Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jamilah
Abstrak :
Tumbuhan dari marga Calophyllum temmasuk dalam famili Clusiaceae (Guttiferae) merupakan tumbuhan hutan tropis dan di Indonesia dikenal dengan nyamplung. Tumbuhan ini banyk mengandung senyawa senyawa bioaktif seperti ksanton, kumarin, flavonoida dan triterpen. Beberapa di-antaranya berpotensi untuk menyembuhkan penyakit, seperti kalanolida A sebagai anti-HIV tipe 1 dan antikanker, ksanton sebagai antibakteri serta sebagai antimalaria. Berdasarkan informasi aktivitas Calophyllum tersebut, penelitian ini melakukan isolasi dan menentukan struktur senyawa kimiaaktinya, selanjutnya terhadap senyawa baru yang didapat dilakukan uji aktivitas secara in vitro dengan menggunakan bakteri dan beberapa set kanker, antara Iain Murine leukemia P388, L1210, HeLa dan Yashida Sarcoma. Uji bioaktivitas meliputi uji awal terhadap ekstrak kasar mengunakan Artemia salina Leach dan uji antibakteri menggunakan bakteri Bacillus subtilis (ATCC 6633), Staphylococcus aureus (ATCC 6538), Escherichia coli (ATCC 25922) dan Pseudomonas aeruginosa (DMS 43286). Ekstrak kasar yang larut dalam n-heksana dan etil asetat dari kulit batang Calophyllum memperlihatkan aktivitas sitotoksik terhadap Artemia saline Leach dan aktivitas antibakteri terhadap B. subtilis (ATCC 6633), S. aureus (ATCC 6538), E. coli (ATCC 25922) dan P. aeruginosa (DMS 43286). Senyawa I, jayapurakumarin merupakan senyawa baru hasil isolasi dari kulit batang tumbuhan C. soulattrii Burm.f dari fraksi diklorometana dan diidentifikasi sebagai turunan kumarin. Senyawa ini aktif sebagai antibakteri terhadap B. subtilis (ATCC 6633), S. aureus (ATCC 6538), E. coli (ATCC 25922) dan P. aeruginosa (DMS 43286). Senyawa I, juga menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel murine leukemia P388 dengan IC;-,0= 0,64 ug/mL, Senyawa ll, azizkumarln merupakan senyawa baru hasil isolasi dari fraksi etil asetat kulit batang tumbuhan C. incrasaptum M.R.Henderson & Wyatt-Smith dan tidak menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel murine leukemia P388 (lC5Q > 100 ug/mL), tidak mempunyai aktivitas antibakteri terhadap B. subtilis (ATCC 6633), S. aureus (ATCC 6538), E. coli (ATCC 25922) dan P. aeruginosa (DMS 43286), tetapi sangat aktif terhadap sel Yashida sarcoma (lC50 = 4,12 pglmL), aktif terhadap murine leukemia L1210 (lC5° = 5,35 pg/mL) dan sel HeLa (IC5¢, = 6,57 pglmL). Satu senyawa turunan kumarin yaitu kalaustralin (Ill) dari tumbuhan C. incrasaptum M.R.Henderson & Wyatt-Smith dan tiga senyawa terpenoid yang sudah diketahui yaitu kanohllol (IV) dari C. incrasaptum M.R.Henderson & Wyatt-Smith, asam 3-ep!-betulinat (V) dan friedelin (VI) juga telah diisolasi. dari tumbuhan C. tomentosum Wight. ......Plant species in genus of Calophyllum, family of Ciusiaceae (Guttiferae), are tropical forest trees. ln Indonesia commonly known as "nyamplung". Caiophyllum species contain various bioactive compounds such as xanthone, coumarin, flavonoid and triterpenoid. Some of them are potential for several diseases treatment for example calanolide A for anti-HIV type 1 and anticancer, xanthone for antibacterial and for other activities (antimalarial). Based on available Calophyllum information, this research was conducted for isolation and structure eiucidation of the bioactive compounds. The in vitro bioassay activity test was carried out for antibacterial and cltotoxicity. Citotoxlcity of new compounds conducted in vitro using various murine cell, for example leukemia P388, L1210 and human cancer cells for Hela and Yashida Sarcoma. Preliminary bioassay test for crude extracts was performed using Artemia salina Leach. Antibacterial activity was conducted using Bacillus subtilis (ATCC 6633), Staphylococcus aureus '(ATCC 6538), Escherichia coli (ATCC 25922) and Pseudomonas aeruginosa (DMS 43286). n-Hexane and ethyl acetate soluble extracts from