Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tampubolon, Kartini
"The purpose of this research is to examine the correlation between environmental performance and environmental disclosure and also to examine the correlation between environmental disclosure and economic performance. The samples of this research consist of 8 mining firms from 2004 to 2006 which listed in Indonesia Stock Exchange. Multiple regrresion is used to test the hypothesis.
The test result for the first hyphotesis indicated that the correlation between environmental performance and environmental disclosure was positive and statistically significant. The test result for the second hyphotesis indicated that the correlation between environmental disclosure and economic performance was positive statistically significant. Thus, all of the test result supports the finding of Al-Tuwaijri, et al. (2003), Suratno, Darsono & Mutmainah (2006) and Almilia & Wijayanto (2007).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6111
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ambar Retno Wardhani
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Corporate Social Reporting terhadap Return on Equity dan Return on Asset perusahaan serta sebaliknya. Sampel yang digunakan adalah 17 perusahaan yang ikut serta pada penghargaan Indonesia Sustainability Reporting Award, yaitu penghargaan yang diberikan kepada perusahaan yang memperoleh nilai tertinggi untuk Sustainability Reporting dengan kategori seperti environmental reporting dan social reporting.
Hipotesis pertama adalah ROE dan ROA berpengaruh terhadap Corporate Social Reporting perusahaan. Hipotesis ini terbukti karena secara bersama-sama ROE dan ROA perusahaan berpengaruh positif terhadap Corporate Social Reporting perusahaan. Hal ini terjadi karena kinerja keuangan yang baik seperti ROE dan ROA menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai sumber daya berlebih yang dapat digunakan untuk aktivitas CSR sehingga nilai Corporate Social Reporting perusahaan relatif lebih besar. Hipotesis kedua adalah Corporate Social Reporting berpengaruh terhadap ROE dan ROA perusahaan.
Hipotesis kedua ini juga terbukti yaitu Corporate Social Reporting berpengaruh positif terhadap ROE dan ROA perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang mengimplementasikan CSR yang dapat dilihat dari Corporate Social Reporting akan mendapatkan banyak keuntungan seperti kesetiaan pelanggan dan kepercayaan dari kreditor serta investor. Semua ini akan memicu keuangan perusahaan menjadi lebih baik sehingga perusahaan akan mendapatkan laba yang meningkat di mana ROE dan ROA juga akan meningkat. Dapat disimpulkan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham adalah dengan melakukan aktivitas CSR."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norhikmah Razzaq
"Penelitian ini merupakan replika dari penelitian Black (1998) dikombinasikan dengan penelitian Susanto dan Ekawati (2006). Penelitian ini bertujuan menguji keterkaitan antara siklus hidup perusahaan dengan peningkatan nilai informasi laba dan arus kas, dan menguji korelasi laba dan arus kas terhadap harga saham pada tiap tahapan siklus hidup. Siklus hidup perusahaan terdiri dari empat tahap : start up, growth, maturity, dan decline. Masing-masing tahapan memiliki karakteristik yang berbeda, yang akan mempengaruhi kegunaan ukuran kinerja akuntansi, seperti laba dan arus kas.
