Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mardiana
"Skripsi ini membahas mengenai perilaku bunuh diri yang ada di dalam novel Naneun Nareul Pagoehal Gwolliga Itta karya Kim Young-ha. Tujuannya adalah untuk menjelaskan bagaimana perilaku bunuh diri digambarkan dalam novel tersebut dan bagaimana penggambaran yang ada di dalam novel merefleksikan permasalahan sosial serta bunuh diri yang ada di masyarakat modern Korea Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kepustakaan. Dari penelitian ini diperoleh pandangan pengarang novel mengenai perilaku bunuh diri yang ada di dalam cerita melalui berbagai aspek, yaitu; sosiologis, eksistensialisme dan nihilisme. Kemudian, dari penelitian ini juga diperoleh jenis-jenis bunuh diri yang dilakukan oleh masyarakat Korea Selatan sesuai dengan pengelompokan yang dilakukan oleh Emile Durkheim. Kesimpulan dari analisis ini adalah bunuh diri yang terjadi di dalam novel, yang juga menggambarkan fenomena bunuh diri di negara Korea Selatan, disebabkan oleh kurangnya integrasi sosial dan norma yang berlaku di masyarakat.

This undergraduate thesis analyzes about suicidal behavior in a novel titled Naneun Nareul Pagoehal Gwolliga Itta by Kim Young-ha. The purpose of this research is to describe how suicide is depicted in the novel, and how the depiction of suicide in the novel reflects the social issues and suicide phenomenon in modern South Korean society. This research is qualitative research with literature review method. This research shows how the author of the novel sees suicide through three approaches; sociological, existentialism and nihilism. This research also shows types of suicide committed by South Korean people based on Emile Durkheim?s theory on suicide. This analysis has come up with a conclusion that the suicidal behavior in the novel, which also depicted the suicide phenomenon in modern South Korean society, was caused by the lack of social integration and norms that are supposed to rule the society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S64745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ajengsih Mustika Ningrum
"Skripsi yang menggunakan metode penelitian deskriptif ini menganalisis adverbia ? z i 'lagi ' dan ? y u 'lagi ' dalam bahasa Mandarin yang diperoleh dari ???? B? J?n Xi?oshu? 'Kumpulan Cerita Pendek Ba Jin '. Tujuan analisis ini untuk memberikan gambaran yang konkret mengenai kemunculan ? z i 'lagi' dan ' y u lsquo;lagi' secara sintaktis dan fungsi ? z i lsquo;lagi rsquo; dan ? y u 'lagi' secara semantis sehingga diketahui perbedaan ? z i 'lagi' dan ? y u 'lagi'. Selain itu, diharapkan karya ilmiah ini dapat memberikan pemahaman tentang pemakaian ? z i 'lagi' dan ? y u lsquo;lagi rsquo; kepada pembaca karya ilmiah ini.
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa kemunculan ? z i 'lagi ' dan ? y u 'lagi ' berada di depan verba atau ajektiva baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Fungsi ? z i 'lagi ' adalah untuk menerangkan pengulangan yang belum terjadi pada verba atau ajektiva, sedangkan fungsi ? y u 'lagi' adalah untuk menerangkan pengulangan yang telah terjadi pada verba atau ajektiva.

