Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rumapea, Costan Tryono Parulian
"Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih jauh dari target Millenium Deveopment Goals (MDGs). Untuk menurunkan AKI serta menekan jumlah pertumbuhan penduduk, Indonesia telah menjalankan program KB. Pelayanan antenatal (ANC) memberikan pelayanan dalam upaya kesehatan ibu dan bayi termasuk diantaranya konseling KB. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil mengenai KB dan hubungannya dengan kualitas pelayanan antenatal serta latar belakang responden. Penelitian ini dilakukan secara potong lintang analitik. Sebanyak 109 ibu hamil yang dipilih secara consecutive sampling. Kualitas ANC dinilai dengan observasi ANC. Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil dinilai melalui kuesioner yang ditanyakan secara terpimpin. Terdapat 42,2% pelayanan berkategori baik dan 57,8% pelayanan berkategori buruk. Dari 109 responden, terdapat 71,6% berpengetahuan baik, 87,2% bersikap baik, tetapi hanya 55% berperilaku baik mengenai KB. Tidak terdapat hubungan antara kualitas pelayanan antenatal dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil mengenai keluarga berencana (p>0,05). Meskipun demikian, terdapat hubungan antara kualitas pelayanan antenatal terkait KB dengan sikap ibu hamil mengenai KB (p=0,002). Selain itu, pendidikan dengan pengetahuan ibu hamil mengenai KB (p= 0,038). Terdapat pula hubungan antara edukasi KB dengan perilaku ibu hamil mengenai KB (p= 0,028). Perlu dilakukan peningkatan kualitas ANC di Puskesmas Koja. Edukasi KB pada perempuan usia reproduktif perlu dilakukan karena terbukti memiliki hubungan dengan perilaku mengenai KB. Selain itu, pendidikan formal yang tinggi juga memiliki hubungan dengan pengetahuan ibu hamil mengenai KB.

Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still high compare to MDGs target. To decrease MMR and reduce high population growth, Indonesia has implemented Family Planning (KB) proram. Antenatalcare (ANC) is giving service for mother and infant health, one of the service is KB. This study conducted to find relationship between quality of ANC and also background of responden with pregnant women’s knowledge, attitude, and practice about KB. A cross sectional study has been conducted. A total of 109 pregnant women were selected consecutively. Quality of ANC were valued by observing ANC. Pregnant women’s knowledge, attitude, and practice about family planning were valued by questionnaire filled by researcher. The obseravation finds that 42,2% services are good and 57,8% services are bad. From 109 respondends, there are 71,6% have good knowledge, 87,2% have good attitude, but only 55% have good practice of family planning. The finding shows that there is no significant difference between quality of ANC and pregnant women’s knowledge, attitude, and practice about family planning (p>0,05). However, there is significant difference between quality of ANC about KB and pregnant women’s attitude (p=0,002). There is significant difference between education and pregnant women’s knowledge about KB (p=0,038). Besides that, there is significant difference between experience educated about KB with their practice on family planning (p=0,028). Quality of ANC in Primary Health Care Kecamatan Koja needs to be improved. Education about family planning for woman with reproductive age is needed because there is significant difference with practice on family planning."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Kurniawan Jamal
"Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu di Indonesia adalah pelayanan antenatal (antenatal care). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan antenatal terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil mengenai pemilihan tempat kelahiran. Penelitian ini juga dilakukan untuk mencari hubungan kondisi sosioekonomi dan keadaan kehamilan terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil. Desain penelitian cross-sectional digunakan dalam penelitian ini yang berlangsung di Puskesmas Kecamatan Koja, Jakarta Timur, pada bulan Maret 2013. Sampel sebanyak 109 orang diambil dengan metode konsekutif. Kualitas pelayanan dinilai dengan mengisi daftar tilik selama proses pengamatan. Pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil dinilai dengan menjawab kuesioner yang diberikan oleh peneliti secara terpimpin. Dalam penelitian ini, tidak ditemukan hubungan signifikan antara kualitas pelayanan antenatal terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil mengenai pemilihan tempat kelahiran. Namun, ditemukan hubungan signifikan antara pendidikan dan sikap ibu hamil (p=0.048), pengalaman edukasi mengenai pemilihan tempat kelahiran dan perilaku ibu hamil (p=0.033), dan pemilihan tempat kelahiran sebelumnya terhadap perilaku ibu hamil (p=0.015). Tidak ditemukan hubungan yang signifikan pada variabel lainnya. Perlu peningkatan kualitas pelayanan antenatal untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil mengenai pemilihan tempat kelahiran. Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk sikap dan perilaku ibu hamil.