Black (1998) menunjukkan bahwa informasi laba lebih relevan pada tahap maturity, sementara informasi arus kas operasi lebih relevan pada tahap start up, growth dan decline. Susanto dan Ekawati (2006) membuktikan bahwa harga saham pada tiap tahapan siklus dipengaruhi oleh laba, arus kas operasi dan arus kas pendanaan, sementara informasi arus kas operasi mempengaruhi harga saham hanya pada tahap start up, maturity, dan decline. Mereka juga menemukan bahwa informasi laba lebih relevan pada tiap tahapan siklus. Dengan menggunakan data keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada periode 2005, penelitian ini membuktikan bahwa harga saham dipengaruhi oleh arus kas operasi pada seluruh tahapan siklus. Laba mempengaruhi harga saham pada tahap maturity dan decline, arus kas investasi mempengaruhi harga saham hanya pada tahap decline, sementara arus kas pendanaan mempengaruhi harga saham pada tahap growth dan maturity. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa arus kas operasi dan arus kas pendanaan lebih relevan pada tahap growth; laba dan arus kas operasi lebih relevan pada tahap maturity; sementara arus kas operasi dan arus kas investasi lebih relevan pada tahap decline. Penelitian ini tidak melakukan pengujian pada tahap start up karena adanya keterbatasan data sampel. Penelitian sejenis berikutnya diharapkan menggunakan data sampel yang lebih banyak pada jangkauan periode yang lebih luas untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

This research is a replication from Black (1998) research, combined with Susanto Ekawati (2006) research. Its aim is to examine the association between corporate lifecycle and the incremental value-relevance of earnings and cash flows, and to examine the correlation of earnings and cash flows with stock price in each corporate life cycle. Corporate life cycle consists of four stages: start-up, growth, mature and decline. Firms in different life-cycle stages have different characteristics. Those will affect the usefulness of accounting performance measures, such as earnings and cash flows.
Black (1998) found that earnings become more relevant in maturity stage, while operating cash flows become more relevant in start up, growth, and decline stage. Susanto Ekawati (2006) found that stock price of firms in all stages is influenced by earnings, operating and financing cash flows; while investing cash flows influence stock price only start up, maturity, and decline stage. Moreover, they found that earnings become more relevant in each stage. Using financial data of companies listed in Jakarta Stock Exchange (JSE) from period of 2005, this research proves that stock price is influenced by operating cash flows all stages. Earnings influence stock price in maturity and decline stage; investing cash flows influence stock price only in decline stage; while financing cash flows influence stock price in growth and maturity stage. Research results show that operating and financing flows become more relevant in growth stage; earnings and operating cash flows become more relevant in maturity stage; while operating and investing cash flows become more relevant in decline stage. This research do not analyze for the start up stage, because the limitation of the sample data. Next similar research should use more sample data in longer period to get the more powerful result.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Akhrita
"Bantuan akuntansi terhadap manajemen adalah dalam hal penyediaan informasi yang terkait dengan seluruh kegiatan, perkembangan serta hasil yang telah dicapai oleh perusahaan dengan harta yang dimiliki, yang kemudian dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan. Dengan kata lain, jika input dan pemrosesan transaksi dalam sistem informasi akuntansi memadai, maka manajemen dapat mengambil keputusan yang tepat dalam menanggapi suatu hasil atau masalah. Seiring dengan semakin kompleksnya transaksi-transaksi yang dilakukan perusahaan, maka sistem informasi akuntansi perusahaan juga menjadi semakin kompleks. Ini berarti juga akan memperbesar risiko dari berbagai faktor bagi perusahaan, baik yang berupa bencana alam, perubahan situasi ekonomi dan politik, kegagalan software dan kerusakan peralatan, serta kesalahan dari faktor sumber daya manusia, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Untuk itu, perusahaan juga perlu meningkatkan pengendalian internalnya. Lemahnya pengendalian internal akan berdampak pada kekacauan sistem informasi akuntansi yang mencakup siklus pemrosesan transaksi, dalam memberi informasi yang tepat sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Wijayanti
"Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara aktivitas pengungkapan sukarela yang terdapat dalam laporan tahunan perusahaan yang melakukan seasoned equity offering terhadap return yang diperoleh pada periode seputar penawaran. Pengungkapan sukarela yang dilakukan pada periode seputar penawaran saham dapat dilakukan dengan tujuan mereduksi asimetris informasi atau memberikan citra yang baik atas perusahaan sehingga investor tertarik untuk berinvestasi (hype the stock). Pengungkapan Sukarela dalam penelitian ini dibedakan menjadi Tingkat Pengungkapan Sukarela (Disclosure Frequency) yang dilakukan sebelum penawaran saham sekunder dan Tingkat Perubahan Pengungkapan Sukarela (Change in Disclosure Frequency) berupa perubahan tingkat pengungkapan sukarela pra dan pasca pengumuman seasoned equity offering. Hipotesa dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan pengungkapan sukarela dengan tujuan mereduksi asimetris informasi akan memiliki Tingkat Perubahan Pengungkapan Sukarela (Change in Disclosure Frequency) yang memiliki signifikansi korelasi positif terhadap return pada pengumuman dan pasca pengumuman penawaran saham sekunder (Lang dan Lundhom, 2000). Return yang diteliti dalam penelitian ini terbagi atas return sebelum pengumuman (pre-announcement return), return pada periode pengumuman (announcement return), dan return pasca pengumuman saham sekunder (post-announcement return). Melalui uji analisa regresi berganda, Tingkat Perubahan Pengungkapan Sukarela (Change in Disclosure Frequency) perusahaan yang melakukan penawaran saham sekunder yang listing di BEJ terbukti tidak signifikan mempengaruhi return saham pada periode seputar penawaran saham, sehingga hipotesa bahwa Tingkat Perubahan Pengungkapan Sukarela ditujukan untuk mereduksi asimetris informasi tidak terbukti.

