Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widya Larasati
"Telah dilakukan sebuah studi penelitian tingkat konsentrasi gas Radon dan Thoron pada gedung tua yang berada di DKI Jakarta. Konsentrasi gas Radon dan Thoron diukur dengan monitor Radon DURRIDGE RAD7 yang menggunakan detektor alfa semikonduktor untuk mencacah partikel alfa yang dipancarkan oleh gas Radon. Tempat pengukuran dilakukan di gedung tua di DKI seperti Museum Nasional, Fatahillah, Museum Keramik, Museum Wayang, Gedung Kesenian Jakarta dan 1 gedung baru sebagai perbandingan, selama kurang lebih 60 hari. Monitor Radon ini diletakkan pada 1 m dari lantai selama 2 jam/titik sampel. Konsentrasi rata-rata Radon dan Thoron di bangunan tua berkisar antara 2.82 - 12.62 Bq/m3. Konsentrasi Radon yang tertinggi adalah 12.62 Bq/m3 yang diperoleh pada pengukuran di Museum Nasional lantai 3 yang beruangan AC. Dosis gas efektif tahunan Radon yang masuk kedalam saluran pernafasan pada manusia di bangunan tua sebesar 0.16 mSv/thn. Sedangkan untuk Thoron sebesar 0.14 mSv/thn. Dosis efektif tahunan ini masih bawah ambang batas yang dijinkan, sehingga masih aman bagi manusia yang berada di bangunan tersebut.

A study on Radon and Thoron emission has been done on several antiquated building in Jakarta dated back to 17-19th century. Radon and Thoron concentration were measured using DURRIDGE RAD 7 Radon Monitor that has a semiconducting alpha detector and counter. Locations were chosen as the National Museum, the Fatahillah Museum, the National Ceramic Museum, Jakarta Art Performance Building (GKJ) and one new building as a comparison. Measurements were done during the course of 60 days. The Radon Monitor were placed 1 m above the floor for at least 2 hours per sample point. The average readings for all building were found to vary between 2.62 – 12.62 Bq/m2. The highest reading were taken from 3rd floor of the National Museum which is used for ffice use and fully airconditioned. The average annual Radon effective dose through human respiration were calculated to be 0.16 mSv/year while for Thoron were found to be 0.14 mSv/year. These two numbers were below safe allowed thresholds."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S29135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Firmansyah
"Telah dilakukan sebuah studi mengenai tingkat konsentrasi gas Radon dan Thoron di tempat fabrikasi material gypsum yang ada di Jakarta dan Depok. Konsentrasi gas Radon dan Thoron diukur dengan monitor Radon DURRIDGE RAD7 yang menggunakan detektor alfa semikonduktor untuk mencacah partikel alfa yang dipancarkan oleh gas Radon. Tempat pengukuran dilakukan pada 10 produsen gypsum, selama kurang lebih 60 hari. Monitor Radon ini diletakkan pada 1 m dari lantai/dinding selama 1 jam/titik sampel. Konsentrasi rata-rata Radon dan Thoron di tempat fabrikasi Gypsum berkisar antara 0.51 - 21.4 Bq/m3. Konsentrasi Radon yang tertinggi adalah 8.34 Bq/m3 yang diperoleh pada pengukuran di Eka jaya Gypsum titik 1. Dosis gas efektif tahunan Radon yang masuk kedalam saluran pernafasan pada manusia di tempat fabrikasi gypsum sebesar 0.0238 mSv/thn. Sedangkan untuk Thoron sebesar 0.1274 mSv/thn. Dosis efektif tahunan ini masih bawah ambang batas yang dijinkan, sehingga masih aman bagi para pekerja yang berada disekitar tempat fabrikasi gypsum.

