Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kuwat Karyadi
"Pencemaran udara merupakan masalah yang terjadi di area industri seperti salah satunya di pabrik semen, di mana hal ini dapat menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan pada karyawan. Gangguan kesehatan berupa penyakit saluran pernafasan yang dapat terpicu oleh pencemaran udara salah satu di antaranya adalah Asma. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kecenderungan prevalensi Asma serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya pada karyawan di sebuah pabrik semen di Jawa Barat. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi potong lintang (Cross Sectional) dilakukan selama 3 bulan Mei-Juli dilakukan wawancara terhadap 142 orang karyawan. Prevalensi asma di sebuah pabrik semen di Jawa Barat pada tahun 2008 adalah sebesar 9,2%. Asma pada karyawan tidak terkait langsung dengan faktor-faktor demografi, perilaku dan lingkungan kerja tetapi lebih pada faktor keturunan yang dibawa sejak sebelum bekerja di pabrik semen tersebut. Penanggulangan dapat dilakukan dengan penerimaan dan penempatan karyawan sesuai dengan syarat kesehatan yang telah ditetapkan.

Air pollution is a problem commonly in any industry area such as cement factory, and cause various respiratory problem like Asma. This study aims to description prevalence of asthma occurence, as well as to determine the correlation between any factor influencing of employees of a cement factory in West Java during 2008. This study is descriptive in nature and is a cross sectional study in design among three months during May-July to 142 respondents by interview. Asthma prevalence of employees of a cement factory in West Java during 2008 is 9.2%. Asthma of the employees is not be direct related with demography factors, behavioral and the environment work but mostly caused degraded by their parents or genetic factor since before working in this factory. Means to minimize the number of cases can be done with employees location and acceptance as according to health condition which have been specified.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41303
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ati Sukmaningsih
"Kecenderungan pekerja perkantoran di DKI Jakarta untuk mengalami Sick Building Syndrome (SBS) mexupakan masalah kesehatan yang harus mendapatkan perhatian karena dapat mengganggu produktiiitas kerja.Sejumlah penelitian menyatakan lingkuugan kerja yang serba modern punya pengaruh besar menyebarkan polutan penyebab gangguan kesehatan. Sirkulasi udara yang tidak lancar, adanya bakteri, virus, kuman dan berbagai bahan kimia yang berasal dari dalam ruangan menjadi sumber radikal bebas yang menyerang penghuni kantor.Salah satu upaya untuk pencegahan memerangi radikal bebas yang dapat menimbulkan gejala Sick Building .Syndrome dengan perberian asupan suplemen antioksidan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh asupan suplemen antioksidan terhadap kejadian Sick Building .Syndrome pada masyarakat pekerja perkantoran di DK1 Jakarta Tahun 2008-2009.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian studi komunitas (community trial) amu studi ekspcrirncntal pada populasi pekelja perkantoran dengan kriteria responden sebagai berikut berumur 23-55 tahun, telah bekerja lebih dari satu tahun, lama bekerja berada didalam gedung minimal lebih dari 5 jam perhari dengan lingkungan kerja gedung perkantoran modern bertingkat ,ventilasi udara mengandalkan AC, berkarpet, dengan dilengkapi peralatan jizmiture dan mesin kantor. Jumlah sampel 350 terdiri 212 diberi antioksidan scbagai subyck dan 138 tidak diberl antioksidan sebagai kontrol yang tersebar di 16 perusahaan/institusi dengan total lokasi 18 gedung perkantoran yang tersebar di 4 (80%) wilayah provinsi DKI Jakarta, Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara dan pengukuran.Data diuji dengan uji chi square dan uji binary logistic regression.
Hasil penelitian diperoleh : Karakteristik demografi dan perilaku para pekerja perkantoran di DKI Jakarta tidak berbeda pada karyawan yang mengkonsmnsi suplemen anti-oksidan setiap hari selama 90 hari maupun yang tidak mengkonsumsinya. Pembelian Suplemen anti-oksidan dapat mempengaruhi kejadian Sick Building Synakome pada pekerja perkantoran di DK1 Jakarta dengan p value < 0,05 ( p = 0,037, RR=1,033) dengan kata lain kejadian SBS dapat dicegah dengan antioksidan.
Sehingga berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh asupan suplemen antioksidan terhadap kejadian Sick Building Syndrome pada pekerja perkantoran di DKI Jakarta. Penambahan suplemen antioksidan dalam menu makanan sehari~hari pada pekerja perkantoran dapat menjadi bahan pertimbangan yang positif dalam menjaga kondisi fisik pekerja.

