Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 344 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afga Rolas Geraldo
"Hingga saat ini sumber bahan bakar pembangkit listrik di Indonesia masih didominasi oleh bahan bakar fosil. Sementara itu, dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 79/2014 menetapkan rencana peran energi baru dan terbarukan pada tahun 2025 paling sedikit 23%. Dengan memanfaatkan luas area atap yang tersedia pada gedung produksi II PT. ON, dapat dibangun suatu sistem pembangkit energi listrik berbasis energi terbarukan (surya) menggunakan kombinasi dari modul surya dan sistem baterai untuk memenuhi kebutuhan beban dari PT. ON. Penggunaan modul surya dan sistem baterai sebagai komponen akan membutuhkan biaya investasi yang cukup besar. Pada studi ini, dilakukan simulasi sistem PLTS 185 kWp pada PT. ON dengan perangkat lunak Homer Pro. Hasil studi menunjukkan bahwa sistem PLTS yang dirancang memiliki nilai rasio kinerja 80.87% dan dapat menghasilkan energi listrik sebesar 259.1 MWh/tahun atau 11.91% lebih tinggi dibandingkan dengan total konsumsi energi listrik tahunan PT. ON.

Until now, the primary source of fuel for power generation in Indonesia is still dominated by fossil fuels. Meanwhile, under Government Regulation No. 79/2014, the plan for the role of new and renewable energy by 2025 is set at a minimum of 23%. By utilizing the available roof area of Production Building II at PT. ON, a renewable energy-based (solar) power generation system can be built using a combination of solar modules and battery systems to meet the load needed by PT. ON. The use of solar modules and battery systems as components will require significant investment costs. In this study, a simulation of a 185 kWp solar power system at PT. ON was conducted using Homer Pro software. The study results show that the designed solar power system has a performance ratio of 80.87% and can generate 259.1 MWh/year of electricity or 11.91% higher than PT. ON's total annual electricity consumption."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Kumala Dewi
"

Situasi Pandemi Covid-19 yang sudah mulai terkendali membuat banyak perkantoran mulai menerapkan sistem kerja Work From Office (WFO) kembali. Penerapan sistem kerja WFO tentu meningkatkan tingkat konsumsi energi listrik pada wilayah perkantoran. Tingkat konsumsi energi listrik di suatu gedung bergantung pada luas bangunan serta peralatan elektronik yang digunakan di gedung tersebut. Penggunaan energi listrik yang berlebihan mengakibatkan pemborosan energi listrik yang dapat berpotensi terjadinya pembengkakan tagihan listrik sehingga diperlukan metode konservasi energi yang salah satunya dapat dilakukan dengan melakukan analisis audit energi dengan Intensitas Konsumsi Energi (IKE) sebagai parameter untuk menentukan boros atau tidaknya konsumsi energi di sebuah bangunan. Kawasan Perkantoran INDY Bintaro Office Park tergolong gedung yang memiliki tingkat konsumsi energi efisien dilihat dari nilai IKE yang memenuhi standar yang berlaku. Namun, terdeteksi adanya pemborosan penggunaan energi listrik dan distorsi harmonik yang cukup menggangu dalam memenuhi kebutuhan penerangan pada Kawasan Perkantoran INDY Bintaro Office Park sehingga diperlukan upaya penghematan energi. Kawasan Perkantoran INDY Bintaro Office Park telah menerapkan peluang hemat energi dengan pemasangan panel surya untuk membantu memasok kebutuhan energi listrik, pemasangan kapasitor bank untuk memelihara kualitas daya, dan pemasangan sensor gerak yag terintegrasi dengan lampu pada beberapa ruangan.


