Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Joko Susilo
"Masa ketika agama Hindu dan Buddha berkembang dan dipeluk masyarakat di wilayah yang saat ini kita kenal sebagai Jawa Tengah, menduduki posisi panting dalam studi arkeologi dan sejarah perkembangan sebuah bangsa yang kini bernama Indonesia. Peninggalan-peninggalan dari periode itu sedikit banyak mampu membantu kita memahami kronologi berkembangnya kebudayaan yang menjadi bagian jatidiri bangsa kita. Salah satu peninggalan tersebut dan menjadi data dalam skripsi ini adalah Candi Ngawen. Kompleks Candi Ngawen terletak di Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Kompleks Candi Ngawen ini terdiri dari lima hangman yang berjejer dari utara ke selatan dan semuanya menghadap ke timur. Berdasarkan sisa-sisa bangunannya, dapat diidentifikasi bahwa dalam kompleks tersebut terdapat dua bentuk bangunan yang berbeda. Bentuk yang pertarna terdiri dari Candi Ngawen I, III, dan V yaitu memiliki denah kaki candi berbentuk bujursangkar. Sedangkan bentuk kedua adalah denah kaki candi berbentuk palang yang dimiliki Candi Ngawen II dan IV.
PermasaIahannya adalah dengan bentuk-bentuk arsitektur demikian para ahli menduga bahwa kelima bangunan tersebut merupakan tempat pemujaan bagi kelima Tathagata, yaitu Vairocana, Aksobhya, Ratnasambhava, Amitabha dan Amoghasiddhi. Hal tersebut didasarkan pads penemuan arca Ratnasambhava dan Amitabha. Padahal berdasarkan data-data yang dapat kita jumpai, setiap Tathagata tersebut memiliki tempat tersendiri yang secara garis besar adalah Vairocana memiliki posisi di pusat, Aksobhya menguasai arah timur, Ratnasambhava menguasai selatan, Amitabha menguasai arah barat, dan Amoghasiddhi arah utara. Dengan demikian mungkinkah pendapat para ahli tersebut benar? Selanjutnya, pada kerangka waktu yang mana kompleks Candi Ngawen tersebut dapat ditempatkan?
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah benar pendapat para ahli tersebut berdasarkan bukti-bukti yang terdapat di Indonesia serta untuk mengetahui pada kerangka waktu yang mana kompleks Candi Ngawen tersebut dapat ditempatkan, sehingga dapat diketahui sejarah perkembangan kebudayaan masa Hindu-Buddha khususnya di Jawa Tengah dan di Indonesia pada umumnya.
Ruang iingkup penelitian ini adalah sebatas pada bentuk-bentuk arsitektur sebagai salah satu unsur yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kronologi relatif sebuah bangunan kuno. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sesuai dengan latar belakang pendidikan peneliti yaitu metode penelitian arkeologi. Metode ini terdiri dari tiga tahap yaitu pertama, melakukan pengurnpulan data (observasi) balk melalui studi pustaka maupun studi lapangan. Kedua, pengolahan data yang berhasil dikumpulkan dalam tahap penelitian sebelumnya. Dan tahap ketiga,penafsiran data benapa penarikan kesimpulan sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian ini.
Kesimpulan yang dihasilkan dan penelitian ini adalah kemungkinan besar kompleks Candi Ngawen dibangun pada dua masa yang berbeda, dengan catatan masa pembangunan terakhimya sekitar abad 9, tepatnya setelah Candi Borobudur dan sebelum Candi Prambanan. Selain itu dari penelitian ini juga dapat dibuktikan bahwa pendapat para ahli yang menganggap bahwa kelima bangunan Candi Ngawen berisi area Tathagata kemungkinan besar kurang tepat. Dengan kata lain di kompleks Candi Ngawen memang hanya terdapat dua area Tathagata, Ratnasambhava dan Amitabha."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S12028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suady Husin
"ABSTRAK
Nias, adalah nama pulau atau daerah yang terletak disebelah
barat pulau Sumatera. Daerah ini merupakan salah satu
kabupaten yang termasuk dalam propinsi sumatera Utara. Masyarakat di daerah itu sebagian besar hidup sebagai petani.
Daerah Nias, mulanya merupakan daerah yang banyak menghasilkan dan mengeksport kopra. Karet. Beras, biji pala, kopi dan babi ke luar daerah. Ajab tetapi menjelang tahun 1960 an dan sampai sekarang, hasil-hasil itu terus mengalami penurunan. Bahkan beras yang merupakan kebutuhan pokok penduduk, sebagian harus dibantu dengan didatangkan dari luar daerah. Keadaan ini selalu ditimpahkan kesalahan pada sistem kehidupan sosial masyarakatnya, dianggap statis, tidak berkembang, tidak dapat menyesuaikan diri, kolot dan sebagainya.
Akan tetapi mereka sering tidak memahami bahwa perubahan kehidupan sosial masyarakat, juga dapat menjadi penyebab menurnnya hasil produksi pertanian. Misalnya meningkatnya tuntutan terhadap kesejahteraan sosial masyarakat dapat mempengaruhi pola tingkah laku dalam menggunakan sumberdaya alam. Timbulnya upaya dengan maksud menaikkan daya dukung lingkungan, tetapi sering terjadi sebaliknya yakni menurunnya daya dukung lingkungan. Yang pada gilirannya membawa dampak pada sistem lain, dan diantaranya menurunnya hasil produksi pertanian.
Bertitik tolak dari pemikiran itu kami mencoba mengadakan
penelitian pada dinamika kehidupan sosial masyarakat Nias
dalam kaitannya dengan keserasian ekosistem. Yang meniadi
masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Sejauh mana dan
faktor apa yang mendorong terjadinya perkembangan/Perubahan
pada sistem kehidupan sosial masyarakat ; (2) bagaimana
fungsi perubahan terhadap ekosistem.