One program that can be done to minimize high mortality rates in Indonesia is antenatal care (ANC). This study determines relationship between quality of ANC with knowledge, attitudes, and practice about birthplace preference. This study also finds relationship between socioeconomic status and pregnancy state with knowledge, attitudes, and practice. Cross-sectional method was used in this study which is taking place in Puskesmas Kecamatan Koja, Jakarta Utara, in March 2013. Sample of 109 people was taken with consecutive method. Quality of ANC was assessed by completing a checklist during the observation process. Knowledge, attitude, and behavior were assessed by filling the questionnaire asked by researcher. In this study, there was no significant relationship between the quality of antenatal care on knowledge, attitudes, and practice about birthplace preference. However, a significant relationship was found between education with attitudes (p=0.048), educational experience about birthplace preference with practice (p=0.033), and the selection of the previous birthplace with practice (p=0.015). There was no significant relationship between other variables. In conclusion, quality of ANC needs to be increased to improve the knowledge, attitudes, and practice of pregnant women about birthplace preference. Education plays an important role in shaping the attitudes and behavior of pregnant women."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afiffa Mardhotillah
"Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia yang masih tinggi menyebabkan sulit tercapainya salah satu poin Millenium Development Goals. Salah satu penyebab AKI yang tinggi adalah kurang baiknya kualitas pelayanan antenatal (ANC) dan ketidak tahuan ibu terhadap tanda bahaya kehamilan. Penelitian ini mencari hubungan kualitas ANC dengan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap tanda bahaya kehamilan. Subjek penelitian ini sebanyak 109 ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Koja pada Bulan Maret 2013. Kualitas ANC dinilai melalui observasi pada saat pelayanan, sementara pengetahuan dan sikap dinilai melalui kuesioner yang diajukan secara terpimpin.
Penelitian ini mendapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara kualitas ANC dengan pengetahuan ibu hamil terhadap tanda bahaya kehamilan (p=0,011). Ditemukan pula hubungan bermakna antara pendidikan (p=0,038) dan pengalaman mengikuti penyuluhan tanda bahaya kehamilan (p=0,043) dengan pengetahuan ibu hamil terhadap tanda bahaya kehamilan. Selain itu, terdapat hubungan bermakna antara jumlah kehamilan ≤ 2 (p=0,042) dan datang ke ANC ditemani (p=0,011) dengan sikap ibu hamil terhadap tanda bahaya kehamilan. Kualitas ANC perlu ditingkatkan agar pengetahuan ibu hamil terhadap tanda bahaya kehamilan semakin membaik.
Terdapat hubungan antara beberapa faktor sosiodemografis terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap tanda bahaya kehamilan. Penelitian lanjutan diperlukan untuk menguji hubungan variabel lain yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan antenatal.

