Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Suprayitno
"ABSTRAK
Kentang (Solanwn tuberoum L) merupakan tanaman semusim yang berbentuk perdu 1 faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktifitas tanaman kentang adalah varietas.tanaman cara bertanam, ikljrn dan jenis tanah. Menurut Suwandi, keadaan iklim dan tanah merupakan dua hal yang penting untuk diperhatikan dalam bercocok tanam kentang. Sedangkan Asandhi menyatakan bahwa masalah utama yang dihadapi didalam budidaya tanaman kentang di Indonesia adalah faktor iklim. Diantara beberapa unsur iklim 1 yang paling berpengaruh selama pertumbuhan kentang adalah temperatur udara cL(rah huian dan penyinaran matahari. Pengaruh unsur-unsur iklirn tersebut erat kaitannya dengan keaciaan lingkungan fisik akar tanaman yang dapat mengendalikan pertumbuhan perkembangan dan produksi umbi, kentang.
Syarat iklim tumbuhnya tanaman kentang adalah Curah huian antara 200 - 300 mm tiap bulan atau rata-rata 1000 mm selama masa pertumbuhan suhu optimum yang relati-f rendah yaitu antara 16,5 - 17,8 00 dengan lama penyinaran matahari sedang . Tanaman kentang dapat tumbuh dengan baik pada tanah-tanah yang subur, bersolum dalam, mempunyai drainase yang baik, dengan pH berkisar antara 5 - 6,5 dan cukup mengandung bahan organik.
Propinsi Jawa Barat memiliki luas areal tanaman kentang terbesar (BPS 1983) yaitu 8.921 ha. diikuti Jawa Timur 5.930 ha. dan Jambi 3.425 ha. Dengan variasi bentuk wilayah yang cukup beragam, mengakibatkan perbedaan ikuim dari satu tempat ke tempat lain. Penelitian mi hendak mengungkapkan pengaruh unsurunsur iklim terhadap produktifitas tanaman kentang yang ada di Ja,a Barat dengan faktor fisik .ienis tanah dan lereng sebagai pengontrol. Tanaman .kentang yang diteliti adalah tanaman kentang yang ditanam dari bibit yang berupa Ltmbi dengan varietas Cipanas. Cara bertanam kentang diasumsikan sama yaitu sistem guludan setinggi lebih kurang 30 cm dan jarak tanam 70 cm antar bans dan 25 - 30 cm dalam bans dengan kebutuhan bibit rata-rata 1,2 ton/hek tar.
Masalah yang dibahas dalam tulisan mi adalah : Bagaimana pengaruh unsur-unsur iklim terhadap produktifitas tanacnan kentang di Jawa Barat ?
Prsalisa yang dilakukan meliputi
1. Metoda Korelasi Peta
2. Analisa Statistik (Program Paket Statistik Microstat), terdiri dan : Scatter Plot, Korelasi Matrik dan Analisa Regresi.
Dari hasil analisa peta dan statistik didapatkan bahwa; Produktjfjtas tanaman kentang akan tinggi pada wilayah dengan suhu rata-rata dan lama penyinaran matahari yang rendah dan curah hujan yang tinggi, tetapipada batas lama penyinaran matahari kurang 25 7. dan curah hujan lebih 1200 mm selama musim tanam produktifjtas tanaman kentang menurun."
1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oding Syafrudin
"Perraulaan datangnya musim hujan tidak bersaiaaan, adanya perbedaan datangnya musim hujan ini akan menimbiilkan perbedaan waktu turun ke sawah. Pada wilayah yang mendapat musira hujan lebih dulu, waktu tanam padi dilafcukan lebih awal jika dibandingkan dengan wilayab. yang mendapat musira hujan berikutnya. Sawah yang sekali ditanarai padi, seterusnya dilanjutkan dengan tanaman serausim lainnya seperti palawija secara bergiliran atau rotasi. Pergiliran tanaman itu bergantung pada air. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui waktu tanam padi dalam tiap ket yang sama di Kab Subang dengan di Kab Pasuruan serta pola pergiliran tanaman di wilayah tersebut, Kasalahnya adalah pertaraa, Bagaimana pola waktu tanam padi dalara tiap keting gian yang sama di Kabupaten Subang dengan di Eabupaten Pasuruan Jawa tiraur ? Yang ke dua adalah Bagaimana pola per giliran tanaman di wilayah tersebut ? Hipotesa yang diajukan adalah'1. waktu tanam padi di Subang dan di Pasuruan tidak bersamaan, waktu tanam padi di Subang lebih awal,jika dibandingkan dengan di Pasuruan. 2 Adanya perbedaan waktu menggilir tanaman padi dengan palawija pada tiap wilayah ketinggian. Yang dimaksud dengan waktu tanam padi ada lah saat petani mulai turun ke sawah untuk menanam padi. Pola pergiliran tanaman adalah sebidang tanah sawah yapg ditanam secara bergantian selama waktu sa.tu tahun. Klasifukasi ketinggian meliputi ketianggian diatas 1000 meter, 1000-500raeter, 500-100meter, 100-25meter dan ketinggian kurang dari 25raeter. Metode analisa yang digunakan yaitu raetode korelasi peta. Dari hasil analisa dapat disimpulkan 1. Waktu tanam padi di Kabupaten Subang lebih awal diker -
