Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arief Oetama
"Penelitian ini dilatar belakangi oleh pembangunan Kamar Bedah Rumah Sakit Sumber Waras, yang didalam pelaksanaannya terjadi beberapa kesalahan pemilihan bahan baku dan sistem. Setelah Kamar bedah selesai dibangun dan dipergunakan, terlihat pula kekurangan dalam tata letak beberapa ruang, yang tidak sesuai dengan persyaratan alur kegiatan.
Tujuan penelitian ini adalah, untuk menganalisa sejauh mana kondisi fisik yang ada dari Instalasi Kamar Bedah Rumah Sakit Sumber Waras memenuhi persyaratan standar Disain Fisik dan mengetahui Disain Fisik Instalasi Kamar Bedah yang benar dari persyaratan dan ketentuan guna dapat memberikan pelayanan pembedahan yang tepat.
Jenis penelitian merupakan studi komparatif dengan pendekatan kwalitatif. Data dan informasi didapat melalui kuesioner berikut wawancara, serta pengamatan di lapangan sejak tanggal 1 hingga 31 Maret 2001
Pada penelitian ini diamati faktor-faktor yang mempengaruhi Disain Fisik Kamar Bedah, yaitu :
1. Zoning
2. Bentuk, Karakteristik dan Komposisi
3. Persyaratan dan Hubungan Ruang
4. Alur Proses dan Tata Letak
5. Fungsi I Aktifitas
6. Prasarana
7. Peralatan
Akhir penelitian telah menghasilkan sebuah analisa mengenai kondisi dan usulan mengenai pemecahan masalah rancang bangun Instalasi Kamar Bedah Rumah Sakit Sumber Waras, yang diharapkan dapat berguna bagi perencanaan dan pengembangan selanjutnya Rumah Sakit Sumber Waras.

This study have a background development of surgical department of Sumber Waras Hospital , which in implementation occurred any mistakes materials caws and system. After reconstruction and used, there are lots of inconsistencies in the space design concept.
This study attempts to analyze how far the Physical Condition from Surgical Department of Sumber Waras Hospital fulfils the standard requirement of Physic Design and to know the correct requirement and certainty of the operating room which give the correct operating service.
A qualitative approach of comparison study has been carried out based on field data and information collected through questionnaire and interview during ls` through 31st of March 2003.
The research monitored several factors influencing the surgery installation design. There were seven factors to be observed:
1. Zoning
2. Form, characteristic and composition
3. Regulation and room connection
4. Process and location arrangement
5. Function 1 Activity
6. Infrastructure
7. Equipment
This thesis proposes the evaluated building concept standard in order to developed Surgical Department in Sumber Waras Hospital.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12656
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toding, Florida Irene
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembangunan Rumah Sakit Medika Galaxi yang tidak terencana sehingga mengakibatkan timbulnya banyak kendala dalam pengoperasiannya- Kendala utama yang dihadapi adalah kekurangan ruang rawat untuk pasien dengan jenis penyakit tertentu dan pasien dari kelompok atau golongan tertentu. Untuk mengatasi masalah tersebut, pihak manajemen merencanakan untuk tetap memanfaatkan bangunan yang ada. Masalah yang dihadapi adalah apakah kondisi bangunan fisik dan sarana yang ada di Rumah Sakit Medika Galaxi saat ini sudah memadai dalam memenuhi kebutuhan pelayanan terhadap pasien rawat inap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi bangunan dan sarana fisik Rumah Sakit Medika Galaxi yang ada saat ini dalam hubungannya dengan kebutuhan ruangan bagi pasien rawat inap. Rancangan penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif terhadap lima faktor utama yang mempunyai pengaruh terhadap disain ruang rawat inap serta perbandingannya dengan standar yang berlaku. Faktor-faktor tersebut adalah jumlah tempat tidur, pembagian kelas perawatan, luas ruang rawat, jenis pelayanan medik, dan fasilitas ruangan. Jumlah tempat tidur perkelas, luas ruang rawat, jenis pelayanan medik, dan fasilitas ruangan secara umum dipandang sudah memadai sedangkan pembagian kelas perawatan belum memadai. Janis pelayanan medik dan fasilitas ruangan sudah memenuhi standar sedangkan jumlah tempat tidur total, pembagian kelas perawatan, dan Iuas ruangan belum memenuhi standar yang berlaku. Faktor utama yang belum mendukung kebutuhan pelayanan rawat inap adalah pembagian kelas perawatan yang berkaitan erat dengan belum terpenuhinya kapasitas tempat tidur total di Rumah Sakit Medika Galaxi. Ukuran luas masing-masing ruang rawat belum ada yang memenuhi standar dan beberapa ruangan kelas perawatan berisi jumlah tempat tidur yang tidak sesuai dengan standar maksimal yang berlaku. Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pasien rawat inap dan kemungkinan pengembangannya saat ini dan dimasa yang akan datang maka pihak manajemen Rumah Sakit Medika Galaxi perlu memperbaiki kondisi yang ada melalui suatu studi kelayakan yang komprehensif.

