Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Moh. Bahrun Amiq
"Penelitian ini mencoba mencari sebuah alternatif baru dalam pengembangan keilmuan psikologi, khususnya psikologi yang berkaitan dengan religius, mencoba untuk membandingkan antara ajaran religi dengan kajian psikologi modern yang telah mapan saat ini. Manusia saat ini banyak terjebak ke dalam dunia yang penuh dengan hedonisme dan kekuatan materi, sehingga mengakibatkan tekanan yang luar biasa dalam mengarungi hidup. Sehingga banyak sekali ditemukan berbagai penyimpangan yang dilakukan oleh masyarakat, baik itu penyimpangan psikis berupa kehilangan makna dalam hidup, keterasingan dengan lingkugan maupun kekeringan spritual yang banyak melanda hidup manusia saat ini. Kehilangan makna menjadikan manusia hampa akan hidupnya manusia mencapai nilai dan kebutuhannya masing masing, sehingga dalam era yang sangat kompetitif menjadikan manusia terpacu dengan waktu dan mass.
Diperlukan terapi yang dapat menjawab problematika yang sedang terjadi dalam masyarakat, salah satunya melalui shalat berjamaah yang dilakukan secara benar dan berkesinambungan, juga melalui kewajiban melaksanakan shadaqah, baik itu berupa harta maupun perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi manusia yang lain. Shalat berjamaah dan shadaqah sebagai salah satu ritual religius diharapkan menjadi salah satu alternatif terapi bagi problematika yang sedang dihadapi oleh masyarakat modern saat ini, dan menjadikan manusia bisa diterima dalam lingkungannya. Makna hidup sebagai sarana menjadikan manusia untuk menggapai kebahagiaan dengan jalan menjadi produktif, kreatif, cinta kasih dan juga sabar dalam menghadapi cobaan serta bersyukur ketika menghadapi dan mendapatkan kenikmatan dari Allah.
Shalat berjamaah dan shadaqah membuat seseorang memahami akan makna hidupnya dan mampu untuk beradaptasi dan mengadakan penyesuaian diri, dan menjadikan manusia matang secara spritual, mampu menghadapi keberhasilan dan kegagalan dengan senyuman.
Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif, dengan pendekatan studi kasus, pengumpulkan data melalui wawancara baik terstruktur maupun wawancara bebas, disamping juga partisipasi demgan subyek, menganalisa kasus dengan analisa dominan dan analisa kultural dan juga komparasi yang terjadi pada masyarakat. Sedangkan subyek penelitian adalah seorang sopir, dengan kriteria, menjadi sopir minimal 5 tahun, berusia antara 30-50 tahun, beragama Islam, mengerjakan shalat berjamaah.
Dalam penelitian ini dihasilkan kesimpulan bahwa shalat berjamaah dan shadaqah mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam perjalanan hidup seseorang, mampu menjadikan orang menjadi penuh makna dalam menjalani kehidupan di dunia ini, menjadikan seseorang menjadi sabar dalam menerima cobaan dan bersyukur ketika mendapatkan kenikmatan.

This research try to looking for new alternation and develop in psychology, especially religious psychology to compare between matter of religi and modern psychology today, human being today face with hedonism style of live, it's make stress to individual, so every body loss of they meaning, as meaningless and loss of spiritual, of course, that problem made human being loss of their live, many problem face them not only physic but more important psychologic for example, alienational with culture, and can't adapted with culture.
So therapy must be able to solve of this problem, one alternative of therapy is pray together and shadaqah, that is ritual religius, it's able to be solve humans problem, get pray together and shadaqah rightly, brought to meaning live, so human being can accepted by culture and society.
Meaning live way to get happiness in live, so when get meaning live make productively, lovely, and patient to face live. By pray together and shadaqah know about meaning live use it as important and useful as long as their live.
This research use qualitative research by case studies approach of person, and collecting data using deep interview , observation and participation, so research analyze using a dominant analyze, cultural analyze, and comparation analyze. Subject of research are; driver with five year lisence minimalize, and 30-50 year old, Islamic religi, and get pray together and shadaqah.
Summary that pray together and shadaqah able to give change of meaning live, make productive and patient to face problem, able to solve psyches problem like alienation and adapted with society."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20682
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pleyte, W. Edith Humris
"ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari faktor-faktor yang berpengaruh sehingga pada pasien yang menderita penyakit Talasemia Mayor sering terjadi gangguan psikopatologis. Juga ingin diketahui secara khusus adalah bagaimana peranan orangtua dalam menimbulkan gangguan jiwa pada anaknya yang menderita talasemia. langsung terhadap timbulnya gangguan jiwa pada anaknya. Ibu memainkan peranan yang. lebih besar dalam menimbulkan gangguan jiwa anaknya. Disamping itu orang juga sangat tertekan oleh pendapatan keluarga yang tidak memadai serta keadaan anak yang dengan bertambahnya umur semakin buruk prognosisnya.
