Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ditha Inawati Sam
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian (nomor etik: IPB PRC-13-C014) pada Tarsius spectrum dan Tarsius bancanus di penangkaran PSSP. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengamati ada atau tidaknya pengaruh tekanan lingkungan terhadap Tarsius yang telah hidup di penangkaran selama ±6,5 tahun. Subjek penelitian meliputi kandang Ts1: satu Tarsius spectrum jantan dan satu Tarsius spectrum betina; kandang Ts2: satu Tarsius spectrum jantan, satu Tarsius spectrum betina dan satu Tarsius spectrum anak; kandang Tb1: satu Tarsius bancanus jantan; dan kandang Tb2: satu Tarsius bancanus jantan. Penelitian meliputi pengamatan aktivitas siang hari (diurnal) pada pukul 09.00-16.00 (GMT+7) dengan metode Scan Sampling interval 10 menit tanpa jeda selama 1680 menit dalam satu bulan, serta pengukuran kadar hormon kortisol feses dengan metode ELISA (Enzyme-linked Immunosorbent Assay) menggunakan Cusabio™ Monkey Cortisol ELISA kit. Konsentrasi hormon kortisol didapatkan melalui konversi nilai OD terhadap kurva standar y= -6,6535x+6,5962. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas diurnal pada Tarsius spectrum dengan persentase rata-rata terbesar meliputi 30,95% moving, 29,1% resting dan 8,12% autogrooming serta aktivitas diurnal dengan persentase rata-rata terbesar pada Tarsius bancanus meliputi 66,02% resting, 18,42% sleeping, dan 7,86% moving. Kadar kortisol tertinggi (mean±SD) ditunjukkan kandang Tb2 (2,92 ±2,91 ng/ml) dan terendah kandang Tb1 (2,35 ±2,49 ng/ml).
ABSTRACT
Research on Tarsius spectrum and Tarsius bancanus (IPB PRC-13-C014) has conducted in Primate Research Center, Bogor. This research aims to examine the presence of environmental influence to Tarsius who have been living in captivity for ±6,5 years. Subject on four cages consist of Ts1: one male and one female of Tarsius spectrum; Ts2: one male and one female with an infant of Tarsius spectrum; Tb1: one single male of Tarsius bancanus; and Tb2: one single male of Tarsius bancanus. Behavioural observation during the day (diurnal) had been done at 09:00-16:00 (GMT +7) through Scan Sampling method with interval 10 minutes without pause for 1680 minutes in a month. Cortisol level had been done with the competitive-ELISA (Enzyme-linked Immunosorbent Assay) method. Cortisol level obtained through conversion of OD value with standard curve y = (-)6,6535x+6,5962. Results of the study showed diurnal activities with largest average percentage on Tarsius spectrum namely moving (30,95%), resting (29,1%), and autogrooming (8,12%). Activities with largest average percentage on Tarsius bancanus namely resting (66,02%), sleeping (18,42%), and moving (7,86). Highest cortisol level (mean±SD) shown by cage Tb2 (2,92 ±2,91ng/ml) and the lowest by cage Tb1 (2,35 ±2,49ng/ml).
2015
S59647
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rodiah Noor Millah
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian pada kukang sumatera (Nycticebus coucang) di penangkaran PSSP. Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengamati ada atau tidaknya pengaruh tekanan lingkunan terhadap kukang yang telah hidup di penangkaran selama ±8 tahun. Subjek penelitian meliputi kandang K1: satu kukang jantan, satu kukang betina, satu anak; kandang K2: satu kukang jantan; kandang K3: satu kukang jantan dan satu kukang betina. Penelitian meliputi pengamatan aktvitas sang hari (diurnal) pada pukul 09.00-15.00 (GMT+7) dengan metode scan sampling interval 10 menit tanpa jeda selama 1.920 menit dalam satu bulan, serta pengukuran kadar hormon kortisol feses dengan metode kompetitif ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay). Konsentrasi kortisol didapatkan melalui konversi nilai OD terhadap kurva standar persamaan y= 1/(-2.12642 + 6.381724x2.47709) dan y= 1/(-5.0690 + 2.89654x4.099722). Hasil penelitian menunjukkan aktivitas diurnal pada kukang dengan persentase rata-rata terbesar meliputi unseen 94,12% pada K1, sleeping 45,22% pada K3, dan resting pada 33,05% K2. Kadar kortisol terdeteksi berfluktuasi, kadar kortisol tertinggi adalah 0,6 ng/ml dan terendah 0,02 ng/ml. ......Research on slow loris (Nycticebus coucang) has conducted in Primate Research Center, Bogor. This research aim to examine the presence of environmental influence to Nycticebus coucang which have been living in captivity for ±8 years. Subject on three cages consist of K1: one male and one female with an infant; K2: one single male; K3: one male and one female. Behavioural observation during the day (diurnal) had been done at 09:00-16:00 (GMT +7) through scan sampling method with 10 minutes interval without pause for 1.920 minutes for one month. Cortisol level had been measured with the competitive-ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) method. Cortisol level obtained through conversion of OD value with standard curve y= 1/(-2.12642 + 6.381724x2.47709) and y= 1/(-5.0690 + 2.89654x4.099722). Result of the study showed diurnal activities with highest average percentage are unseen 94,12% on K1, sleeping 45,22% on K3, and resting 33,05% on K2. Cortisol levels are fluctuating. Highest cortisol level is 0.6 ng/ml and the lowest is 0.02 ng/ml.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library