The maternal mortality rate (MMR) in Indonesia that is still high causing one of the points the Millennium Development Goals becomes difficult to achieve. One of the causes is the lack of good quality of antenatal care (ANC), also the lack of knowledge of the danger signs of obstetric. This research finds relationship between quality of ANC and knowledge and attitude of pregnant woman towards danger signs of obstetric. Subjects were 109 pregnant women who visited Puskesmas Kecamatan Koja in March 2013. ANC Quality assessed through observation during the service, while knowledge and attitudes were assessed through a questionnaire guided by researcher.
It was found that there is a significant relationship between the quality of ANC and maternal knowledge about the danger signs of obstetric (p = 0.011). Also found a significant relationship between education level (p = 0.038) and experience in danger sign of obstetric counseling (p = 0.043) with maternal knowledge of the danger signs of obstetric. In addition, there is a significant relationship between number of pregnancies ≤ 2 (p = 0.042) and being accompanied while having ANC (p = 0.011) with maternal attitude toward danger signs of obstetric. Quality of ANC needs to be improved in order to increase pregnant women’s knowledge about danger signs of obstetric.
There are relationships between several sociodemographic factors of pregnant women and knowledge and attitude of pregnant women toward the danger signs of pregnancy. Further research is needed to examine the relationship of other variables that may affect the quality of antenatal care.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kilian, Edwin
"Studi cross-sectional ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan dan perilaku terhadap ketidakjujuran akademis mahasiswa preklinik di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Studi dilakukan dengan cara melakukan distribusi kuisioner yang berisikan enam ilustrasi kasus yang berkaitan dengan pengetahuan dan perilaku mahasiswa terhadap tindakan ketidakjujuran akademis yang sering terjadi di lingkungan pendidikan, serta dua belas faktor yang mungkin dapat mempengaruhi tindakan tersebut.
Kuisioner didistribusikan kepada mahasiswa preklinik tingkat tiga pada waktu dan tempat yang sama. Hanya 178 dari 180 lembar kuisioner yang memenuhi keseluruhan kriteria. Sebagian besar responden berusia sekitar 20 hingga 21 tahun dengan proporsi mahasiswa dan mahasiswi yang lebih kurang sebanding.
Studi ini mendapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa preklinik di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia menunjukkan tingkat pengetahuan dan perilaku yang baik terhadap kejujuran akademik. Selain itu, tingkat pengetahuan mengenai plagiarisme ternyata berkaitan dengan tingkat perilaku mahasiswa terhadap hal tersebut dan faktor yang secara bermakna mempengaruhi perilaku baik terhadap plagiarisme adalah tingginya penggunaan media elektronik saat mengerjakan tugas.

This cross-sectional study was conducted in order to investigate the knowledge and attitude towards academic dishonesty of preclinical students in Faculty of Medicine, Universitas Indonesia. Study was done by distributing the questionnaires, which consist of six illustration cases related to knowledge and attitude of university students towards academic dishonesty that commonly occur in academic circles, including twelve factors that might contribute to the action.
Questionnaires were distributed to third-year preclinical students at the same time and location. Only 178 out of 180 fulfilled the whole criteria. Most respondents were aged between 20 to 21 years old with their gender proportion was comparably similar between male and female students.
This study revealed that most of preclinical students in Faculty of Medicine, Universitas Indonesia presented good level of comprehension and attitude. Moreover, level of knowledge was related with level of attitude towards the particular condition and a factor that could significantly influence the good attitude.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geswin Aditya Hermawan
"Plagiarisme dan penipuan akademik lainya menjadi perbincangan hangat khususnya di dunia pendidikan karena kejadiannya meningkat secara signifikan dalam berapa tahun terakhir. Plagiarisme di definisikan sebagai pengakuan kepemilikan dalam publikasi atas karya orang lain. Pada tahun 2006, ada sebuah riset yang membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia memiliki pengetahuan tentang plagiarisme yang lebih rendah dibandingkan mahasiswa Australia sehingga mempunyai kecenderungan untuk melakukan penipuan akademis tersebut. Kejadian plagiarisme juga sering ditemukan pada pendidikan di kalangan kedokteran dari strata 1 hingga tertinggi, oleh karena itu riset ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan perilaku penipuan akademis diantara mahasiswa program doktor Kedokteran Universitas Indonesia (UI).
Metode: Riset ini adalah studi cross-sectional yang telah dilakukan pada April hingga Desember 2013. Mahasiswa program doktor Kedokteran Universitas Indonesia mengisi sendiri kuesioner yang dibagikan sebelum suatu kuliah umum dan dikumpulkan setelah kuliah berakhir. Kuesioner di adaptasi dari riset Lidija yang mengandung 52 pertanyaan. SPSS21.0 dari IBM digunakan untuk melakukan uji statistik.
Hasil: Dengan jumlah 61 mahasiswa menjadi responden. Mayoritas (60,7%;73.8%) responden mempunyai pengetahuan dan prilaku yang adekuat terhadap penipuan akademis. Kurang dari 5 persen responden pernah melakukan penipuan akademik seperti plagiarism. Terdapat assosiasi antara perilaku terhadap plagiarism dengan deadliner.

