Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mutiara Nabila
"XPenelitian ini bertujuan menjelaskan elemen dramatis dan pola dramatisme dalam penggunaan media sosial Mendikbudristek ketika melakukan sosialisasi POP sehingga menimbulkan berbagai kritikan. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif dan pendekatan kualitatif deskriptif-interpretatif untuk. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis dramatisme pentad dimana dengan analisis ini peneliti dapat melihat lima cara untuk mengetahui dan melihat motif pernyataan Mendikbud Nadiem ketika sosialisasi POP dan strategi multimodal untuk melakukan analisis. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Nadiem cenderung menjadikan agency sebagai elemen kunci untuk melancarkan tujuannya dengan menayangkan video testimoni, menyebutkan harapannya pada perangkat-perangkat sekolah seperti Kepala Sekolah, Guru, mahasiswa dan lainnya, dan menggunakan identifikasi sebagai motif meluncurkan POP dengan menempatkan diri sebagai masyarakat yang merasakan belum ada perkembangan yang signifikan pada pendidikan Indonesia. Nadiem juga cenderung melakukan retorika klasik sehingga tidak bisa membentuk kesatuan sosial. Kemendikbud menonjolkan elemen scene, di mana media sosial juga digunakan tidak hanya sebagai alat atau agency tapi juga sebagai tempat yang aman untuk menyampaikan pendapat-pendapatnya.

This study aims to explain the dramatic elements and dramatic patterns in the use of the Minister of Education and Culture's social media when conducting POP socialization, which has led to various criticisms. This study uses an interpretive paradigm and a qualitative descriptive-interpretative approach. The research method used is pentad dramatism analysis where with this analysis the researcher can see five ways to find out and see the motives of the Minister of Education and Culture Nadiem's algorithm when socializing POP and multimodal strategies for conducting analysis. The results of the study concluded that Nadiem tends to make the agency as the key element to carry out his goals by showing video testimonials, mentioning his hopes for school officials such as principals, teachers, students and others, and using identification as a motive for launching POP by placing himself as a community that feels there has been no significant development in Indonesian education. Nadiem also tends to use classical rhetoric so that he cannot form social unity. The Ministry of Education and Culture emphasizes scene elements, where social media is also used not only as a tool or agency but also as a safe place to express their opinions."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wulansari
"

Center for Entrepreneurship Development and Studies University of Indonesia (CEDS UI) adalah UKM bisnis pertama yang ada di Universitas Indonesia. Sejak Juli  1998, CEDS UI berada dibawah Kasubdit Penalaran Direktorat Kemahasiswaan. CEDS UI mengemban tugas untuk mengembangkan iklim wirausaha di UI dan memiliki visi untuk memberikan kontribusi terhadap pengembangan dan pengkajian kewirausahaan bagi mahasiswa. Sampai pada akhir tahun 2017, CEDS UI telah meluluskan sebanyak 18 angkatan organisasi yang tergabung ke dalam Ikatan Alumni CEDS UI (ILUNI CEDS) di mana tersebar di seluruh Indonesia sebagai pengusaha di berbagai bidang. Namun, komunikasi pada internal dan eksternal CEDS UI serta perencanaan strategi komunikasi belum dijalankan secara optimal, hal tersebut membuat CEDS UI belum menjadi top of mind bagi mahasiswa UI sebagai UKM bisnis pertama yang ada di Universitas Indonesia. Dengan begitu, CEDS UI memerlukan rangkaian perencanaan program humas pemasaran untuk meningkatkan brand awareness pada khalayak sasarannya yaitu mahasiswa UI.


Center for Entrepreneurship Development and Studies University of Indonesia (CEDS UI) is the first student activity unit of bussiness in Universitas Indonesia. Since July 1998, CEDS UI is under Sub Directorate of Reasoning Directorate of Student Affairs. The duty of CEDS is to develop the inteprenuerial in UI and has the vision to contibute to the development and study of enterprenuership for the students. Until 2017, CEDS UI has graduated 18 batches of organization, which belong to the CEDS Alumni Associasion (ILUNI CEDS), which are spreaded all around Indonesia as a enterprenuers in variety of fields. However, Communication in both external and internal of CEDS UI and also the strategic communication plan have not been implemented optimally. Thus, CEDS UI has not became top of mind as a the student activity unit of bussiness for students of Universitas Indonesia. Therefore, CEDS UI needs Marketing Public Relations program to increase their brand awareness to their target audience, UI students.