The end of the pandemic of Covid-19 is in sight along with most companies in Indonesia started to adjust their work system to be fully WFO (Work From Office) which enables the raising of electricity bills in office area. Electricity consumption in a building depends on its area and various electronic appliance used. Excessive electricity consumption will cause a significant increase in electricity bills. Energy conservation is needed as an act of electricity saving and an energy audit is the first step to start a good energy management. Energy utilization index (EUI) is a parameter that specify whether a building is categorized as efficient or not in consuming the electricity. INDY Bintaro Office Park is categorized as an efficient building with an energy utilization index met the applicable standards. However, excessive electricity consumption and a significant harmonic distortion are detected on lighting substation. INDY Bintaro Office Park already implemented some energy conservation actions such as generating solar cells to fulfill its electricity needs, installing capacitor bank to maintain power quality, and integrating motion sensor on the lamp installed in several rooms.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurian Satya Wardana
"ABSTRAK
Kebutuhan akan pendingin ruangan meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir. Padahal, peningkatan penggunaan pendingin ruangan secara serentak berpotensi menyebabkan fluktuasi pada sistem tenaga listrik dan pada kejadian yang ekstrem dapat menyebabkan pemadaman listrik. Selain itu, tingginya pemakaian listrik dari pendingin ruangan meningkatkan potensi pemborosan listrik jika penggunaan pendingin ruangan tidak dikendalikan dengan baik. Dengan demikian kemampuan untuk dapat mengendalikan pendingin ruangan merupakan satu subyek yang signifikan baik bagi konsumen maupun bagi perusahaan utilitas tenaga listrik. Pada beberapa negara maju, hal ini direalisasikan dengan suatu program yang disebut demand-side management. Kemajuan teknologi informasi dan semakin terjangkaunya biaya fabrikasi alat elektronik telah melahirkan konsep baru dalam pelaksanaan program demand-side management, yaitu dengan metode direct load control. Direct load control merupakan suatu mekanisme yang memungkinkan program demand-side management untuk berjalan dengan sendirinya tanpa campur tangan dari konsumen. Hal ini dilakukan dengan secara langsung mengendalikan peralatan listrik milik konsumen melalui internet atau jaringan komunikasi nirkabel lainnya.

ABSTRACT
Demand for air conditioning is rising at an unprecedented level. Sudden increase in air conditioning usage has a potential of destabilizing the power grid and at extreme condition can cause power outages. High consumption of electricity from air conditioners increases the potential for waste electricity if the use of air conditioning is not controlled properly. Ability to control air conditioning is therefore a very significant subject for both the eletric power utility and electric power consumer. In some developed countries, this is realized by a program called demand-side management. The progress of information technology and the increasing affordability of the cost of fabricating electronic devices have given rise to new concepts in the implementation of demand-side management programs, namely the direct load control method. Direct load control is a mechanism that allows demand-side management programs to run automatically without interference from consumers. This is done by directly controlling consumer electricity equipment through the internet or other wireless communication networks.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisah Muthi`ah
"ABSTRAK
Pengembangan Energi Terbarukan saat ini sedang diintensifkan, terutama pengembangan teknologi yang dapat memiliki dampak signifikan pada daerah terpencil, salah satunya adalah pengolahan air limbah menjadi air minum. Berdasarkan peraturan tentang air minum dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.492 / Menkes / PER / IV / 2010, diatur tentang bagaimana kualitas air minum. Karena sumber air bersih berkurang, maka perlu dilakukan pemurnian air. Pengolahan air dapat digunakan beberapa metode, misalnya pembuatan plasma. Rangkaian yang digunakan untuk menghasilkan plasma adalah Zero Voltage Switching (ZVS) di mana penggunaannya sendiri menggunakan konsep rangkaian resonansi. Sedangkan pembangkitan plasma yang diharapkan bisa menjadi aplikasi penjernihan air adalah pelepasan cahaya plasma (glow discharges). Salah satu kategori utama pelepasan cahaya plasma atau glow discharge adalah rangkaian yang memiliki tegangan tinggi (kV) dan memiliki rentang arus dari 10-6 A hingga 1 A. Dalam penelitian ini, nilai arus keluaran untuk menghasilkan pelepasan cahaya plasma adalah 11 uA dengan nilai tegangan 11 kV. Untuk menghasilkan nilai ini, menggunakan tegangan DC 12 V. Untuk menghasilkan nilai output, sirkuit ZVS terhubung ke rangkaian konverter. Hal ini disebabkan karena konverter flyback dapat memperbaiki dan memperkuat tegangan. Fungsi sirkuit konverter flyback dipengaruhi efek dioda dan kapasitor. Perubahan signifikan dari penggunaan kapasitor dalam rangkaian konverter adalah ketika nilai kapasitor terlalu kecil, riak akan terbentuk, kemudian sebaliknya ketika kapasitor mencapai nilai tertentu, riak akan berkurang dan grafik tegangan akan mendekati garis lurus. Sementara penggunaan dioda dalam rangkaian konverter flyback akan memengaruhi bentuk tegangan keluaran yang semula memiliki kemiripan dengan pola tegangan AC sebelum dioda dipasang, ia dapat berubah menjadi DC. Jadi penggunaan komponen aktif dan pasif dalam rangkaian ZVS dan rangkaian konverter perlu dipertimbangkan, karena akan mempengaruhi bagaimana pelepasan cahaya plasma akan terbentuk.

