Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Reza Pahlevi
"Semakin berkembangnya Kota depok sebagai salah satu kota penyangga Ibu Kota Negara Jakarta, membuat perubahan ekstrem terhadap tata guna lahan kota tersebut. Depok yang dahulu dikenal sebagai daerah resapan air bagi kota Jakarta, kini juga menghadapi persoalaan mengenai genangan banjir. Perubahan sistem tata guna lahan kota Depok, tidak diikuti dengan perubahan sistem drainase untuk mengatasi masalah limpasan permukaan yang terjadi. Untuk itu diperlukan evaluasi mengenai sistem drainase kota Depok berdasarkan aspek hidrologisnya. Evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan metode rasional dan program komputer SMADA untuk mengetahui debit limpasan yang terjadi. Untuk mengurangi serta meminimalisasi debit limpasan yang terjadi di kota Depok. diberikan pula beberapa alternatif penyelesaian. Alternatif yang diberikan berupa penataan ulang tata guna lahan, penataan kembali situ-situ, serta metode LID dengan bioretensi sebagai pilihan BMP untuk menurunkan debit limpasan. Dengan dilakukannya evaluasi ini serta diberikan alternatif untuk mengurangi debit limpasan diharapkan perencanaan sistem drainase kota Depok akan menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

Rapid development in Depok which is one of satellite city for the capital city Jakarta, makes extremly changes for land use of this city. In a past, Depok was a water catchment area for Jakarta, but now it also have a problem about surface run-off. The change of land use system in Depok, is not follow by change of drainage system to solve surface run-off problem. Because of that evaluation about drainage system by hydrology aspect in Depok city is a needed. This evaluation done by rational method and SMADA to get a run-off debit in Depok. To prevent and minimize run-off debit in Depok City, some alternatives are given to solve that problem. By this evaluation and some alternatives that given to minimize run off debit. Alternatives that given are rearrangement of landuse system, rearrangement of retention area, and Low Impact Development method by bioretention as a Best Management Practice (BMP). Hopefully drainage system in Depok will be better in a future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Febriana
"Surabaya merupakan ibukota propinsi Jawa Timur dan kota terbesar kedua di Indonesia. Dengan perkembangan kota Surabaya sekarang ini, saluran irigasi yang ada semakin sedikit keberadaannya. Hal ini dikarenakan terjadinya perubahan tata guna lahan dari persawahan menjadi lahan pemukiman, akibatnya daerah peresapan semakin mengecil dan sebaliknya koefisien pengaliran semakin besar. Wilayah Medokan Semampir merupakan salah satu kawasan penting di Surabaya.
Saluran Medokan Semampir merupakan salah satu saluran yang ada di Surabaya Timur dan saluran ini berfungsi sebagai saluran drainase. Total luas sub catchment Medokan Semampir, menurut SDMP (Surabaya Drainage Master Plan), 764.290 Ha. Lama genangan sekitar 2-6 jam dan kedalaman mencapai 10-50 cm. Kondisi seperti ini sangat meresahkan masyarakat, baik yang tinggal di daerah tersebut maupun yang tinggal di luar daerah tersebut bila musim hujan tiba, banyak kerugian materi maupun non materi yang harus ditanggung masyarakat.
Mengacu pada keadaan tersebut, analisa dilakukan guna mengetahui seberapa besar pengaruh fluktuasi muka air kali Wonokromo terhadap proses pembuangan tersebut. Apakah berpengaruh sekali sehingga terjadi limpahan air dari saluran Medokan Semampir yang menyebabkan terjadi genangan pada catchment tersebut atau sebaliknya. Analisa yang dihasilkan akan memperlihatkan berapa debit oveflow yang dibuang ketika terjadi banjir di Medokan.
Penyelesaian yang digunakan adalah menelusuri tiap reach/segment saluran dari hulu ke hilir. Sehingga nantinya solusi yang didapatkan adalah memperdalam saluran hingga dua pulu persen dari kedalaman eksisting, dan menggunakan parkiran air yang dibuang dengan rumah pompa.

Surabaya is the capital of East Java province and the second largest city in Indonesia. With the development of Surabaya city today, the existing irrigation less existence. This is because the change in land use from paddy fields into residential land, consequently shrinking catchments area and run off coefficient getting raised.
Medokan Semampir region is one important area in Surabaya. Medokan Semampir's channel is one channel available in east of Surabaya and these channels serve as drainage channels. Catchments total area of Medokan Semampir 764,290 ha (according to the SDMP). The flood happen approximately 2-6 hours and 10-50 cm depth of reach. This condition is troubling of people either living in the area or who live outside the area when the rainy season, many losses and non-material matter that must be borne by the public.
Referring to the situation, the analysis done to find out how big the influence of water level fluctuations Wonokromo time of the disposal process. Does it matter that there was an abundance of water from the channel that causes Medokan Semampir happened puddle in the catchments. Analysis performed using HEC-RAS software where computer programs are specifically designed to analyze the channel system.
The resulting analysis will show how debit oveflow discarded during floods in Medokan. Solution used was traced each reach / segment of the upstream channel to downstream. So that later obtained solution is to deepen the channel to twenty percent of the existing depth, and use the discarded water park with a pump house.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50552
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library