Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pungguri Ayu Nega Sarsanti
Abstrak :
ABSTRAK
Respon imun makrofag merupakan proses alamiah yang terjadi di dalam tubuh sebagai adaptasi terhadap benda asing/antigen. Makrofag merupakan komponen penting pada respon imun bawaan maupun adaptif, karena berperan pada proses fagositosis serta sebagai antigen presenting cell APC . Pada proses fagositosis makrofag memerlukan O2 dan energi yang tinggi. Penelitian ini bertujuan membuktikan bahwa pada makrofag peritoneum yang diimunisasi terjadi hipoksia relatif dan peningkatan biogenesis mitokondria dalam usaha meningkatkan keperluan energi. Untuk membuktikan terjadi hipoksia diukur ekspresi mRNA dan protein HIF-1? serta HIF-2? yang merupakan protein yang berperan pada respons terhadap hipoksia. Juga diukur ekspresi mRNA dan protein sitoglobin yang merupakan protein pengikat O2. Untuk menilai biogenesis mitokondria diukur kadar protein PGC-1?. 24 ekor mencit BALB/c dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan imunisasi dan 1 kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi hipoksia yang ditunjukkan oleh peningkatan bermakna kadar protein HIF-1? p=0.000, ANOVA dan HIF-2? p=0.035, ANOVA mulai dari 24 jam dan terus meningkat sampai 72 jam setelah imunisasi. Ekspresi protein sitoglobin meningkat mulai 24 jam sampai 72 jam setelah imunisasi p=0.01, ANOVA , sedangkan ekspresi protein PGC-1? meningkat bermakna pada 72 jam setelah imunisasi p=0.047, Kruskal-Wallis . Disimpulkan pada makrofag peritoneum mencit yang diimunisasi terjadi hipoksia dan biogenesis mitokondria. Kata kunci: Sitoglobin; HIF-1?; HIF-2?; Makrofag; PGC-1?
ABSTRACT
Macrophages rsquo s immune response is natural process that occurs in the body. Macrophages is important in innate and adaptive immunity, due to their role in phagocytosis as well as antigen presenting cell APC . Phagocytosis itself requires O2 and high energy. This study aims to investigate that immunized peritoneal macrophages were in relative hypoxia condition and its mitochondrial biogenesis increased in efforts to provide energy. To confirm hypoxia were calculated by mRNA and protein expression of HIF 1 and HIF 2 . mRNA and protein Cygb expression were also measured as the protein considered binds O2. To assess mitochondrial biogenesis, PGC 1 protein level were measured. 24 male BALB c mice were used and divided into three immunized treatment groups and one control group. The results showed that hypoxia occur, affirm by a significant increase in protein levels of HIF 1 p 0.000, ANOVA and HIF 2 p 0.035, ANOVA ranging from 24 hours and continued to increase until 72 hours. Cygb protein expression also increased from 24 hours to 72 hours p 0.01, ANOVA , whereas the expression of PGC 1 alpha protein increased significantly at 72 hours p 0.047, Kruskal Wallis . In conclusion in immunized mice peritoneal macrophages present itself hypoxia and mitochondrial biogenesis. Keyword Cytoglobin HIF 1 HIF 2 Macrophages PGC 1
2017
T55612
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Widi Nugroho
Abstrak :
Aneurisma intrakranial sakular terjadi akibat lemahnya dinding pembuluh darah karena hilang atau rusaknya tunika muskularis. Belum ada penelitian yang bertujuan memperkuat dinding aneurisma intrakranial dengan cara menumbuhkan kembali lapisan tunika muskularis. Penelitian-penelitian Mesenchymal Stem Cells (MSC) pada hewan coba berhasil menumbuhkan otot polos vaskular pada aneurisma aorta dan arteri karotis. Diharapkan MSC dapat berperan dalam pembentukan tunika muskularis pada aneurisma intrakranial. