Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Psichylectira Mangifera
"Pusat perbelanjaan merupakan ruang tertutup publik berkepemilikan privat yang memiliki beragam program dan rupa ruang. Tidak hanya itu, keberagaman ini juga dapat dilihat dari segi penggunanya. Dengan terdapatnya keberagaman tersebut, menemukan ruang yang berada di dalam pusat perbelanjaan bukan hal yang mudah. Saat dihadapkan pada situasi yang menuntut kecepatan dalam menemukan ruang, proses ini dapat menjadi menyita waktu. Dalam hal demikian, ingatan akan posisi ruang terhadap pusat perbelanjaan dan juga kognisi spasial yang didapat dari pengalaman masa lampau menjadi penting. Keterkaitan antara ingatan dan kognisi spasial dalam proses menemukan ruang dalam ruang akan dianalisis secara kualitatif dari hasil simulasi. Analisis tersebut dilakukan mengacu kepada teori mengenai ingatan, kognisi spasial, dan juga merujuk pada teori menemukan ruang yang kemudian diolah sesuai dengan lingkup pembahasan. Berdasarkan analisis terhadap simulasi, dalam proses penemuan kembali, peran ingatan dan kognisi spasial didukung oleh beberapa faktor yang terdapat pada lingkungan. Faktor tersebut berupa tipe bangunan, tampilan toko, kualitas distrik, hubungan dengan ruang luar, dan keberadaan pengguna lain.

Shopping center is an indoor public space occupied by private sector that has a diverse spatial programme and form. This diversity can also be viewed in terms of users. With the presence of such diversity, finding space within the shopping center is not easy. When user faced by a situation that demands speed in finding space, this process can be wasting time. In such case, the memory of the certain location towards shopping center space and spatial cognition derived from past experience is important. The link between memory and spatial cognition in the process of finding space within space will be qualitatively analized by doing wayfinding simulation. The analysis is carried out referring to the theory of memory, spatial cognition, as well as the theory of finding space, which will be processed according to the scope of study. Based on the analysis of the simulation, in the process of refinding space within shopping center, the role of memory and spatial cognition is supported by several factors on the environment. These factors are the type of building, store display, the quality of district, the spatial relation between inside and out, and the presence of others."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42649
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Hakiki
"Penetapan tata letak zonasi (layout) Pelabuhan Penyeberangan merupakan keharusan dalam menjaga keselamatan, keamanan, kelancaran, kenyamanan, ketertiban di terminal dan fasilitas pelabuhan yang digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan. Tujuan dari laporan ini adalah mengevaluasi data dukung usulan zonasi pelabuhan penyeberangan Bastiong di Ternate yang disampaikan oleh PT. ASDP Indonesia Ferry cabang Ternate kepada Direktorat Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan. Metode yang digunakan adalah menganalisa zona sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 91 Tahun 2021 tentang zonasi di kawasan pelabuhan yang digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan dan dibandingkan dengan kondisi eksisting pelabuhan dalam menerapkan tata letak zonasi. Untuk mengoptimalkan dalam pelaporan, saya sebagai staf teknis membaginya menjadi 4 fase, yaitu Evaluasi pelaksanaan, Penerapan Sistem Zonasi, Finalisasi Penerapan Layout Zonasi serta Pelaksanaan dan Pengawasan. Berdasarkan hasil evaluasi penerapan tata letak zonasi, Pelabuhan Bastiong diperlukan memperbaiki sirkulasi pola arus kendaraan dan penumpang serta melengkapi infrastruktur pendukung sistem zonasi pelabuhan sesuai dengan fungsinya.

Determining the zoning of the ferry port is a necessity for maintaining safety, security, smooth traffic, comfort and order in terminals and port facilities used for ferry traffic. The purpose of this report is to evaluate data supporting the proposed zoning for the Bastiong ferry port in Ternate submitted by PT. ASDP Indonesia Ferry Ternate to the Directorate of Inland Waterways and Ferries Transport. The method used is to analyze zones in accordance with Regulation No. 91 of the Minister of Transport of 2021 on zoning in port areas used for ferry transport and compare them with existing port conditions when implementing the zoning. To optimize reporting, as a technical staff, I divide it into four phases, namely implementation assessment, zone system implementation, zone layout implementation completion, and implementation and monitoring.  Based on the results of the assessment of the implementation of the development plan, Bastiong Port needs to improve the circulation pattern of vehicle and passenger flows and complete the supporting infrastructure for the port development system according to its function."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Faishal Rezza Rizaldy
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk menganalisa fenomena munculnya tempat belanja sebagai respon atas keberadaan kompleks apartemen dalam suatu wilayah. Sebuah kompleks apartemen dapat menampung populasi dengan jumlah yang setara dengan penghuni permukiman tempat tinggal. Hal tersebut memicu kemunculan tempat belanja yang melihat adanya potensi dari penghuni apartemen untuk berbelanja. Di sisi lain, penghuni apartemen juga mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi seperti barang pokok dan peralatan untuk beraktifitas sehari-hari. Pengkajian fenomena ini dilakukan dengan komparasi dua sudut pandang, yaitu perencanaan kawasan tempat tinggal dalam kota dan prinsip yang diterapkan dalam membangun tempat belanja. Kedua hal tersebut mempunyai tujuan masing-masing yang dapat terintegrasi untuk menghasilkan efek yang lebih optimal. Pembahasan yang dilakukan dalam skripsi ini dimaksudkan untuk mendapatkan pemahaman baru yang dapat menunjang tercapainya masing-masing tujuan tersebut dalam praktiknya pada perencanaan tapak.