Nowadays academic fraud have been significantly increased and concerned in the academic world the past few years. Plagiarism was defined as the use of other?s work or idea and publishes it as his own. In 2006, it was reported that Indonesian students have lesser knowledge on plagiarism compared with Australian students. Therefore, Indonesian students are more prone to do academicals fraud. These acts of plagiarism are also common among medical professionals all around the world. The objective of this study was to assess the knowledge and attitude toward academicals frauds in medical doctoral students of Universitas Indonesia.
Methods: A cross-sectional study was conducted between April and december 2013. A questionnaire adapted from Lidija study which consists of 52 questions was used. Respondents were given the prepared questionnaire before a general lecture and collected right after the lecture. SPSS 21.0 from IBM was used to statistically analyze the data.
Result: With 61 students as responder. With a majority of respondent had adequate knowledge (60.7%) and attitude(73.8%) towards academic dishonesty. Less than 5 percent of respondents had done academic dishonesty such as plagiarism. There is association between poor attitudes towards plagiarism with deadliner.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khadijah Akita Naomi
"Latarbelakang: Jumlah kasus kecurangan akademik seperti plagiarisme di bidang pendidikian kian meningkat secara signifikan. Hal ini dapat dicegah dengan meningkatkan pengetahuan mengenai plagiarisme dan bagaimana cara menyikapi masalah kecurangan akademik tersebut. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan sikap terhadap plagiarisme beserta korelasinya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya tingkat pengetahuan dan sikap terhadap plagiarisme juga di analisa dalam penelitian ini.
Metoda: Penelitian ini dilakukan diantara mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Indonesia yang sedang belajar di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Sebanyak 105 dari 1996 mahasiswa PPDS dipilih secara purposive sampling untuk menjadi responden. Responden mengisi sendiri kuesioner yang sudah diuji validitas dan realibilitasnya dan didistribusikan.
Hasil: Sebanyak 50% dan 91.4% mahasiswa PPDS mempunyai tingkat pengetahuan baik terhadap plagiarisme dan kecurangan akademik non-plagiarisme. Sedangkan, 54.8% mahasiswa PPDS mempunyai sikap buruk terhadap plagiarisme dan 73.3% mempunyai sikap baik terhadap kecurangan akademik non-plagiarisme. Terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap (p<0.05) dan juga hubungan yang bermakna antara tenggat waktu untuk menyelesaikan tugas dan sikap terhadap plagiarisme (p<0,05).
Kesimpulan: pengetahuan mahasiswa PPDS baik namun sikap terhadap plagiarisme masih tidak baik dan dipengaruhi oleh tenggat waktu penyelesaian tugas.

