Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kurnia Ekawati
Abstrak :
Bentrokan dan kerusuhan mahasiswa di Desa Caturtunggal telah terjadi sejak tahun 2007. Pihak yang sering terlibat bentrokan antara lain mahasiswa yang berasal dari Provinsi Papua, Nusa Tenggara Timur dan Timor Leste. Mahasiswa asal Papua banyak membuat kerusuhan dalam bentuk pencurian dan perampokan harta benda, mahasiswa asat Nusa Tenggara Timur yang sering terlibat bentrok adalah mereka yang berasal dari Sumba dan Alor, penyebabnya perkelahian yang berujung bentrok atau kekalahan dalam pertandingan olahraga. Sedangkan mahasiswa dari Timor Leste yang sering terlibat bentrokan adalah mereka yang menjadi anggota perguruan silat Setia Hati dan perguruan silat Kera Sakti. Tindakan kerusuhan dan kekerasan yang dilakukan ketiga kelompok mahasiswa tersebut merupakan bentuk kekerasan kolektif primitive dan merupakan perilaku agresi yang disebabkan faktor-faktor biologis.

Tokoh masyarakat sebagai panutan dan tempat mengadu bagi warga ternyata kurang begitu efektif dalam penyelesaian bentrokan dan kerusuhan mahasiswa. Karena walaupun mereka telah menepuh upaya untuk menyelesaikan dan mencegah kasus kembali terjadi, tetapi pada kenyataannya bentrokan dan kerusuhan tetap saja terjadi meskipun dalam skala kecil. Peran tokoh masyarakat yang terlihat dalam penyelesaian bentrokan dan kerusuhan mahasiswa di Desa Caturtunggal adalah sebagai penghubung antara pihak yang bertikai dengan ketua adat atau ketua paguyuban mereka, sebagai mediator dan saksi dalam proses mediasi dua pihak yang bertikai bersama-sama dengan pemerintah desa dan kepolisian, serta sebagai pemberi informasi atau pelengkap informasi bagi kepolisian mengenai kronologi kejadian. Penyelesaian kasus bentrokan dan kerusuhan antar mahasiswa pada akhirnya diserahkan kepada kepolisian.

Dengan kurangnya peran tokoh masyarakat dalam penyelesaian kasus kerusuhan antar mahasiswa hingga tuntas, bahkan ada sebagian tokoh masyarakat yang tidak mau terlibat sama sekali, akhirnya di dalam masyarakat timbul kesenjangan antara warga setempat dengan mahasiswa pendatang. Kehidupan mereka seolah berjalan sendiri-sendiri, padahal apabila terjadi kerusuhan bukan hal yang tidak mungkin warga setempat juga akan menjadi korban. Kondisi tersebut tentunya dapat mengganggu ketahanan daerah Desa Tambakbayan, yaitu hilangnya rasa nyaman masyarakat karena walaupun dari luar terlihat tenang tetapi dari dalam sebenarnya ada rasa was-was menjadi korban kerusuhan. ......Clashes and riots amongs students in the Caturtunggal village have occurred since 2007. Parties who often involved clashes are students from Papua, East Nusa Tenggara and East Timor. Papuan students caused riots in the form of property theft and robbery, East Nusa Tenggara students who come from Sumba and Alor district  are often involved in conflicts, it was because of fights which led to clashes or defeat in a sport competition. While East Timor students who frequently involved in confilcts are those who become members of martial arts organizations “Setia Hati and  Kera Sakti”. Riots and violent actions that carried out by those three groups of students are primitive collective violence and aggression behavior that caused by biological factors.

Community figures as role models and people whom residents complain to are less effective in provide the resolution of student clashes and riots. Although they have sought to resolve and prevent re-occurring cases, nevertheless in fact clashes and riots still occur on a small scale. The role of community figures that are in the completion of the student riots and clashes in of Caturtunggal village are as liaisons between the warring parties and customary leaders or head of community, as mediators and witnesses in the mediation process for among  both two warring parties, government and police, as conduit of information or supplementary information about the chronology of events to the police. Eventually resolution of clashes between students and riot handed over to police.

Less of role of community figures in the resolution among the student riots case, some public figures who do not want to get involved in resolution of riot case at all, finally there is  a gap arises in the community between the residents and those students who caused riots. Those people  Their lives seemed to walk alone, but  people will also be a victim of the riots. Obviously, these conditions interfere resistance Tambakbayan Village, the loss of a sense of comfort.  From outside, people look calm but there is sense of anxiety about the riot.

Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aidil
Abstrak :
Monumen merupakan suatu bangunan yang sengaja dibuat untuk memperingati sebuah peristiwa yang pemah tefjadi atau seseorang yang pantas dikenang oleh masyarakat banyak. Monumen ada yang berbentuk patung, prasasti, tugu atau bangunan lain yang dianggap dan dinyatakan sebagaimonumen. Tetapi pada umumnya monumen berbentuk tugu dan patung. Sehubungan dengan guna monumen untuk memperingati suatu peristiwa yang telah terjadi atau seseorang telah meninggal, maka monumen sangat erat kaltannya dengan kesejarahan. Karena itu ada beberapa monument yang dilengkapi dengan museum guna memberikan informasi lebih banyak tentang peristiwa atau seseorang yang disimbolkan oleh monumen tersebut. Salah satu monumen yang terkenal diIndonesia adalah Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya guna mengenang para Pahlawan Revolusi yang gugur dibunuh olek PKI pada peristiwa G30 S/PKI di Lubang Buaya tanggal 30 September 1965. Dengan mengunjungi monumen dan museum diharapkan masyarakat lebih memahami sejarah kebangsaannya yang selanjutnya akan memperkuat rasa nasionalismenya. Peristiwa G30 S/PKI merupakan akhir petualangan Partai Komunis di Indonesia. Peristiwa ini pula yang menyebabkan berakhlmya kepernlmpinan Sukamo dan sekaligus awal dari kepemimpinan Suharto di Republlk Indonesia. Peristiwa G30 S/PKI menjadl sangat menarik untuk dibahas dan diteliti. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan quesioner untuk menjaring persepsi para pelajar Pendidikan Menengah yang berkunjung ke monumen khususnya monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya. Data yang didapat dianalisis menggunakan metoda stalistik regresi sederhana dan regresi berganda. Hasil penelitian pertama, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan. Peran dan Fungsi Monumen terhadap nasionalisme. Dari persamaan regresi, koefisien besarnya pengaruh tersebut adalah 0,258. Artinya, setiap peningkatan 1 satuan, Peran dan Fungsi Monumen akan meningkatkan nasionalisme pelajar Pendidikan Menengah sebesar 0,258 satuan. Kedua, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan. Pemahaman Sejarah Kebangsaan terhadap nasionalisme yang artinya semakin tinggi pemahaman sejarah kebangsaan, maka semakin tinggi nasionalisme pelajar Pendidikan Menengah. Dari persamaan regresi, koefisien besarya pengaruh pemahaman sejarah kebangsaan tersebut sebesar 0,340. Artinya peningkatan pemahaman sejarah kebangsaan sebesar 1 satuan, akan meningkatkan nasionalisme sebesar 0,340 satuan. Ketiga, Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari pemahaman sejarah kebangsaan dan peran dan Fungsi Monumen terhadap Nasionalisme pelajar Pendidikan Menengah. Adapun pengaruhnya sebesar 59,8 %. ......A monument is a building that is deliberately made to commemorate an event that has happened or someone who deserves to be remembered by the public at large. There are monuments in the form of statues, inscriptions, monuments or other buildings that are considered and declared as monuments. But in general, monuments are in the form of monuments and statues. With respect to the use of monuments to commemorate an event that has occurred or someone has died, monuments are very closely related to history. Because of that there are several monuments that are equipped with museums to provide more information about the event or person symbolized by the monument. One of the well-known monuments in Indonesia is the Pancasila Sakti Monument in Lubang Buaya to commemorate the Revolutionary Heroes who were killed by the PKI during the G30S/PKI incident in Lubang Buaya on September 30, 1965. By visiting monuments and museums, it is hoped that the public will better understand their national history and that later strengthens their sense of nationalism. The G30 S/PKI incident was the end of the adventures of the Communist Party in Indonesia. This event also led to the end of Sukamo's leadership and at the same time the beginning of Suharto's leadership in the Republic of Indonesia. The events of the G30 S/PKI are very interesting to discuss and research. The research method used was a survey method using a questionnaire to capture the perceptions of secondary education students visiting monuments, especially the Pancasila Sakti Lubang Buaya monument. The data obtained were analyzed using simple and multiple regression statistical methods. The results of the first study, there is a positive and significant influence. The Role and Function of the Monument against nationalism. From the regression equation, the coefficient of the magnitude of the effect is 0.258. This means that for every increase of 1 unit, the Role and Function of the Monument will increase the nationalism of Secondary Education students by 0.258 units. Second, there is a positive and significant influence. The understanding of national history towards nationalism means that the higher the understanding of national history, the higher the nationalism of secondary education students. From the regression equation, the magnitude coefficient of the influence of understanding national history is 0.340. This means that an increase in understanding of national history by 1 unit will increase nationalism by 0.340 units. Third, there is a positive and significant influence from understanding national history and the role and function of monuments on the nationalism of secondary education students. The effect is 59.8%.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2008
T24999
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library