The concentration of Radon and Thoron have been conducted on gypsum home industry. Radon and Thoron concentration were measured using DURRIDGE RAD 7 Radon Monitor that has a semiconducting alpha detector and counter. Locations were chosen as 10 Fabrikasi material Gypsum. Measurements were done during the course of 60 days. The Radon Monitor were placed 1 m above the floor for at least 1 hours per sample point. The average concentrations for all building were found to vary between 0.51 - 21.4 Bq/m2. The highest concentrations were taken from Eka Jaya Gypsum which is used for ffice use and fully airconditioned. The average annual Radon effective dose through human respiration were calculated to be 0.0238 mSv/year while for Thoron were found to be 0.1274 mSv/year. These two numbers were below safe allowed thresholds."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S29225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Masriyah
"ABSTRAK
Radon (Rn222) merupakan radionuklida alami yang termasuk kedalam golongan zat karsinogenik. Radon berasal dari kandungan batuan didalam lapisan tanah yang naik ke permukaan. Radon dapat digunakan sebagai indikasi keberadaan potensi panas bumi di suatu wilayah. Penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat Kamojang yang berada disekitar wilayah potensi panas bumi, yaitu wilayah Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung selama bulan April-Juni 2016. Metode yang duigunakan adalah Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Nilai risiko karsinogenik pajanan Radon dinyatakan dengan Excess Cancer Risk (ECR).
Dari hasil pengukuran konsentrasi Radon indoor di pemukiman penduduk didapatkan nilai median konsentrasi Radon dalam udara ruang di wilayah pemukiman Kamojang, Kabupaten Bandung tahun 2016 sebesar 33,67 Bq/m3. Hasil perhitungan intake Radon pada masyarakat Kamojang didapatkan nilai median sebesar 153,24 10-4 Bq. Besar tingkat risiko karsinogenik pajanan Radon indoor pada masyarakat Kamojang tahun 2016 memiliki median sebesar 0,08 x 10-6 atau 8 x 10-8, diartikan bahwa dengan pajanan Radon dengan intake sesuai individu yang diwawancarai, menambah kemungkinan adanya risiko karsinogenik dalam 8 kasus per 100.000.000 penduduk. Angka ini menunjukkan bahwa kualitas udara didalam ruang rumah masih acceptable dari efek karsinogenik pajanan Radon.

ABSTRACT
Radon (Rn222) is a natural radionuclides included into the group of carcinogenic substances. Radon comes from rocks in the soil layer that comes to the surface. Radon can be used as an indication of the presence of the geothermal potential in the region. The research was conducted on Kamojang people who were around the area of geothermal energy, which Laksana Village area, Ibun, Bandung during the months from June to July 2016. The method is Environmental Health Risk Assessment (EHRA). Radon exposure is carcinogenic risk values expressed by Excess Cancer Risk (ECR).
From the results of indoor radon concentration measurements in residential areas has median value of radon concentrations in air amounted to 33.67 Bq / m3. Radon intake has results in society Kamojang obtained median value of 153.24 10-4 Bq. Carcinogenic risk level indoor radon exposure in the community Kamojang 2016 had a median of 0.08 x 10-6 or 8 x 10-8, mean that the radon exposure with appropriate individuals interviewed intake, increase the potential risk of carcinogenic in 8 cases per 100 million inhabitants. This figure shows that the air quality inside the home space is still acceptable from the carcinogenic effects of exposure to radon"
2016
S65065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Cecep Cepi Hikmat
"Limbah radioaktif yang dihasilkan dari pemanfaatan teknologi nuklir terus bertambah. Penghasil limbah dan atau badan pelaksana dapat menerapkan tingkat klierens untuk mengurangi jumlah limbah radioaktif. Penelitian dilakukan di Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-Badan Tenaga Nuklir Nasional Kawasan Nuklir Serpong. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi konsentrasi aktivitas radionuklida yang terkandung di dalam limbah radioaktif praolah, menganalisis prakiraan dampak penerapan tingkat klierens limbah radioaktif pada aspek ekonomi estimasi penghematan biaya pengolahan limbah radioaktif padat secara kompaksi , menganalisis prakiraan dampak penerapan tingkat klierens limbah radioaktif pada aspek sosial kesehatan pekerja radiasi dan masyarakat: hitung jumlah limfosit dan menganalisis prakiraan dampak penerapan tingkat klierens limbah radioaktif pada aspek lingkungan dosis yang diterima oleh tanah, badan air dan tanaman . Jumlah sampel limbah radioaktif sebanyak 11 drum 100 liter, pekerja radiasi 27 orang dan masyarakat 33 orang. Analisis limbah menggunakan alat spektrometer gamma digiBASE, menghitung dosis di lingkungan menggunakan perangkat lunak RESRAD OFFSITE, dan analisis biaya menggunakan metode valuasi ekonomi. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat delapan sampel limbah radioaktif yang masuk kategori klierens dan sisanya masih di atas batasan klierens, penerapan tingkat klierens dapat mereduksi biaya pengolahan, penerapan tingkat klierens tidak memberikan dampak pada penurunan kadar limfosit dalam darah, dan juga tidak memberikan tambahan dosis di lingkungan. Tingkat klierens perlu segera diterapkan agar dapat mereduksi volume limbah radioaktif yang ada di fasilitas interim storage.