This thesis that makes use of descriptive research analyzes the adverbs z i 39 again 39 and y u 'again' in Chinese which were obtained from B J n Xi oshu 'Ba Jin' s Short Stories'. The analysis aims to give concrete descriptions about the appearances z i 'again' and y u 'again' syntactically and the functions z i 'again' and y u 'again' semantically so that the differences between z i 'again' and y u 'again' are understood. Moreover, this research will impart knowledge about z i 'again' and y u 'again' to the reader.
According to the results of this analysis, it can be concluded that the appearances z i 'again' and y u 'again' are located in front of the verb or the adjective. The function of z i 'again' is to explain the repetition that has not happened yet in the verb or the adjective while the function of y u 'again' is to explain the repetition that has happened in the verb or the adjective."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oxye Dara Tri Janah
"Skripsi ini memaparkan tentang perbedaan kalimat majemuk bertingkat dalam bahasa Mandarin yang menggunakan adverbia yibian ... yibian dengan yang menggunakan sufiks zhe sebagai penghubung subordinatif secara sintaktis dan semantis. Secara sintaktis kedua bentuk kalimat majemuk bertingkat ini memiliki perbedaan dalam struktur kalimatnya, sedangkan secara semantis diperoleh perbedaan jenis verba yang digunakan dan hubungan semantis kedua verbanya. Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis verba pada kalimat yibian ... yibian semuanya adalah verba perbuatan, sedangkan pada kalimat zhe berupa verba perbuatan dan verba penunjuk sikap. Perbedaan verba perbuatan dalam kedua bentuk kalimat ini didasarkan pada kuat-lemahnya sifat kedinamisannya.

This thesis explains the differences among two complex sentences that use adverb yibian ... yibian and suffix zhe as a subordinative linking syntactically and semantically. These two complex sentences syntactically have a difference in their sentence structure, and semantically have a protruding difference in the verb usage and its semantic relations. Analysis and result pinpoints that a verb in sentence with adverbial yibian ... yibian is known as an activity verb, while a verb in another sentence with suffix zhe is defined as a verb of posture. The verbs in these two type of sentences are underpinned by the intensity of the their dynamic properties."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devin Aria Ferris
"Indonesia merupakan salah satu negara dengan keberagaman kepercayaan. Masing-masing kepercayaan ini memiliki corak berbeda-beda. Kelenteng adalah tempat peribadatan penganut Konfusianisme yang mencerminkan corak budaya Tiongkok. Terdapat kelenteng unik di Indonesia yang menjadikan dewa utamanya dewa Phan Ko. Topik dari penelitian ini tentang fungsi agamawi dan fungsi sosial yang ada di kelenteng Phan Ko. Rumusan masalah yang diteliti adalah fungsi agamawi yang diberikan kelenteng Phan Ko pada penganut Tridharma dan Non-Tridharma dan fungsi sosial kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kelenteng. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, pengambilan data dilakukan dengan mewawancarai informan untuk mendapatkan data yang akan diseleksi lalu dianalisis. Penelitian ini mendapatkan hasil tentang fungsi agamawi dan fungsi sosial kelenteng Phan Ko.

Indonesia is a country with a diversity of beliefs. Each of these beliefs has a different style. The pagoda is a place of worship for Confucian adherents that reflects Chinese cultural features. There is a unique pagoda in Indonesia where the main god is Phan Ko. The topic of this research is about the religious and social functions in the Phan Ko temple. The formulation of the problem studied is the religious function given by the Phan Ko temple to Tridharma and Non-Tridharma adherents and social functions to the people who live around the temple. This research uses descriptive qualitative method, data collection is done by interviewing informants to obtain data that will be selected and then analyzed. This study obtained results regarding the religious and social functions of the Phan Ko temple."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Athiyyah Hilmy
"The Wandering Earth-Liúlàng Dìqiú (2019) adalah sebuah film bergenre science fiction atau fiksi ilmiah Tiongkok yang menceritakan tentang regu penyelamat yang berusaha untuk merelokasi bumi ke orbit yang jauh dari matahari, sambil berusaha untuk mencegah bumi bertabrakan dengan jupiter. Tokoh protagonis yang berasal dari berbagai latar belakang bersatu di bawah Pemerintahan Bumi Bersatu (PBB), untuk membentuk aliansi global, mengumpulkan sumber daya dan pengetahuan untuk melaksanakan rencana ambisius merelokasi bumi, mencerminkan nilai tradisional Tiongkok yang mengutamakan kesejahteraan kolektif di atas kepentingan individu. Penelitian ini membahas bagaimana nilai kolektivisme-Jítǐ zhǔyì khas Tiongkok memengaruhi tindakan yang diambil oleh tokoh protagonis untuk mencegah bumi bertabrakan dengan jupiter dan menyelamatkan kehidupan manusia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan metode pengumpulan data dengan studi pustaka, yaitu pengumpulan data yang bersumber dari buku maupun jurnal. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ditampilkannya nilai kolektivisme khas Tiongkok sebagai salah satu cara untuk menyelamatkan umat manusia dan bumi melalui tindakan para tokoh protagonisnya merupakan pesan propaganda tentang peran penting Tiongkok dalam memimpin kerja sama dan kolaborasi global menghadapi tantangan kelangsungan hidup manusia di muka bumi.