ABSTRACT
This thesis aims to analyze the phenomenon of shopping place placement in response to the existence of apartment complexes in a region. An apartment complex can accommodate populations with an equivalent number of residents of residential areas. This triggered the emergence of shopping places that saw the potential of apartment residents to shop. On the other hand, apartment residents also have needs that must be met such as basic goods and equipment for daily activities. The study of this phenomenon is carried out by comparison of two perspectives, namely the planning principles of residential areas within the city and the principles applied in building a shopping place. Both of these things have their own objectives that can be integrated to produce more optimal effects. The discussion carried out in this thesis is intended to gain a new understanding that can support the achievement of each of these objectives in practice in site planning."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyadari Anindya Diwyacitta
"Apartemen merupakan salah satu bangunan yang mengalami peningkatan pembangunan secara pesat dan juga banyak diminati masyarakat pada beberapa tahun terakhir. Perkembangan pembangunan dari apartemen juga terlihat dari ketinggian apartemen yang semakin tinggi yang dulu hanya berkisar kurang dari 10 lantai sekarang ketinggian apartemen dapat mencapai 20 lantai. Dalam pembangunan apartemen terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besaran dan massa bangunan khususnya ketinggian bangunan. Selain peraturan pembangunan, ketinggian bangunan apartemen juga berkaitan dengan real estate dan pengaruh dari harga tanah yang semakin naik tiap tahunnya. Ketinggian dari apartemen dapat mempengaruhi keuntungan yang didapatkan dalam bisnis real estate.

Apartment is one of the building that has a rapid growth in property development and also in a great demand among people in recent years. The apartments development of the construction can also be seen from the height of the apartment which is getting higher, which used to be only less than 10 floors, now the height of the apartment can reach 20 floors or more. There are several factors that influence the size and mass of buildings in the construction of apartments, especially the height of buildings. Other than building regulations, the height of apartment buildings is also related to real estate and the influence of the increased of land cost every year. The height of the apartment can affect the benefits gained in the real estate business."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoel Timothy Tanzil
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat aspek apa saja yang mempengaruhi kenyamanan berjalan kaki. Saya juga ingin melihat aspek apa saja yang dibutuhkan di jalur pejalan kaki di Jakarta. Penelitian ini dipicu karena saya melihat kondisi jalur pejalan kaki di Jakarta berbeda beda. Perbedaan ini dihasilkan karena tidak adanya pedoman dalam merancang jalur pejalan kaki. Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan tabel indikator evaluasi jalur pejalan kaki, serta mempelajari tingkat kenyamanan jalur pejalan kaki yang sudah ada. Survey lapangan akan dilakukan menggunakan indikator yang tersusun dari aspek aspek yang dianggap diperlukan pada jalur pejalan kaki di Jakarta. Berdasarkan hasil survey dari beberapa kawasan terpilih, kondisi jalur pejalan kaki di Jakarta belum seluruhnya dapat dirasakan dengan nyaman. Masih terdapat beberapa kawasan yang tidak memiliki jalur pejalan kaki yang baik untuk memfasilitasi pejalan kaki. Bahkan beberapa kawasan dianggap sangat tidak nyaman untuk berjalan kaki karena nilai evaluasi yang sangat rendah. Perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan kualitas jalur pejalan kaki ini. Pada masa mendatang, diharapkan perancangan jalur pejalan kaki lebih diperhatikan agar menghasilkan jalur pejalan kaki yang nyaman bagi penggunanya.