Background: The number of academic fraud cases such as plagiarism has been significant increasing recently. Plagiarism can be prevented by increasing the knowledge and how to address it. The purpose of this study was to identify the correlation between knowledge and attitudes toward plagiarism, and factors that can influence it, as well as identify the prevalence of plagiarism had done.
Method: The study was conducted among students of Residents of University of Indonesia at Cipto Mangunkusumo Hospital. Out of 1996 residents, 105 was chosen using purposive sampling method. Self-administered of prepared valid & realiable tested questionnaires had done.
Results: 50% and 91.4% of respondents have good knowledge towards plagiarism and non-plagiarism academic dishonesty respectively. There were 54.8% of respondents had bad attitude towards plagiarism and 73.3% of them had good attitude towards non-plagiarism academic dishonesty. There was significant correlation between the level of knowledge and attitude (p <0.05) and also a significant correlation between the deadline for assignment submission and attitudes toward plagiarism (p <0.05).
Conclusion: residents had good knowledge but bad attitudes toward plagiarism, which influenced by time constrain on assignment submissio.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zikrillah Yazid
"Angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi. Penyebab langsung kematian ibu umumnya adalah trias pendarahan-infeksi-eklampsia yang berhubungan dengan rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil yang diakibatkan berbagai faktor. Pelayanan antenatal merupakan komponen yang diperlukan bagi upaya mempertahankan kesehatan ibu yang perlu terus dimantapkan, bahkan lebih ditingkatkan baik cakupan maupun kualitas pelayanan dalam upaya akselerasi penurunan angka kematian ibu.  Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian  mengenai kualitas pelayanan antenatal yang kali ini dihubungkan dengan pengetahuan, sikap, perilaku ibu hamil mengenai nutrisi kemilan.  Penelitian ini menggunakan desain survei dengan pendekatan cross-sectiona lterhadap ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Koja Kodya Jakarta Utara, pada Januari 2013 hingga Juli 2013, dengan menggunakan convenience sampling. Analisis korelasi Spearman digunakan untuk melihat keterkaitan antar variabel.  Hasil menunjukan tidak terdapat hubungan antara kualitas pelayanan antenatal dengan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil mengenai nutrisi kehamilan. Mayoritas ibu hamil (57,8%) belum mendapatkan pelayanan antenatal yang baik, namun demikian mayoritas ibu hamil (63,3%) sudah mendapatkan kualitas pelayanan antenatal yang baik mengenai nutrisi kehamilan. Tidak terdapat hubungan antara kualitas pelayanan antenatal mengenai nutrisi kehamilan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil mengenai nutrisi kehamilan. Mayoritas ibu hamil memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik mengenai nutrisi kehamilan.

Nowadays, Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still high. The direct cause of maternal death is the triage haemorrhage-infection-eclampsia. Further findings show that this direct cause are related to the low nutrition and health status which caused by many factors. Antenatal care is a component needed to sustain maternal health must be established even improved. Therefore, a research on quality of antenatal care toward knowledge, attitude and practice of pregnant woman about nutrition during pregnancy is needed.This research used survey design and cross-sectional approach toward pregnant women in Puskesmas Kecamatan Koja Kodya Jakarta Utara, from January 2013 to July 2013 by using convenience sampling. Spearman’s correlation analysis is used to measurecorrelation between variables. The result shows that there is no correlation between quality of antenatal care toward knowledge, attitude and practice of pregnant woman about nutrition during pregnancy. Majority of the respondents (57.8%) do not get a good quality of antenatal care, but the majority of respondents(63,3%)have received a good quality of antenatal care about nutrition during pregnancy. Most of the respondents have good knowledge, attitude and practice about nutrition during pregnancy.

 

Keywords:  antenatal care, knowledge, attitude, practice, pregnant woman, nutrition, pregnancy

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumanggor, Sarah Vanessa Isabel
"Latar Belakang Masalah kesehatan mental dan kelebihan berat badan saling terkait, terutama pada remaja dan dewasa muda. Penelitian ini menilai remaja dan dewasa muda mahasiswa baru Universitas Indonesia tahun 2022 yang mempunyayi masalah kesehatan mental dan kelebihan berat badan menggunakan self-reporting questionnaire (SRQ-20) dan klasifikasi kriteria IMT Asia-Pasifik. Metode Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa baru Universitas Indonesia dengan usia 12-24 tahun yang telah melakukan pemeriksaan kesehatan di Makara Klinik Satelit UI dengan total 9,200 mahasiswa. Masalah kesehatan mental, kota asal, konsumsi makanan cepat saji, aktivitas fisik, dan kelebihan berat badan dievaluasi. Status nutrisi dikategorikan ke dalam kelompok IMT menurut klasifikasi Asia-Pasifik. Hasil Data yang diperoleh dari 9,001 mahasiswa baru Universitas Indonesia 2022 yang memenuhi kriteria inklusi menunjukkan sebagian besar peserta adalah perempuan (59%), dewasa muda (87%), bertempat tinggal atau lahir di kota besar (87.5%), mengonsumsi makanan cepat saji <3 kali per minggu (80.2%), dan melakukan aktivitas fisik (65.3%). Sejumlah 37.9% peserta memiliki berat badan berlebih, sedangkan 26.5% dianggap memiliki masalah kesehatan mental. Hubungan dapat ditemukan antara kedua variabel dengan analisis univariat (- < 0.05). Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara masalah kesehatan mental dan kelebihan berat badan. Beberapa faktor yang terkait dengan kelebihan berat badan meliputi jenis kelamin, kelompok usia, tempat asal, dan aktivitas fisik. Sebaliknya, faktor yang terkait dengan masalah kesehatan mental meliputi jenis kelamin, pengonsumsian makanan cepat saji, dan aktivitas fisik. Faktor-faktor tersebut menunjukkan signifikansi jika dibandingkan dengan kelebihan berat badan dan masalah kesehatan mental.

