Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adinda Maharani Dwi Yuan Syah
Abstrak :
ABSTRAK Daerah perbatasan perairan Indonesia merupakan salah satu wilayah yang rentan akan kegiatan ilegal yang dapat merugikan negara. Oleh karena itu, perlu adanya pengawasan untuk setiap objek yang melewati perbatasan perairan tersebut. Pengawasan dapat dilakukan dengan pendeteksian jenis kapal yang melewati area perbatasan antar negara. Saat ini di Indonesia sudah terdapat pendeteksian khusus untuk mendeteksi adanya kapal perang asing. Selain kapal perang, kapal nelayan juga perlu dilakukan pengawasan untuk mencegah adanya illegal fishing. Pendeteksian kapal perang dan kapal nelayan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin. Mesin dapat diprogram untuk menjalani perintah secara berulang kali, hal tersebut disebut sebagai Machine Learning, yang merupakan salah satu bidang dari Artificial Intelligence. Metode untuk memprogram pembelajaran mesin tersebut disebut dengan Deep Learning. Deep learning bekerja dengan membentuk hubungan antara neuron seperti layaknya cara kerja otak manusia atau biasa disebut dengan neural network.Salah satu jenis dari neural network yang terkenal adalah Convolutional Neural Network(CNN). CNN digunakan untuk simulasi pendeteksian kapal nelayan dan kapal militer dengan hasil keluaran berupa nilai akurasi training, akurasi validasi, dan juga prediksi. CNN juga ditambahkan additional layer, yaitu dropout dan batch normalization untuk meningkatkan ketepatan prediksi. Hasil yang didapatkan adalah pengaruh dari parameter layer dan dataset yang digunakan terhadap nilai akurasi pada pelatihan program. Dari simulasi didapatkan nilai akurasi yang paling baik dengan penggunaan pooling layer jenis max pooling dengan penggunaan layer tambahan berupa batch normalization dan dropout.
ABSTRACT Indonesia's waters border is one of the areas that are vulnerable to illegal activities that can disserve the country. Detecting types of ships that cross border areas between countries is needed. Controlling can use machine thats automatically detect the object can do detection of warships and fishing boats. The concept is called machine learning. Machine learning is one of the types of Artificial Intelligence. The method for programming the machine learning is called Deep Learning. Deep learning works by forming relationships between neurons like the way the human brain works or commonly called a neural network. Convolutional Neural Network (CNN) is the famous method for deep learning. CNN is used to simulate the detection of fishing vessels and military vessels with the output in the form of training accuracy, validation accuracy, and the final prediction. CNN can also added an additional layer, namely dropout and batch normalization to improve the accuracy of predictions. The results obtained are the effect of the layer and dataset parameters used on the accuracy value in the training program. The best accuracy is obtained by using max pooling for pooling layer with additional layers of batch normalization and dropout.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Faridz Gita Pandoyo
Abstrak :
ABSTRACT
Berkembangnya peradaban membuat masyarakat memiliki mobilitas yang semakin tinggi. Mobilitas tersebut harus didukung oleh sektor transportasi dalam hal ini transportasi darat yang lancar agar aktivitas yang dijalankan tetap sesuai jadwal dan berjalan lancar. Kemacetan merupakan suatu masalah yang melanda transportasi darat terutama di wilayah DKI Jakarta. Dengan ruas jalan yang hanya bertambah sedikit serta meningkatnya jumlah kendaraan pribadi tiap tahun sebesar 8-10 maka kemacetan juga akan semakin parah. Untuk sampai ke tempat tujuan lebih cepat, banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan motor karena selain harganya jauh lebih murah dibanding mobil, dapat juga melewati jalan sempit yang banyak terdapat di wilayah DKI Jakarta sehingga dapat terhindar dari kemacetan di jalan utama serta dapat melalui jalan pintas yang tidak bisa dilalui mobil. Permasalahannya banyak pengendara motor yang belum mendapat akses terhadap sistem navigasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka, yakni sistem navigasi yang dapat menunjukkan jalan pintas yang tidak dapat dilalui mobil. Pada skripsi ini dirancang suatu sistem navigasi yang dapat digunakan untuk platform IoT guna memenuhi kebutuhan pengendara motor di jalanan DKI Jakarta. Sistem ini memanfaatkan database PostgreSQL serta menggunakan mekanisme routing yang tersedia di pgrouting setelah dilakukan modifikasi terhadap metode KSP yang ada di pgrouting. Rancangan akhirnya adalah sistem navigasi di smartphone Android yang menggunakan metode EBkSP untuk digunakan bagi pengendara motor di wilayah DKI Jakarta. Performa jarak tempuh EBkSP konfigurasi motor pada rute yang minim jalan utama lebih pendek 5 hingga 7 dibandingkan Google Maps konfigurasi motor serta lebih pendek 20 hingga 44 dibandingkan EBkSP konfigurasi mobil.