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan pertumbuhan tunika muskularis aneurisma intrakranial pada hewan coba dengan perlakuan pemberian Bone Marrow Mesenchymal Stem Cells (BM MSC) dan manipulasi tekanan darah tikus, dengan penanda SM-actin dan calponin. Sebanyak 40 tikus Wistar diinduksi aneurisma selama 16 minggu. Modifikasi penurunan tekanan darah dan pemberian BM MSC pada minggu ke16, 18. Tikus dialokasi random ke dalam empat kelompok, yaitu hipertensi tanpa BMMSC, normotensi tanpa BMMSC, hipertensi dengan BMMSC, dan normotensi dengan BM MSC. Pada akhir minggu ke18 dilakukan nekropsi untuk pemeriksaan histopatologi, ekspresi SM-actin dan calponin terhadap aneurisma intrakranial, serta penilaian histopatologi pembuluh darah ekstrakranial. Sebanyak 27 tikus memenuhi kriteria sampel dengan 62 aneurisma intrakranial. Pada kelompok dengan pemberian BMMSC didapatkan 8 (53,33%) aneurisma memberikan ekspresi SMα-actin (p = 0,014; OR = 14,86) dan 8 (70,00%) ekspresi calponin (p = 0,008; OR = 7,78). Terdapat 4 (57,14%) aneurisma dengan ekspresi SMα-actin (p = 0,070, OR = 2,33) dan 7 (87,5%) dengan ekspresi calponin (p = 0,01, OR = 42,00) pada kelompok normotensi dengan pemberian BM MSC. Pada keempat kelompok tidak didapatkan perbedaan luas dan tebal tunika media arteri karotis (p = 0,616 dan p = 0,222) dan arteri iliaka (p = 0,452 dan p = 0,325). Pemberian BMMSC berhubungan dengan ekspresi SMα-actin dan calponin positif pada dinding aneurisma, menunjukkan pertumbuhan tunika muskularis. Faktor tekanan darah berhubungan dengan ekspresi calponin namun tidak berhubungan dengan ekspresi SMα-actin. Pemberian BM MSC tidak memberikan efek terhadap tunika media pembuluh darah ekstrakranial.
Saccular intracranial aneurysm is a weak arterial wall caused by degeneration of tunica muscularis. There is still no research focused on strengthening intracranial aneurysm wall by restoring or regenerating tunica muscularis. The mesenchymal stem cells research in animal model had successfully regenerate vascular smooth muscle in abdominal aorta and carotid artery aneurysm. MSC is expected to have a role in regeneration of tunica muscularis in intracranial aneurysm. The objective of this study is to analyze the association between regeneration of tunica muscularis in intracranial aneurysm by BM MSC administration and blood pressure manipulation with SMα-actin dan calponin marker. Forty male Winstar rats were subjected to intracranial aneurysm induction for sixteen weeks. Then, the rats were randomly assigned into four groups, which were hypertension, normalized blood pressure, bone marrow mesenchymal stem cells BM MSC administration and hypertension group, and normalized blood pressure and BM MSC administration group. At the end of 18th week, all rats were sacrificed and evaluated for histopathology, immunohistochemistry (SMα-actin dan calponin), and extracranial artery structure. Twenty-seven rats with 62 aneurysms were eligible for sample criteria. Eight (53.3%) and fourteen (70.0%) aneurysms in group with BM MSC administration expressed SMα-actin (p = 0.014, OR = 14.86) and calponin (p = 0.008, OR = 7.78). In normotension and BM MSC administration group there were 4 (57.1%) aneurysm with SMα-actin expression (p = 0.070, OR = 2.33) and 7 (87.5%) with calponin expression (p = 0.01, OR = 42.00). There were no significant differences of wall area and thickness of carotid artery (p = 0,616 and p = 0,222) and iliac artery (p = 0.452 and p = 0.325) among four groups. In conclusion BM MSC administration was associated with SMα-actin and calponin expression on aneurysm wall, indicating regeneration of tunica muscularis. BM MSC administration was related to tunica muscularis regeneration, Blood pressure manipulation and BM MSC administration was related to calponin expression but was not related to SMα-actin expression. No effect of BM MSC administration was found on extracranial arteries.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
D2580
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library