The radioactive waste generated from utilization of nuclear technology continues to grow. Waste generator and or operator able to apply clearance level to reduce the amount of radioactive waste. The study was conducted at the Center for Radioactive Waste Technology National Nuclear Energy Agency at Serpong Nuclear Region. The aims of study to identify the activity concentration of radionuclides contained in radioactive waste pre treatment, to analyze impact forecasts of radioactive waste clearance level on the economic aspects estimated cost savings of compactible radioactive waste treatment , to analyze impact forecasts of radioactive waste clearance level on the social aspects health of radiation workers and the public count the number of lymphocytes and to analyze impact forecasts of radioactive waste clearance level on the environmental aspects the dose received by the soil, water bodies and plants . The number of samples are 11 samples of radioactive waste, 27 samples of radiation workers and 33 samples of the public. Analysis of radioactive waste using digiBASE gamma spectrometer, calculate the dose of radiation in the environment using RESRAD OFFSITE computer code, and cost analysis using economic valuation methods. The results showed that there were eight samples of radioactive waste in the category clearance and remaining is still above the clearance limit, application clearance level can reduce the cost of processing, the application clearance level no impact on the decreased levels of lymphocytes in the blood, and also did not provide additional radiation dose in the environment. The clearance level needs to be applied in order to reduce the volume of radioactive waste in interim storage facility."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Hayudanti Anggarini
"ABSTRAK
Abu terbang adalah salah satu emisi dari PLTU berbahan bakar batu bara yang termasuk sebagai TENORM. Lepasan abu terbang sebagai TENORM dari industri pembangkit listrik berbahan bakar batu bara berpotensi terakumulasi di lingkungan dan meningkatkan laju dosis radiasi lingkungan. Laju dosis radiasi lingkungan di sekitar PLTU Labuan belum terukur padahal dengan mengetahui hal ini dapat menilai dampak negatif lepasan abu terbang pada risiko paparan radiasi eksternal di masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur laju dosis radiasi lingkungan di sekitar PLTU Labuan dan menganalisis pengaruh radius pada laju dosis radiasi lingkungan. Metode penelitian adalah melakukan pengukuran laju dosis radiasi menggunakan alat surveymeter gamma dengan detektor NaI TI jenis eksploranium GR-135 plus. Pengukuran dilakukan sepanjang lokasi grid yang telah ditentukan sebelumnya. Grid mewakili radius dari PLTU, semakin jauh dari PLTU semakin luas grid pengukurannya, grid yang ditentukan adalah sebesar 1x1 km, 3x3 km, 5x5 km, 10x10 km, 15x15 km. Lebih lanjut, pengaruh radius pada laju dosis radiasi diuji menggunakan uji anova. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa rata-rata laju dosis radiasi di sekitar PLTU Labuan sebesar 47,71 4,17 nSv/jam, masih lebih rendah jika dibandingkan rata-rata laju dosis radiasi gamma dari sumber terrestrial yang diterima masyarakat dunia berdasarkan data dari UNSCEAR sebesar 0,48 mSv/tahun 54,79 nSv/jam . Nilai ini juga masih di bawah rata-rata radiasi gamma di Pulau Jawa yang sebesar 0,46 mSv/tahun 52,51 nSv/jam . Penelitian ini juga menunjukkan bahwa radius memiliki pengaruh yang nyata pada laju dosis radiasi lingkungan. Kesimpulan penelitian ini adalah laju dosis radiasi di sekitar PLTU Labuan masih aman dan terdapat pengaruh radius pada rata-rata laju dosis radiasi.

ABSTRACT
Flying ash is one of the emissions from coal fired power plant which is included as TENORM. The fly ash discharge as TENORM from the coal fired power plant industry has the potential to accumulate in the environment and increase the dose rate of environmental radiation. Environmental radiation dose rate around Labuan Power Plant has not been measurable, whereas it can assess the negative impact of fly ash release on the risk of exposure to external radiation in the community. The purpose of this study is to measure the rate of environmental radiation doses around Labuan Power Plant and to analyze the effect of radius on the dose rate of environmental radiation. The research method is to measure radiation dose rate using gamma surveymeter with detector NaI TI type eksploranium GR 135 plus. Measurements are made along the predetermined grid locations. The grid represents the radius of the power plant, the specified grid are 1x1 km, 3x3 km, 5x5 km, 10x10 km, 15x15 km. Furthermore, effect of radius on the rate of radiation dose was tested using anova. The measurement results show that the average rate of radiation dose around PLTU Labuan is 47.71 4.17 nSv hour, still lower than the average rate of gamma radiation dose from terrestrial sources received by the world community based on data from UNSCEAR of 0.48 mSv year 54.79 nSv hr . This average is also below the average of gamma radiation in Java which is 0.46 mSv year 52.51 nSv hr . The study also showed that the radius had a noticeable effect on the dose rate of environmental radiation. The conclusion of this research is the rate of radiation dose around Labuan power plant is still safe and radius effect on average of environmental radiation dose rate aound Labuan Power Plant."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library