Calophyllum stem bark showed toxic activities to Artemia saline Leach and antibacterial activity to B. subtilis (ATCC 6633), S. aureus (ATCC 6538), E. coli (ATCC 25922) and P. aeruginosa (DMS 43286). Compound I, trivial name Jayapuracoumarin was a new compound isolated from dichloromethane fraction of stem bark of C. soulaitrii Bi,um.f. this compound was identified as a coumarin derivate, showing antibacterial activity against four tested bacterial and also showed cytotoxic activity (lC50 = 0.64 ug/mL) against murine leukemia P388 cell.. Compound ll trivial name, azizcoumarin is a new compound isolated from stem bark of C. incrasaptum M.R.l-ienderson & Wyatt-Smith, Compound lt has no citotoxic activity on murine leukemia P388 (lC50 > 100 ug/mL) and no antibacterial activity on B. subtilis (ATCC 6633), S. aureus (ATCC 6538), E. coli (ATCC 25922) and P. aeruginosa (DMS 43286) respectively. Compound ll showed activity to Yashida sarcoma cell (lC50 = 4.12 uglmL), to murine leukemia L1210 cell (lC5¢, = 5.35 pglmL), and to HeLa cell lines (|C50 = 6.57 pg/mL). A known coumarin, calaustralin (III) from C. incrasaptum M.R.Henderson & Wyatt-Smith and three known terpenoids namely canophyllol from C. incrasaptum M.R.Henderson & Wyatt-Smith, 3-epi-betulinic acid (V) andf fnedelin (VI) were also isolated from C. tomentosum Vlhght.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2008
T34511
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiek Soemiati
Abstrak :
Garcinia picrrorhiza Miq. dan Garcinia dulcis Kurz termasuk famili Cluciaceae banyak tumbuh di daerah Asia tenggara termasuk Indonesia. Dari beberapa hasil penelitian diketahui, bahwa famili Guttiferae merupakan sumber senyawa xanton, isoprenilbenzophenon, flavonoid, depsidon dan anthron, beberapa di antaranya mempunyai aktivitas biologi seperti antibakteri, antifungi, antioksidan, anti-HIV, dan sitotoksik. Berdasarkan hal tersebut di atas, telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mempelajari lebih lanjut tentang keanekaragaman struktur metabolit sekunder yang dihasilkan oleh beberapa species dari familia Guttiferae dan mengungkapkan aktivitas biologi senyawa tersebut. Pada penelitian ini telah diselidiki senyawa bioaktif kulit batang G. picrrorhiza Miq.dan buah G. dulcis Kun. Bahan tanaman diperoleh dari sekitar Bogor. Selanjutnya masing-masing bahan diekstraksi dengan pelarut n- heksana dan diklorometan. Ekstrak yang diperoleh difraksinasi dengan tehnik kromatografi dan pemurnian. Senyawa yang murni kemudian ditentukan strukturnya dengan metoda spektroskopi UV, IR, 'H-NMR, 13C-NMR, HMQC, HMBC dan COSY. Aktivitas biologi senyawa-senyawa yang diperoleh ditetapkan dengan uji antioksidan terhadap radikal DPPH dan uji sitotositas terhadap sel kanker L1210. Dari isolasi G.dulcis Kurz telah ditemukan 3 senyawa caged poliprenilasi xanton, yaitu senyawa (1) desoksimorellin, senyawa (2) asam morellat dan senyawa (3) morellin; hasil uji sitotoksisitas terhadap sel kanker L1210 berturut- turut menunjukkan IC50 = 25,56 μg/mL, 20,82 μg/mL dan 26,67 μg/mL dan uji antioksidan terhadap radikal bebas berturut-turut IC50 = 22,42 μg/mL; 30,91 μg/ 1249,93 μg/mL. Dari hasil isolasi ekstrak n-heksana kulit batang G. picrrorhiza Miq., ditemukan senyawa baru garcinopicrobenzofenon, senyawa (4) uji toksisitas terhadap sel kanker L1210 menunjukkan IC50 = 53,05 μg/mL dan uji antioksidan terhadap radikal bebas DPPH menunjukkan IC50 = 27,67 μg/mL. Ditemukan senyawa (5) asam lanosta 3-oxo-7, 24-dien-27-oat, ditemukan senyawa (6) asam Ianosta 3β-hidroksi-7,24-dien-oat, dan senyawa (9) asam 3- hidroksi-isonikotinat. Dari isolasi eksrak n-heksana akar G. picrrorhiza ditemukan senyawa baru (8) garcinopicrobenzofenonon, uji toksisitas terhadap sel kanker murine L1210 menunjukkan IC50 sebesar 40,37 μg/mL, ujiaktivitas antioksidan rnenunjukkan IC50 sebesar 83,88 μg/mL dan senyawa (7) (23E)- eupha-7-oxo-8,23-dien-27-oat. ......Garcinia