"
2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Kusumaningrum
"Skripsi ini membahas tentang bagaimana drama korea merepresentasikan relasi gender dalam konflik hubungan romantis. Studi pustaka menunjukkan adanya perbedaan lakilaki yang mendapatkan sosialisasi gender maskulin dengan perempuan yang mendapatkan sosialisasi gender feminin dalam menghadapi konflik hubungan romantis. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan analisis semiotika kode televisi John Fiske. John Fiske melihat bahwa kode-kode yang ditampilkan di televis membawa ideologi tertentu. Metode penelitian merupakan studi kasus dengan mengambil objek penelitian drama tvN tahun 2016, Another Miss Oh.
Hasil penelitian menunjukkan adanya ideologi patriarki dengan laki-laki yang lebih banyak mendominasi dalam konflik hubungan dibanding perempuan. Ideologi patriarki tersebut didukung dengan stereotipstereotip feminin dan maskulin yang juga ditampilkan dalam drama. Hal tersebut ditambah dengan penggambaran konflik sebagai sebuah adegan romantis yang mengaburkan batasan antara konflik dengan romantisme dalam drama. Dengan representasi tersebut, nilai patriarki semakin mudah diterima oleh perempuan sebagai penonton utama yang semakin sulit melihat adanya ketidaksetaraan gender dalam berbagai aspek kehidupan.

This thesis talks about how korean drama represents gender relation in relationship conflict between a man and a woman. Literature research shows that men who learn about masculinity and women who learn about femininity have different ways in handling romantic relationship conflict. The study was conducted with qualitative methods using semiotic television code analysis from John Fiske. John Fiske saw television as a tool to represent certain ideologies. The research method that is used is case study of Another Miss Oh, a korean drama released in 2016 from channel tvN.
The results indicate tha there is a patriarchal ideology in the drama that can be seen from male domination in relationship conflict. This patriarchal ideology is supported by feminine and masculine stereotypes in the drama. The depiction of conflict as a romantic scene also helps in blurring the boundary between conflict and romanticism and contributes in peoples perception of the drama. With those values being represented, patriarchy is being accepted well by female watchers of the drama and make it harder for these female watchers to spot gender inequality in daily life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priya Falaha Muttaqien
"Kampanye permanen yang dilakukan oleh politisi selebriti melalui media sosial youtube memerlukan keterlibatan penontonnya. Komentar penonton yang diberikan dalam vlog merupakan bentuk keterlibatan. Penelitian ini mengkaji Kehadiran Sosial Kampanye Permanen Politisi Selebriti dalam channel media sosial Youtube. Penelitian ini menggunakan framework Kehadiran Sosial dari Lowenthal. Studi ini menggunakan analisis isi untuk memahami fenomena yang diteliti. Data didapatkan dari komentar 3 video vlog yang dipilih, terkumpul 27.087 komentar untuk dianalisis. Penelitian ini menemukan bahwa Affective Responses merupakan respons dominan yang diberikan oleh penonton vlog Ganjar. Hasil ini sejalan dengan temuan Lowenthal. Interactive response dan Cohesive Responses sangat tergantung dari materi vlog dan dinamika interaksi penonton. Bentuk dukungan pada kolom komentar berkorelasi dengan narasi vlog, sementara bentuk penolakan masih pada pendukungan pasangan capres lain dan isu negatif yang lekat dengan Ganjar.