This research examined corporate voluntary disclosure around seasoned equity offering and its relation to stock prices. Sample in this research is firms listed in Jakarta Stock Exchange that offer its stock through seasoned equity offering in year 2004-2006. Voluntary disclosures consist of Level of Voluntary Disclosures and Change in Voluntary Disclosures. Most of Voluntary disclosures around equity offering are intended to reduce asymmetric information. However, there is some indication that corporate did voluntary disclosure to make good image and get high return from investor. This intention is called hype the stock. To know the relation between voluntary disclosure and stock return, I examine corporate voluntary disclosure with return before equity offering announcement (pre-announcement return), announcement return, and post-announcement return. If corporate voluntary disclosure is intended to reduce asymmetric information, correlation between stock return and its change in voluntary disclosure is significant and positive. Correlation between all categories in change in voluntary disclosure and stock return (pre, announcement, announcement, and post announcement) is not significant. From this result, the intention of voluntary disclosure is to reduce asymmetric information is doubtful. To get better result, it is better if longer event windows are used to examine the relation between corporate voluntary disclosure and stock return in the next research."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5685
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djatmika Krisna Santoso
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengumuman deviden tunai terhadap harga saham dan untuk mengukur pengaruh pengumuman deviden tunai terhadap harga saham (signifikan atau tidak. Metodologi penelitian dilakukan dengan; Mengumpulkan data sekunder dari BEJ dan sumber lain yang relevan dan kompeten; Menentukan populasi dan sampel tertentu dengan kriteria yang telah ditentukan; Menentukan variabel penelitian yang terdiri dari harga saham sampel, IHSG dan deviden tunai; Analisis data dilakukan dalam dua tahap, analisis grafis dan Pengujian statistik. Hasil penelitian tahap pertama memperlihatkan : pengumuman deviden dengan jumlah yang berbeda dari periode sebelumnya mempengaruhi harga pasar dengan segera; selanjutnya, besar kecilnya perubahan berhubungan positif dengan jelas tidaknya gerakan reaksi investor; kemudian, investor lebih tertarik kepada besarnyaperubahan di bandingkan dengan magnitude perubahan yang terakhir, pengumuman deviden dengan jumlah yang berbeda memberikan keuntungan di atas normal untuk kenaikan deviden dan kerugian di atas normal untuk penurunan deviden. Analisis Tahap Kedua yang dilakukan dengan uji statistik menunjukkan bahwa rata-rata daily abnormal return sesudah pengumuman deviden tidak berbeda secara signifikan dengan kata lain, perbedaan yang terjadi tidak signifikan. Jadi secara keseluruhan, penelitian ini tidak menunjukkan bahwa pengumuman deviden tunai dengan jumlah yang berbeda tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Dengan kata lain, penelitian ini memperlihatkan bahwa hipotesa pertanda tidak berlaku di Bursa Efek Jakarta untuk periode 1994. Meskipun bukti-bukti penelitian ini menunjukkan tidak berlakunya hipotesa pertanda, namun tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan penelitian maupun analisa lebih lanjut mengenai subyek yang sama."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S18871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukiatto Oyong