Study on Physical Design and Facilities of Medika Galaxi Hospital Inpatient RoomThe study background arise from the construction of Medika Galaxi Hospital which is not planned and causes many problems in operation. The primary problem was inadequacy of inpatient rooms expecially for patient with specific condition and for patient from specific gender or different socioeconomic status. To solve the problem, the management wants to renovate the existing building. The facing problem are where the physical condition and facility of Medika Galaxi Hospital at this time are adequate enough to comply with the need for inpatient care. The purpose of this study are to draw a picture about Medika Galaxi Hospital physical condition & facility in conjuction with the need of rooms for impatient care. Study design are descriptive analytic of five primary factors which having influence to the design of inpatient room and it's comparison with standard requirements. The factors are number of patient bed, inpatient class division, size of inpatient room, classification of medical care, and room facilities. Number of patient bed for each impatient class, size of inpatient room, classification of medical care, and room facilities are generally accepted adequate enough but inpatient class division were not adequate. Classification of medical care and room facilities have comply with standard requirements but total number of patient bed, inpatient class division, and size of inpatient room do not comply with standard requirements. The primary factor that not support the need for impatient care are inpatient class division which is related largely with the total patient bed capacity of Medika Galaxi Hospital. The size of each inpatient room do not fulfill the standard requirements and some of the rooms were loaded with patient bed in quantity larger then the maximal standard requirements. To comply with the need for impatient care and the development possibility in this time and in the future, the Medika Galaxi Hospital management need to improve the present condition via a comprehensive feasibility study.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12725
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hud
"Penelitian ini dilatar belakangi tidak terdapatnya standarisasi rumah sakit khusus pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang juga memiliki fungsi lain sebagai sarana pendidikan dokter gigi. Selain itu perencanaan pembangunan RSGM FKG UI selama ini masih bersifat tambal sulam, hal ini dikarenakan bangunan dan sarana yang ada saat ini pada awalnya dibangun tidak spesifik sebagai sebuah rumah sakit gigi dan mulut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa kondisi fisik bangunan dan sarana RSGM FKG UI memenuhi standar Departemen Kesehatan RI dan literatur yang benar dari persyaratan dan ketentuan guna dapat memberikan layanan kesehatan gigi dan mulut serta pendidikan dokter gigi yang tepat.
Jenis penelitian sdalah studi komparatif. Data dan informasi didapat melalui kuesioner, arsip mengenai kondisi fisik hangman dan sarana di RSGM FKG UI serta pengamatan lapangan sejak 15 Mei -- 17 Juni 2003.
Pada penelitian ini diamati faktor - faktor yang mempengaruhi disain kondisi fisik bangunan dan sarana RSGM FKG Ul yaitu :
1. Ruang Layanan Medik
2. Sistem Mekanikal
3. Sistem Elektrikal
4. Pencahayaan
Akhir penelitian telah menghasilkan sebuah analisa mengenai kondisi dan usulan mengenai pemecahan masalah fisik bangunan dan saran RSGM FKG UI, yang diharapkan dapat berguna bagi perencanaan dan pengembangan seianjutnya RSGM FKG UI.

The study of Physical Building and Infrastructure Condition for Dental and Mouth Hospital, Faculty of Dentistry, University of IndonesiaThis study have a background about there is no standardization for Dental and Mouth Hospital. This Hospital have function not for treatment only, but it has another function is for dentist education. In other side, the planning for RSGM FKG UI building well not organized, this situation because building and infrastructures have built not for Dental and Mouth Hospital.
This study make analyzing condition of physical building and infrastructures for RSGM FKG UT, to fulfill standard who decided from Health Ministry of RI and literatures.
This study is Comparative study. Information and data will be found with questioner, archives about physical building and infrastructures RSGM FKG UI condition. This study have observation since May 15 -. June 17 2003.
