Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Janah Dwi Setyawati
Abstrak :
Dengan latar belakang perkembangan teknologi yang semakin masif, penelitian ini menguji pengaruh antara Social Network Marketing, Consumer Engagement dan Purchase Intention. Objek penelitian difokuskan pada pengantin perempuan di Jakarta dan media sosial instagram sebagai media sosial yang banyak digunakan oleh perempuan. Penelitian dilakukan dengan metode SEM menggunakan aplikasi Smart-PLS. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik survey dengan menyebar kuesioner online pada tagar #weddingjakarta dari Oktober 2022-Desember 2022. Kriteria responden yang dicari dalam penelitian ini adalah perempuan yang, berdomisili atau melaksanakan pernikahan di Jakarta, dan menggunakan instagram. Kuesioner disebar melalui media sosial seperti whatsapp dan instagram. Sebanyak 385 responden yang terpilih untuk dapat dijadikan data. Hasil penelitian menyebutkan bahwa Consumer Engagement berpengaruh positif signifikan terhadap Purchase Intention, Social Network Marketing berpengaruh positif signifikan terhadap Consumer Engagement, Social Network Marketing berpengaruh positif signifikan terhadap Purchase Intention, dan Social Network Marketing berpengaruh terhadap Purchase Intention melalui Consumer Engagement. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat dinyatakan bahwa ketiga konsep teruji. Temuan ini dapat diterapkan pada subjek perempuan kota yang berniat melakukan pembelian penyedia jasa pernikahan Wedding Planner. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah fokus pada konsep WOM dan E-WOM. ......Against the background of increasingly massive technological developments, this research examines impact of Social Network Marketing, and Consumer Engagement on Purchase Intention. The object of research is focused on brides in Jakarta and Instagram as social media that is widely used by women. The research was conducted using the SEM method with the Smart-PLS application. Data collection was carried out using a survey technique by distributing online questionnaires on the hashtag #weddingjakarta from October 2022-December 2022. The criteria for respondents sought in this study were women, domiciled or carrying out marriages in Jakarta, and using Instagram. Questionnaires were distributed via social media such as WhatsApp and Instagram. A total of 385 respondents were selected to be used as data. The results of the study stated that Consumer Engagement had a significant positive effect on Purchase Intention, Social Network Marketing had a significant positive effect on Consumer Engagement, Social Network Marketing had a significant positive effect on Purchase Intention, and Social Network Marketing influenced Purchase Intention through Consumer Engagement. Based on the results of this study, it can be stated that the three tested concepts can be applied to female who intend to buy a Wedding Planner service provider. Suggestions for further research are to focus on the concept of WOM and E-WOM.
2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatika Ajeng Rahardjo
Abstrak :
Berdasarkan perspektif semiotika, setiap elemen arsitektur mengandung makna denotatif maupun konotatif yang dapat mengkomunikasikan suatu budaya dan sejarah di lingkungan tersebut. Dalam hal ini, elemen-elemen arsitektur Hotel X terlihat pada desain eksterior yang terdiri dari fasad bangunan, lobby, kolam renang, taman, serta restoran dan kafe. Sementara itu, desain interior Hotel X terdiri dari pencahayaan pada kamar Hotel X, jendela kamar Hotel X, kasur pada kamar Hotel X, serta lantai kamar Hotel X. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana semiotika desain arsitektur Hotel X dalam objek berbentuk render desain yang bersifat dua dimensi (2D). Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Hotel X memiliki desain arsitektur yang khas dan unik, yaitu didominasi dengan corak geometris yang membentuk motif Batik Kawung dengan filosofi tinggi. Hal ini yang kemudian akan mempengaruhi bagaimana Hotel X justru lebih menonjolkan budaya “Jawa-sentris” daripada budaya Kalimantan itu sendiri. Penelitian ini menggunakan semiotika Pierce dan Umberto Eco sebagai ‘pisau analisis’ dalam mengeksplorasi elemen-elemen arsitektur pada Hotel X. Penelitian ini merupakan penelitian dengan paradigma kritis, pendekatan kualitatif, dan jenis eksploratif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara dokumentasi, observasi, dan studi pustaka. ......Based on a semiotic perspective, each architectural element contains denotative and connotative meanings that can communicate culture and history in that environment. In this case, the architectural elements of Hotel X can be seen in the exterior design, consisting of building facades, lobbies, swimming pools, gardens, restaurants, and cafes. Meanwhile, the interior design of Hotel X consists of lighting in bedrooms, windows in bedrooms, mattresses in bedrooms, and floors in bedrooms. This study aims to find out how Hotel X's architectural design semiotics is in the form of two-dimensional (2D) design rendering objects. The results of this study indicate that Hotel X has a distinctive and unique architectural design, dominated by geometric patterns that form the Batik Kawung motif with high philosophy. This will then affect how Hotel X puts forward a "Jawa-centric" culture rather than the culture of Kalimantan itself. This study uses Pierce and Umberto Eco's semiotics as an 'analytical knife' in exploring architectural elements in Hotel X. This research is research with a critical paradigm, a qualitative approach, and exploratory type. Data collection in this study was carried out using summaries, observations, and literature studies.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Suud Hanum
