Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gaffa Zahry Allya
"Penelitian ini berfokus pada analisis kompleksitas serta tingkat keterbacaan dari salah satu Kindermärchen (dongeng anak) dari Grimm bersaudara yang berjudul Schneewittchen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kerumitan kalimat serta nilai keterbacaan dari dongeng Schneewittchen. Penelitian ini dilakukan dengan 3 metode penelitian, yaitu metode kualititatif, metode deskriptif, dan metode kuantitatif untuk penghitungan tingkat keterbacaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dongeng Schneewittchen memiliki kompleksitas kalimat yang sangat tinggi dengan didominasi oleh hampir 95% kalimat kompleks. Namun, yang membuatnya menarik adalah hasil penghitungan tingkat keterbacaan dongeng tersebut menunjukkan bahwa dongeng Schneewittchen berada di kategori „agak mudah“ yang hampir mendekati „mudah“ dengan skor keterbacaan 70,98, sehingga dapat dikatakan bahwa dongeng tersebut lebih dapat diterima dengan baik oleh remaja, khususnya untuk anak yang memiliki kemampuan bahasa Jerman dengan rentang usia usia 12-13 tahun.

The focus of this research is the analysis of sentence complexity and reading ease of one of the Kindermärchen children’s tales) of The Brothers Grimm named Schneewittchen. The purpose of this research is to identify how high is the level of the sentence complexity and readability level of the tale. Thisresearchh was conducted using three research methods, namely qualitative method, descriptive method, and quantitative method for the calculation of readability level. The results show that Schneewittchen has a very high level of sentence complexity dominated by almost 95% complex sentences. However, what makes it interesting is the result of the reading ease calculation shows that the tale falls into the „fairly easy“ category which is close to the „easy“ category with a reading ease score of 70,98, so it can be said that the story can be read and received quite well by children, especially for 12-13 years old children who have German language skills."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kresna Andika
"Skripsi ini mengangkat tema wacana multikulturalisme dalam karya sastra Migrantenliteratur di Jerman. Migrantenliteratur merupakan karya sastra yang dibuat oleh penulis yang memiliki latar belakang imigran di Jerman. Karena para penulis tersebut memiliki latar budaya yang berbeda dengan Jerman maka karya sastra mereka juga membawa aspek baru ke dalam sastra nasional Jerman, yaitu aspek multikultural. Dengan menggunakan analisis wacana dalam satu contoh cerita Migrantenliteratur dan 4 artikel berita online sebagai korpus data dapat disimpulkan bahwa Migrantenliteratur diterima sebagai hal positif di Jerman. Wacana multikulturalisme mengenai imigran di Jerman juga bersifat multidimensional dimana masalah identitas dan integrasi juga terkait didalamnya.

This thesis focuses on reading and analysing the discourse concerning multiculturalism in Migrantenliteratur in Germany. Migrantenliteratur is a type of literature that is written by writers with immigration origin on their root. Since those writers have different origin culture than Germany they can bring new aspect to German national literature, namely multicultural aspect. By analysing discourse found in one Migrantenliteratur story and four online German news article about Migrantenliteratur as data it can be seen that multiculturalism is positively accepted by the German society. Multiculturalism discourse about immigrant in Germany is also multidimensional and include identity and integration problem.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S64445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Allisa Meinada
"Keberadaan penyanyi rap Jerman berlatar belakang imigran turut menyukseskan popularitas budaya Hiphop Jerman, khususnya industri musik rap di Jerman. Latar belakang budaya para penyanyi rap Jerman dengan latar belakang imigran yang beragam menciptakan ciri khas tersendiri dalam kancah musik rap di Jerman. Musik rap tidak hanya menjadi medium untuk ekspresi diri tetapi juga untuk menyampaikan pesan-pesan terkait kondisi sosial yang ada. Keberhasilan multikulturalisme di Jerman yang masih menjadi wacana hingga saat ini turut menjadi permasalahan sosial yang kerap kali diangkat sebagai tema musik rap Jerman. Diskriminasi terhadap imigran di Jerman atas perbedaan etnis dan ras sebagai penentu identitas merupakan salah satu permasalahan yang terjadi pada seorang penyanyi rap Jerman-Turki, Eko Fresh. Usahanya dalam mengklarifikasi identitas dirinya sebagai seorang Jerman menimbulkan permasalahan, bahwa ia dihadapkan dengan lingkungan yang tidak memandang dirinya sebagai seorang Jerman. Persoalan identitas yang dialami Eko Fresh sesuai dengan pernyataan Stuart Hall 1996, bahwa identitas seseorang tidak selalu ditentukan oleh hal-hal yang bersifat tetap seperti etnis ras seseorang, melainkan dapat dikonstruksi. Di sisi lain, Eko Fresh menunjukkan atribut-atribut Turki dan Timur Tengah dalam video klip musiknya. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana Eko Fresh membentuk identitasnya dengan menganalisis atribut Turki dan Timur Tengah dalam video klip. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis tekstual dengan pendekatan semiotika. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa latar belakang budaya merupakan sesuatu yang tidak dapat hilang begitu saja dan dapat mempengaruhi identitas yang seseorang miliki. Seseorang dapat memiliki lebih dari satu identitas secara bersamaan. Dengan demikian, identitas Eko Fresh dalam video klip menunjukkan bahwa identitas seseorang tidak bersifat tunggal dan mutlak.