ABSTRACT
Renewable Energy Development is currently being intensified, especially the development of technologies that can have a significant impact on remote areas, one of them is the treatment of wastewater into drinking water. Based on regulations on drinking water from the Republic of Indonesia Minister of Health Regulation No.492 / Menkes / PER / IV / 2010, it is regulated on how the quality of drinking water. Because the source of clean water is decreasing, it is necessary to purify water. water treatment can be used several methods, for example plasma generation. The circuit that used to generate plasma is Zero Voltage Switching (ZVS) where the use itself uses the resonant circuit concept. Whereas plasma generation which is expected to be able to become water purification application is plasma glow discharge. One of the main categories of plasma glow discharge is a circuit that has a high voltage (kV) and has a current range from 10-6 A to 1 A. In this study, the value of the output current to produce a plasma glow discharge is 11 uA with a voltage value of 11 kV. To produce this value, using a DC voltage of 12 V. To produce the output value, the ZVS circuit is connected to the converter circuit. This is because the flyback converter is able to rectify and strengthen the voltage. The function of the flyback converter circuit is the effect of the diode and the capacitor. Significant change from the use of capacitors in the converter circuit is when the capacitor value is too small, a ripple will form, then vice versa when the capacitor reaches a certain value, the ripple will decrease and the voltage graph will approach a straight line. While the use of diodes in the flyback converter circuit will affect the shape of the output voltage which have similarities with AC wave voltage before the diode is installed, it can change to DC. So the use of active and passive components in the ZVS circuit and converter circuit need to be considered, because it will affect how plasma glow discharge will be formed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Ramadhani
"ABSTRAK
kWh meter adalah alat yang sehari-hari dipakai oleh para konsumen. kWh meter digunakan untuk mengukur energi lisrik yang dipakai dan harus dibayar oleh para konsumen. Pengukuran harus memiliki tingkat akurasi yang tinggi agar tidak merugikan. Tanpa disadari penggunaan beban non linier oleh para konsumen mempengaruhi hal tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh harmonisa terhadap kesalahan pengukuran pada kWh meter analog. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin besar nilai THD maka semakin besar nilai deviasi pengukuran pada kWh meter analog hingga mencapai 8.79%.

ABSTRACT
kWh meter is a tool used everyday by consumers. kWh meter is used to measure the electrical energy used and must be paid by consumers. Measurements must have a high degree of accuracy so as not to harm. Unwittingly the use of non-linear load by consumers affects this. This research was conducted to see the effect of harmonics on measurement errors on analog kWh meters. The results of this study indicate that the greater the THD value, the greater the measurement deviation value of the analog kWh meter up to 8.79%. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arham Mawali Sulaiman
"Partial discharge telah menjadi salah satu masalah yang sering terjadi pada peralatan dan peralatan listrik belakangan ini. Acap kali ditemukan kerusakan yang disebabkan oleh partial discharge. Penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu menemukan efek dari perbedaan frekuensi harmonik, metode elektromagnetik, dan polietilen densitas tinggi untuk partial discharge sebagai tujuan yang pertama, sedangkan yang kedua adalah mengamati karakteristik partial discharge menggunakan RTL-SDR rendah biaya ketika input tegangan berisi distorsi harmonik.