dulcis Kurz and Garcinia picrrorhiza Miq. (Cluciaccac) is group of plants grown in Indonesian tropical forest which has been reported to be rich in chemicals substances. Extensive phytochemical screening have shown that Garcinia species are rich in a variety of oxygenated and prenylated xanthone. Some of these exhibit a wide range of biological and pharmacological activities as cytotoxic, antimicrobial, antifungal, antioxidant, antimalarial, and HIV-1 protease inhibitory activitis. Based on these data, this research work aims to further study the structur molecule variety of their secondary metabolite especially their bioactive constituens. In this research work, the bioactive constituens of G. dulcis Kurz and G. picrrorhiza Miq. was collected from sorounding Bogor, have been evaluated. The selected plant materials were the bark and roots of G. picrrorhiza Miq and fruits of G. dulcis Kurz. Extraction, fractionation and bioactive compound isolation- purification were conducted using various organic solvents and chromatographic techniques. The isolated compounds were ilucidated based on their physical and spectral data, such UV, IR, 'H- and 13C-NMR, MS, HMBC, HMQC and COSY. The biological activity evaluations, namely, in vitro cytotoxicity using murine L1210 cell line, and antioxidant activity under DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) Radical Scavenging Activity Methode. Chromatographic separation of the n-hexane extract of dried G. dulcis fruits furnished three prenylated pyranoxanthonoids, identified as desoxymorelline (1), morellic acid (2), and morellin (3). The isolated compounds found exhibit cytotoxicity against L1210 cancer cell line. The lC50 values were 26,6; 20,8, and 25,5 μg/mL, respectively. Under DPPH Radical Scavenging Activity Methode the compounds to exhibit antioxidant activity. The lC50 value for desoxymorelline, morellic acid and morellin ici, 22,42 μg/mL. ;30,91 μg/mL and 1249,93 μg/mL. Chromatographic separation on the n-hexane extract from bark of G. picrrorhiza Miq. furnish new compounds garcinopicrobenzophenon (4) to exhibit cytotoxicity against L1210 cell line, with the IC50 value 53,05 μg/mL and antioxidant activity with IC50 value 27,67 μg/mL and known lanosta-3-oxo-7,24-dien-27oic acid (5); lanosta 3β-hydroxy-7,24-dien-oic-acid (6), and 3-hydroxy-isonicotinic acid (9). Chromatographic separation of the dichloromethane extract from roots of G. picrorrhiza furnish new compound garcinopicrobenzophenonon (8) to exhibit cytotoxicity against L1210 eell line. The IC50 value was 40,37 μg/mL, and antioxidant activity 83,88 μg/mL; and (23E}-eupha-7oxo-8,23-dien-27oic (7)
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
D1218
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berna Elya
Abstrak :
Garcinia rigida dan Garcinia benthami termasuk famjlia Guttiferae yang terdapat di Indonesia. Beberapa spesies dari genus Garcinia mengandung senyawa bioaktif yang potensial dan digunakan sebagai obat tradisional. Penelitian ini bertujuan mengisolasi dan menentukan Struktur senyawa kimia dari daun tanaman Garcinia rigida dan kulit batang Garcinia benthami serta uji aktivitas biologi, yang meliputi uji awal toksisitas terhadap udang Artemisia Salina Leach dan uji aktivitas antibakteri terhadap staphylococcus aureus dan Samonella typhosa dan senyawa-senyawa yang diperoleh. Isolasi senyawa dilakukan dengan menggunakan tehnik kromatografi kolom dan penentuan struktur molekulnya dengan menggunakan data spektroskopi: massa (MS), inframerah UV, resonansi magnetik inti proton ('H-NMR), resonansi magnetik inti karbon (13C-NMR) dan data spektroskopi NMR-2D, meliputi COSY, HMQC, ROESY dan HMBC. Pada penelitian ini ditemukan lima senyawa baru turunan xanton dan enam senyawa triterpenoid yang telah diketahui dari daun tanaman garcinia rigida. Lima senyawa xanton baru tersebut adalah 1,5,6-trimetoksi-6',6'-dimetilpirano-(2',3':3,4)-xanton (GRI,-I = sahlaxanton) , 6-hidroksi-1,2,5,8-tetrametoksi-6',6' dimetilpirano-(2',3';3,4)-xanton (GRI,-2 = salmaxanton), l-metoksi-5,6-metilendioksi-6',6'-dimetilpirano-(2',3?:3,4)-xanton (HR-5 = musa-xanton), 1-hidroksi-5,6,8-utrimetoksi 6',6'-dimerilpirano-(2',3':3,4)-xanton (HR-7 = asmaxanton) dan isomer dari salmaxanton yaitu l-hidroksi-2,5,6,8-tetrametoksi~6?,6?