The existence of German rappers with immigrant background has succeed the popularity of German Hip hop culture mdash especially rap music industry mdash in Germany. The cultural background of German rappers with immigrant backgrounds create its own characteristic in the German rap scene. Rap is not only a medium of a self expression but also a medium to convey messages related to the social conditions that happen in a country. The success of multiculturalism in Germany which still remains a discourse until today has also become a social problem that is often used as a theme of German rsquo s rap music. The discrimination towards immigrants based on various ethnic and racial groups in Germany as identity determination is one of the problems that happened to a German rapper with Turkish descent named Eko Fresh. His effort to clarify his identity as a German shows that he is facing the surroundings who don rsquo t see him as a German. The issue of identity that he has experienced is in accordance with Stuart Hall rsquo s 1996 statement that identity is not always defined by something fixed like ethnicity and race, however it is something that can be constructed. On the other hand, Eko Fresh shows Turkish and Middle Easterns attributes in his music video. This thesis is aimed to show how Eko Fresh forms his identity by analyzing the Turkish and Middle Easterns attributes in the music video. The research method that used in this thesis is textual analysis with semiotic approach. Based on this research, it can be concluded that cultural background is not something that can easily disappear and it can influence someones identity. Anyone can have more than one identity at a time. Hence, Eko Freshs identity in the music video shows that identity is not singular and absolute. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Putri Rahmania
"Penelitian ini membahas keterkaitan unsur visual dan unsur verbal dengan menganalisis tanda-tanda semiotika yang muncul pada iklan kampanye perlindungan iklim. Metodologi deskriptif kualitatif digunakan untuk meneliti korpus data berupa tiga poster dari rangkaian pertama kampanye dengan slogan Das Klima dankt. Rangkaian pertama kampanye dibuat dan dipublikasikan pada tahun 2020 oleh biro iklan Ruf Lanz yang berkolaborasi dengan perusahaan pemasok energi berkelanjutan bernama EWZ (ELEKTRIZITÄTSWERK ZÜRICH). Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan relasi elemen teks dan elemen gambar, sekaligus pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat iklan dianalisis menggunakan teori semiotika Peirce. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tanda semiotika berupa ikon, indeks, dan simbol. Dalam iklan ini, unsur verbal yang merupakan sebuah simbol lebih menjelaskan makna dan pesan yang ingin disampaikan. Seluruh iklan memiliki pesan yang sama, yaitu menyampaikan rasa terima kasih yang dirasakan oleh hewan di kutub utara yang secara khusus terdampak oleh perubahan iklim dengan meminjam gestur yang umumnya dipakai oleh manusia untuk mengisyaratkan terima kasih, serta mengajak para pembaca untuk ikut beralih memakai produk yang dikembangkan oleh EWZ guna mengurangi kerusakan iklim.