Such a tendency of an oEiiee worker in DKI Jakarta in experiencing Sick Building Syndrome (SBS) has become a health problem and that it must draw a great attention because it can disturb work productivity. A number of researches have proved that an ultra modern work environment has a very much eH`ect of spreading pollutant around as a health disturbance. Irregular or badly adjusted air circulation in which place bacteria, viruses, germs, and diferent kinds of chemicals coming from the room have caused it to be a radical source which can iieely attacks an office inhabitant or whoever in there. One of efforts designed to protect it from being troubled by the tree radicals namely the appearrance of Sick Building Syndrome by giving permeance of antioxidant supplement. This research purpose is aimed to know permedoility effect of antioxidant supplement against event frequency of Sick Building Syndrome onto odice worker community in DKI Jakarta years 2008 up to 2009.
This research applies "community study research design" (community trial) or experimental study onto office worker population by using this following respondent criteria such as 23-55 years, have already worked more than a year, working length of period in the building minimally more than tive hours a day within a storied modern ohice building working environment, with ventilation regulated by installed air-conditioner, carpeted, furnished with fruniture and oHice equipment. The number of sample 350 consisting of 212 with antioxidant treatment as a subject and 138 of them are not given any antioxidant as its control spreading all over 16 companies/institutions with total locations over 18 office spaced buildings scattering in an area of 4 (80%) province territory of DKI. The collected data is primary data obtained through interviewing and measuring. Data are examined by using chi square test and binary logistic regression test.
Then, the obtained research : demography characteristic and behaviour of offce worker as a whole in DKI Jakarta does not make any di5`erence onto those staff consuming anti oxidant supplement everyday during 90 days or eventhough without consuming it. The supply of antioxidant supplement can affect its event of Sick Building Syndrome onto the oiiice worker in DKI Jakarta with p value <0,05 (p=0,037, RR=l,033) with other words that the event of SBS can be avoided by giving antioxidant.
Therefore, as based on this research result it can draw a conclusion that there is an effect of antioxidant supplement permeability against event frequency of Sick Building Syndrome onto otiice worker in DKI Jakarta. Any increase of antioxidant supplement in our regular daily menu of food for office worker can become a matter of positive consideration in keeping worker physical condition.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32347
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Choridah
"Industri kayu terutama yang memproduksi mebel menjadi salah satu primadona penghasil devisa negara selain minyak dan gas bumi. Namun dalam proses produksinya industri mebel seringkali menimbulkan masalah terhadap kesehatan kerja karena lingkungan kerja yang tercemar debu, terutama debu respirabel. Debu respirabel dapat memberikan resiko terjadinya gangguan fungsi paru berupa kelainan paru restriktif, obstruktif dan campuran keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi debu respirabel dengan gangguan fungsi paru pekerja yang terpajan debu di industri mebel.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan disain cross sectional yang dilakukan terhadap 235 pekerja yang tersebar di 36 industri mebel yang ada di Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung Jakarta Timur. Pengukuran konsentrasi debu respirabel menggunakan alat Personal Dust sampler using Cyclone yang dimasukkan ke dalam kaset filter holder untuk debu dengan diameter 3,7 micrometer. Alat ini diletakkan pada area pernafasan pekerja selama 8 jam kerja dengan teknik pengukuran menggunakan metode gravimetri.
Dari hasil analisis diketahui rata-rata konsentrasi debu respirabel sebesar 2,95 mg/m3, dengan konsentrasi terendah 0,53 mg/m3 dan tertinggi 8,8 mg/m3, 25% industri mebel konsentrasi debu respirabel telah melebihi NAB. Prevalensi gangguan fungsi paru pekerja industri mebel 36,6% dengan katagori restriktif 48,8%, obstruktif 10,5% dan rest-obstruktif 40,7%. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata konsentrasi debu respirabel antara responden yang mengalami gangguan fungsi paru dengan respoden yang tidak mengalami gangguan fungsi paru. Bila variabel lain dianggap konstan maka pekerja yang bekerja di ruang kerja dengan konsentrasi debu tinggi akan memiliki resiko terjadinya gangguan fungsi paru 1,4 kali dibandingkan dengan pekerja yang bekerja di ruang kerja dengan konsentrasi debu rendah. Faktor lain yang mempengaruhi hubungan debu respirabel dengan gangguan fungsi paru adalah lama kerja dan penggunaan APD.
Perlu penelitian lebih lanjut untuk menganalisis komposisi debu respirabel dari industri mebel dengan bahan dasar kayu yang diawetkan, sehingga dapat diketahui berapa besar pengaruh debu respirabel di lingkungan kerja terhadap gangguan fungsi paru pekerja.

Wood industry especially producing furniture become one of most important producer of state's stock exchange besides gas and oil. But in their production process of furniture industry oftentimes generate problem with health work because of the working environment impure of dust, especially respirable dust. Respirable dust can be risk the happening of lung function disorder in the form disparity of paru restriktif, obstruktif and mixture of both. This research aim to know relation between concentration of dust respirabel with lung function disorder of worker which exposure of dust in furniture industry.
This research was an observasional study with cross sectional design conducted to 235 worker which is spreadly at 36 furniture industry in Village of Jatinegara by Subdistrict of Cakung East Jakarta. Measurement of Concentration respirable dust use appliance of Personal Dust sampler using Cyclone entered into cassette of filter holder for dust with diameter 3,7 micrometer. This appliance is placed at area of exhalation of worker during 8 of working hours with technique of measurement use gravimetric method.
From analysis known mean concentration of respirable dust is 2,95 mg/m3, with minimum concentration 0,53 mg/m3 and maximum concentration 8,8 mg/m3, 25% industry concentration of respirable dust have exceeded NAB. Prevalence of lung function disorder of industrial worker [of] furniture 36,6% by katagori restriktif 48,8%, obstruktif 10,5% and rest-obstruktif 40,7%. There is difference which significan of mean concentration of respirabel dust between responden having lung function disorder by respoden which is not having lung function disorder. If other variabel are constantly assumed so the worker who work in workroom with high concentration of dust will own risk the happening of lung function disorder 1,4 times compared by the worker who work in workroom with low concentration of dust. Other factor influencing of respirabel dust with lung function disorder is long time of work and use of work self protector.
Need furthermore research to analyse composition of respirabel dust from furniture industry with elementary substance of conserved wood, so we know how big influence of respirabel dust in working environment to lung function disorder of worker."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41253
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library