Penelitian ini menggunakan polietilen densitas tinggi (HDPE) sebagai objek percobaan. Ada dua faktor yang divariasikan selama penelitian ini, yaitu distorsi frekuensi dan tingkat total distorsi harmonik. Pekerjaan ini mengguanakan MATLAB sebagai alat untuk menghasilkan sinyal dan pemrosesan data. Terdapat empat kondisi yang dianalisis untuk penelitian ini, meliputi hasil di dua kondisi yang berbeda, ada dan tidaknya partial discharge, hasil di persentase yang berbeda, hasil di single distortion, dan hasil di multiple distortion.
Hasil penelitian menunjukkan Dengan persentase yang lebih tinggi, muncul rasio daya yang lebih tinggi, meskipun tidak selalu seperti itu. Rentang frekuensi dan kombinasi harmonik memberikan pola unik dalam hasil. Frekuensi yang paling umum ketika luahan parsial terjadi adalah 60-70 MHz, 180-190 MHz, dan 410-460 MHz. Frekuensi paling sering yang memiliki rasio daya tinggi adalah 30-200 MHz, diikuti oleh 150-350 MHz. Kekurangan paling langka dari rasio daya yang lebih tinggi dari fundamental adalah 750-950 MHz.

Partial discharge has become one of the most common problems in electrical equipment and equipment lately. Often damage is caused by partial discharge. This research has two objectives, namely finding effects of harmonic frequency differences, electromagnetic methods, and high-density polyethylene for partial discharge as the first objective, while the second is to observe partial discharge characteristics using low-cost RTL-SDR when the input voltage contains harmonic distortion.
This study uses high density polyethylene (HDPE) as an experimental object. There were two factors varied during this study, namely frequency distortion and the total level of harmonic distortion. This work uses MATLAB as a tool for generating signals and processing data. There are four conditions analyzed for this study, including results in two different conditions, the presence and absence of partial discharges, results in different percentages, results in single distortion, and results in multiple distortion.
The results showed that with a higher percentage, a higher power ratio appeared, although not always like that. Frequency ranges and harmonic combinations provide unique patterns in results. The most common frequency when partial discharge occurs is 60-70 MHz, 180-190 MHz, and 410-460 MHz. The most frequent frequencies that have a high-power ratio are 30-200 MHz, followed by 150-350 MHz. The rarest deficiency of a higher power ratio than fundamentals is 750-950 MHz.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Arrizki Dewantara
"ABSTRACT
The importance of power electronics has significantly increased in the last few decades. Many applications such as electric vehicles and renewable energy systems would not be possible without them. Power electronics is based primarily on the switching of power semiconductor devices. One of the most important power semiconductors used is silicon-controlled rectifier or thyristor. Its characteristics allows for control of electric power. However, thyristors operating in DC systems requires an additional circuit to turn off. This circuit is called an extinction circuit. This thesis used the software LTspice to simulate the circuit and analyze the waveforms produced by it and the software EAGLE to design the printed circuit broad. The developed ignition circuit produced a current of 27 mA on the gate of the thyristor which is controlled manually by a push button to turn on the thyristor. During the measurement of the extinction circuit, the supply voltage and load current were varied to see its effects on the circuit turn off time. The measurement results show that an increasing supply voltage cause the circuit turn off time to increase while increasing the load current resulted in a lower circuit turn off time.