-dimetilpirano-(2',3':3,4)-xanton (HR-8). Enam senyawa triterpenoid adalah lanosta-8,25-dien-313-ol (HR-1), Eiedelin (HR-2), lupeol (HR-3), stigmasterol (HR-4c), 3B-hidroksi-20(29)-en-lupan-30-al (HR-4d) dan 3B-hidroksi-20(29)-en-Iupan-30-ol (HR-6a). Dari kulit batang tanaman Garcinia benthami didapatkan tiga senyawa baru turunan benzofenon dan satu senyawa flavonoid serta empat senyawa tritelpenoid. Tiga senyawa bam tersebut adalah 2'-metoksi-4',6',3,5-tetrahidroksibenzofenon (GbA-5 = ismailbenzofenon), 2',6'-dimetoksi-4',3,5-nillidroksibenzofenon (GbA~6 = hilmibeuzofenon) dan 3?,5',6-trihidroksi-2,4-dimetoksi-6'(3-metilbut-2-enil) benzofenon (GbA-4' = salimbenzo-fenon). Satu Senyawa flavonoid, yaitu epikatekin (GbA-7) dan empat senyawa triterpenoid yaitu friedelin(GBH-3), asam-3B-hidroksi-Ianosta-9(11), 24-dien-26-oat (GbH-4), stigmasterol (GbA-2) dan asam-olean-5,12-dien-3B-ol-28-oat(GbA-4). Pada uji pendahuluan terhadap larva udang Artemia salina leach memperlihatkan bahwa senyawa-senyawa GRL-1, GRL-2, HR-5, HR-7 dan HR-8 memperlihatkan adanya hambatan pertumbuhan bakteri pada konsentrasi 100, 50 dan 25 ppm, sedangkan senyawa GbA-5, GbA-6 dan GbA-4' menghambat pertumbuhan bakteri pada konsentrasi 100 dan 50 ppm, tetapi tidak terhadap kuman salmonella typhosa.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
D1248
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiah Rachmatiah
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki kandungan alkaloida dari kulit batang Actinodaphne pruinosa Nees, A. sphaerocarpa (Bl) Nees dan daun Cryptocarya ferrea BI serta uji bioaktivitas terhadap Plasmodium falciparum, Artemia salina Leach dan sel murine P-388. Alkaloida diekstraksi menggunakan metode asam basa. lsolasi alkaloida dilakukan dengan cara kromatograti kolom menggunakan silika gel sebagai fasa diam dan campuran diklorometana dan metanol sebagai larutan pengelusi. Struktur molekul dari alkaloida yang diisolasi ditentukan dengan menggunakan data spektroskopi UV, FTIR, ?H NMR, 13C NMR dan MS. Lima alkaloida baru; (+)-(R)-N-(2- hidroksipropil)-lindcarpin (pruinosin A), (+)-(S)-N-(2-hidroksipropil)-lindcarpin (pruinosin B), (+)-(R)-N-(2-hidroksipropil)-laurolitsin (pruinosin C), (+)-(S)-N-(2-hidroksipropil)-Iaurolitsin (pruinosin D) dan (-)-N?-desmetil-grisabin, berhasil diisolasi dari kulit batang A. pruinosa bersama dengan tujuh alkaloida yang sudah dikenal, Iindcarpln, N-metillindcarpin, Iaurolitsin, boldin, (+)-thaligrisin, (-)-dauricin, (-)-0,0-dimetil-grisabin. Laurotetanin, N-metillaurotetanin, isoboldin, actinodaphnin, N-metilactinodaphnin, corydin dan norcorydin diisolasi dari kulit batang A. sphaerocarpa serta dua alkaloida Iainnya nordicentrin dan dicentrinon diisolasi dari daun Cryptocalya ferrea. Ekstrak alkaloida dari kulit batang A. pruinosa dan A. sphaerocarpa aktif terhadap larva udang Artemia salina dengan nilai LC50 berturut-turut 106,5 μg/ml. dan 126.7 μg/mL. Ekstrak alkaloida kulit batang A. pruinosa dan sényawa hasil isolasinya; pruinosin A, aktif terhadap sel murine P-388 dengan IC50 berturut- turut 5.1 dan 3,9 μg/mL, sedangkan ekstrak alkaloida A. shaerocarpa, pruinosin B, C, D, dan lindcarpin serta (-)-0,0-dimetil-grisabin tidak aktif dengan IC50 berturut-turut 34,2, 24,0, 38,0, 52,0, 18,0, dan 10,0 μg/ mL. Aktivitas terhadap P. falciparum dijumpai pada ekstrak alkaloida A. shaerocafpa dengan nilai |650 2,5 x 10° |1gImL. namun ekstrak alkaloida A. pruinosa tidak memperlihatkan aktivitas tarhadap P. falciparum.