This research aims to see what aspects affect the comfort of walking. The author also wants to see what aspects are needed on the pedestrian path in Jakarta. This research was triggered because the author saw the condition of pedestrian paths in Jakarta differently. This difference is due to the absence of guidelines in designing pedestrian paths. This research aims to create an indicator table for evaluation of pedestrian paths, and to study the comfort level of existing pedestrian paths. The field survey will be carried out using indicators arranged from aspects deemed necessary on the pedestrian path in Jakarta. Based on survey results from several selected areas, the condition of pedestrian paths in Jakarta has not been entirely comfortable. There are still some areas that do not have good pedestrian paths to facilitate pedestrians. Even some areas are considered very uncomfortable to walk because the evaluation value is very low. Improvements are needed to improve the quality of this pedestrian path. In the future, it is hoped that the design of pedestrian paths will be given more attention to produce a pedestrian path that is comfortable for its users."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sara Christianti Setiadi
"ABSTRAK
Penulisan laporan ini adalah bagian dari penyelesaian Program Internasional Sarjana. Laporan ini didasarkan pada proyek pengembangan desain skematik yang menanggapi arahan klien yang diberikan oleh universitas terkait. Proyek ini berkaitan dengan mendefinisikan kembali konsep demokrasi, melambangkan makna dan menerjemahkan ke dalam karya arsitektur. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan fasilitas yang mengundang publik untuk merasa nyaman berada di tengah masyarakat yang demokratis. Pemberian proyek ini juga ditugaskan untuk merancang desain kaca yang memperkuat konsep transparansi, sebagaimana identitas demokrasi ideal. Tantangan proyek ini adalah menciptakan penggunaan kaca yang sangat dominan di area subtropis di Brisbane, Australia. Pertimbangan kontekstual lainnya juga melibatkan mengintegrasikan ke dalam pengembangan besar yang sedang berlangsung di situs. Metode dalam pengembangan adalah melalui studi situs dan konteks, analisis klien singkat, mendefinisikan kembali demokrasi yang ideal, dan studi sebelumnya diperoleh melalui jurnal, artikel, dan sumber-sumber terpercaya lainnya. Hasilnya mewakili bagaimana arsitektur dapat digunakan untuk mewujudkan ambisi politik melalui pemahaman mendalam mengenai latar belakang sejarah, budaya dan sosial.

ABSTRACT
The writing of this report is a part of the completion of the Bachelor Degrees International Program. The report is based on a project of developing a schematic design responding a client brief given by the corresponding university. The project deals with redefining the concept of democracy, symbolising the meaning and translating into an architectural entity. This project dreams to create an inviting thoroughfare for the public to be comfortable in being within a democratic society. The brief also commissioned to design a glazing system that amplifies the very concept of transparency, an identity of ideal democracy. The challenge of the project is to create a very dominant use of glass into a subtropical area in Brisbane, Australia. Other contextual considerations also involve integrating into the ongoing mega development in the site. The method in the development was through site and context studies, client brief analysis, redefining the ideal democracy, and precedent studies obtained through journals, articles, and other credible sources. The result represents how architecture can be used to embody a political ambition through an extensive study of historical, cultural and social backgrounds."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzia Evanindya
"Indera penciuman manusia dapat turut serta memperkaya pengalaman ruang seseorang khususnya secara emosional. Skripsi ini memaparkan perwujudan ruang arsitektur oleh aroma serta sejauh mana aroma mempengaruhi pengalaman ruang manusia. Hubungan aroma dengan manusia tergantung pada persepsi setiap individu, durasi kontak dengan aroma dan konsentrasi aroma dalam udara. Hubungan tersebut menentukan posisi aroma sebagai pull-in factor atau push-out factor bagi pengguna ruang.
Hasil analisis dari studi pustaka dan studi kasus menunjukkan bahwa aroma memiliki peran dan pengaruh yang berbeda-beda pada jenis-jenis ruang yang berbeda pula. Aroma yang hadir secara alami maupun yang dihadirkan secara sengaja akan memunculkan spatial awareness yang memberikan karakter dan rasa pada ruang masing-masing. Maka dari itu, aroma merupakan salah satu bentuk bahasa ruang yang dapat mengatur pengguna ruang serta mampu membangun sebuah identitas ruang yang mudah diingat. Aroma juga memiliki kemampuan untuk menciptakan dimensi-dimensi yang mendefinisikan batas-batas pembentuk ruang yang tidak kasat mata dapat mempengaruhi gerak dan perilaku manusia sebagai pengguna ruang.