"Tujuan penulisan adalah memberikan suatu gambaran tentang perkembangan Pajak Pertambahan Nilai. Disamping itu memberikan suatu pemahaman tentang dampak daripada perubahan peraturan tentang Pajak Pertambahan Nilai terutama terhadap Pedagang Eceran. Metoda penelitian berupa analisa kualitatif yang berintikan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Pedagang Eceran masih banyak menghadapi pemasalahan antara lain : kesiapan administrasi, pengetahuan yang minim atas peraturan maupun ketentuan perpajakan yang berlaku. Pemerintah berusaha mengatasi permasalahan yang timbul dengan memberikan kemudahan dalam memperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai bagi Pedagang Eceran. Pedagang Eceran masih banyak yang belum mengerti ketentuan baru yang diberlakukan dan masih ada kecenderungan untuk tidak mematuhi ketentuan yang berlaku. Wajib Pajak masih berupaya untuk mencari kelemahan daripada peraturan perpajakan yang berlaku, baik dengan cara sengaja maupun tidak sengaja. Tingkat kesadaran wajib pajak masih rendah serta tingkat kepatuhan dalam bidang perpajakan juga masih rendah. Pemerintah perlu menyusun peraturan perpajakan yang bersifat sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat, sehingga menciptakan suatu kondisi dimana pajak tidak dirasakan sebagai penghambat bagi kegiatan investasi dan perdagangan. Peraturan yang dapat memberikan kepastian hukum secara jelas untuk menghindari ketidakjelasan dan keragu-raguan serta kesiapan dan keahlian dari aparat perpajakan yang semakin profesional."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Endah Winarti
"Pada masa terjadinya perubahan harga, laporan keuangan menjadi kurang bermanfaat. Untuk itu diperlukan akuntansi perubahan harga agar laporan keuangan menjadi lebih bermanfaat. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasikan, mengevaluasi dan menganal isa prospek penerapan akuntansi perubahan harga di Indonesia. Dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan studi literatur. Untuk memperoleh data serta informasi yang lengkap digunakan suatu riset kepustakaan. Akuntansi perubahan harga merupakan suatu proses akuntansi yang telah memperhitungkan perubahan harga. Dalam akuntansi perubahan harga terdapat tiga metode alternatif, yaitu metode akuntansi tingkat harga umum, metode akuntansi harga pokok terkini dan metode kombinasinya. Akuntansi tingkat harga umum hanya memperhitungkan perubahan harga umum. Akuntansi Harga Pokok Terkini hanya memperhitungkan perubahan harga khusus. Kombinasi akuntansi tingkat harga umum dengan akuntansi harga pokok terkini memperhitungkan perubahan tingkat harga umum dan perubahan harga khusus. Metode kombinasi merupakan metode akuntansi perubahan harga yang terbaik karena memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai perubahan harga. Laporan keuangan menjadi lebih berguna bagi para pemakai dengan adanya akuntasi perubahan harga. Indonesia belum menerapkan akuntansi perubahan harga dan belum ada standar-standarnya. Indonesia sudah saatnya menaruh perhatian terhadap masalah perubahan harga. IAI sudah saatnya membicarakan dan menuangkan masalah ini dalam standar akuntansi keuangan. Metode akuntansi kombinasi sebaiknya diterapkan di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19072
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zia Husnullabib Ahmad