This work was carried out to investigate alkaloid constituents from the stem bark of Actinodaphne pruinosa Nees, A. sphaerocarpa (BI) Nees , the leaves of Cryptocarya fenea Bl, and their bioactivities against Plasmodium falciparum, Artemia salina Leach and murine cells P-388. The alkaloids were extracted by acid-base methods and isolated by column chromatography on silica gel and eluted with a mixture of CH2Cl2-methanol as a solvent system. The structure of alkaloids were established using spectroscopy data: UV, FTlR, 1H NMR, 13C NMR and MS. Five new alkaloids, (+)-(R)-N-(2-hydroxypropyl)-lindcarpine (pruinosine A), (+)-(S)-N-(2-hydroxypropyI)-Iindcarpine (pruinosine B), (+)-(R)-N-(2-hydroxypropyl)-laurolitsine (pruinosine C), (+)-(S)-N-(2-hydroxypropyl)-laurolitsine (pruinosine D) and (-)-N?-desmethyl-grisabine were isolated from the stem bark of A. pruinosa together with seven known alkaloids, lindcarpine, N-methyllindcarpine, laurolitsine, boldine, (+)-thaligrisine, (-)-dauricine, and (-)-0,0-dimethyl-grisabine. Seven known alkaloids, laurotetanine, N-metillaurotetanine, isoboldine, actinodaphnine, N-methylactinodaphnine, corydine and norcorydine, were isolated from the stem bark of A. sphaenocarpa (Bl) Nees, and two another known alkaloids, nordicentrine and dicentrinone, were isolated from Cryptocarya ferrea. The crude alkaloid extract of A. pruinosa and A. sphaerocarpa were active against Artemia salina with LCM 106.5 and 126.7 pg/mL respectively. The crude alkalcid extract of A. pruinosa and pniinosine A were active against murine cells P-388 with lC50 5.1 and 3.9 pg/mL respectively. The crude alkalold extract of A. sphaemcarpa, pruinosine B, C, D, lindcarpine, and (-)-0,0-dimethyl-grisabine are inactive against murine cells P-388 with lC5° 34.2, 24.0, 38.0, 52.0, 16.0, and 10.0 μg/mL respectively. The activity against P. faiciparum was showed by the crude alkaloid extract of A. sphaerocarpa with IC50 2.5 x 10-5 μg/mL, but no effect was showed by crude alkaloid extract of A. pruinosa.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
D1219
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maulidiyah
Abstrak :
Lichen selected in this research are Usnea blepharea Motyka taken from the mountain of Bawakaraeng Malino Gowa and Usnea flexuosa Tayl. from the mountain of Bambapuang Enrekang, South Sulawesi Province. This research was conducted to reveal the content of chemical compounds from the two species of the lichen on acetone extract as well as their bioactivity evaluation that include initial toxicity isolates on brine shrimp A. salina Leach lethality test, the cytotoxicity against P388 murine leukemia cells and anti-malarial activity against P. falciparum from pure compound. Isolation was carried out by utilising column chromatography using silica gel 60 stationary phase with eluent mixture of n-hexane and ethyl acetate in a gradient elution, followed by preparative thin layer chromatography and radial chromatography. Determination of molecular structure, by analyzing the UV-Vis spectral data, Infra Red, LC-MS, 1H-NMR, 13C-NMR, 2D NMR include HMQC, HMBC, DEPT and COSY. The results of isolation of U. blepharea Motyka were obtained four compounds, namely a new bisxanton compound that is eumitrin M and 3 compounds have been found previously that are (-) - usnic