ABSTRACT
The development of civilization makes people have a higher mobility. The mobility must be supported by the transportation sector in this case the ground transportation must effective so the peoples activities run on schedule and effective too. Traffic jam is a problem that struck land transportation especially in the area of DKI Jakarta. With only slightly increased roads and the increasing number of private vehicles each year by 8 10 then the congestion will also get worse. To get to the destination faster, many people prefer to use the motorcycle because in addition to the price is much cheaper than the car, also can pass a narrow street that many in the area of Jakarta so as to avoid congestion on the main road and can through a shortcut that is not can be passed by car. The problem is that many bikers have not got access to a navigation system that suits their needs, ie a navigation system that can show shortcuts that the car can not pass. In this thesis is designed a navigation system that can be used for IoT platform to meet the needs of motorists on the streets of Jakarta. The system utilizes PostgreSQL databases and uses the routing mechanisms available in the pgrouting after modifications to the existing KSP methods. The final design is a navigation system on Android smartphones that use EBkSP method to be used for motorcyclists in the DKI Jakarta area. Mileage performance of EBkSP motorcycle configuration on route that lack of main roads is 5 to 7 shorter than Google Maps motorcyle configuration and 20 to 44 shorter than EBkSP car configuration.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Paramitha
Abstrak :
ABSTRAK
Pada lingkungan perumahan yang terdiri atas banyak penduduk, keadaan darurat mungkin saja terjadi. Keadaan darurat merupakan kondisi yang membutuhkan penanganan segera guna mengantisipasi terjadinya keadaan yang tidak diinginkan, khususnya berkaitan dengan keamanan, keselamatan, dan keselamatan. Oleh karena itu, dibutuhan suatu sistem yang dapat mengirim informasi secara efektif kepada pihak keamanan guna meminta pertolongan segera. Seiring dengan perkembangan Internet of Things, dapat dibuat suatu sistem panic button berbasis teknologi IoT, yakni teknologi LPWAN. LoRa merupakan salah satu teknologi LPWAN yang memiliki kemampuan jarak jangkau jauh, konsumsi energi rendah, dan biaya rendah sehingga cocok digunakan pada implementasi sistem. Pada penelitian ini digunakan LoRa 915 MHz dengan topologi jaringan Star. Sistem panic button dilengkapi dengan buzzer dan lampu strobo LED pada sisi pengirim sebagai pengkondisian keadaan darurat pada lingkungan sekitar lokasi. Selain itu, sistem dilengkapi dengan Web PC Server pada sisi penerima agar informasi dapat ditampilkan saat terjadi keadaan darurat. Kinerja sistem dapat diukur dengan menguji fungsionalitas sistem, yakni realibilitas waktu penekanan tombol, jeda waktu pengiriman data, jangkauan jarak LoRa. Berdasarkan uji coba penelitian didapatkan realibilitas waktu penekanan maksimum selama 20.12 menit, jeda waktu pengiriman data rata-rata sebesar 12.37 detik, rata-rata PDR 87.69, dan tingkat keberhasilan 82.18. Sedangkan, jarak jangkau maksimum LoRa sejauh 1200 meter urban area dengan nilai minimum (Received Signal Strength) RSSI sebesar-133 dBm dan sejauh 2000 meter pada rural area dengan nilai maksimum (Received Signal Strength) RSSI sebesar-137 dBm.