This study discusses the relationship between visual and verbal elements by analyzing the semiotic signs that appear in climate protection campaign advertisements. A Descriptive qualitative methodology was used to analyze a corpus of data in the form of three posters from the first series of campaigns with the slogan “Das Klima dankt”. The first series of the campaign was created and published in 2020 by the advertising agency Ruf Lanz in collaboration with the sustainable energy supply company EWZ (ELEKTRIZITÄTSWERK ZÜRICH). This study aims to show the relationship between text elements and image elements, as well as the message that the ad maker wants to convey, analyzed using Peirce's semiotic theory. The results show that there are semiotic signs in the form of icons, indices, and symbols. In this advertisement, the verbal element, a symbol, explains the meaning and message more. All advertisements have the same message: to convey the gratitude felt by animals in the north pole that are specifically affected by climate change by borrowing gestures commonly used by humans to signal gratitude, and inviting readers to switch to using products developed by EWZ to reduce climate damage."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ervan Augusto Mince
"Teknologi yang disebut sebagai AI (Artificial Inteligence atau kecerdasan buatan) diciptakan dengan tujuan agar manusia dapat berinteraksi dengan algoritma dan program yang kompleks namun dengan komunikasi yang natural layaknya berbicara dengan manusia lain. Serupa teknologi lain, AI memiliki kelebihan dan kekurangan yang tampak sebagai hasil dari interaksi antara manusia dengan AI, seperti yang tampak pada film pendek Unter Druck. Unter Druck merupakan sebuah film pendek yang dibuat oleh kanal YouTube Filmakademie Baden-Württemberg, yang menceritakan seorang seniman amatir yang meraih kesuksesan dengan bantuan mesin fotokopi yang memiliki kemampuan berpikir layaknya sebuah AI. Penelitian ini akan membahas tentang interaksi dan dampak dari interaksi antara manusia dengan AI yang tergambarkan pada film tersebut. Penelitian ini menggunakan teori mengenai paradoks yang menjelaskan tentang adanya kekecewaan yang ada dikarenakan perkembangan AI yang maju dan tingkat produktivitas yang tidak meningkat oleh Erik Brynjolfsson, Daniel Rock, dan Chad Syverson, dan teori lain mengenai jenis-jenis AI, pentingnya perkembangan AI bagi hidup manusia, dan apa yang bisa dilakukan untuk mengembangkan AI oleh Philip Boucher. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara manusia dengan AI dapat menguntungkan bagi manusia dalam berbagai aspek bila interaksi tersebut merupakan interaksi yang sehat, namun bila kekurangan AI seperti ketidakmampuan untuk menyaring informasi tidak diperbaiki, interaksi antara manusia dengan AI dapat berakibat fatal bagi manusia. Selain itu, sifat manusia yang serakah juga dapat berkontribusi terhadap munculnya interaksi yang tidak sehat antara manusia dengan AI, yang dapat berakibat buruk bagi manusia.

The technology known as AI (Artificial Intelligence) was created with the aim that humans can interact with complex algorithms and programs with natural communication processes as easy as talking to other humans. Like other technologies, AI certainly has advantages and disadvantages that will be shown as a result of the interaction between humans and AI, as seen in the short film Unter Druck. Unter Druck is a short film made by the YouTube channel Filmakademie Baden-Württemberg, which tells of an amateur artist who achieves success with the help of a photocopy machine that has the ability to think and act like an AI. Therefore, this study will discuss the interactions and impacts of the said interactions between humans and AI depicted in the film. This study uses a theory that explains of a certain paradox that dictates that there is a disappointment regarding the stagnant state of productivity, while AI developments has reached the point where it has never seen before by Erik Brynjolfsson, Daniel Rock, and Chad Syverson, and another theory by Philip Boucher that explains the many categories of AI, why AI is important for human lives, and what can we do to improve AI. The results of the study show that the interaction between humans and AI can benefit humans in various aspects if the interaction is a healthy interaction, but if AI deficiencies such as the inability to filter information are not corrected, the interaction between humans and AI can be fatal for humans. Aside from that, certain the human trait of greed can also contribute to the rising of such an unhealthy interaction between humans and AI, an interaction that can have an unpleasant result for humans.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nandiani Flavia
"Penelitian ini membahas makna yang menampilkan citra empati pada iklan Milka tahun 2014 & 2020. Data yang dipakai berupa unsur verbal dan visual dari video iklan Milka tahun 2014 & 2020 yang diperoleh dari kanal Youtube W&V (Werben & Verkaufen) dan Deutsche Werbespots. Masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah unsur verbal dan visual yang digunakan dalam iklan serta makna unsur verbal yang digunakan dalam menampilkan citra empati dalam iklan Milka tahun 2014 dan 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unsur verbal dan visual serta makna unsur verbal yang digunakan dalam menampilkan citra empati dalam iklan Milka tahun 2014 & 2020. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teori semantik dari Gustav Blanke (1973) serta teori fungsi persuasi dalam bahasa iklan dari Nina Janich (2010) yang digunakan untuk menganalisis makna pada unsur verbal dan strategi iklan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna dalam unsur verbal yang menunjukkan citra empati dalam iklan Milka tahun 2014 & 2020 tidak selaras dengan karakteristik maupun stereotip masyarakat Jerman.