Permanent campaigns carried out by celebrity politicians via YouTube social media require the involvement of the audience. Viewer comments given in vlogs are a form of involvement. This research examines the social presence of Permanent Campaigns Celebrity Politicians on YouTube social media channels. This research uses Lowenthal's social presence framework. This study uses content analysis to understand the phenomenon. Data was obtained from comments on 3 selected vlog videos, collecting 27,087 comments for analysis. This research found that Affective Responses was the dominant response given by vlog viewers. This result is in line with Lowenthal's findings. Interactive response and cohesive response really depend on the vlog material and the dynamics of audience interaction. The form of support in the comments column is correlated with the vlog narrative, while the form of rejection is still in support of other presidential candidates and negative issues related to Ganjar."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linayadi
"Media merupakan cerminan dari realitas. Banyaknya berita tentang kekerasan baik secara kuantitas maupun kualitas mencerminkan kenyataan yang menunjukkan makin meningkatnya jumlah korban kekerasan. Bagian riset, informasi dan dokumentasi Kalyanamitra mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2003 terdapat 806 kasus kekerasan terhadap perempuan yang dimuat di 10 surat kabar yang terbit di beberapa kota besar di Indonesia. Berita ini merupakan bagian dari berita kriminal yang menarik perhatian masyarakat. Berangkat dari hal tersebut di atas penulis ingin mengetahui bagaimana media menggambarkan perempuan sebagai korban pada judul berita tentang kekerasan terhadap perempuan di media cetak karena judul merupakan bagian penting bagi surat kabar yang melaporkan inti berita dan merupakan salah satu faktor yang mampu menarik perhatian pembaca untuk membaca kemudian membeli media tersebut. Untuk memperoleh gambaran tersebut penulis menggunakan metode analisis wacana yang diperkenalkan oleh Roger Fowler dkk, Fowler berpandangan bahwa bahasa merupakan suatu praktik sosial di mana seseorang atau sekelompok orang ditampilkan atau didefinisikan. Pengumpulan data diperoleh dengan analisis judul berita pada level mikro dan studi literatur pada level makro. Penelitian menunjukkan bahwa sebagai korban, perempuan ditampilkan sebagai objek pada judul berita untuk menarik perhatian perhatian pembaca. Hal ini tampak dari susunan kalimat pasif yang dipakai dan kata yang digunakan untuk menggambarkan korban dan menjelaskan peristiwa. Dengan penggambaran ini perempuan menjadi korban dua kali, dalam arti korban kekerasan dalam arti sebenarnya dan korban dalam pemberitaan karena dieksploitasi oleh penulis berita. Kompas yang sudah memiliki sistem kerja redaksi yang solid sebenarnya berusaha untuk membuat berita seobjektif mungkin tetapi ideologi patrarki yang ada dalam masyarakat secara tidak disadari mempengaruhi pemberitaan terutama penulisan judul.