"Percepatan aktifitas dunia usaha mengarah kepada semakin dibutuhkannya informasi yang andal, relevan, dan akurat. Perusahaan mencoba memperbaiki keandalan informasinya dengan menerapkan sistem organisasi informasi, yang diharapkan dapat mendukung pengambilan keputusan bisnis secara tepat. Bagi perusahaan manufaktur yang memiliki investasi bernilai tinggi dalam persediaan, sistem informasi berperan besar dalam menentukan tingkat pembelian persediaan, penilaian aktual biaya-biaya persediaan, dan prosedur-prosedur yang dapat menjaga efektifitas dan efisiensi pengendalian internal atas persediaan. Peran sistem informasi akuntansi adalah topik yang menarik untuk dikaji secara teoritis dan faktual, terutama berkaitan dengan perannya dalam mendukung pengendalian internal pada persediaan. Penelitian yang dilakukan bersifat kualitatif dan memakai kasus di PT Martina Berto, Jakarta. Penelitian ini bertujuan menelaah apakah sistem informasi akuntansi telah mendukung pengendalian internal atas persediaan. Skripsi ini juga mencoba menelaah alternatif pengendalian yang dicoba untuk diterapkan dalam perusahaan atas dasar costbenefit."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
S19294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Muliartini
"Goncangan krisis ekonomi yang dialami oleh Indonesia, belum juga berakhir hingga saat ini walaupun upaya recovery sedang diupayakan. Tampaknya banyak faktor luar ekonomi yang juga harus dibenahi secara bersamaan, terutama kestabilan keamanan dan politik Indonesia yang akhir-akhir ini sering terganggu. Krisis ekonomi yang diawali dari jatuhnya rupiah terhadap dolar tahun 1997 membawa kerugian cukup besar bagi dunia usaha, apalagi bagi perusahaan yang memang memperoleh bahan baku dari luar negeri (impor) sedangkan penghasilan mereka dalam bentuk rupiah. Keadaan rugi karena selisih kurs yang sangat material ini tentu saja mempengaruhi laporan keuangan perusahaan yang mau tidak mau hams menyajikan rugi yang tidak sedikit. Sebagai tanggapan terhadap keadaan krisis ekonomi yang dialami dunia usaha, IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) mengeluarkan ISAK 4 yang mempakan interpretasi atas PSAK No. 10 paragraf 32 yang memberikan opsi untuk kerugian selisih kurs yang dialami perusahaan. Dua opsi tersebut adalah pembebanan atas selisih kurs pada periode berjalan atau kapitalisasi kerugian selisih kurs ke dalam nilai aktiva yang terkait dengan munculnya kewajiban mata uang asing tersebut. Adapun pilihan kedua, yaitu kapitalisasi rugi selisih kurs, hanya bisa dilakukan jika dua kondisi terpenuhi. Dua kondisi yang dimaksudkan adalah depresiasi luar biasa dan tidak bisa dilakukannya hedging. Sedangkan dalam bidang perpajakan, pemerintah juga menanggapi keadaan krisis ekonomi ini dengan mengeluarkan beberapa peraturan. Peraturan-peraturan perpajakan yang penting adalah KMK No.449/KMK.04/1997 yang diterbitkan tanggal 26 Agustus 1997 dan KMK No.597/KNLK.04/1997 yang diterbitkan tanggal 21 Nopember 1997. KMK No.449 mengijinkan pembebanan kerugian selisih kurs pada periode terjadinya kerugian sebesar yang telah direalisir raja, sedangkan yang belum terealisir ditampung dalam akun sementara. Sedangkan KMK. 597 adalah revisi dari KMK 449 yang mengijinkan pembebanan seluruh rugi kurs baik yang telah direalisir maupun yang belum pada periode berjalan sehingga mengurangi penghasilan kena pajak perusahaan tersebut. Pilihan lain yang ditawarkan adalah mengalokasikan rugi selisih kurs yang dialami dalam jangka waktu selama-lamanya lima tahun sejak tahun pajak 1997 secara taat azas. Selain dua institusi tersebut, adapula Bapepam yang mengeluarkan Peraturan Bapepam No.VIII.G.10 dan mengijinkan adanya penangguhan rugi selisih kurs yang akhirnya pada tanggal 15 Mei 2000 peraturan tersebut dicabut. Semua kebijakan yang mengatur kerugian selisih kurs tersebut mempengaruhi laporan keuangan perusahaan yang pada akhirnya ikut pula mempengaruhi keputusan para investor maupun pengguna laporan keuangan lainnya baik secara langsung atau tidak."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
S19280
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>