The sense of smell enriches one?s experience of space emotionally eventhough the presence of scent in our everyday space has not been much noted and taken into consideration of architectural design. This paper tries to reveal scent?s ability of creating architectural space and to see scents capacity on influencing one?s experience of space. Human?s relationship with scent arise from the dependence on individual perception, duration of contact with scent and the scent?s concentration within the air, which determine the role of scent whether as a pull-in or a push-out factor.
The result of literature and case studies shows that scent has different roles and influences due to the diverse types of space. Scents naturally and artificially raise spatial awareness on different levels which brings character and mood into each space. Therefore, scent can be considered as a language of space that is capable of telling the user to act in certain ways and building easy-to-remember identities to certain places. As scent defines invisible space boundaries, it forms architectural space which would influence the movement and behavior of users.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S729
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erick Rinaldo
"ABSTRAK
Pusat perbelanjaan seperti Mal telah dimaknai sebagai ruang publik dalam perspektif masyarakat kota. Fenomena tersebut menjadikan Mal mampu memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat akan ruang kegiatan. Salah satu pemenuhan kebutuhan yang disediakan Mal adalah penyediaan ruang pengamalan ibadah. Ruang pengamalan ibadah di dalam Mal hadir melalui berbagai pertimbangan. Pertimbangan tersebut terkait proses produksi ruang yang dilakukan aktor melalui penggunaan strategi maupun taktik. Hasil dari proses produksi ruang tersebut adalah terciptanya ruang profane menjadi ruang sacred melalui pemaknaan baru. Kehadiran ruang pengamalan ibadah di dalam Mal mengalami berbagai penyesuaian terhadap konteks barunya . Skripsi ini kemudian bertujuan untuk menelusuri tentang bagaimana ruang pengamalan ibadah tersebut diproduksi serta penyesuaian seperti apa yang dialami oleh ruang tersebut.

ABSTRACT
Shopping centres such as Mall has been interpreted as a public space in the perspective of the urban community. This phenomenon makes Mall able to fulfill the various needs of spatial activities. One of the spatial needs of activities provided by Mall is the worship space. The worship space at the Mall exists by various considerations. The considerations are related to the production of space done by the actor based on their strategies or tactics. The results of the roduction process is the creation of the profane into sacred space. The existence of orship space in the Mall has a variety of adjustments to new contexts. This paper aims to examine how the worship space is produced and adjusted."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S871
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kosa Lawazardi
"Skripsi ini membahas mengenai bagaimana terciptanya ruang akibat aktifitas para pesepeda. Aktifitas ini berujung kepada penambahan fungsi pada ruang publik sehingga menjadi ramai dan diminati pengunjung. Studi kasus berada di Bundaran Hotel Indonesia pada saat diadakan kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (Car Free Day). Pembahasan mencakup mengenai makna ruang, produksi ruang, dan hubungan yang terjadi antar manusia dan ruang. Waktu merupakan salah satu unsur utama dalam analisa pada studi kasus. Penemuan dari penulisan ini adalah bahwa ruang-ruang yang tercipta pada acara CFD antara lain adalah ruang untuk melakukan usaha, ruang untuk berkumpul dengan komunitas, dan ruang untuk rekreasi.

This study is about how the production of space due the activities of the cyclists. This activities led to the addition some functions into the public space that attracts many people. The study case used is at the Bundaran HI on the Car Free Day event. The investigation includes the term of space itself, the production of space, and the connection between the place and the people. Time is one of the main point to be analyzed in the study case. The findings from this study are that the spaces created at the CFD include the space to do business, the space to gather with the community, and space for recreation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42716
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Zuhri
"Mal sebagai salah satu pusat perbelanjaan memberlakukan seleksi berupa potensi melakukan transaksi komersial sebagai prasyaratnya. Prasyarat tersebut membuat mal bersifat lebih privat. Ruang pendukung dalam mal seperti atrium atau lobi tidak memprasyaratkan transaksi komersial untuk memasukinya, namun karena ruang tersebut berada di dalam mal menjadikan pengguna ruang pendukung juga merupakan kalangan yang telah terseleksi oleh mal tersebut.
Tribeca Park dengan akses dan hubungan yang dimiliknya kepada mal menjadikannya terlihat seperti ruang pendukung pusat perbelanjaan. Di sisi lain akses publik terbatas, ukuran, serta kegiatan di dalamnya mengindikasikan tingkat kepublikan yang tinggi pada ruang tersebut. Dua jenis akses tersebut menciptakan dua jenis aktivitas bersifat publik dan privat dalam satu ruang. Hal ini menimbulkan penyesuaian yang dilakukan pihak penyedia berupa pembatsan akses publik terbatas yang mengindikasikan adanya privatisasi ruang terbuka menjadi ruang pendukung kegiatan komersial dalam pusat perbelanjaan.

As one of shopping centre's forms, shopping mall require a selection such as potentially carry on commercial transaction as its prerequisite to enter its room. The requirement makes shopping mall space tend to be more private. Supporting space in the shopping mall like atrium or lobby doesn't require its users to carry on commercial transaction to enter its space, but since the supporting space are in the shopping mall, the users are already have been a group of people that the shopping mall had selected.
Tribeca Park with access and connection it has with the shopping mall, make it look like a shopping mall's supporting space. On the other hand, it has entrance that publicly accessible, same size as the mall, and kind of activities that indicated a higher degree of publicness in that space. These two different kinds of access create two different kinds of activities as well that tent to be more private and more public in one space. That event make the space providers did some adjustment like restriction to the accessible public entrance that indicated there's privatization in the open space to become a supporting space for commercial activities in the shopping centre.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42972
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>