This study have observed the factors. who had influence to physical building and infrastructure design :
1. Medical Room Services
2. Mechanical System
3. Electrical System
4. Lightning
The result in this study is an analysis and proposition about physical building and infrastructure condition at RSGM FKG UI, which can useful for next planning and improving.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12706
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sufia Tanwiny
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
TA2271
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Miftahul Rahma
"ABSTRAK
Latar Belakang. Efek penurunan kadar hematokrit oleh manitol memberi
manfaat lebih pada tata laksana cedera kepala. Kadar hematokrit 30-35%
merupakan kadar hematokrit efektif untuk mendapatkan keluaran yang baik pasca
cedera kepala. Meski dosis awal rekomendasi pemberian manitol memiliki
rentang yang cukup besar antara dosis rendah dengan dosis tingginya, kedua dosis
ini memiliki efektivitas yang sama dalam menurunkan Tekanan Intrakranial
(TIK). Diduga kedua dosis ini juga memiliki efek yang sama terhadap penurunan
kadar hematokrit.
Metode. Penelitian ini merupakan uji eksperimental klinis dengan randomized
controlled trial tersamarkan. Subjek penelitian adalah pasien cedera kepala
sedang (CKS) dan cedera kepala berat (CKB) dengan gejala dan tanda klinis
peningkatan TIK yang terindikasi mendapat terapi manitol yang datang ke Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dan bersedia mengikuti penelitian.
Dilakukan wawancara, pemeriksaan fisik umum dan neurologis serta pemeriksaan
kadar hematokrit. Dilakukan analisis data menggunakan perangkat SPSS 17.0.
Hasil. Diperoleh 30 subjek pasien cedera kepala sedang dan berat yang mendapat
terapi manitol, masing-masing 15 orang untuk kelompok manitol dosis 0.5g /
kgBB dan 1g/ kgBB. Terjadi penurunan kadar hematokrit sebesar 5% pada
kelompok dosis 0.5g/ kgBB dan sebesar 6% pada kelompok manitol dosis 1g/
kgBB pasca 10 menit pemberian manitol. Kadar tersebut meningkat kembali ke
kadar normal 6 jam pasca pemberian. Didapatkan kecendrungan penurunan ratarata
Mean Arterial Blood Pressure (MABP) dan frekuensi nadi pasca 10 menit
pemberian manitol, yang kemudian mengalami peningkatan nilai saat dilakukan
pengukuran 6 pasca jam pemberian. Didapatkan kecendrungan peningkatan GCS
dan perbaikan reaktivitas pupil pada kedua kelompok dosis manitol di dua waktu
pengukuran.
Kesimpulan. Terdapat kecenderungan penurunan kadar hematokrit pasca 10
menit pemberian manitol, yang meningkat kembali ke kadar normal 6 jam pasca
pemberian pada kedua dosis manitol yang diteliti. Pada penelitian ini juga
didapatkan kecendrungan perbaikan kondisi klinis pasien yang tidak berbeda pada
kedua dosis manitol pasca 10 menit dan 6 jam pemberian.

ABSTRACT
Background: The decreasing effect of hematocrit due to mannitol gives
additional benefit in management of traumatic brain injury (TBI). Hematocrit
level of 30 - 35% is the effective level to obtain good outcome after TBI. Even
though initial recommended dosage of mannitol has a relatively wide range
between low and high dosage, both dosages have similar effectivity in reducing
intracranial pressure (ICP). It is assumed that both dosages also have similar
effect on decreasing hematocrit level.
Methods: This was a clinical experimental study with double-blind randomized
controlled trial. The study subjects were patients with moderate and severe TBI
with signs and symptoms of increased ICP who have indications to be given
mannitol and were hospitalized in Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta and
agree to participate in the study. All subjects were interviewed, underwent general
and neurological physical examination, as well as level of hematocrit. Data
analysis were done by using SPSS 17.0.
Results: There were 30 patients with moderate and severe TBI who received
mannitol. They were divided into two groups, each consists of 15 patients. The
first group received mannitol 0.5g/kgBW and the second group received 1g/
kgBW. Hematocrit level was decreased by 5% in the first group, and 6% in the
second group after 10 minutes administration of mannitol. The hematocrit level
was observed to increase to its normal value after 6 hours administration of
mannitol. There was a tendency of decreasing Mean Arterial Blood Pressure
(MABP) and heart rate after 10 minutes administration of mannitol, which then
would increased after 6 hours after administration. In addition, there were also
tendencies of increasing GCS and better pupillary reactivity in both groups on
both measurement.