Introduction Mental health problems and excess weight are associated, especially among adolescents and young adults. The present study assessed adolescents and young adults in Universitas Indonesia’s freshmen 2022 with mental health problems and excess weight using the selfreporting questionnaire (SRQ-20) and Asia-Pacific BMI classification. Method Universitas Indonesia’s freshmen aged 12-24 who did the medical checkup in the Makara UI Satellite Clinic were selected for this study. There were 9,200 students. Gender, age group, place of origin, fast food consumption, physical activity, excess body weight, and mental health problems were evaluated. Nutrition status was categorized into different BMI groups according to the Asian-Pacific classification. Result Out of the 9,001 Universitas Indonesia’s freshmen in 2022 that met inclusion criteria, most of the participants were women (59%), young adults (87%), resided or were born in big cities (87.5%), consumed fast food <3 times per week (80.2%), and does physical activities (65.3%). 37.9% of the participants have excess body weight, whereas 26.5% are considered to have mental health problems. An association was found between the two variables after undergoing a univariate analysis (- < 0.05). Conclusion The association between mental health problems and excess body weight was significant in this study. Factors associated with excess body weight include gender, age group, place of origin, and physical activities. Contrastingly, factors associated with mental health problems include gender, fast food consumption, and physical activities. These factors show significance when compared to excess body weight and mental health problems."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Caleb Leonardo Halim
"Pandemi COVID-19 berdampak buruk terhadap kesehatan fisik dan mental. Hal ini disebabkan karena semakin menurunnya tingkat aktivitas fisik masyarakat selama pandemi berlangsung. Rendahnya tingkat aktivitas fisik juga berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang. Tidak terkecuali pada petugas layanan kesehatan yang memiliki risiko untuk terpapar COVID-19 lebih tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat aktivitas fisik dan kesehatan mental (depresi, ansietas, stres) pada petugas layanan kesehatan di masa pandemi COVID-19. Metode: Penelitian potong lintang dengan menggunakan data primer. Pengambilan data di bulan Mei-Juni 2022 dan melalui metode kuesioner hybrid (daring dan luring). Aktivitas fisik dinilai dengan GPAQ (Global Physical Activity Questionaire) dan kesehatan mental dengan DASS-21 (Depression, Anxiety, Stress Scale-21). Hasil: Terdapat sebanyak 107 subjek yang ikut kedalam penelitian ini. Tingkat aktivitas fisik kurang didapatkan pada 55,1% petugas layanan kesehatan. Gejala kesehatan mental pada petugas layanan kesehatan didapatkan sebesar 23,4% untuk depresi, 31,8% untuk ansietas, dan 22,4% untuk stres. Dilakukan analisis bivariat untuk hubungan tingkat aktivitas fisik dengan depresi (PR = 0,881 (0,444-1,750); p>0,05), ansietas (PR = 0,915 (0,525-1,595); p>0,05), dan stres (PR = 0,961 (0,474-1,949); p>0,05). Kesimpulan: Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara tingkat aktivitas fisik dengan tingkat depresi, ansietas, dan stres. Kata Kunci: aktivitas fisik; ansietas; depresi; kesehatan mental; petugas layanan kesehatan; stres.

