Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arief Alamsyah
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa Rumah Sakit Islam adalah ujung tombak penyampaian risalah Islam di bidang kesehatan. Pengamatan terhadap misi beberapa rumah sakit bernafaskan Islam di Jakarta, Surabaya, Surakarta, dan Malang menunjukkan sebuah warna yang sama yaitu ingin menegakkan nilai Islam dalam melakukan pelayanan. Hal ini dimaksudkan agar nilai-nilai Islam dapat membudaya dalam organisasi. Namun, dari wawancara dengan direktur dan Litbang beberapa rumah sakit bernafaskan Islam, misi untuk berbudaya Islami itu belum berupaya untuk diukur padahal pengukuran dalam manajemen sangatlah penting.
Penelaahan terhadap literatur menghasilkan konsep budaya organisasi Islami yang terbagi menjadi 3 dimensi yaitu nilai dan perilaku individual, nilai dan perilaku antar individu dan nilai dan perilaku kepemimpinan. Ketiga dimensi tersebut dijabarkan menjadi 40 variabel. Kemudian disusun pertanyaan untuk mengukur 40 variabel tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan konsep dan instrumen pengukuran budaya organisasi Islami untuk rumah sakit bernafaskan Islam. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian Kualitatif adalah eksplorasi kepustakaan dan konfirmasi untuk menguji validitas isi dan menyempurnakan konsep dengan Focus Group Discussion. Penelitian kuantitatif adalah eksplorasi dengan kuesioner pendahuluan dan penghitungan statistik terhadap kuesioner untuk melihat validitas dan reliabilitas instrumen. Validitas konstruk dilihat dengan melakukan analisis item dan analisis ANOVA, sedangkan validitas kriterium dilakukan dengan analisis korelasi dan regresi.
Hasil penelitian menghasilkan instrumen budaya organisasi lslami yang terdiri dari 112 pertanyaan. Dua pertanyaan gugur karena tidak valid, sehingga kuesioner akhir menjadi 110 pertanyaan. Validitas instrumen berada dalam kategori rendah sampai agak rendah. Reliabilitas instrumen berada dalam kategori rendah sampai sedang. Analisi ANOVA menunjukkan bahwa umur dan masa kerja tidak berpengaruh terhadap hasil pengisian instrumen sehingga tidak perlu mencari responden dengan kriteria umur dan masa kerja tertentu ketika instrumen ini digunakan.
Analisis Korelasi dan Regresi menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara dimensi perilaku individu, antar individu dan kepemimpinan. Persamaan garis regresi dari 3 dimensi itu sangat baik menjelaskan variasi budaya organisasi lslami.

Concept and Instrument Development of Islamic based Corporate Culture for Islamic HospitalThe background of the research was fact that Islamic hospital playing some important roles in public health. Observation of the missions in several Islamic hospitals at Jakarta, Surabaya, Surakarta and Malang sight the same purpose that Islamic hospitals have the same ambitions to do Islamic values in every operational activity at hospitals. In discourses of organizational behavior, group of behaviors and values that have done in organization called corporate culture. But, from in-depth interview with directors of any Islamic hospitals, there are the same facts that the missions to do Islamic based corporate culture have not measured yet. It can be a serious problem because in management sciences, measuring of organization goals are very important. If we can measure, we can not manage.
Therefore, the purpose of this research was to develop concept and instrument to measure Islamic based corporate culture for Islamic Hospitals.
The types of research were quantitative and qualitative study. Qualitative studies of the research were literature review and focus group discussion to examine content validity. Quantitative study of the research was statistical analysis. Construct validity was obtained from item analysis and ANOVA. Criterion validity was obtained from correlation and regression analysis.
The result of the research is the concept and instrument of Islamic based corporate culture. There are 112 question, 2 questions are not valid so in last questionnaire there are 110 questions. ANOVA analysis showed that age and work time did not influence the result of questionnaire. Correlation analysis showed that there is significant level of correlation from 3 dimensions, individual behavior, inter-individual behavior and leadership behavior. Regression analyses showed that individual behaviour have the largest contribution to get Islamic based corporate culture."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Ainy Sidik
"Di Indonesia pemasaran pelayanan rumah sakit dimulai ketika terjadi keterbatasan anggaran terutama bagi rumah sakit pemerintah dan pertumbuhan yang pesat dari rumah sakit swasta sepuluh tahun yang lalu. Pada saat ini pemasaran rumah sakit berkembang dengan pesat seiring dengan pertumbuhan rumah sakit yang kompetitif. Salah satu kebijakan Departemen Kesehatan dalam pemasaran rumah sakit adalah pemasaran hendaknya tidak dilepaskan dari tujuan pembangunan kesehatan yakni antara lain : meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan agar derajat kesehatan penduduk menjadi lebih baik dan pemasaran tidak boleh 1epas dari dasar - dasar etik kedokteran dan etika rumah sakit Untuk itu rumah sakit perlu menyusun strategi pemasaran yang terdiri dari (1) pasar sasaran, (2) bauran pemasaran dan (3) tingkat pembiayaan pemasaran.