jakan dari pada di Kabupaten Pasuruan, dan waktu tanamnya bergeser dari selatan ke utara sejalan dengan pergeseran datangnya musim hujan. Pada wilayah ketinggian 1000-500meter waktu tanam padi di Subang berlangsung padaminggu ketiga bulan oktober, lebih awal empat minggu dari pada di Pasuruan, Pada wilayah ketinggian 500-100meter di Subang berlangsung pada minggu ke empat Oktober dan minggu_pertama hovember,lebih awal empat minggu dari kabupaten Pasuruan. Pada wilayah ketinggian 10O-25meter berlangsung pada minggu ke tiga november lebih awal dua sainpai tiga minggu dari Pasuruan. Pada wilayah ketinggian kurang dari 25meter berlangsung pada minggu pertama, ke tiga ke empat desember lebih awal satu-dua minggu dari pada di Pasuruan.2 Pola tanamnya dalah padi-palawija-palawija dan padi-palawija. Makin tinggi letak tempat waktu tanam palawija lebih awal, waktu tanamnya nergeser dari bagian selatan ke utara yang berlangsung pada bulan maret-april-mei dan bulan juni-juli. Penanaraan palawija dilakukan pada bulan bulan yang curah hujannya rata rata perbulan sekitar 100 milimeter atau lebih."
1988
S33369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selo Sukardi
"Hujan merupakan unsur iklim yang sangat penting. Menurut Sandy (1985) faktorfaktor
yang mempengaruhi turunnya hujan di suatu tempat adalah
- letak Daerah Konevergensi Antar Tropik (DKAT)
- bentuk medan
- arah hadapan lereng (eksposure)
- arah angin sejajar garis pantai, dan
- jarak perjalanan angin diatas medan datar if—J
Adanya keragaman faktor-faktor tersebut menyebabkan besarnya curah hujan yang
jatuh di muka bumi bervadasi menurut ruang dan waktu. Selain bervariasi menurut
ruang dan waktu,curah hujan juga bervadasi dengan nilai rata-ratanya.Perbedaan
antara jumlah curah hujan dengan nilai rata-ratanya disebut Variabilita
Daerah Aliran Ci Sadane terletak di Propinsi Jawa Barat. Keadaan topografi yang
bervadasi tentunya juga mempengaruhi banyak sedikitnya hujan yang jatuh di
wilayah ini. Bertitik tolak dari hal tersebut, 'maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui variabilita jumlah curah hujan bulanan di DA Ci Sadane serta kaitannya
dengan ketinggian di DAS tersebut.
Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana distribusi curah hujan berdasarkan periode bulanan di DA Ci
Sadane ?
2. Bagaimana variabilita curah hujan bulanan dan kaitannya dengan ketinggian
wilayah di DA Ci Sadane ?
Data yang digunakan adalah data curah hujan tahun 1917-1941 (Publikasi
Regenwaamemingen 1917-1941).
Metode analisis yang digunakan adalah analisa korelasi peta dibantu dengan grafik,
yaitu antara peta-peta :
1. Peta Ketinggian dengan Peta Curah Hujan Rata-rata Bulanan
2. Peta Ketinggian dengan Peta Variabilita Curah Flujan Bulanan
3. Peta Curah Hujan Rata-rata Bulanan dengan Peta Variabilita Curah Hujan
Bulanan. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa :
Wilayah curah hujan tinggi terdapat pada wilayah ketinggian diatas 100 meter.
Wilayah curah hujan rendah terdapat wilayah ketinggian dibawah 100 meter.
Jumlah curah hujan rata-rata bulanan maksimum umumnya jatuh pada bulan
Desember dan Januari dan jumlah curah hujan rata-rata bulanan minimum
umumnya jatuh pada bulan Juli dan Agustus.
Nilai variabilita curah hujan bulanan tinggi umumnya terdapat pada ketinggian di
bawah 100 meter, dan sebaliknya.
Pada bulan Juli - Agustus, wilayah penelitian didominasi oleh distribusi koefisien
variasi sedang atau tinggi, dan sebaliknya pada bulan Desember - Januari, wilayah
penelitian didominasi oleh distribusi koefisien variasi rendah atau sedang.
Wilayah dengan nilai variabilita curah hujan bulanan rendah umumnya memiliki
jumlah curah hujan rata-rata tinggi, dan sebaliknya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library