This research discusses the meaning that shows an image of empathy in Milka advertisements in 2014 & 2020. As research data, videos of Milka advertisements were obtained from W & V (Werben und Verkaufen) and Deutsche Werbespots YouTube channels. The issues raised in this study are the verbal and visual elements used in the advertisements and also the meaning of the verbal elements used in presenting the empathetic image in Milka’s 2014 & 2020 advertisements. This research aims to determine the verbal and visual elements and also the meaning of verbal elements used in displaying empathy images in Milka advertisements in 2014 & 2020. This research is using qualitative method with Gustav Blanke’s semantic theory and Nina Janich’s theory of persuasion function in advertising are used to analyze the meaning of verbal elements and advertising strategies. The results show that the meanings of verbal elements that show empathetic images in Milka advertisements in 2014 & 2020 are not in line with the characteristics nor the stereotypes of German society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dave Emmilio Zegno Fudi
"Berlin sebagai ibukota Jerman tidak hanya dikenal dengan peninggalan historis dalam bentuk budaya material (material culture) seperti monumen atau bangunan dengan gaya arsitektur tertentu, tetapi juga menyimpan kisah spionase dunia pada era Perang Dingin. Sebagai “pusat pertarungan“ ideologi Perang Dingin, Berlin sangat lekat diasosiasikan dengan spionase. Kesan ini sering diangkat sebagai tema berbagai produk media, baik yang diproduksi di dalam atau luar Jerman. Salah satu produk media populer yang mengangkat tema spionase di Berlin adalah serial manga Spy X Family (2019) karya Tetsuya Endo. Penggambaran kota Berlint dalam serial manga ini dapat dimaknai sebagai representasi Berlin pada era Perang Dingin. Dengan menganalisis serial manga ini secara semiotik, penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana Berlin sebagai wilayah sentral pada era Perang Dingin direpresentasikan dalam budaya populer. Analisis semiotik terhadap penggambaran landscape dan kehidupan di kota Berlint dalam manga Spy X Family ini merepresentasikan kota Berlin sebagai pusat spionase yang tertata rapi dan menyediakan ruang tinggal yang layak bagi penduduknya.

Berlin is not only known for its historical heritage in the form of material culture, such as monuments or buildings with a particular architectural style, but also for keeping stories of world espionage during the Cold War era. As the arena of ideology contestation of the Cold War, Berlin is closely associated with espionage. This impression is often used as the theme of various media products produced inside and outside Germany. One of the popular media products with the theme of espionage in Berlin is the manga series Spy X Family (2019) by Tetsuya Endo. The depiction of the city of Berlint in this manga series can be interpreted as a representation of Berlin during the Cold War era. By analyzing this manga series semiotically, this study aims to reveal how Berlin, as a central region during the Cold War era, was represented in popular culture. This semiotic analysis of the depiction of landscape and life in the city of Berlint in the Spy X Family manga represents the city of Berlin as an espionage center that is neatly arranged and provides decent living space for its inhabitants."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Erlangga
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh peran unsur nonbahasa dan metode serta strategi penerjemahan yang dominan digunakan pada proses penerjemahan salah satu soundtrack film Aladdin, “Speechless” (Part 1 & Part 2) ke dalam bahasa Jerman “Ich werd niemals schweigen” (Teil 1 & Teil 2) menggunakan metode deskriptif-kualitatif dan dengan metode kontrastif. Teori Åkerström (2009) dan Newmark (1988) digunakan sebagai teori pendukung dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur nonbahasa seperti rima, ritme, dan durasi lagu berperan besar untuk memengaruhi penerjemah dalam menentukan, bahkan memodifikasi kata menggunakan proses Elision dan Aphärese untuk menyesuaikan bunyi kata pada proses penerjemahan lagu, khususnya lagu yang akan dinyanyikan ulang di bahasa sasaran (BSa). Kemudian, metode komunikatif diidentifikasi sebagai metode penerjemahan pada lagu ini karena penggunaannya yang dominan. Selain itu, penggunaan parafrasa juga menjadi strategi paling dominan digunakan dalam penerjemahan ini.

This study aims to look at the influence the role of nonverbal elements and the dominant translations methods and strategies used in the process of translating one of Aladdin’s movie soundtrack, “Speechless” (Part 1 & Part 2) into German, “Ich werd niemals schweigen” (Teil 1 & Teil 2) using descriptive-qualitative and with contrastive method. This study uses the theory of Åkerström (2009) and Newmark (1988) as a supporting theory. The results show that nonverbal elements such as rhyme, rhythm, and song duration play a major role in influencing translators in determining, even modifying words using Elision and Aphärese processes to adjust the sound of words in the song translation process, especially song that will be sung again in the target language (TL). Furthermore, the communicative method is identified as a translation method of this song because of its dominant use. Moreover, paraphrasing is the most dominant strategy used in this translation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gladya Senandini
"Gagalnya proses denazifikasi Jerman Barat, biasnya media massa, serta terlihatnya dukungan pemerintah terhadap memicu ketidakpercayaan publik. Ketidakpuasaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah pun mulai memunculkan kelompok radikal kiri yang intensi awalnya adalah menyuarakan pendapat. Namun, karena tidak ada perbubahan, kelompok tersebut berubah menjadi kelompok teroris yang meresahkan. Skripsi ini akan membahas tentang bagaimana film Der Baader Meinhof Komplex (2008) digambarkan melalui penokohan Ulrike Meinhof. Tujuan penelitian ini adalah bagaimana penggambaran positif dan Ideologi awal RAF melalui tokoh Ulrike Meinhof. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif dengan pendekatan argumentative berdasarkan tinjauan Pustaka. Untuk mengkaji penggambaran RAF yang direpresentasikan oleh Ulrike Meinhof dalam kerangka budaya, adegan dan dialog dari film Der Baader Meinhof Komplex (2008) akan dianalisis menggunakan teori representasi Stuart Hall. Analisis menunjukan bahwa RAF merupakan kelompok yang memiliki tujuan yang baik namun tidak terkendali dalam perkembangannya.