ABSTRACT
In a residential environment consisting of many residents, emergencies may occur. An emergency is a condition that requires immediate handling to anticipate the occurrence of undesirable conditions, especially related to security, safety and safety. Therefore, a system is needed that can send information effectively to security forces to request immediate assistance. Along with the development of the Internet of Things, a panic button system based on IoT technology can be created, namely LPWAN technology. LoRa is one of the LPWAN technologies that has the capability of long range, low energy consumption, and low cost so it is suitable for use in system implementation. In this study used LoRa 915 MHz with Star network topology. The panic button system is equipped with a buzzer and LED strobe lights on the sending side as emergency conditioning in the surrounding environment. In addition, the system is equipped with a Web PC Server on the recipients side so that information can be displayed during an emergency. System performance can be measured by testing the systems functionality, namely the reliability of button press time, data transmission time lag, LoRa distance range. Based on the research trials, the maximum suppression time was obtained for 20.12 minutes, the average data transmission time lag was 12.37 seconds, the average PDR was 87.69, and the success rate was 82.18. Meanwhile, the maximum distance of LoRa is 1200 meters urban area with a minimum value of Received Signal Strength of-133 dBm and as far as 2000 meters in the rural area with the Received Signal Strength RSSI of-137 dBm.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Richard Addyanto
Abstrak :
Salah satu masalah yang paling krusial dihadapi oleh rumah sakit yang menangani pasien COVID-19 adalah keterbatasan untuk memantau kondisi pasien secara real-time. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya jumlah dan kapabilitas petugas COVID-19 untuk menangani tingginya jumlah pasien yang terpapar virus ini. Terlebih lagi, ketidakadaan dari antivirus COVID-19 dan tingginya derajat infectivitypathogenicity, dan virulency dari virus ini juga meningkatkan risiko buruknya dampak negatif kesehatan pada periode waktu yang sulit diprediksikan. Di sisi lain, metode pemantauan kondisi pasien yang masih paper-based dan manual memiliki kekurangan antara lain: rawan hilang, tidak real-time, tidak scalable untuk memantau pasien saat terjadi lonjakan maupun dalam jumlah banyak, tidak contactless sehingga menyebabkan risiko petugas COVID-19 terinfeksi virus dan tidak efisien dari segi penyimpanan dan kebermanfaatan data. Oleh karena itu, dibutuhkan teknologi untuk memantau kondisi kesehatan pasien COVID-19 secara real-time untuk memitigasi risiko dampak buruk pada waktu yang tidak menentu. Pada penelitian ini, sebuah prototipe jam tangan pintar berbasis Internet of Things telah dibuat untuk meminimalisir risiko dari akar masalah tersebut. Prototipe jam tangan ini bersifat portable dan memiliki fungsi untuk mendeteksi suhu, SpO2, detak jantung, lokasi. Penelitian ini berfokus untuk merancang integrasi sistem Pantau yang bisa mendeteksi seluruh parameter tersebut, mengukur akurasi data suhu dari sensor MAX30102 dengan melakukan uji coba pada 6 responden. Alat ini sudah teruji dari segi akurasi dalam mendeteksi perubahan suhu pasien dan diperoleh memiliki rata-rata error rate 0,43 %, rata-rata selisih 0,16oC, dan rata-rata standard deviasi 0,11oC dan mengikuti perubahan suhu pasien secara real-time berdasarkan uji coba pada 6 responden. Data sensor dapat disimpan pada ThingSpeak IoT Web Server melalui Wi-Fi. ......One of the most crucial problems that are still faced by COVID-19 designated hospitals is the lack of real-time monitoring towards the health conditions of isolated patients. This problem is caused by the inadequacy and incapability of limited number of COVID-19 medical staff to handle increasing number of patients. Furthermore, the unavailability of COVID-19 antivirus and a high degree of infectivity, pathogenicity and virulency of this coronavirus disease increases the risk of worsening health impacts in an unpredictable period of time. Having said that, utilization of technology is needed to monitor the health conditions of COVID-19 patients in real-time mode to mitigate the risk of negative impacts in an unpredictable moment. In this research, an IoT-based smart wearable prototype has been developed to minimize the risk of the aforementioned root causes. This portable wearable prototype is able to detect the temperature of a patient. Results show that the error rate of the sensor is 0,43%, average absolute difference of 0,16oC, and average absolute standard deviation of 0,11oC. The sensor readings can be stored in ThingSpeak IoT Web Server in real-time mode via Wi-Fi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inez Safira Aprilia
