacy in patients to help process the psychological feelings and beliefs of post-stroke patients. in the process of rehabilitation
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Yulianti
Abstrak :
Kecemasan pre operasi merupakan salah satu masalah yang paling umum terjadi pada pasien rencana operasi tumor otak. Tidak mengendalikan masalah ini dapat berdampak negatif pada hasil pasca operasi. Salah satu intervensi nonfarmakologis saat ini untuk mengurangi kecemasan pre-operasi adalah edukasi pasien. Salah satu media edukasi yang telah dikembangkan dan digunakan sebagai pendekatan alternatif yang semakin populer untuk mengelola kecemasan pre operasi yaitu melalui teknologi virtual reality (VR). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi berbasis VR terhadap kecemasan pre operasi tumor otak primer. Penelitian quasi-eksperimental melibatkan 54 pasien yang dibagi menjadi masing-masing 27 responden kelompok intervensi dan kontrol. Kecemasan pre-operasi diukur menggunakan The Amsterdam Preoperative Anxiety and Information scale (APAIS) sebelum dan setelah intervensi dilakukan. Hasil skor kecemasan rata-rata sebelum intervensi adalah 20,96 dan 19,15 sedangkan skor kecemasan rata-rata setelah intervensi adalah 14 dan 19 pada kelompok intervensi dan kontrol. Terdapat hubungan yang bermakna antara skor kecemasan rata-rata setelah intervensi pada kelompok intervensi dan kontrol (p 0,000). Edukasi berbasis virtual reality terbukti efektif menurunkan kecemasan pre operasi tumor otak primer dibandingkan dengan kelompok yang menerima perawatan standar. Pengenalan VR secara umum untuk populasi pasien yang besar yang menjalani operasi tumor otak primer harus dipertimbangkan untuk mengurangi kecemasan pada populasi tersebut. ......Preoperative anxiety is one of the most common problems in patients planning brain tumor surgery. Not controlling this problem can have a negative impact on postoperative outcomes. One of the current nonpharmacological interventions to reduce pre-operative anxiety is patient education. One educational medium that has been developed and used as an increasingly popular alternative approach to managing preoperative anxiety is through virtual reality (VR) technology. Therefore, this study aims to determine the effect of VR-based education on primary brain tumor preoperative anxiety. The quasi-experimental study involved 54 patients who were divided into 27 intervention and control group respondents each. Preoperative anxiety was measured using The Amsterdam Preoperative Anxiety and Information scale (APAIS) before and after the intervention. The mean anxiety scores before the intervention were 20.96 and 19.15, while the mean anxiety scores after the intervention were 14 and 19 in the intervention and control groups, respectively. There was a significant relationship between the average anxiety scores after the intervention in the intervention and control groups (p 0.000). Virtual reality-based education proved effective in reducing preoperative anxiety of primary brain tumors compared to the group receiving standard care. The general introduction of VR to a large population of patients undergoing primary brain tumor surgery should be considered to reduce anxiety in this population.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathalia Rose Fransisca Karma
Abstrak :
Subarachnoid hemorrhage (SAH) atau perdarahan subarachnoid umumnya disebabkan oleh pecahnya aneurisma yang mengakibatkan darah terserap masuk ke rongga parenkim otak, dan juga mengganggu sirkulasi cairan serebrospinal. Aneurisma otak sendiri biasanya berada pada sirkulus wilisi yang merupakan suatu lingkaran anastomosis berbentuk cincin yang berfungsi untuk mendistribusikan darah ke kedua hemisfer serebral. SAH memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Angka kematian yang tinggi erat kaitannya dengan peningkatan tekanan intrakranial. Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan intrakranial salah satunya dengan elevasi kepala 30º. Penulisan karya ilmiah akhir ners ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien perdarahan subarakhnoid dengan penerapan intervensi elevasi kepala 30°. Hasil intervensi menunjukkan elevasi kepala 30° terbukti efektif untuk mengurangi risiko peningkatan tekanan intrakranial sebagai upaya meningkatkan venous return pada pasien stroke. ......Subarachnoid hemorrhage (SAH) is generally caused by rupture of an aneurysm which causes blood to be absorbed into the brain parenchymal cavity, and also interferes with the circulation of cerebrospinal fluid. Brain aneurysms themselves are usually located in the circle of Willis which is a ring-shaped anastomotic circle that serves to distribute blood to both cerebral hemispheres. SAH has a high rate of morbidity and mortality. A high mortality rate is closely related to increased intracranial pressure. One of the efforts that can be done to reduce intracranial pressure is with a head elevation of 30º. The purpose of writing this final scientific paper for nurses is to describe nursing care for patients with subarachnoid hemorrhage with the application of a 30° head elevation intervention. The results of the intervention showed that 30° head elevation was effective in reducing the risk of increased intracranial pressure as an effort to increase venous return in stroke patients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library