Media reflects the reality. A number of news on violence reflects the increasing number of violence victims. The Kalyanamitra's research information and documentation department reveals that there are 806 violence-against-woman cases published on ten leading Indonesian newspapers in 2003. These cases are criminal news that attract people's attention. Therefore, the objective of thi3 research is to find out how the media exposes women as violence victims on newspaper headlines. Headlines are important because they are news extract and they attract readers' attention to read and then buy the media. Roger Fowlers' discourse analysis method is used in this research to get the objective. Fowlers believes that language is a social practice in which a person or a group of people is presented or defined. The data for this research was collected through headline analysis at micro level and library research at macro level. The result shows that to get the readers' attention, Kornpas uses passive sentences and particular dictions in describing the victims and incidents. Consequently, women become double victims in a sense that they are violence victims and they are exploited by the media through its headlines. Kompas, having a solid news reporting systems, has tried to report the news objectively, however, the patriarchal ideology in society has subconsciously influenced the news reporting, especially the headlines.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4253
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devfanny Aprilia Artha
"Penelitian ini mengritisi peranan media dalam membentuk pemikiran masyarakat mengenai suatu realitas setelah zaman orde baru dan era liberalisasi pers berlangsung. Kecanggihan dan kemajuan teknologi informasi komunikasi pada akhirnya menyuburkan praktik media online di Indonesia yang tidak saja membawa dampak positif namun berbagai dampak negatif lainnya yang menarik untuk dikaji.
Kebebasan pers yang lahir di masa reformasi ini membawa berbagai perubahan, seperti: konglomerasi media dan pemusatan kekuasaan. Akhirnya media melakukan berbagai cara, salah satunya mengubah nilai guna menjadi nilai tukar (komodifikasi) di dalam pemberitaannya.
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan metode Analisis Wacana Kritis Wodak yang mengkaji beberapa level penelitian dengan unit observasinya portal berita www.liputan6.com dan pemberitaan mengenai FPI menjadi unit analisisnya. Hasilnya menunjukkan bahwa ada komodifikasi dalam pemberitaan mengenai FPI di media online. Komodifikasi ini diperkuat dengan berbagai faktor lain dalam organisasi media. Praktik ekonomi politik pada media online ikut memberikan sumbangsih dalam perpecahan dan pertikaian antarkelompok di dalam masyarakat.
This study criticized the role of media in shaping public opinion and thinking about a reality after Orde Baru and liberalization era took place authoritatively. The sophistication and advancement of information communication technology bring our mass media system from conventional to new media model. The practice of online media in Indonesia not only give positive impact but also various other negative that becomes important to be studied.
Freedom of the press brought many vital changes, such as: conglomeration and concentration of power. Finally, media do many ways to survive. One of their efforts is changing the useful values and norms in the news report into something that can give profit for them.
This research was performed using the method of critical discourse analysis of Ruth Wodak. This kind of analysis reviewed several levels of observation units at www.liputan6.com and reporting on the FPI news into the unit analysis. The results show that there are many reality construction and commodification in the news about FPI in the media online. Commodification and this construction are reinforced by various other factors in media organizations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Prisanti
"ABSTRAK
Kelompok gay sebagai kelompok minoritas di Indonesia umumnya
diberikan representasi negatif di media. Perkembangan internet memungkinkan
blog menjadi media alternatif kelompok gay. Blog dilihat sebagai sebuah
cyberqueer space, yaitu ruang yang memfasilitasi pengalaman-pengalaman
minoritas seksual yang sulit ditemukan dalam kehidupan nyata. Penelitian ini
menggunakan paradigma post-positivism dengan metode kualitatif melalui
wawancara mendalam dengan empat informan. Selain meneliti pengalaman
penulis blog gay dalam menciptakan blog, peneliti juga meneliti pembentukan
identitas seksual penulis blog gay. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa blog
memungkinkan individu untuk mengekspresikan diri dan menjalin hubungan
sosial dengan gay lain. Identitas yang dibentuk melalui blog merupakan ekstensi
identitas di dunia nyata.

ABSTRACT
Gay men, as a minority group in Indonesia, are commonly given negative
representations in the media. The development of internet has enabled blogs to
become alternative media for gay men. Blogs are seen as cyberqueer spaces where
sexual minority experiences are facilitated. This research uses post-positivist
paradigm and qualitative method through in-depth interviews of four gay
bloggers. Apart from studying gay bloggers? experiences in writing blogs, this
research also explores the sexual identity formations of the bloggers. It is
concluded from this research that blogs enable individuals to express their selves
and form relaionships wih other gay men. The identities formed through blogs are
extensions of their offline identities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Nur Syamsiah
"Penelitian yang berjudul "Pengaruh Orientasi Media Terhadap Perceived Realism Berita di Televisi" ini berusaha untuk mengukur pengaruh variabel ritualized, instrumental, afinitas televisi, dan audience activity terhadap variabel perceived realism berita konflik Mesuji di televisi. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Universitas Indonesia sebanyak 277 responden dengan metode kuantitatif dan analisis Structural Equation Model (SEM).
Hasil penelitian menunjukkan tingkat perceived realism mahasiswa terhadap berita konflik Mesuji cenderung rendah. Tidak terdapat hubungan antara variabel ritualized, instrumental, afinitas televisi, dan audience activity terhadap perceived realism. Namun terdapat hubungan antara variabel ritualized dengan afinitas televisi dan variabel instrumental dengan audience activity.