Abstrak :
Tingkat pengguna internet di Indonesia dalam layanan data semakin meningkat terutama di daerah perkotaan khususnya Kota Tua, DKI Jakarta. Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah menggunakan teknologi telekomunikasi terbaru bernama Multiple Wireless Gigabit System (MGWS) pada frekuensi 60 GHz karena penggunaan spectrum frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan saat ini. Namun, MGWS belum memiliki regulasi dalam pengelolaannya. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui regulasi dan batasan parameter yang tepat serta mengetahui penggunaan MGWS apakah sesuai digunakan di daerah perkotaan. Untuk mencapai tujuan tesebut, digunakan metode Link Budget dan Path Loss menggunakan software MATLAB. Dari perhitungan yang diperoleh, MGWS cocok digunakan pada kondisi daerah Urban Micro Line of Sight. Regulasi perizinan yang sesuai dengan MGWS adalah izin kelas dan perangkat yang mempunyai spesifikasi frekuensi 60 GHz, EIRP sebesar 40 dBm dengan jarak antar perangkat 10 m dan intensitas hujan 3 mm/jam atau klasifikasi hujan ringan...... The level of internet users in Indonesia in data services is increasing, especially in urban areas, especially Kota Tua, DKI Jakarta. One solution to this problem is to use the latest telecommunications technology called Multiple Wireless Gigabit System (MGWS) at a frequency of 60 GHz due to the use of a higher frequency spectrum than today. However, MGWS does not yet have regulations in its management. This thesis aims to determine the appropriate regulation and parameter limits and to determine whether the use of MGWS is suitable for use in urban areas. To achieve this goal, the Link Budget and Path Loss methods using MATLAB software are used. From the calculations obtained, MGWS is suitable for use in the conditions of the Urban Micro Line of Sight area. Licensing regulations in accordance with the MGWS are class permits and equipment specifications that have a frequency specification of 60 GHz, an EIRP of 40 dBm with a distance between devices of 10 m and a rain intensity of 3 mm/hour or a light rain classification.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Suryo Santoso
Abstrak :
Jaringan nirkabel seperti Internet of Things (IoT) berkembang untuk membantu memenuhi kebutuhan berbagai perangkat yang terhubung. Industri ini telah mengembangkan dan menstandarkan kelas baru dari teknologi Low Power Wide Area (LPWA) yang membantu operator seluler untuk mengatasi tantangan karakteristik IoT yang khas. Narrowband IoT (NB-IoT) adalah salah satu teknologi konektivitas berbasis LPWA yang memungkinkan jangkauan yang luas, menghubungkan perangkat dengan skala jumlah yang sangat besar, pengeluaran biaya yang rendah, dan memungkinkan masa pakai baterai yang lama. NB-IoT telah distandarisasi oleh 3GPP Release 13. Smart metering adalah aplikasi yang berpotensi menggunakan teknologi NB-IoT untuk manajemen energi yang diperkirakan akan segera diimplementasikan secara besar-besaran. PT. Telkomsel sebagai operator terkemuka di Indonesia menggunakan NB-IoT dalam mode stand-alone pada pita frekuensi 900 MHz. Perencanaan jaringan IoT perlu dilakukan pada tahap awal pengembangan untuk memaksimalkan nilai IoT, sehingga dapat melihat kelayakan dalam pembangunan jaringan NB-IoT. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan pembangunan jaringan NB-IoT pada PT. Telkomsel di wilayah Jakarta dengan dengan membandingkan simulasi software Atoll terkait coverage dan capacity serta analisis senstivitas pada tiga opsi skenario (mode standalone, mode inband, dan mode guardband). Dengan pemilihan alternatif yang tepat diharapkan mampu meminimalisasi resiko bisnis akibat over investment baik untuk alternative ekspansi maupun upgrade jaringan existing. ......Wireless Networks such as Internet of things (IoT) are evolving to help meet the needs of various connected devices. The industry has developed and standardized a new class of Low Power Wide Area (LPWA) technology that helps mobile operators to overcome the unique challenges of IoT characteristics. Narrowband IoT (NB-IoT) is one of the LPWA-based connectivity technologies that enables a wide range, connects devices with very large quantities, low costs, and allows long battery life. NB-IoT has been standardized by 3GPP Release 13. Smart metering is an application that has the potential to use NB-IoT technology for energy management