acid, diffractaic acid and eumitrin A1. From U. flexuosa Tayl. were obtained a new phenolic compound, namely 2'-hydroxy-1'-(4-hydroxy-5-methoxy-2-methyl-phenyl)-ethanon and one compound that has been known that (-) - usnic acid. The results of bioactivity tests against 3 isolates of U. blepharea Motyka and 3 isolates of U. flexuosa Tayl. were all active against the brine shrimp A. salina Leach with LC50 values : B1 = 165,84 µg/mL, B2 = 109,03 µg/mL, B3 = 130,50 µg/mL, F1 = 35,73 µg/mL, F2 = 11,08 µg/mL, F3 = 8,47 µg/mL, respectively. The results of isolation of compound eumitrin A1 was active against murine P388 cells with IC50 4,5µg/mL, while both diffractaic acid and 2'-hydroxy-1'-(4-hydroxy-5-methoxy-2-methyl-phenyl) - ethanon were inactive against murine P388 cells with IC50 consecutive 17,5 µg/mL and 37,0 µg/mL. Anti-malarial activity against P. falciparum is owned by the compound eumitrin M with IC50 2.10-7M, while the (-)-usnic acid and diffractaic acid were not shown anti-malarial activity to P. falciparum.
Lichen yang dipilih dalam penelitian ini adalah U. blepharea Motyka yang diambil dari gunung Bawakaraeng Malino Kabupaten Gowa dan U. flexuosa Tayl. dari gunung Bambapuang Kabupaten Enrekang Propinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan kandungan senyawa kimia ekstrak aseton dari kedua lichen ini serta uji bioaktivitas yang meliputi uji awal toksisitas isolat dari ekstrak aseton terhadap larva udang A. salina Leach, uji sitotoksisitas terhadap sel leukemia murine P388 dan uji aktivitas anti malaria terhadap Plasmodium falciparum dari senyawa murni. Isolasi dilakukan dengan teknik kromatografi kolom menggunakan fasa diam silika gel 60 dengan eluen campuran n-heksana dan etil asetat secara gradien, dilanjutkan dengan kromatografi lapis tipis preparatif dan kromatografi radial. Penentuan struktur molekul dilakukan dengan menganalisis data spektrum UV-Vis, Infra Merah, LC-MS, 1H-NMR, 13C-NMR, NMR-2D meliputi HMQC, HMBC, DEPT dan COSY. Dari hasil isolasi terhadap U. blepharea Motyka diperoleh 4 senyawa, yaitu satu senyawa baru golongan bisxanton yaitu eumitrin M dan 3 senyawa yang telah ditemukan sebelumnya yaitu (-) - asam usnat, eumitrin A1 dan asam difraktat. Dari U. flexuosa Tayl. diperoleh satu senyawa baru, yaitu 2?-hidroksi-1?-(4-hidroksi-5-metoksi-2-metil-fenil)-etanon dan satu senyawa yang telah diketahui yaitu (-) - asam usnat. Dari hasil uji bioaktivitas terhadap 3 isolat U. blepharea Motyka dan 3 isolat U. flexuosa Tayl. semuanya aktif terhadap larva udang A. salina Leach dengan nilai LC50 berturut-turut : B1 = 165,84 µg/mL, B2 = 109,03 µg/mL, B3 = 130,50 µg/mL, F1 = 35,73 µg/mL, F2 = 11,08 µg/mL, F3 = 8,47 µg/mL. Hasil isolasi yaitu senyawa eumitrin A1 mempunyai potensi aktif terhadap sel murine P388 dengan nilai IC50 4,5 µg/mL sedangkan asam difraktat dan 2´-hidroksi-1´-(4-hidroksi-5-metoksi-2-metil-fenil)-etanon keduanya tidak aktif terhadap sel murine P388 dengan IC50 berturut-turut 17,5 µg/mL dan 37,0 µg/mL. Aktivitas anti malaria terhadap P. falciparum dimiliki oleh senyawa eumitrin M dengan nilai IC50 2.10-7 M, sedangkan senyawa asam usnat dan asam difraktat tidak menunjukkan aktivitas anti malaria terhadap P. falciparum.
Depok: Universitas Indonesia, 2011
D1286
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library