This study titled "The Influence of Media Use Orientation to Perceived Realism of Conflict News in Television" mesured the influence of ritualized, instrumental, television affinity, and audience activity to perceived realism of Mesuji conflict news on television. The study was conducted to 277 University of Indonesia students with quantitative method and Structural Equation Model (SEM) analysis.
The result showed student perceived realism to Mesuji conflict news tended to be low. There were no relationships from ritualized, instrumental, television affinity, and audience activity to perceived realism. But there was relationship between ritualized and television affinity, also between instrumental and audience activity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yosi Winosa
"Skripsi ini membahas Dramatisme yang ditunjukan Nazaruddin dalam kasus Suap Wisma Atlet pada program berita Metro Hari Ini periode Mei-Agustus 2011. Nazaruddin menunjukan berbagai aksi mulai dari menuding berbagai pihak, menolak panggilan KPK, sampai akhirnya diam.Nazaruddin menunjukan perubahan sikap setelah tertangkap. Semula Nazaruddin aktif menuding berbagai pihak. Namun setelah tertangkap, Nazaruddin hanya membisu dan seolah lupa atas ucapannya sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aksi Nazaruddin ditampilkan dalam program Metro Hari Ini dan bagaimana penerapan Imparsialitas media Metro TV. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dan pendekatan kualitatif serta bersifat deskriptif. Penelitian Ini menggunakan metode analisis isi pentad dramtisme beserta kajian terhadap makna gerak tubuh dan ekspresi wajah. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan sikap yang ditunjukan Nazaruddin pasca penangkapan dirinya. Metro Hari Ini juga tidak sepenuhnya menerapkan Imparsialitas dalam pemberitaan Kasus Suap Wisma Atlet Nazaruddin yang mana seharusnya media memberikan proporsi akses dan penilaian yang sama terhadap narasumber.

This Undergraduated thesis discuss about dramatisme that is showen by Nazaruddin in Wisma Atlet Case on Metro Hari Ini Program. Nazaruddin show many action such as pointing people, rejecting KPK invitation and suddenly become silent. After has been cacthed, Nazaruddin no longer express any claim and suddenly just silent. This Undergraduated thesis has aim to know on how Nazaruddin’s Action is presented on Metro Hari Ini Program and to know on how Impartiallity was implemented by Metro TV. This Undergraduated thesis use constuctivist paradigm and qualitative approuch and descriptive and also use dramatism pentad content analysis, collaborated with non verbal analysis. Based on the reseach result, it is concluded that Nazaruddin’s attitude change after he was cacthed. Metro Hari Ini was not implementing impartiallity at all on Wisma Atlet Case News, which is should be give same access and proportion to news sources."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Terry Muthahhari
"The objective of this research is to know how women are being represented through the analysis of meaning: denotation, connotation, and myth as well as understanding the dominant ideology that influence the way representation system works. This research uses the semiotics model initiated by Roland Barthes. The data are collected directly from School Textbook 2013 Curriculum downloaded from electronic books online system of Indonesian Education and Cultural Ministry. In explaining the representation of women, researcher uses the concept of representation system, gender bias, stereotype, and the culture of femininity and masculinity. The result of this research shows that three pictures from the school textbook resulted into negative stereotypes and myth regarding women position, role, and jobs in family and society. Women are pictured as a gender associated with only indoor activities such as taking care of household’s errands. Further, when women are pictured as having a job, physical attributes become the main feature of women’s jobs, such as beautiful body shape. From the semiotics analysis, this research can conclude that women representation in School Textbook 2013 curriculum is still entangled with stereotypes of women with gender bias tendencies.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana perempuan direpresentasikan melalui makna denotasi, konotasi dan mitos serta ideologi dominan yang mengendalikan sistem representasi tersebut. Analisis semiotika yang digunakan adalah analisis dua sistem penandaan Roland Barthes. Data diperoleh secara langsung dari Buku Ajar Kurikulum 2013 di situs online buku elektronik Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam membahas representasi perempuan, digunakan konsep sistem representasi, bias gender, dan budaya feminimitas dan maskulinitas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat tiga gambar di dalam buku ajar yang menciptakan stereotipe dan mitos negatif mengenai perempuan yaitu: Perempuan adalah gender yang lebih cocok untuk melakukan kegiatan indoor seperti mengurus pekerjaan rumah tangga. Anak perempuan harus selalu mengikuti pekerjaan dan peran yang dimiliki oleh ibunya. Dalam konteks masyarakat, ketika perempuan digambarkan memiliki pekerjaan, aspek kualitas fisik menjadi atribut utama yang ditonjolkan. Melalui analisis semiotika, representasi perempuan dalam Buku Ajar Kurikulum 2013 tidak lepas dari stereotipe yang sifatnya bias terhadap posisi perempuan dalam masyarakat."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S60404
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>