Conclusions: The hematocrit level was found to decrease after 10 minutes
administration of mannitol, and increase back to its normal value after 6 hours
administration on both dosages. This study also found that moderate and severe
TBI patients receiving mannitol tend to show clinical improvement which were
similar on both dosages both after 10 minutes and 6 hours of adminstration."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dharmawita
"ABSTRAK
Latar Belakang: Pasien cedera kepala sedang (CKS) dan cedera kepala berat (CKB) memerlukan perawatan di rumah sakit sehingga beresiko terkena infeksi nosokomial seperti pneumonia yang dapat memperburuk keluaran. Karena banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi keluaran pasien cedera kepala dengan pneumonia, diperlukan suatu sistem skoring untuk menilai derajat keparahan pneumonia.
Tujuan: Untuk mengetahui apakah sistem skoring CURB-65 dapat dipakai untuk memprediksi keluaran pasien CKS dan CKB yang mengalami pneumonia.
Metode: Penelitian ini merupakan studi prospektif. Subjek penelitian adalah seluruh pasien CKS dan CKB yang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta selama periode penelitian. Diagnosis pneumonia ditegakkan sesuai kriteria The Center for Disease Control (CDC). Penilaian derajat keparahan pneumonia dilakukan dengan skoring CURB-65. Keluaran yang dinilai adalah hidup atau meninggal.
Hasil: Dari 176 pasien CKS dan CKB, terdapat 26 pasien yang menderita pneumonia. Rentang usia subjek penelitian adalah 15 - 71 tahun. Sebagian besar berjenis kelamin laki-laki dan berusia < 65 tahun. Nilai maksimal dari CURB-65 pada penelitian ini adalah 3. Sedangkan nilai yang terbanyak adalah 2. Nilai CURB-65 ditemukan tidak bermakna sebagai prediktor keluaran pasca cedera kepala. Keluaran pasien cenderung dipengaruhi variabel usia, penurunan kesadaran, peningkatan kadar BUN, dan peningkatan frekuensi napas. Diantara 5 pasien yang meninggal, ada 2 pasien yang memiliki nilai CURB-65 = 3, sehingga tampak adanya kecenderungan peningkatan mortalitas pada pasien-pasien dengan nilai CURB-65 = 3.
Kesimpulan: Walaupun skoring CURB-65 tidak bermakna sebagai prediktor keluaran pada pasien CKS dan CKB dengan pneumonia, penelitian pendahuluan ini menemukan adanya kecenderungan pengaruh masing-masing komponen CURB-65 (penurunan kesadaran, frekuensi napas, kadar BUN, serta usia) terhadap resiko kematian pasien

ABSTRACT
Background: Patients with moderate and severe traumatic brain injury (TBI) require hospitalization, therefore they have higher risk in developing nosocomial infections such as pneumonia which can worsen their outcomes. Since there are many factors that can affect outcome of head-injured patients with pneumonia, a scoring system for evaluating the severity of pneumonia is needed.
Objective: To know whether the CURB-65 scoring system can be used to predict the outcome of moderate and severe TBI patients who developed pneumonia during hospitalization.
Methods: This was a prospective study. The study subjects were all moderate and severe TBI patients who had been hospitalized in Cipto Mangunkusumo Hospital during the research period. Diagnosis of pneumonia was confirmed if the patient fulfiled the criteria from The Center for Disease Control (CDC). The severity of pneumonia was determined by using CURB-65 scoring system. The outcome would either be dead or alive.
Results: Of 176 patients with moderate and severe TBI, there were 26 patients who developed pneumonia. The age of the subjects ranged between 15 to 71 years. Most of them were male and over the age of 65. The maximum score of CURB-65 was 3. The mode of CURB-65 score was 2. CURB-65 was shown to be not useful in predicting outcome of head-injured patients with pneumonia. The outcome was seemingly associated with age, loss of consciousness, BUN, and respiratory rate. Among 5 patients who were dead, there were 2 patients who had a CURB-65 score of 3, thus there was a trend of increasing mortality in patients with a CURB-65 score of 3.
Conclusions: Although the CURB-65 scoring system was not found to be useful in predicting outcome of moderate and severe TBI patients, this preliminary study have found that there were a tendency that each component of CURB-65 (loss of consciousness, respiratory rate, BUN, age) have some effects on mortality. "
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library