which is expected to be implemented on a large scale soon. PT. Telkomsel as the leading operator in Indonesia uses NB-IoT in stand-alone mode on the 900 MHz frequency band. IoT network planning needs to be done in the early stages of development to maximize IoT value, so that it can see the feasibility of building an NB-IoT network. This study aims to analyze the feasibility of developing an NB-IoT network at PT. Telkomsel in the Jakarta area by comparing Atoll software simulations related to coverage, capacity, and sensitivity analysis on three scenario options (standalone mode, inband mode, and guardband mode). With the selection of the right alternative, it is expected to be able to minimize business risks due to over investment both for alternative expansion and upgrading of existing networks.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55163
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farianto
Abstrak :
Sejak pertama kali diluncurkan secara komersil pada tahun 2009, jumlah pengguna layanan LTE hingga kuartal ke-1 tahun 2017 mencapai 2,1 miliar pelanggan di seluruh dunia. Khusus di Indonesia sendiri, Ericsson memprediksi jumlah pengguna LTE akan mencapai 200 juta pelanggan pada tahun 2021. Voice over LTE VoLTE adalah layanan voice telephony berbasis jaringan LTE dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan layanan Voice over IP VoIP pada umumnya dengan menawarkan latency yang rendah serta kualitas percakapan yang lebih baik. Layanan VoLTE yang pertama kali diluncurkan pada tahun 2012 hingga tulisan ini dibuat digunakan oleh 165 operator telekomunikasi di 73 negara di seluruh dunia. Teknologi VoLTE yang didukung oleh platform IP Multimedia Subsystem IMS merupakan teknologi berbasis IP dapat berfungsi secara maksimal apabila interkoneksi antar operator penyelenggara jaringan telekomunikasi saling terhubung menggunakan jaringan interkoneksi voice berbasis IP dengan menggunakan protokol SIP atau SIP-I. Saat ini operator telekomunikasi di Indonesia masih terhubung satu sama lain dalam jaringan interkoneksi yang berbasis TDM circuit switched . Tesis ini akan membahas kesiapan operator dari sisi jaringan dan infrastruktur yang mereka miliki untuk melakukan migrasi link interkoneksi dari jaringan konvensional berbasis TDM ke jaringan berbasis IP. Operator yang akan dijadikan bahan penelitian di dalam tesis ini adalah XL Axiata yang sudah melakukan ujicoba layanan VoLTE pada tahun 2016.
Since its first launch commercially in 2009, number of LTE users on Q1 2017 has reached up to 2.1 billion subscribers around the world. While for Indonesia, Ericsson predicted that number of LTE user will be reached around 200 million subscribers by 2021. Voice over LTE VoLTE is a voice telephony services that runs on top of LTE network offering low latency and better voice call quality compared to previous available Voice over IP VoIP service. VoLTE which firstly introduced in 2012, currently being developed by 165 telecom operators in 73 countries worldwide by January 2017. This VoLTE service which supported by IP Multimedia Subsystem IMS platform was naturally born as IP based technology and it will have its maximum functionalities when interconnection between telecom operators also using IP network by implementing SIP or SIP I protocol. Most of voice interconnection between mobile network operators in Indonesia now currently using TDM circuit switched instead of using IP network. This thesis will examine the readiness of telecom operator to migrate the TDM network into IP from network and infrastructure point of view. The subject for this research is XL Axiata which has launched VoLTE service demonstration in 2016.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49737
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syarif Hidayatullah
Abstrak :
Perangkat electronic data capture (EDC) merupakan salah satu perangkat pembayaran yang menerima alat pembayaran berbasis kartu. Dalam komunikasinya dengan host bank, biasanya EDC menggunakan jaringan seluler dan kabel. Jaringan seluler lebih populer untuk diterapkan untuk perangkat EDC dikarenakan fleksibilitas dan kemudahan instalasi. Koneksi yang buruk dan tidak kompatibel dengan jaringan 4G dan 5G menjadi beberapa masalah dalam perangkat ini. Tesis ini membandingkan quality of service dan tekno-ekonomi pada jaringan seluler eksisting dan M2M pada koneksi 2G/3G menggunakan data quality index dan cost benefit analysis sebagai metode penelitian. Metode data quality index menunjukkan data kinerja aktual tergantung pada kemampuan perangkat EDC, sedangkan pada metode cost benefit analysis menampilkan kelayakan investasi atas