Penelitian bertujuan : (a) untuk dapat mengidentifikasi
dipertimbangkan untuk mengadakan proyeksi terhadap pola-pola
kehidupan masa mendatang serta (b) dapat mengetahui
kemungkinan kebijaksanaan dan mekanisme pengendalian sosial
untuk membatasi gangguan terhadap ekosistem yang sebaik?
baiknya.
Adapun vaniabel yang diteliti yaitu perkembangan sistem
pencaharian hidup, mulai dari stadium antropòsere I sampai
dengan stadium antroposere V. Dengan indikator : faktor yang
mendorong mereka melakukan dan tidak melakukan sistem
pencaharian itu ; bagaimana dampak sistem pencaharian itu
terhadap unsur ekosistem ( lingkungan alam ); bagaimana
keadaan hasil yang diperoleh dengan keadaan lìngkungan itu ?
Penelitian ini dilakukan di daerah Nias, dengan ernpat
kecamatan sebagai sampel lokasi, setiap kecamatan itu
ditetapkan empatdesa/kelurahan yang menjadi sampel lokasi.
Sampel lokasi ditentukan secara stratifeld sampling
berdasarkan purposive sample. Setiap desa/kelurahan sampel
lokasi ditetapkan dua orang informan puposive sample.
Sedangkan responder, ditetapkan sebanyak 100 orang yang
diambil dari setiap sampel lokasi yang jumlahnya didasarkan
Pada Perentase. jumlah rumah tangga yang terdapat pada
Masing-masing kecamatan dan desa/kelurahan sampel lokasi itu.
Data diperoleh dengan cara ; Wawancara dengan para informan
angket utuk dijawab oleh para responden, pengamatan
lapangan dan menelaah bahan?bahan bacaan yang berkaitan
dengan penelitian.
Adapun hasil penelitian dapat disimpulkan secara ringkas
sebagai berikut :
(1) Dinamika yang terjadi dalam sistem kehidupan sosial
masyarakat Nias dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, pada
saat ini telah berada dan beradaptasi dengan semakin
terkosentrasi pada sitem pencaharian agraris ( tingkat
kehidupan manusia pada stadium antroposere IV ).
(2) Adaptasi yang dilakukan pada setiap tahap stadium
kehidupan itu ( stadiurn antroposere I, II dan III ),
walaupun telah berada pada sistem pencaharian agraris,
selalu meniadi penyebab dan menyebabkan rnenurunnya
kualitas lìngkungan hidup alam. Seperti menjadi
langkanya berbagai jenis Flora dan fauna, menyempitnya
areal hutan, rusaknya ekosistem pantai dan sebagainya.
(3) Si Dinamika kehidupan sosial masyarakat Nias yang
menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan hidup alam
Terutama seperti semakin tingginya pertumbuhan penduduk,
semakin menyebarnya kemiskinan dan ketidak tahuan,
integrasi budaya dan luar. Sehingga hal ini
mempengaruhi sistem interaksi masyarakat itu terhadap
lingkungan hidup alam. Misalnya sikap penggunaan
sumberdaya alam yang tak bijaksana, intensif dan
ekstensifnya penggunaan sumberdaya alam dan sebagainya.
Keadaan ini membawa dampak pada sistem lain, diantaranya
menurunnya hasi produksi pertanian.

ABSTRACT
Nias is an island in the area of west Sumatera. This
districts is part of the province of north Sumatera. Most of
it population are farmers and fisherman. Initially, Nias
products and exports are copra, rubber, rice, nutmeg, coffee
and pigs. As of 1960, results of said products decrease.
Rice, as a primary need, must be imported.
Thus may be caused by the system of its social life which is
not developing and unable to cope with the present situation.
Thus resulting in the decrease of the agricultural product.
Based On this reality, we are trying to make a re.1m12
reserach on the social life of the Nias community, connected
to the dynamics of the adapted interrelated ecosystem. The
question in this research are : (1) What factors are
connected to development of the social life of the community?
(2) what is the impact of the development on the ecosystem?
the purpose of this research are : (a) to identyfy the social
life of the Nias community ; factors that must be considered
for the projections of its life design and (b) the
possibility of common social mechanisme to overcame
disturbances on the ecosystem.
The variable to research is the system of their means of
living, starting from stadium antroposere I till stadium
antroposere V. An indicator : system to perform the means of
living ; how the impact works regarding the ecosystem
( natural environment ) ; and what is the result of the
persent natural enveronment ?
A reserach was made in the Nias area, with fours districts
( kecamatan ) as an example, and each district was chosen as
four country/district ( desa/kelurahan ) as location example.
Then the location was each village/village head was drawn up
by two infromants. While a respondent was drawn up 100
persons based on its total percentage of hauses at each
district and village.
Data werw gathered from ; interviews with informants,
circulation of questionnaires, observation on the spot an
recing materials connected to this research.
Conclution of this research :
(1) The dynamics accured on the system of the social life of
Nias community in fulfilling the needs of life adapted to
agriculture ( human life on stadium antroposere IV ).
(2) Adapted at each stadium of living ( stadium antroposere
I, II, and III ). Although a system on agriculture was
reached always causing a decrease in the quality of
natural environment. For instances flora and fauna,
forest, sea coastr, etc.
(3) Social life of Nias community which its decrease in the
quality of the environment of nature. Mostly, the
increase of its population, poverty and ignorance of
cultural integration from outside. Such effecting the
interaction system on the people towartds the natural
environment. Such as benefinting from natural sources,
and the like, also an un avourable impact on other
systems, like the decrease in the result of agriculture.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library