Rumah Sakit Pelni Petamburan adalah RSU milik PT Pelni merupakan rumah sakit yang sangat tua dan dikenal oleh masyarakat dengan kemampuan pelayanan setara dengan RSU kelas B yang terletak di wilayah Jakarta Barat. Disamping itu merupakan rumah sakit yang unik karena sejak berdirinya ditujukan untuk melayani pegawai KPM (Konirrjiijke Packkervaart Matschappj), jadi bukan berdasarkan untuk melayani masyarakat yang berada di lokasi geografiknya.
Kegiatan pemasaran produk unggulan rawat inap dengan sasaran primer segmen perusahaan dan dibukanya segmen partikulir diharapkan dapat meningkatkan jumlah pasien masuk rawat inap di RS Pelni Petamburan, namun dalam kenyataannya mengalami penurunan selama periode 1995 hingga 2002.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan wilayah cakupan dan faktor faktor pelayanan meliputi jenis nasabah, jenis pelayanan dan kelas perawatan dengan jumlah pasien masuk rawat inap di RS Pelni Petamburan.
Hasil penelitian adalah :
1. Wilayah cakupan.
- Wilayah cakupan yang potensial bagi RS Pelni Petamburan adalah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Tangerang, Jakarta Timur , Bekasi dan Luar Daerah.
- Hubungan wilayah cakupan dengan jumlah pasien partikulir dan perusahaan masuk rawat inap sangat kuat dan positif
2. Nasabah partikulir dan perusahaan
- Jumlah nasabah perusahaan yang masuk rawat inap di RS Pelni Petamburan lebih kecil dari nasabah partikulir.
- Kecenderungan jumlah pasien partikulir masuk rawat inap tidak teratur dengan pertambahan tahun, sedangkan pasien perusahaan mempunyai kecederungan menurun
3. Jenis Pelayanan Perawatan.
- Pelayanan perawatan umum adalah pelayanan perawatan yang tertinggi dibutuhkan baik oleh pasien partikulir maupun perusahaan. Disusul kemudian kebutuhan pelayanan perawatan kebidanan, anak dan ICU/ICCU. Sedangkan pelayanan perawatan ICU/ICCU adalah yang paling rendah diperlukan bagi kedua jenis nasabah.
- Pasien yang membutuhkan perawatan kebidanan, umum, anak dan ICCU tertinggi berasal dan wilayah cakupan Jakarta Barat.
- Hubungan semua jenis pelayanan perawatan yang dibututhkan pasien partikulir dan perusahaan dengan wilayah cakupan sangat kuat dan positif, terkecuali pelayanan perawatan ICU/ICCU bagi pasien perusahaan tidak ada hubungan dengan wilayah cakupan.
4. Kelas Perawatan
- Pasien partikulir paling banyak memilih kelas III sedangkan pasien perusahaan terbanyak memilih kelas II. Pemilihan kelas SVIP, VIP dan Utama lebih kecil dari pemilihan kelas I, II dan III.
- Jumlah pasien partikulir masuk rawat inap tertinggi dikelas SVIP, VIP, UTAMA, I, dan III berasal dari wilayah cakupan Jakarta Barat, sedangkan yang terendah berasal dari Luar Daerah.
- Jumlah pasien perusahaan masuk rawat inap di kelas SVIP, VIP, UTAMA, I, II, dan III berasal dari wilayah cakupan Jakarta Barat. Sedangkan yang terendah untuk kelas SVIP, II dan III berasal dari wilayah cakupan Depok, kelas VIP dan I dari wilayah cakupan Bogor, dan kelas Utama berasal dari wilayah cakupan Jakarta Utara .
- Pemilihan kelas perawatan dengan wilayah cakupan bagi pasien partikulir dan perusahaan masuk rumah sakit mempunyai hubungan yang kuat dan positif
Daftar Pustaka 17, 1987 - 2003"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enie Rochaeni
"Tahun 1998 ketika RSUD Pasar Rebo berubah status menjadi kelas B, jumlah pejabat struktural bertambah yaitu menjadi 21 orang, kemudian Direktur/Pimpinan Rumah Sakit menetapkan Pejabat Struktural sesuai dengan kompetensi. Sejak itu pula terjadi kecaman-kecaman atau hujatam-hujatan pada pejabal struktural/manajemen.
Penelitian ini bcrtujuan untuk memperoleh gambaran secara mendalam dan mengidentifikasi konflik yang berkaitan dengan kebijakan jabatan struktural di RSUD Pasar Rebo. Jenis penelilian ini adalah deskripsi analitik yang dilakukan dengan pendekatan cross-sectional secara kuantitatif dan kualitatif. Alat pengukur data kuantitatif yang disusun berdasarkan penskalaan Likert. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan metode Fokus Group Diskusi (FGD). Variabel-valiabel yang diteliti adalah Z indikator konflik yang terdiri dari adu argumentasi, masalah komunikasi, kompetisi yang destruktif, sikap yang tidak fleksibel dan tidak sensitif, saling menyimpan informasi, kecaman yang tidak fair, dan hubungan menjadi sangat formal. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 114 orang yang terdid dari : kelompok Medis 9 orang, kelompok Perawat 35 orang, Kelompok Non Medik 51 Orang dan Kelompok Struktural 19 orang.