The COVID-19 pandemic has devastating impact both on physical and mental health. This is due to decreasing level of physical activity among people during the pandemic. Low level of physical activity also affect a person's mental health. Healthcare workers are no exception, who might have higher risk of being exposed to COVID-19. The purpose of this study was to describe the level of physical activity and mental health (depression, anxiety, stress) among healthcare workers during the COVID-19 pandemic. Methods: Cross-sectional study using primary data. Data collection was conducted in May-June 2022 and using questionnaire delivered through hybrid method (online and offline). Physical activity was assessed by GPAQ (Global Physical Activity Questionnaire) and mental health by DASS-21 (Depression, Anxiety, Stress Scale-21). Results: There were 107 subjects who participated in this study. Inadequate levels of physical activity were found in 55.1% of health care workers. Mental health symptoms among healthcare workers was 23.4% for depression, 31.8% for anxiety, and 22.4% for stress. Bivariate analysis was conducted for the association between levels of physical activity and depression (PR = 0.881 (0.444-1.750); p>0.05), anxiety (PR = 0.915 (0.525-1.595); p>0.05), and stress (PR = 0.961 (0.474-1.949); p>0.05). Conclusion: There was no significant association between the level of physical activity and the level of depression, anxiety, and stress."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kafka Ziyada
"Obesitas merupakan masalah kesehatan yang bersifat multifaktorial, yaitu dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti karakteristik seseorang dan berbagai perilaku kesehatan lainnya. Obesitas ini dapat terjadi di segala usia dan trennya kini semakin meningkat di berbagai wilayah. Penelitian ini akan melihat hubungan yang ada pada mahasiswa baru Universitas Indonesia terkait dengan karakteristik dan faktor gaya hidup yang ada. Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa baru Universitas Indonesia dengan usia 12-24 tahun yang telah melakukan pemeriksaan kesehatan di Makara Klinik Satelit UI dengan total sekitar 9000 mahasiswa. Karakteristik (usia, jenis kelamin, asal kota, asal fakultas) dan faktor gaya hidup (pola makan, kebiasaan tidur, aktivitas fisik) akan dievaluasi dan dilihat hubungannya dengan kejadian obesitas. Karakteristik berupa kelompok usia, jenis kelamin, asal kota, dan asal fakultas masing-masing memiliki hubungan yang bermakna atau signifikan secara statistik (p < 0.05). Faktor gaya hidup berupa konsumsi karbohidrat, konsumsi sayur, konsumsi buah, kebiasaan sarapan, dan aktivitas fisik memiliki hubungan yang bermakna (p < 0.05) sedangkan konsumsi fastfood dan kebiasaan begadang tidak memiliki hubungan yang bermakna (p > 0.05). Setelah dilakukan analisis regresi dari semua faktor yang ada, didapatkan hubungan yang bermakna (p < 0.05) pada kelompok usia, jenis kelamin, asal kota, konsumsi karbohidrat, konsumsi sayur, konsumsi buah, dan kebiasaan sarapan.

Obesity is a multifactorial health problem, which can be caused by various factors, such as person characteristics and various other health behaviors. Obesity can occur at any age and the trend is increasing in various regions. This study will look at the relationship that exists in University of Indonesia freshmen related to characteristics and lifestyle factors. This study was conducted on University of Indonesia freshmen aged 12-24 years who had undergone health checks at Makara Klinik Satelit UI with a total of around 9000 students. Characteristics (age, gender, city origin, faculty origin) and lifestyle factors (diet, sleep habits, physical activity) will be evaluated and seen for their relationship with the incidence of obesity. Characteristics such as age group, gender, city origin, and faculty origin each have a meaningful or statistically significant relationship (p < 0.05). Lifestyle factors such as carbohydrate consumption, vegetable consumption, fruit consumption, breakfast habits, and physical activity had a significant relationship (p < 0.05) while fast food consumption and staying up late had no significant relationship (p > 0.05). After regression analysis of all factors, there was a significant relationship (p < 0.05) in the groups of age, gender, city origin, carbohydrate consumption, vegetable consumption, fruit consumption, and breakfast habits."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>