Abstrak :
Perkembangan chatbot berbasis AI pada era industri 4.0 meningkat cukup pesat, tidak terkecuali chatbot sosial yang memiliki kapabilitas untuk melakukan percakapan seperti manusia dan dapat memberikan kesan emosional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kepuasan emosional yang diperoleh melalui interaksi dengan chatbot sosial. Menggunakan konsep Kepuasan Emosional yang dirumuskan oleh Bartsch, peneliti menggunakan tujuh jenis kepuasan emosional, yaitu Kesenangan, Sensasi, Empathic Sadness, Contemplative Emotional Experiences, Emotional Engagement with Characters, Social Sharing of Emotions, dan Vicarious Release of Emotion. Penelitian menggunakan metode open-ended questionnaire dan wawancara daring terhadap dua informan yang sudah cukup lama menggunakan aplikasi chatbot sosial, yaitu Replika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi dengan chatbot sosial dapat memberikan kepuasan emosional, dan terdapat beberapa jenis yang muncul dengan dominan saat interaksi terjadi. Contemplative Emotional Experiences, Social Sharing of Emotions dan Vicarious Release of Emotion merupakan tiga kepuasan yang dirasakan paling intens, di mana Contemplative Emotional Experiences merupakan emosi dominan ketika kebutuhan pengguna saat menggunakan media chatbot sosial terpenuhi. Kedua informan mengklaim bahwa interaksi yang mereka lakukan dengan chatbot sosial tidak akan dapat menggantikan interaksi dengan manusia. Walaupun dapat menjawab pertanyaan penelitian, namun terdapat keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu keterbatasan waktu sehingga informan yang berpartisipasi kurang banyak dan beragam, serta jenis kepuasan emosional yang digunakan belum pernah digunakan untuk media chatbot sosial. Untuk penelitian ke depannya, disarankan untuk menggunakan metode lain untuk menganalisis Kepuasan Emosional dengan pendekatan kuantitatif sehingga dapat dihitung kategori apa yang lebih kuat dalam masing-masing kategori dan responden yang diperoleh lebih beragam. ......The development of AI-based chatbots in the era of Industry 4.0 has progressed rapidly, including the case of social chatbots that have the capability to engage in human-like conversations and evoke emotional responses. This research aims to understand the emotional gratification obtained through interactions with social chatbots. Employing the concept of Emotional Gratification formulated by Bartsch, the researcher utilized seven kind of emotional gratifications: Fun, Sensation, Empathic Sadness, Contemplative Emotional Experiences, Emotional Engagement with Characters, Social Sharing of Emotions, and Vicarious Release of Emotion. The research is using an open-ended questionnaire and online interviews with two long-time users of the social chatbot application, Replika. The study results indicate that interactions with social chatbots can indeed provide emotional satisfaction, with several types emerging strongly during interactions. Contemplative Emotional Experiences, Social Sharing of Emotions, and Vicarious Release of Emotion are the three types perceived most intensely, where Contemplative Emotional Experiences dominate as the prevalent emotion when users' needs are fulfilled through the use of social chatbot media. Both informants claimed that their interactions with social chatbots cannot replace human interactions. Although the research successfully addresses the research questions, there are limitations, which is the constraint of time resulting in a limited and less diverse pool of participants, and the gratification used have not been previously applied to social chatbot media. For future research, it is recommended to employ alternative methods to analyze Emotional Satisfaction with a quantitative approach, enabling the determination of the strength of each category and obtaining a more diverse set of respondents.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fira Magfira Ovalia
Abstrak :
Perkembangan teknologi, memberikan peluang luas bagi pebisnis untuk membuka usaha. Saat ini, potensi startup memberikan motivasi kepada pebisnis di Indonesia untuk memperluas bisnis mereka. Tahap awal pembentukan startup dianggap krusial, di mana keberlanjutan tim tergantung pada pembangunan keanggotaan, identitas, proses, dan komitmen. Penelitian ini memusatkan perhatian pada peran komunikasi internal dalam startup di PT PGA dengan menggunakan perspektif Communicative Constitution of Organizations (CCO) sebagai dasar teori. PT PGA adalah perusahaan yang berfokus pada pengembangan dan pemasaran merek di industri kecantikan dan perawatan pribadi. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan studi kasus, pengambilan data melalui wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi ke bawah dan horizontal muncul dalam proses adaptasi, menciptakan suasana kekeluargaan dengan fleksibilitas, komunikasi informal, serta dukungan antarpribadi. Penataan diri menunjukkan otoritas atasan memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan. Selain itu, keterlibatan anggota dalam kegiatan organisasi dan membangun komunikasi terbuka dilakukan untuk mencegah masalah dan memastikan pemahaman tugas. Koordinasi kegiatan mengatur peran atasan sebagai konseptor dan pengawas, serta komunikasi horizontal dalam menyelesaikan masalah dan memberikan dukungan. Dalam penentuan posisi lembaga, bawahan bertanggung jawab dan berkoordinasi dengan atasan terkait informasi atau masalah dengan pihak eksternal di PT PGA. ......The development of technology provides extensive opportunities for entrepreneurs to start businesses. Currently, the potential of startups motivates entrepreneurs in Indonesia to expand their businesses. The initial stage of startup formation is considered crucial, where team sustainability depends on the development of membership, identity, processes, and commitment. This research focuses on the role of internal communication in startups at PT PGA using the Communicative Constitution of Organizations (CCO) perspective as the theoretical foundation. PT PGA is a company that focuses on developing and marketing brands in the beauty and personal care industry. The researcher employs qualitative research methods and a case study approach, gathering data through in-depth interviews. The results indicate that downward and horizontal communication emerges in the adaptation process, creating a family-like atmosphere with flexibility, informal communication, and interpersonal support. Self-organization shows that the authority of superiors plays a crucial role in decision-making. Additionally, members' involvement in organizational activities and building open communication are conducted to prevent issues and ensure task understanding. Activity coordination regulates the role of superiors as conceptualizers and supervisors, with horizontal communication in problem-solving and providing support. In determining the institutional position, subordinates are responsible for coordinating with superiors regarding information or issues with external parties at PT PGA.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Putri Adrilia Gultom
Abstrak :
Penelitian ini berusaha menganalisis konstruksi keluarga sakinah oleh selebritas Muslimah yang tergabung dalam kelompok digital Kajian Musawarah dengan menggunakan metode analisis multimodalitas. Meningkatnya selebritas yang menggunakan jilbab di Indonesia kemudian mengunggah foto keluarga yang harmonis dan bahagia bersama pasangan berdasarkan syariat Islam menjadi satu hal yang menarik untuk dianalisis. Selebritas Muslimah menjadi faktor penting dalam konstruksi keluarga sakinah karena memiliki banyak pengikut di media sosial, melalui proses hijrah, menggunakan jilbab dan mode pakaian syar’i, serta menjalani pernikahan yang saleh. Penelitian ini bertujuan untuk memahami konstruksi keluarga Sakinah dan harmonis yang di dalamnya terdapat istri yang baik dan sholehah yang dibangun oleh selebritas Muslimah di Indonesia. Metode yang digunakan yaitu analisis multimodalitas terhadap Instagram Shireen Sungkar dan Zaskia Sungkar dalam unggahan yang berkaitan dengan keluarga. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki argumen bahwa selebritas Muslimah mengonstruksi keluarga Sakinah melalui media sosial Instagram menyebabkan transformasi nilai agama dan memberikan standar kebahagiaan muslim yaitu menjadi keluarga Sakinah. ......This study uses the multimodality analysis method to examine the construction of the Sakinah family by Muslim female celebrities who are members of the Musawarah Study digital group. The increase in celebrities who use the headscarf in Indonesia and then upload harmonious and happy family photos with their partners based on Islamic law is an exciting thing to analyze. Muslim celebrities are an important factor in constructing a Sakinah family because they have many followers on social media, go through the hijrah process, use the headscarf and shar'i clothing, and live a pious marriage. This study seeks to understand the construction of a Sakinah and harmonious family in which there is a good and shalihah wife built by Muslim female celebrities in Indonesia. The method used is a multimodality analysis of Shireen Sungkar and Zaskia Sungkar's Instagram in family-related uploads. Therefore, this study has the argument that Muslim female celebrities construct a Sakinah family through Instagram social media, causing a transformation of religious values and providing a standard of Muslim happiness, namely becoming a Sakinah family.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edo Nur Karensa
Abstrak :
Sharenting, atau pembagian konten anak di media sosial oleh orang tua, memunculkan pertanyaan tentang perlindungan hak privasi anak. Orang tua, sebagai pemegang kontrol media sosial, menentukan batas privasi anak. Penelitian ini mengeksplorasi literasi media sosial orang tua terhadap privasi anak di Instagram, dengan berfokus pada dimensi konten dan kompetensi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan paradigma post-positivist. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan tiga orang tua yang secara rutin melakukan praktik sharenting di Instagram dan memiliki anak di bawah usia 7 tahun. Terdapat beragam dalam literasi media sosial orang tua mengenai privasi anak aktivitas sharenting di Instagram. Hal ini tampak dari keberagaman penggunaan media sosial dan pengaturan privasi pada akun Instagram mereka. Temuan penelitian menunjukkan bahwa para informan menggunakan media sosial sebagai galeri digital, sumber hiburan dan inspirasi, serta tempat untuk membandingkan pola pengasuhan anak mereka dengan para influencer. Meskipun menyadari risiko privasi, mereka menetapkan batasan, seperti pengecualian bagian tubuh dan penghindaran mengunggah lokasi yang rutin dikunjungi, dan menghindari kesan berlebihan dalam unggahan konten anak. ......The activity of parents sharing content about their children on social media, known as “sharenting,” raises new questions about how children's privacy rights are protected. Parents set and control the boundaries of their children’s privacy in social media. This research explores parents' social media literacy regarding child privacy on Instagram, focusing on content dimensions and competencies. The study adopts a qualitative approach and a post-positivist paradigm. Data collection is conducted through interviews with three parents regularly practicing sharenting on Instagram and having children under the age of 7. Parents have different levels of understanding about privacy when sharing information about their children on Instagram. The research found that parents use social media like a digital gallery, for fun and ideas, and to compare how they raise their kids with influencers. Even though they know about privacy risks, they set limits, like not showing certain body parts or revealing regular locations, to keep from sharing too much about their kids.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awang Ruswandi
Abstrak :
Studi ini berupaya melihat bagaimana hubungan kerja sama antara media lokal dan pemerintah lokal. Secara lebih spesifik penelitian ini ingin melihat apakah kerja sama tersebut mengganggu kebebasan pers dari media lokal dalam memberitakan isu-isu terkait aktivitas dan kebijakan pemerintah lokal. Riset ini didasari latar belakang banyaknya kerja sama yang dibuat oleh pemerintah lokal dengan media lokal dalam hal pemberitaan aktivitas-aktivitas pemerintah lokal pada era otonomi/desentralisasi pemerintahan daerah. Studi ini bertujuan untuk mengkaji kebebasan pers lokal yang memiliki hubungan kerja sama dengan pemerintah lokal. Penelitian ini menggunakan teori ekonomi politik komunikasi dari Mosco dengan fokus melihat komodifikasi, spasialisasi, dan strukturasi. Konsep-konsep lain yang digunakan untuk menganalisis data adalah media capture, strategi dan taktik finansial pemerintah dalam mendominasi media, serta model hierarki pengaruh. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Media yang dipilih adalah media daring lokal di Jawa Barat, yaitu Media Jabar 1 dan Media Jabar 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media lokal yang bekerja sama dengan pemerintah lokal telah menggeser fungsi media yang tadinya sepenuhnya untuk ruang publik, sekarang sebagian ruang itu digunakan untuk corong pemerintah. Media dijadikan telah menjadi alat tukar yang ditransaksikan dengan pemerintah lokal. Akibatnya ruang-ruang untuk melayani publik di media semakin berkurang atau menyempit, karena sebagian ruang itu digunakan untuk suara pemerintah lokal. Lebih jauh lagi media lokal sudah kehilangan fungsi sebagai alat kontrol bagi pemerintah, juga kehilangan fungsi penyedia informasi alternatif untuk mengimbangi suara pemerintah di tengah publik. Jadi, ada relasi kuasa yang timpang antara pemerintah lokal terhadap media lokal. Implikasinya adalah media lokal tidak dapat menjalankan kebebasan pers dengan baik. Padahal media yang bebas adalah salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan desentralisasi demokratis. ......This study investigates the relationship between local media and local government, with a particular focus on whether such cooperation interferes with the freedom of local media in reporting issues related to local government activities and policies. This research stems from the background of numerous collaborations between local governments and local media in reporting local government activities in the era of autonomy and decentralization. The study aims to examine the press freedom of local media that maintain cooperative relationships with local governments. The theoretical framework of this research is based on Mosco's political economy of communication, emphasizing commodification, spatialization, and structuration. Moreover, it used other concepts to analyze the data include media capture, government financial strategies and tactics in dominating media, and the hierarchy of influences model, as well. A qualitative case study approach is employed, focusing on two local online media outlets in West Java: Media Jabar 1 and Media Jabar 2. The findings reveal that local media collaborating with local governments have shifted their role from solely serving the public sphere to partially acting as government mouthpieces. Media has become a transactional medium, exchanged for local government funds. Consequently, the space dedicated to serving the public in the media has been diminished, as part of it is used to propagate the local government's voice. Furthermore, local media have lost their function as government watchdogs and as providers of alternative information to balance government narratives within the public sphere. This results in an unequal power relationship between local governments and local media, hindering the proper exercise of media freedom. Ultimately, the presence of free media is a crucial indicator of successful democratic decentralization.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library