The Wandering Earth- Liúlàng Dìqiú (2019) is a science fiction film that tells a story about rescue teams that are trying to move the Earth into an orbit far from the sun, while trying to prevent the earth from colliding with jupiter. Protagonists who come from various backgrounds unite under the United Earth Government (UEG) to form a global alliance, gathering resources and knowledge to carry out an ambitious plan to relocate the earth, reflecting traditional Chinese values that prioritize collective well-being over individual interests. This research aims to discuss how the typical Chinese value of collectivism influences the actions taken by the protagonist to prevent the earth from colliding with Jupiter and save human life. This study used a qualitative-descriptive method with data collection methods using literature study by collecting data from books and journals. The results of the research show that the display of the unique Chinese value of collectivism- Jítǐ zhǔyì as a way to save humanity and the earth through the actions of the protagonists is a propaganda message about China's important role in leading global cooperation and collaboration in facing the challenges of human survival on earth.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Vanessa Piter
"Genshin Impact adalah permainan RPG (role-playing game) dengan aksi open-world yang diluncurkan pada tanggal 28 September 2020 oleh miHoYo (上海米哈游网络科技股份有限公司 Shànghǎi mǐ hā yóu wǎngluò kējì gǔfèn yǒuxiàn gōngsī) di Shanghai, Cina. Salah satu tokoh dalam permainan Genshin Impact yang bernama Chongyun memiliki kemampuan mengusir roh jahat seperti yang dilakukan oleh pendeta Tao di Cina. Penelitian ini membahas mengenai kemiripan antara tokoh Chongyun dalam permainan Genshin Impact dengan pendeta Tao dalam ritual pengusiran roh jahat yang ditinjau dari aspek kostum, gerakan tangan dan jari, serta jimat yang digunakan. Penulis mengumpulkan data penelitian dari permainan Genshin Impact versi 4.3, serta sejumlah referensi tertulis berupa buku dan artikel jurnal, maupun referensi tidak tertulis berupa video mengenai pendeta Tao dalam ritual pengusiran roh jahat yang diunduh dari YouTube. Hasil penelitian menemukan bahwa tokoh Chongyun tidak sepenuhnya mirip dengan pendeta Tao dalam aspek kostum, gerakan tangan dan jari, serta jimat. Desain tokoh Chongyun yang tidak sepenuhnya mirip dengan pendeta Tao tetap dipertahankan dengan mempertimbangkan aspek efisiensi dan estetika gameplay dalam permainan Genshin Impact.