kedua jaringan ini. Hasil penelitian memberikan gambaran kepada pengguna atas QoS dan kelayakan investasi jaringan M2M yang akan diimplementasikan di perangkat EDC mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jaringan M2M memiliki QoS yang lebih baik dengan 99,03% dibandingkan jaringan legacy dengan 96,05%. Jaringan M2M juga mendapatkan tingkat keberhasilan transaksi 98,43%, sedangkan jaringan legacy hanya mendapatkan tingkat keberhasilan transaksi 95,82%. Pada kelayakan investasi jaringan legacy memiliki nilai CBR dan PBP yang lebih baik dibandingkan jaringan M2M, hasil ini dipengaruhi oleh besarnya OPEX dari jaringan M2M meskipun nilai pendapatannya lebih tinggi. Pada investasi rekomendasi ditetapkan target net income sebesar minimal 99% dari NPV terbaik. Pada perhitungannya, didapatkan perbandingan jumlah EDC 43.42% pada jaringan legacy dan 56.58% pada jaringan M2M. Dari investasi rekomendasi ini, didapatkan nilai NPV investasi Rp. 308,625,530,678,484, CBR senilai 247.55 dan PBP 0.021 tahun. ......Electronic data capture (EDC) device is one of the payment devices that accept card-based payment instruments. To communicate with the host bank, it is common for EDC to use a mobile and wired network. Due to its flexibility and ease of installation, mobile networks are more popular to apply to EDC devices. Although, poor connection and incompatibility with 4G and 5G networks are some of the problems in these devices. This thesis compares the quality of service and techno-economics on existing cellular networks and M2M on 2G/3G connections using the data quality index and cost-benefit analysis as research methods. The data quality index method will show actual performance data depending on the capabilities of the EDC device, while the cost-benefit analysis method will display the investment feasibility of these two networks. The results of the study give users an overview of the QoS and investment feasibility of the M2M network to be implemented in their EDC devices. The results showed that cellular M2M networks have better QoS with 99.03% compared to legacy networks with 96.05%. The M2M network also got a transaction success rate of 98.43%, while the legacy network only got a transaction success rate of 95.82%. On the feasibility of investing, legacy networks have a better CBR and payback period than M2M networks. This result is affected by the OPEX of M2M network being too high even though, its revenue is higher. Recommendation investment with a net income target of at least 99% of the best NPV. In the calculation, a comparison of the number of EDCs was obtained at 43.42% on legacy networks and 56.58% on M2M networks. From this recommended investment, the NPV investment value of IDR.308,625,530,678,484 was obtained, with a cost-benefit ratio of 247.55 and a payback period of 0.021 years.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kancerio Chalvari
Abstrak :
Tata kelola Teknologi Informasi (TI) telah menjadi topik penting dalam manajemen sistem informasi karena dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan/organisasi maupun instansi pemerintah dalam mencapai tujuan. Penilaian tingkat kematangan di satuan kerja Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (Div TIK) perlu dilakukan guna mengetahui kondisi tata kelola TI saat ini. Pengukuran tingkat kematangan dilakukan menggunakan kerangka kerja COBIT 2019 yaitu dengan memetakan tujuan organisasi ke dalam COBIT 2019 sehingga didapatkan Domain-domain yang berkaitan. Pengukuran tingkat kematangan pada satker Div TIK menunjukkan terdapat 8 Domain proses. Domain EDM01, APO07, APO08, BAI01, dan MEA04 berada pada level 3 sedangkan domain APO04, BAI11, dan DSS04 berada pada level 4. Pengukuran nilai kesenjangan antara tingkat kematangan saat ini dengan tingkat kematangan yang diharapkan juga dilakukan. Nilai kesenjangan terbesar terdapat pada domain APO04 dengan nilai 1,48, dan yang terkecil terdapat pada domain APO07 dengan nilai 0,59. Analisis perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan level kematangan diantaranya adalah dengan menilai secara berkala apakah mekanisme tata kelola TI yang disepakati beroperasi secara efektif; melakukan tinjauan rutin untuk menilai evolusi keterampilan; dan mengontrol layanan, aset, dan sumber daya TI. ......Information Technology (IT) governance has become an important topic in information system management because it can affect the ability of companies/organizations and government agencies to achieve goals. Maturity level assessment in the Information and Communication Technology Division (Div TIK) work unit needs to be carried out in order to determine