Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marsekal Wirabhaya
"Benteng Willem I Ambarawa merupakan bangunan militer Belanda yang dibangun pada abad 19 yang belum diteliti mengenai bentuk dan tata ruang masa lalu berdasarkan bangunan yang masih ada. Tujuan daripada penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk dan fungsi tata ruang benteng Willem I. Penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilanjutkan dengan analisis keruangan pada bangunan-bangunan benteng. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa benteng Willem I merupakan benteng garnisun dengan rancang bentuk star fort Vauban dengan bastion dari tanah sebagai pertahanan dan kamuflase. Benteng ini juga memiliki berbagai fasilitas seperti barak pasukan, rumah petinggi pasukan, rumah sakit, istal kuda, gedung pertemuan, pos penjagaan, menara air, sumur, dapur, serta penjara bawah tanah. Selain itu distribusi ruang diatur berdasarkan kepangkatan serta ras dimana prajurit berpangkat rendah terletak di area luar benteng dan prajurit berpangkat tinggi terletak di area dalam benteng.

Fort Willem I Ambarawa is a Dutch military building that was built in the 19th century that has not been studied regarding the shape and layout of the past based on extant buildings. The purpose of this study is to determine the shape and function of the Willem I fortress spatial planning. The research begins with data collection, followed by spatial analysis of fortress buildings. The results of this study indicate that the fort Willem I is a garrison fortress with the design of the Vauban star fort with bastions from the ground as defense and camouflage. This fort also has various facilities such as army barracks, high ranking officer houses, hospitals, horse stalls, meeting houses, guard posts, water towers, wells, kitchens, and underground prisons. In addition, the distribution of space is regulated based on rank and race where low-ranking soldiers are located in the outer area of the fort and high-ranking soldiers are located in the inner area of the fort."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Islamey Triesa Vashti
"COVID-19 telah berada di Indonesia, termasuk DKI Jakarta, selama kurang lebih 1 tahun lamanya. Kebijakan PSBB diambil untuk mengurangi lonjakan kasus yang semakin bertambah setiap harinya yang didukung dengan kebijakan lain. Pada 5 Juni 2020, pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan kebijakan PSBB Transisi yang menjadi tanda dimulai era new normal. Tempat hiburan mulai dibuka oleh pemerintah dengan tujuan untuk memulihkan perekonomian. Masyarakat banyak yang pergi berlibur dan berkumpul di ruang-ruang pribadi dan tempat umum di sekitar tempat tinggal mereka walaupun anjuran dan bahaya pandemi masih nyata adanya. Hal ini juga dilakukan oleh para ibu yang tinggal di Jalan Pelangi yang berkumpul untuk melakukan berbagai macam kegiatan, ternasuk senam dan arisan. “Trust” terhadap orang-orang yang ditemui menjadi alasan masyarakat tetap berkumpul dan berpergian selama pandemi serta didukung dengan interpretasi masyarakat terhadap lingkungannya yang “aman” melalui interaksi dari struktur intrapersonal dan ekstrapersonal masyarakat. Para ibu memiliki beberapa skema untuk menghadapi berbagai situasi yang dihadapinya dan rangsangan yang masuk ke dalam skema kognitif masing-masing. Lebih lanjut, rasa percaya atau trust yang muncul karena para ibu memiliki simplified world atau dunia yang disederhanakan mengenai gambaran kehidupan bertetangga yang ideal.

COVID-19 has been in Indonesia, including DKI Jakarta, for approximately 1 year. The PSBB policy was taken to reduce the spike in cases that are increasing every day, which is supported by other policies. On June 5, 2020, the DKI Jakarta government issued a Transitional PSBB policy which marked the start of the new normal era. Entertainment venues were opened by the government with the aim of restoring the economy. Many people go on vacation and gather in private spaces and public places around their homes, even though the recommendations and dangers of the pandemic are still real. This is also done by womans who live on Jalan Pelangi who gather to do various activities, including gymnastics and social gathering. "Trust" towards the people they meet is the reason people continue to gather and travel during the pandemic and is supported by the community's interpretation of a "safe" environment through the interaction of the community's intrapersonal and extrapersonal structures. Womans have several schemes to deal with the various situations they face and the stimuli that enter into their respective cognitive schemes. Furthermore, the sense of trust that arises because womans have a simplified world or a simplified world about the ideal neighbor life picture."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library