Genshin Impact is an action open world RPG (role-playing game) launched on September 28th, 2020 by miHoYo (上海米哈游网络科技股份有限公司 Shànghǎi mǐ hā yóu wǎngluò kējì gǔfèn yǒuxiàn gōngsī) in Shanghai, China. One of the characters in Genshin Impact, Chongyun, possesses the ability to exorcise evil spirits, similar to the practices of Taoist priests in China. This study examines the similarities between Chongyun in Genshin Impact and Taoist priest during exorcism rituals, focusing on aspects such as costume, hand and finger movements, and talismans used. The author collected research data from Genshin Impact version 4.3, as well as a number of written references including books and journal articles, and non-written references such as videos on Taoist exorcism rituals downloaded from YouTube. The research results indicates that Chongyun’s character does not fully resemble Taoist priests in terms of costume, hand and finger movements, and talismans. The differences in Chongyun's design are maintained to ensure efficiency and aesthetic appeal within the gameplay of Genshin Impact."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Clementia Carmen
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unsur suprasegmental bahasa apa saja yang dapat mempengaruhi perubahan ton di silabe terakhir dalam kalimat bahasa Mandarin dan menganalisis seberapa besar perubahan ton yang terjadi pada silabe terakhir tersebut. Data penelitian diperoleh dari buku ajar Hanyu Jiaocheng 1-3. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan eksperimental yang menggunakan aplikasi Praat sesuai dengan ancangan IPO yakni ancangan pada sinyal akustik sampai analisis parameter akustik ujaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan fonetik akustik untuk menganalisis fenomena perubahan ton dan unsur suprasegmental. Berdasarkan analisa yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa intonasi dari jenis kalimat membawa pengaruh signifikan terhadap terjadinya fenomena perubahan ton pada silabe akhir dalam kalimat bahasa Mandarin. Kehadiran intonasi kalimat mampu mempengaruhi ton silabe akhir kalimat bahasa Mandarin menjadi lebih menaik atau menurun dari kontur ton awal dan turut mempengaruhi fitur suprasegmental yang terkandung.

ABSTRACT
This analysis aims to find out which suprasegmental features of a language could affect the tonal changes at the final syllable in Chinese sentences and also to analyze how much of tonal changes occurred. The data samples in this research is obtain from Hanyu Jiaocheng 1-3. This analysis uses a qualitative method with an experimental approach which utilizes the Praat application following the IPO approach, namely the approach to the acoustic signal to the analysis of the acoustic parameters of speech. This analysis uses an acoustic-phonetic approach to analyze the phenomenon of tonal changes and their suprasegmental features. Based on the analysis, it can be concluded that the intonation of the type of sentence has a significant influence on the final syllable tonal changes phenomenon. The presence of sentence intonation could affect the Chinese sentence final syllable tones resulting in a higher or lower pitch than its initial pitch contour, and affect the other suprasegmental features it contains. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rismawati
"Penelitian ini membahas ungkapan fatis dalam bahasa Mandarin. Ungkapan fatis adalah ungkapan yang bertugas untuk memulai, mempertahankan, atau mengakhiri komunikasi antara pembicara dan kawan bicara. Ungkapan fatis memiliki fungsi sosial yang berperan dalam membangun hubungan sosial dan menunjang kelancaran komunikasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan dijelaskan secara deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah ungkapan fatis yang diperoleh dari dialog dalam buku Hanyu Jiaocheng jilid 1 karya Yang Jizhou dkk (1999). Data yang didapat kemudian dianalisis dan diklasifikasikan berdasarkan teori Laver (1975) tentang jenis dan fungsi ungkapan fatis. Hasil analisis menjelaskan klasifikasi jenis dan fungsi ungkapan fatis bahasa Mandarin pada tingkat pemula. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur tentang ungkapan fatis bahasa Mandarin sehingga dapat menjadi referensi bagi pembelajar bahasa Mandarin tingkat pemula dalam memahami makna dan cara menggunakan ungkapan fatis.

