Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Afifah Analystian Arifiani
Abstrak :
Sebaran porositas pada batugamping terumbu di formasi Baturaja yang tidak seragam mengakibatkan perubahan signifikan pada sifat akustik batuan secara vertikal dan horizontal. Selain itu, data seismik yang tersedia hanya memiliki kandungan frekuensi dominan sebesar 12 Hz dan tidak memadai untuk meresolusi perubahan facies secara mendetail. Limitasi yang ada membuat karakterisasi reservoir pada batugamping terumbu di Formasi Baturaja sangat rumit. Inversi Stokastik dilakukan untuk menghasilkan impedansi akustik dengan frekuensi tinggi dan resolusi lebih detail. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data seismik tiga dimensi post stack migration (3D PSTM) dan empat data sumur yang memiliki data log sonic, density, gamma ray, porosity dan saturasi air. Analisa tuning thickness pada data seismik yang tersedia menunjukkan bahwa inversi deterministik hanya dapat mengidentifikasi ketebalan reservoar hingga 52 m. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan adanya hubungan linear antara impedansi akustik dan porositas batuan dengan korelasi sebesar 0.82. Klasifikasi fasies dilakukan untuk mendelineasi zona pay dan non-pay. Ketebalan zona pay bervariasi antara 2 hingga 75 m dengan ketebalan 75 m di satu sumur serta 2 m di sumur lainnya. Analisis perbandingan antara hasil inversi deterministik dan inversi stokastik telah dilakukan. Hasil inversi stokastik menunjukkan karakterisasi perubahan porositas pada batuan karbonat Baturaja dapat diamati dengan lebih baik. Terlebih lagi metode inversi stokastik dapat mendelineasi zona pay pada Formasi Baturaja hingga ketebalan 2 m. ......Random porosity distribution of reef in the Baturaja formation significantly effects the vertical and horizontal acoustic properties. Furthermore, the existing seismic data has only 12 Hz of dominant frequency and it causes inadequate characterization of facies variation. Those limitations affect complicated reservoir characterization of reef in the Baturaja formation. Stochastic Inversion was conducted for resulting in detailed highfrequency acoustic impedance. This research used three-dimensional post stack migration (3D PSTM) seismic data and four wells including sonic, density, gamma ray, effective porosity, shale volume and water saturation log data. Tuning thickness analysis of seismic data indicates that the model-based seismic inversion can only identify reservoirs with a minimum thickness of 52 m. Sensitivity analysis result indicates that there is a linear relationship between the acoustic impedance and effective porosity with a 0.82 correlation coefficient. Facies classification was carried out to delineate pay and non-pay zones. Pay zone thickness varies from 2 – 75 m with the thickest pay zone is 75 m in one well and 2 m in another well. The comparison between model-based and stochastic seismic inversion result is presented. The result of stochastic inversion shows a significant refinement in characterizing porosity changes of carbonate reservoirs. In addition, the method is also able in delineating thickness up to 2 m pay zones in the Baturaja formation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Gumilang Dwinanda
Abstrak :
Teknik Amplitude Variation Offset (AVO) sudah sering digunakan dalam memprediksi pengendapan hidrokarbon. Knott dan Zoeppritz mengembangkan metode AVO dengan menggunakan nilai dari kecepatan gelombang primer (vp), kecepatan gelombang sekunder (vs) dan densitas. Kemudian, Rutherford dan William membagi AVO menjadi 4 kelas berdasarkan grafik intercept dan gradien. Metode ini telah sukses digunakan dibeberapa kasus dalam memprediksi keberadaan hidrokarbon. Namun, dibeberapa kasus masih ada ambiguitas dan misinterpretasi seperti yang terjadi pada respon minyak dan air dimana nilai porositas yang besar dan karakter yang mirip, sehingga pada penelitian ini diperlukan AVO attribute baru yang diberi nama J-atribut untuk memprediksi keberadaan hidrokarbon dan mengurangi ambiguitas pada hasil interpretasi. Metode J-attribut belum banyak diaplikasikan di lapangan Indonesia. Metode ini dilakukan pada Lapangan Fauna yang berlokasi di Daratan Cekungan Sumatera Utara. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data 3 sumur yang dilengkapi dengan well marker dan data log seperti Gamma Ray, SP, Caliper, Neutron Porosity, Density, Resistivity, DT, Photoelectric, dan checkshot. ......The Amplitude Versus Offset (AVO) technique has often been used to predict the occurrence of hydrocarbons. Knott and Zoeppritz developed the AVO method by using values of primary wave velocity (vp), secondary wave velocity (vs) and density. Rutherford and William divide AVO into 4 classes based on intercept and gradient attributes. This method has been successfully used to predict hydrocarbons. However, in some cases there are still ambiguities and misinterpretations such as those occurred in oil and water zones have large porosity but with similar characters. In this study we have used a new AVO attribute approach the so called J-attribute to reduce ambiguities in the interpretation. The J-attribute has not yet been tried in the Indonesian fields. This method was carried out in the Fauna Field, which is located in the North Sumatra Basin. The data used in this study consist of 3 wells completed by markers and log data such as Gamma Ray, SP, Caliper, Neutron Porosity, Density, Resistivity, DT, Photoelectric, and checkshot surveys.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library