Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nicholas, Timothy
Abstrak :
Gereja memiliki fungsi sebagai tempat peribadatan bagi umat Kristen yang merupakan agama yang dibawa oleh bangsa barat. Bangunan gereja di Indonesia pada umumnya mendapatkan pengaruh dari gaya bangunan lain yang berkembang pada zaman dan tempat asalnya. Di wilayah Sumatera Utara, karena adanya pengaruh zending, maka bangunan-bangunan gereja yang didirikan sejak akhir abad 19 sebagian besar mengacu pada bangunan gaya Eropa, terutama daerah asal zending itu datang. Pengaruh ini juga tampak pada salah satu gereja yang berada di Tampahan, Toba Samosir. Penyesuaian terhadap lokasi dan bahan bangunan yang digunakan menjadi salah satu hal menarik dalam pembangunan Gereja HKBP Tampahan yang mengusung identitas bangunan gaya Eropa, dalam hal ini Jerman. Bangunan gereja ini menjadi menarik untuk diteliti lebih jauh terutama mengenai bentuk, gaya bangunan dan unsur-unsur asing maupun lokal yang terkandung pada bangunan gereja tersebut. Dengan menggunakan metode deskripsi analisis, pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui perekaman data secara verbal dan piktorial. Data yang didapatkan kemudian diolah dengan cara mengelompokkan bagian-bagian gereja yang dimulai dari fondasi, badan, atap serta ornamen-ornamen yang ada. Analisis data dilakukan dengan metode analisis bentuk, gaya, dan kontekstual. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa gereja ini mengadopsi bangunan gaya half-timber sesuai dengan gaya bangunan yang berkembang di negara asal misionaris, yaitu Jerman, dan dalam pembangunannya dilakukan beberapa penyesuaian sesuai dengan kondisi alam dan pemahaman masyarakat lokal terhadap preservasi bangunan. ......Church has a function as a place of worship for Christians which is a religion brought by western nations. Church buildings in Indonesia generally get influence from the styles of other buildings that developed in the era and place of origin. In the North Sumatra region, due to the influence of zending, church buildings built since the late 19th century mostly refer to European-style buildings, especially where the zending came from. This influence was also seen in one of the churches in Tampahan, Toba Samosir. Adjustment to the location and building materials used is one of the interesting things in the construction of the Tampahan HKBP Church which carries the identity of European style buildings, in this case Germany. The church became interesting to be studied further, especially regarding the style of the building and local elements which contained in the building. By using the description analysis method, the data collection in this study was done through verbal and pictorial data recording. The obtained data then processed by grouping parts of a church building, foundation, body, roof and ornaments. Data analysis was performed using the form, style and context analysis method. Based on the results of the analysis conducted, it is known that this church adopted a half-timber style building in accordance with the building style that developed in the missionary home country, namely Germany, and in its construction several adjustments were made according to natural conditions and the understanding of the local community towards building preservation.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mentari Putri Ramadhanti
Abstrak :
Di Indonesia istilah keramik cenderung digunakan untuk benda-benda yang terbuat dari bahan batuan (stoneware) dan porselen (porcelain) serta diglasir, sedangkan untuk benda-benda yang terbuat dari tanah liat bakar (earthen ware atau pottery) disebut dengan istilah tembikar atau gerabah. Identifikasi terhadap temuan keramik hasil penelitian arkeologi menjadi suatu tahapan yang penting untuk mengeluarkan informasi yang ada pada temuan-temuan tersebut. Salah satu situs arkeologi dengan temuan keramik yang berlimpah adalah Kawasan Percandian Muarajambi, yang diinterpretasikan sebagai situs dari masa kerajaan Melayu Kuno dan Sriwijaya abad 7 – 13 Masehi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk, teknologi pembuatan, ragam hias dan kronologi dari keramik-keramik yang ditemukan di area yang berada diantara Candi Astano dan Candi Kembarbatu, Muarajambi, yang dinamakan sektor MJB/ABH/2018. Berdasarkan penelitian sebelumnya, area ini diduga merupakan bekas hunian di masa lalu, sehingga identifikasi terhadap temuan keramik yang ditemukan melalui kegiatan ekskavasi di daerah ini menjadi penting untuk dilakukan. Pengumpulan data diperoleh melalui ekskavasi, dan