ABSTRAK
Pentingnya elektronika daya telah meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Banyak aplikasi seperti kendaraan listrik dan sistem energi terbarukan tidak akan mungkin diporduksi tanpanya. Elektronika daya didasarkan pada penggunaan perangkat semikonduktor daya. Salah satu perangkat semikonduktor yang paling penting digunakan adalah Silicon Controlled Rectifier atau thyristor. Karakteristiknya memungkinkan untuk mengontrol tenaga listrik. Namun, thyristor yang beroperasi dalam sistem DC membutuhkan rangkaian tambahan untuk dimatikan. Rangkaian ini disebut extinction circuit. Skripsi ini menggunakan perangkat lunak LTspice untuk mensimulasikan rangkaian dan menganalisis bentuk gelombang yang dihasilkan olehnya dan perangkat lunak EAGLE untuk merancang PCB. Ignition circuit yang dikembangkan menghasilkan arus sebesar 27 mA di gate thyristor yang dikendalikan secara manual dengan menekan tombol untuk menyalakan thyristor. Selama pengukuran extinction circuit, tegangan suplai dan arus beban divariasikan untuk melihat efeknya pada circuit turn off time. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa peningkatan tegangan suplai menyebabkan circuit turn off time untuk meningkat sedangkan meningkatkan arus beban mengakibatkan circuit turn off time yang lebih rendah.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajriawan Sutansa
"ABSTRAK
Di Indonesia, permasalahan sampah menjadi perbincangan dari hulu ke hilir yang terus dicari pemecahannya. Sampah kota di Indonesia memiliki potensi sebagai sumber energi terbarukan yang cukup besar. Namun, belum ada pemanfaatan secara maksimal karena terkendala aspek teknologi dan ekonomi. Teknologi pengolahan sampah menjadi listrik dengan metode landfill gas to power membutuhkan lahan yang besar untuk bisa menampung sisa tumpukan sampah. Dengan latar belakang dan potensi tersebut, pengujian ini bertujuan untuk membandingkan kestabilan tegangan dan frekuensi serita kinerja mesin dari generator set mesin diesel berbahan bakar solar yang dicampur syngas hasil gasifikasi sampah dan dibandingkan dengan solar murni pada skenario pembebanan 6,66%, 13,33%, dan 20%. Pengujian bahan bakar solar dengan campuran syngas mampu mempertahankan kinerja mesin diesel dengan kestabilan tegangan di antara +0,7%-+4,6% dari nilai nominal, kestabilan frekuensi di antara -1,26%-+1,34% dari nilai rata-rata, konsumsi bahan bakar 15,7 m3 syngas setara dengan 1 liter solar, tingkat kebisingan pada jarak 1 meter sebesar 76,28 dB-81,96 dB, dan suhu gas buang di antara 100,42-21,80 derajat celcius.

ABSTRACT
In Indonesia, the problem of waste becomes a conversation from upstream to downstream that the solution is continuously sought. Municipal Solid Waste (MSW) in Indonesia has the potential as a source of renewable energy that is quite large. However, there has not been a maximum utilization due to technological and economic aspects. The technology of processing waste into electricity using the landfill gas to power method requires a large amount of land to be able to accommodate the remaining piles of garbage. As that background and potential, this analysis aims to compare the stability of the voltage and frequency as well as the performance of the engine from diesel engine generator sets which the diesel fuel mixed with syngas from waste gasification results and compared to pure diesel in the loading scenario of 6.66%, 13.33%, and 20%. Testing diesel fuel with syngas mixture is able to maintain the performance of diesel engines with voltage stability between +0.7%-+4,6% of the nominal value, frequency stability between-1.26%+1.34% of the average value, fuel consumption of 15.4 m3 syngas is equivalent to 1 liter of diesel, the noise level at 1 meter is 76.28 dB 81.96 dB, and the temperature of the exhaust gas is between 100.42 121.80 celcius degree."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghozi Fawwaz Imtiyaazi Labiiba
"Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 5 MWp akan dipasang pada jaringan tegangan menengah 20 kV di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara. PLTS 5 MWp ini terbagi menjadi dua lokasi, yaitu PLTS 4 MWp pada Bus Stasiun dan PLTS 1 MWp pada Gardu Hubung 1. Studi interkoneksi PLTS ini mencakup tiga analisis, yaitu analisis aliran daya, analisis hubung singkat, dan analisis stabilitas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Syachreza Himawan
"Lampu sudah menjadi hal yang sangat penting sebagai penerangan buatan. Krisis energi listrik yang terjadi di Indonesia beberapa tahun lalu membuat pemerintah harus membuat upaya kongkrit untuk mengatasi krisis tersebut. Penggunaan lampu hemat energi menjadi upaya yang sangat efektif dalam mengatasi krisis tersebut. Skripsi ini membahas mengenai perbandingan kinerja antara LED, CFL, dan pijar dengan tujuan mendapatkan jenis lampu yang efisien dan hemat energi. Dalam skripsi ini terdapat dua jenis pengukuran yaitu pengukuran intensitas cahaya menggunakan luxmeter , dan pengukuran efisiensi kinerja lampu menggunakan Power Quality. Pengukuran intensitas cahaya bertujuan untuk mngetahui besar efikasi masing-masing lampu. Maka didapatlah data yang menunjukkan nilai efikasi terbesar ada pada LED dengan 137,369 lumen per watt, diikuti oleh CFL dengan 58,681 lumen per watt dan pijar dengan 11,258 lumen per watt. Pada pengukuran kinerja lampu akan didapat output berupa daya, faktor daya, dan nilai distorsi harmoniknya. Besar konsumsi daya terkecil ada pada LED dengan 7,283 watt, pada CFL sebesar 17,458 watt, dan pada pijar sebesar 92,1 watt. Faktor daya (PF) hasil pengukuran menunjukan PF pada LED sebesar 0,855, pada CFL sebesar 0,928, dan pada pijar sebesar 0,99. Selain itu didapat juga nilai harmonik arus dan tegangannya dimana untuk harmonik tegangannya, besar maksimum yang terdapat pada orde ke 3 yaitu sebesar 1,72% untuk LED dan 1,79% untuk CFL masih dibawah standar yang ditetapkan IEEE yaitu sebesar 3%. Untuk nilai TDD (Total Demand Distortion) kedua lampu ini yaitu sebesar 1,73% untuk LED dan 0,73% untuk CFL. Nilai tersebut juga masih dibawah batas standar yang ditetapkan IEEE yaitu sebesar 5%. Untuk lampu pijar nilai harmonik sangat kecil sehingga dapat diabaikan.

Lights have become very important as artificial lighting. The electricity crisis that occurred in Indonesia several years ago made the government have to make concrete efforts to overcome the crisis. The use of energy saving lamps has become a very effective effort in overcoming the crisis. This thesis discusses the comparison of performance between LEDs, CFLs, and incandescent with the aim of getting an efficient and energy efficient type of lamp. In this thesis there are two types of measurements namely the measurement of light intensity using a luxmeter, and the measurement of lamp performance efficiency using Power Quality. Measurement of light intensity aims to determine the efficacy of each lamp. Then the data that shows the greatest efficacy value is on LEDs with 137,369 lumens per watt, followed by CFLs with 58, 681 lumens per watt and incandescent with 11,258 lumens per watt. In measuring the performance of the lamp, the output will be in the form of power, power factor, and the harmonic distortion value. The smallest power consumption is in LEDs with 7,283 watts, in CFLs at 17.458 watts, and incandescent at 92.1 watts. The power factor (PF) of the measurement results shows that the PF on the LED is 0.855, the CFL is 0.928, and the incandescent is 0.99. In addition, the harmonic current and voltage values ​​are also obtained, for the voltage harmonics, the maximum magnitude in the 3rd order is 1.72% for LEDs and 1.79% for CFLs, which is still below the IEEE standard of 3%. For the TDD (Total Demand Distortion) value of these two lamps that is equal to 1.73% for LEDs and 0.73% for CFLs. This value is also still below the IEEE standard limit of 5%. For incandescent lamps the harmonic value is so small that it can be ignored."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>