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa: variabel adu argumentasi, yang menyatakan ada konflik dari kelompok Non Medik 62,5% dan kelompok perawat 64,3% , pada variabel masalah komunikasi, yang menyatakan ada konflik dari kelompok non medik 39,2% dan kelompok perawat 34,2%, pada pada variabel kompetisi yang destruktif, yang menyatakan ada konflik dari kelompok non medik 33,3% dan kelompok perawat 37,l%, pada variabel sikap yang tidak fleksibel yang menyatakan ada konflik dari kelompok non medik 39,2% dan dari kelompok perawat 34,2%. Pada variabel menyimpan informasi yang menyatakan ada konflik pada kelompok non medik 29,4% dan pada kelompok pelawat 31,4%. Pada variabel kecaman yang tidak fair yang menyalakan ada konflik pada kelompok non medik l9,6% dan pada kelompok perawat 31,4%. Pada variabel hubungan yang sangat formal, yang menyatakan ada konflik pada kelompok non mcdik 30,2% dan pada kelompok Perawat 42,8%. Berdasarkan persepsi kelompok Non Medik dan Kelompgk Perawat, faktor penyebab konflik adalah adanya perbedaan pendapat lemahnya komunikasi dan gaya kepemimpinan. Posisi konflik yang paling tinggi terjadi pada kelompok Non Medik dan kelompok Perawat, Dampak konflik kearah negatif yaitu konflik yang merusak (disfungsional/destruktif). Hal ini berpengaruh terhadap motivasi kerja dan suasana kerja yang tidak kondusif.
Saran dalam penelitian ini, adalah Direktur RSUD Pasar Rebo segera untuk merespon masalah ini secara cepat dan tepat, dengan melakukan persamaan persepsi dan memberikan informasi tentang kebijakan yang berkaitan dengan jabatan struktural. Selain itu guna meningkatkan ketrampilan terhadap pejabat struktural/manajemen perlu diberikan peladhan-pelatihan tentang manajemen.

In the year 1998 Pasar Rebo Hospital changed the status to class B hospital, the numbers of structtual staff becomes 21 staftf furthermore Directore of the Hospital decided the structural stat? selected according to the related competition rank and copability. From this assignment time, has rised a protest or slander destireci to management/or structural staff ofthe Pasar Rebo Hospital.
This research purposed to achieve to get a clear pictures and to identifying thc conflict related with the role of function ofoocupation in Pasar Reho Hospital. The type of this research is descriptive-analytical which is conducted by means of quatitative and qualitative Cross-Sectional approach. The instrument for measureing the quantitative data structured questionnaire which is compiled based on Likert Scale. The qualitative data collection is conducted by means of Focus Group Discussion method. The variables which are researched are : unwarranted arguments among employees, communication problems, destructive competition, employees exhibiting inflexible and insensitive attitudes, colleagues withholding information, unfair criticims of certain individuals, excessively fomial interpersonal relationships between employees. The sample were ll4 persorw, which are : 9 persons hom medical group, 55 prsons from nurses, 51 persons from non medical and I9 persons hom structural.
The result of this research was summarized that the variables unwarranted argument who has stated conflicts from non medik group is 62,5% and from nurses group is 64,3%. In the alterhand the variable commtmication problem who has stated cinflicts from non medik group is 39,2% and Hom nurses group is 34,2%. The variable destructive competition who has stated conflicts from non medik group is 33,3% and from nurses group is 37,1%. For the variable employees exhibiting inflekxible and inssitive attitudes who has stated conflicts from non medik group 39,2% and 34,2% for nurses group. For the variable colleagues withholding information who has stated conflicts is 29,-4% for non medik and 31,4% for nurses group. For the variable unfair criticims of certain individuals who has conflicts is l9,6% for non medik group and 3l,4% for nurses group. For the variable excessively formal interpersonal who has stated conflicts is 30,2% for non medik and 42,8% for nurses group. A factor of conflict due to diiiient ideas, cornmtuiication problems and style of leadeshipness In these kind of conflicts called disfungsiorial/destructive. Eventually the excess oh these conflicts influenced to motivation of working an uncondusively ol' comfortable working ethic.
The recommendations should forward to : Directore of Pasar Rebo Hospital to response these conflicts problems seriously in order to react by uniforming of perceptions by giving them the correct information, regarding to the role of fimction which related with thc structural occupation in Pasar Rebo Hospital. ln other hands this efforts is to achieve or to improve the skilfull of the structural stall' or management staff whose needs to give them a change like a management training etc."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T6101
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library