berdasarkan analisis khusus yang dilakukan terhadap temuan keramik tersebut diketahui bahwa terdapat beberapa bentuk wadah seperti pasu, guci, vas, piring, mangkuk, cawan dan cepuk. Wadah-wadah ini dibuat dengan menggunakan roda putar serta terdapat hiasan berupa garis, sulur-suluran dan flora. Melalui perbandingan dengan keramik-keramik muatan kapal tenggelam di perairan Indonesia, diketahui bahwa sebagian besar keramik berasal dari masa Dinasti Song abad 10 – 13 Masehi. Asumsi yang diperoleh dari hasil penelitian ini mendukung interpretasi bahwa lokasi diantara Candi Astano dan Candi Kembarbatu tersebut merupakan bekas hunian di masa lalu, berdasarkan temuan keramik yang ditemukan yang diduga digunakan sebagai wadah perkakas sehari-hari. ......In Indonesia, the term ceramic tends to be used for objects made of stoneware and porcelain and glazed, while for objects made of burnt clay (earthenware or pottery) it is called tembikar or gerabah. Identification of ceramic findings from archaeological research is an important step in releasing this information. One of the archaeological sites with abundant ceramic finds is the Muarajambi Temple Area, which is interpreted as the site of the Ancient Malay and Sriwijaya Kingdoms from 10 – 13 AD. This study aims to identify the form, manufacturing technology, stylistic decoration, and chronology of the ceramics found in the area between Astano and Kembarbatu Temples, Muarajambi, which is called the MJB / ABH / 2018 sector. Based on previous research, this area is thought to be a former dwelling in the past, resulting in the identification of the findings of ceramics found through excavation in this area is important to do. The collection of data obtained through excavation, and is based on a special analysis conducted on the ceramic findings note that there is some form containers such as basin, jars, vase, bowls, dish cups and cover box. These containers are made using a wheel manufacture technology and and decorations with excision or incision, impression pressure and painting techniques such as linear, tendrils, and florals. Through comparisons with the ceramics cargo shipwreck in Indonesian waters, it is known that most of the ceramics originate from the Song Dynasty in the 10 - 13 AD. Assumptions obtained from these results support the interpretation that the location between the Astano temple and the Kembarbatu temple is a former dwelling in the past, based on the findings of ceramics found which is allegedly used as an everyday tool container.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shofa Nurhidayati
Abstrak :
ABSTRAK
Tanah sima adalah tanah yang tidak dapat diganggu gugat karena status keistimewaan dan kesakralannya. Kesakralan dari tanah sima didukung oleh adanya aturan berupa sanksi serta kutukan yang tertulis di dalam prasasti sima. Namun, pada kenyatannya masih terdapat beberapa perilaku atau tindakan yang bertentangan dari apa yang sudah diatur dalam prasasti sima dan dianggap sebagai sebuah penyimpangan yang terjadi pada isi dan ketetapan tanah sima masa Jawa Kuno. Penelitian ini membahas mengenai bentuk-bentuk dari penyimpangan, faktor yang melatarbelakangi dan pelaku yang melakukan penyimpangan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh keterangan bahwa pada masa Jawa Kuno diindikasikan terjadi empat penyimpangan yang kebanyakan dilatarbelakangi oleh faktor politik dan ekonomi. Penyimpangan dilakukan oleh berbagai macam kalangan, mulai dari raja hingga orang biasa. Berdasarkan penelitian juga diketahui bahwa tingkat status sosial seseorang dapat mempengaruhi besar kecilnya bentuk penyimpangan yang dilakukan.
ABSTRACT
Sima is a particular part of an area that cannot be disturbed because of its status as a sima land. The sacred of a sima land is shown in s ma rsquo's inscriptions that narrate the sanctions and curses for those who defy it. However, some sanctions doesn rsquo t follow the rule that has been written in the inscriptions. These actions is considered a deviation towards the regulation of sima in Ancient Java. This research discuss about form of deviations, its causabilities, and prepetators. Result of the study showed indications that in the times of Ancient Java occurred four deviations from the rule. These deviation caused by political and economic factors, prepetators origin varies from many social group, including the court and commoners. This study also showed that social status of a person also affecting the scale of the deviation.
2016
S66677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library