This research discusses phatic expression in Mandarin. Phatic expression is used to start, maintain, or end communication between a speaker and a hearer in a conversation. Phatic expression has social function which serves to establish social relationship and encourage harmonious communication. This research is a qualitative descriptive research. The data source of this research are phatic expressions from the textbook “Hanyu Jiaocheng level 1” by Yang Jizhou et al (1999). The phatic expressions are then analyzed and classified based on Laver’s theory about types and functions of phatic expressions. The results of this research classify and explain the types and functions of Mandarin phatic expressions that are used on beginner level. This research is expected to enrich the literature on Mandarin phatic communication and to provide references for Mandarin learners about phatic expressions on beginner level."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Taufiq
"Polisemi adalah suatu leksem yang memiliki sejumlah makna yang masih berkaitan. Salah satu leksem dalam bahasa Mandarin yang berpolisemi adalah leksem 起 qǐ. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan menjelaskan komponen makna yang mengaitkan sejumlah makna yang dimiliki oleh leksem 起 qǐ. Selain itu, diteliti juga sumbangan makna leksem tersebut dalam kata majemuk yang mengandung leksem 起 qǐ. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Data yang digunakan berupa 11 makna leksem 起 qǐ dan 16 kata majemuk yang mengandung leksem 起 qǐ yang bersumber dari kamus 现代汉语词典 Xiàndài Hànyǔ Cídiǎn cetakan tahun 2016 edisi ketujuh. Data dianalisis menggunakan tabel pengelompokkan konsep makna dan teori Analisis Komponen Makna Nida (1975). Dari hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat dua komponen bersama (common component) yang mengaitkan 11 makna pada leksem 起 qǐ yaitu, [+perbuatan] dan [+perubahan keadaan]. Selain itu, ditemukan bahwa hanya ada 7 makna leksem 起 qǐ yang menyumbangkan makna pada 16 kata majemuk yang diteliti yakni, makna ke-1 sebanyak satu kata, makna ke-2 sebanyak dua kata, makna ke-3 sebanyak dua kata, makna ke-5 sebanyak satu kata, makna ke-6 sebanyak tiga kata, makna ke-7 sebanyak empat kata, dan makna ke-11 sebanyak tiga kata.

Polysemy is a lexeme that has a number of related meanings. One of the polysemous lexemes in Mandarin is the lexeme 起 qǐ. This research is aimed to determine and explain the components of meaning shared by the meanings of the lexeme 起 qǐ. It is also to determine the contributions of meaning in the compound words that contains lexeme 起 qǐ. The research method used is descriptive qualitative method. The data used are meanings and compound words of the lexeme 起 qǐ, which are sourced from the seventh edition of the Xiandai Hanyu Cidian Dictionary 现代汉语词典that was printed in 2016. To achieve the research objectives, the analysis of data used a table grouping of the concept of meaning and Nida’s Theory of Componential Analysis of Meaning (1975). From the conclusion, it is discovered that there are two common components that are shared by the 11 meanings of the lexeme 起 qǐ, namely, [+action] and [+change of state]. In addition, it was also found that there are only 7 meanings of the lexeme 起 qǐ that was represented in the 16 compound words studied, which are the 1st meaning, as many as one word; 2nd meaning, as many as two words; 3rd meaning, as many as two words; 5th meaning, as many as one word; 6th meaning, as many as three words; 7th meaning, as many as four words; and 11th meaning, as many as three words."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Evina Wenly
"Sembahyang Cengbeng merupakan tradisi sembahyang ke kuburan leluhur karena telah dilakukan oleh masyarakat Tiongkok sejak dinasti Jin (265-420). Tradisi ini dilakukan pada bulan dua dan bulan tujuh penanggalan bulan (阴历), masyarakat Tionghoa akan pergi ke kuburan leluhur atau orang tua untuk membersihkan dan sembahyang kepada leluhur. Tradisi ini masih terus dilakukan karena adanya pengaruh ajaran Konfusius, yaitu ajaran bakti 孝dan keluarga 家. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna bakti dan kekeluargaan yang terdapat pada sembahyang Cengbeng di Singkawang. Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara. Setelah pengumpulan data, hasil dari penelitian ini akan dianalisis dengan teori.

Cengbeng prayer is a tradition of praying to the ancestral graves because it has been carried out by Chinese people since the Jin dynasty (265-420). This tradition is carried out in the second and seventh months of the lunar calendar(阴历), Chinese people will go to the graves of their ancestors or parents to clean and pray to their ancestors. This tradition is still carried out because of the influence of Confucius teachings, namely the teachings of filial piety 孝 and kinship 家. This study aims to determine the meaning of devotion and kinship contained in the Cengbeng prayer tradition in Singkawang. The method used to conduct this research is a qualitative method with data collection techniques in the form of interviews. After collecting the data, the results of this study will be analyzed by theory."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>