The failure of the West German denazification process, the bias of the mass media. And the appearance of government support sparked public distrust. The public's dissatisfaction with the government's performance has also begun to create radical leftist group, whose initial intention was to voice opinions. However, because nothing has changed, the group has turned into a troubling terrorist group. This thesis will discuss how the film Der Baader Meinhof Komplex (2008) is depicted through the characterization of Ulrike Meinhof. The purpose of this research is how to describe the positive and initial ideology of the RAF through the character Ulrike Meinhof. The method used in this research is a qualitative method with an argumentative approach based on a literature review. To study the RAF depiction represented by Ulrike Meinhof in a cultural framework, scenes and dialogues from the Der Baader Meinhof Komplex (2008) film will be analysed using Stuart Hall's theory of representation. The analysis shows that the RAF is a group that has good goals but is not controlled in its development."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Rizky Afriliano
"Pandemi COVID-19 menyebabkan setiap individu terpaksa melakukan komunikasi secara daring sehingga media sosial menjadi sarana komunikasi yang sering digunakan. Selain sebagai alat komunikasi, media sosial juga memiliki fungsi sebagai alat pencarian informasi. Dewasa ini, propaganda lebih banyak ditemukan di dalam media sosial daripada di media cetak. Penelitian ini menganalisis unggahan-unggahan propaganda antikebijakan COVID-19 pada akun Twitter @querdenken711 pada bulan Desember 2021 hingga Februari 2022. Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori tindak tutur dari John Rogers Searle (1969) dan hanya berfokus pada tindak tutur ilokusi serta fungsi tindak tutur ilokusi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif dan data primer yang digunakan berupa kata, klausa, dan kalimat yang pada akun Twitter @querdenken711. Selama bulan Desember 2021 – Februari 2022 terdapat 14 unggahan yang ditulis langsung oleh gerakan Querdenken-711 (Stuttgart) dan mengandung tindak tutur ilokusi. Bentuk tindak tutur ilokusi yang muncul adalah asertif, ekspresif, dan direktif. Bentuk tindak tutur asertif muncul sebanyak delapan unggahan. Kemudian, sebanyak dua buah unggahan mengandung tindak tutur ilokusi bentuk ekspresif dan sebanyak empat buah unggahan yang mengandung tindak tutur direktif. Kemudian, penulis menemukan enam buah fungsi tindak tutur, yaitu mengklaim, menegaskan, menyangkal, memberi informasi, mengucapkan terima kasih, dan mengundang.

The COVID-19 pandemic has forced every individual to communicate online, therefore social media has become the most frequently used means of communication. Besides as a communication device, social media also has a function as a tool for finding information. Today, propaganda is found more in social media than in printed media. This study analyzes uploads of Anti-COVID policy on the Twitter account @querdenken711 from December 2021 to February 2022. The author used the data from December 2021 to February 2022 due to the German government is intensively vaccinating COVID-19 and the infection of Omicron variant has increased drastically. The author conducted this research based on the speech act theory of John Rogers Searle (1969) and only focuses on illocutionary speech acts and the function of illocutionary speech acts. This research is qualitative research with descriptive method research and the primary data of this research are words, clauses, and sentences which are on the Twitter account @querdenken711. During December 2021 - February 2022, there were 14 uploads which were written by Queerdenken-711 (Stuttgart) and containing illocutionary speech acts. The illocutionary speech acts that appear are assertive, expressive, and directive. There were eight uploads that contain assertive speech acts. Then, two uploads contain illocutionary speech acts in expressive form and four uploads contain directive speech acts. In addition, the authors found six functions of speech acts, namely claiming, affirming, denying, giving information, thanking, inviting"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>