the current condition of IT governance. Maturity level measurement is carried out using the COBIT 2019 framework, namely by mapping organizational goals into COBIT 2019 so that related domains are obtained. Measuring the level of maturity in the Div TIK work unit shows that there are 8 process domains. The EDM01, APO07, APO08, BAI01, and MEA04 domains are at level 3 while the APO04, BAI11, and DSS04 domains are at level 4. Measuring the value of the gap between the current maturity level and the expected maturity level is also carried out. The biggest discrepancy value is in the APO04 domain with a value of 1.48, and the smallest is in the APO07 domain with a value of 0.59. Analysis of improvements that can be carried out to increase the maturity level include periodically assessing whether the agreed IT governance mechanisms are operating effectively; conducting regular reviews to assess skills evolution; and controlling IT services, assets and resources.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Rizkiyani
Abstrak :
Keberadaan internet menjadi hal yang penting untuk masa sekarang. Pemanfaatan internet juga semakin meluas, tak terbatas hanya mefasilitasi komunikasi dan berbagi informasi, akan tetapi internet juga banyak digunakan sebagai sarana hiburan, salah satunya untuk bermain game. Mobile Legend  menjadi salah satu Mobile Game berbasis kan internet dan juga memiliki pemain (pelanggan) dengan jumlah yang besar di Indonesia. Dengan jumlah pemain aktif yang tinggi, perlu untuk dianalisa mengenai loyalitas dari para pemain. Loyalitas (Customer Loyalty) ini dapat diteliti berdasarkan empat variabel utama yaitu Product Feature yang berfokus pada Gameplay dan User Interface. Lalu Price pada faktor Price on The Game dan Price of The Virtual Item. Game Designed dengan aspek Game Value, Interaction dan Community. Serta Operator Telekomunikasi dengan menganalisis faktor Infrastructure Provider, Ecosystem Development Partner dan juga Sales Partner. Analisis data untuk penelitian ini akan menggunakan SPSS edisi 25 dan AMOS. Operator Telekomunikasi hanya memberikan pengaruh akan tetapi tidak besar dan perlunya perencanaan lebih matang untuk pengembangan infrastruktur dan juga penjualan. Lain halnya dengan Product Feature, hanya sebesar 1% pengaruh yang diberikan terhadap loyalitas pemain. Serta Product Features tidak signifikan dikarenakan adanya saturasi permainan. Selain itu Price termasuk signifikan dikarenakan karena ada banyaknya interaksi yang bisa dilakukan selama bermain serta dorongan yang berasal dari komunitas-komunitas yang ada, sehingga meningkatkan loyalitas dari pemain. Game Value memiliki pengaruh terbesar dalam menjaga loyalitas pemain. Tingginya nilai yang didapatkan karena ada banyaknya interaksi yang bisa dilakukan selama bermain serta dorongan yang berasal dari komunitas-komunitas yang ada, sehingga meningkatkan loyalitas dari pemain. ......The existence of the internet is important today. The use of the internet is also increasingly widespread, not limited to facilitating communication and information sharing, but the internet is also widely used as a means of entertainment, one of which is to play games. Mobile Legend is an internet-based mobile game and also has a large number of players (customers) in Indonesia. With a high number of active players, it is necessary to analyze the loyalty of the players. Loyalty (Customer Loyalty) can be examined based on four main variables, namely Product Features that focus on Gameplay and User Interface. The Price of the Price on Game and the Price of The Virtual Item factor. The game Designed variables with aspects of Game Value, Interaction, and Community. As well as Telecommunications Operators by analyzing the factors of Infrastructure Providers, Ecosystem Development Partners, and Sales Partners. Data analysis for this study will use SPSS edition 25 and AMOS. Telecommunications Operators only give influence but are not big and there is a need for more careful planning for infrastructure development as well as sales. It's different with Product Features, only 1% influence is given to player loyalty. And Product Features are not significant due to game saturation. In addition, the price is significant because many interactions can be carried out during play and encouragement from existing communities, thereby increasing player loyalty. Game Value has the greatest influence on maintaining player loyalty. The high value is obtained because many interactions can be carried out during play and encouragement from existing communities, thereby increasing player loyalty.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>