Subjek penelitian meliputi 192 kasus yang terdiri dari 110 anak laki-laki dan 82 anak perempuan yang berumur antara 1-17 tahun dan datang berobat jalan pada Unit Talasemia, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo. Disamping itu penelitian juga dilakukan terhadap 192 pasang orangtuanya.
Tempat Penelitian adalah Unit Talasemia, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo.
Pemeriksaan dilakukan dengan pemeriksaan psikiatrik dengan berpedoman pada wawancara standar "Pedoman pembuatan laporan psikiatrik" dan kuesioner-kuesioner. Kuesioner itu adalah kuesioner yang secara khusus dirancang untuk orangtua pasien untuk mendapat data demografis dan memeriksa persepsi orangtua mengenai penyakit talasemia serta kesepakatan antara orangtua. Disamping itu, juga dipakai kuesioner SCL 90 untuk memeriksa terdapatnya kecenderungan gangguan jiwa pada orangtua.
Hasil utama
1. Jumlah kasus talasemia yang menderita gangguan jiwa adalah 62 orang (32.3%), ibu yang mempuyai kecenderungan gangguan jiwa adalah 73 orang (38.0%) sedangkan ayah adalah 95 orang (49.5%). Pemeriksaan klinis psikiatrik yang dilakukan pada 108 ibu menunjukkan bahwa 39 (36.1%) orang menderita gangguan jiwa sedangkan pada pemeriksaan 104 orang ayah sebanyak 35 orang (32.7%) menderita gangguan jiwa.
2. Tidak terdapat hubungan antara kecenderungan gangguan jiwa pada orangtua dengan gangguan jiwa pada anaknya. Terdapat hubungan antara gangguan jiwa pada ibu dengan gangguan jiwa pada anaknya.
3. Persepsi orangtua mengenai penyakit talasemia cukup realistik. Persepsi ibu mengenai
kemampuan anak berhubungan secara negatif dengan gangguan jiwa pada anaknya
4. Persepsi orangtua mengenai talasemia sangat dipengaruhi oleh pendapatan keluarga dan
umur anak
Kesimpulan
Penyakit Talasemia Mayor merupakan stresor psikososial yang berat baik bagi anak maupun orangtuanya sehingga merupakan faktor yang menentukan timbulnya psikopatologi pada anak dan orangtuanya. Temyata bahwa orangtua tidak berperan secara;Purpose the aim is to study the influence of factors on patients suffering from Thalassemia Mayor and their parents which often causes the emergence of psychopathology. Special attention is placed upon the role of parents in developing mental disorders in their children who are thalassemics.

ABSTRACT
Study subjects
Study subjects were taken from the population of patients who regularly visit the Thalassemia Unit of Cipto Mangunkusumo Hospital in Jakarta. The number of cases included in the study is 192 patients , consisting of 110 boys and 82 girls, aged between I - 17 years. Their parents were also included in the study
Measurements
Measurements were performed by interviews and observation. All the cases and their parents were examined using general psychiatric examination technique based on Manual for Constructing a Psychiatric Report. In addition to this examination a special questionnaire was constructed to obtain demographic data and perception of parents about their children's illness. The parents were also asked to complete a form of SCL-90 which is a self-rating questionnaire to evaluate their mental status.
Main Results
1. The number of cases who besides Thalassemia Mayor also suffer from mental disorder is 62 (32.3%). The number of fathers who have a tendency for mental disorders is 73 (38.0%), the number of mothers is 95 (49.5%), Psychiatric examination of 108 mothers showed that 39 (36.1%) suffer from mental disorder and examination of 104 fathers showed that 35 (32.7%) suffer from mental disorder
2. There was no relationship found between tendency for mental disorder of the parents and mental disorders of their children. On the contrary there was relationship found between mental disorder of the cases and mental disorder of their mothers.
3. Perception of the parents about Thalassemia Mayor was quite realistic. Perception of the
mothers about the child's ability was negatively related towards mental disorder of the children.
4. Perception of the parents about Thalassemia Mayor was influenced by income of the family and
age of the child
Conclusion
It has been proven that Thalassemia Mayor is a severe psycho-social stress causing psychopathology in thalassemics and their parents, The parents do not directly influence the emergence of mental disorder in their children. Mothers play a greater role in precipitating mental disorder in their children.;Purpose the aim is to study the influence of factors on patients suffering from Thalassemia Mayor and their parents which often causes the emergence of psychopathology. Special attention is placed upon the role of parents in developing mental disorders in their children who are thalassemics.
"
2001
D2
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library