Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oki Yoga Prasetyo
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam rangka ikut serta menyukseskan Program Listrik 35000 MW untuk meningkatkan produksi energi listrik nasional dan mengembangkan sumber EBT yang ekonomis serta ramah lingkungan, menurut rencana akan dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro di Desa Jegu - Kab. Blitar - Jatim, dengan memanfaatkan potensi hidro ekisting bendungan Wlingi dan saluran irigasi Lodagung. Unit pembangkit akan beroperasi dengan memanfaatkan outflow irigasi bendungan Wlingi, tepatnya debit operasional harian saluran irigasi Lodagung sebelum dialirkan untuk keperluan pengairan. Analisa feasibility study diperlukan untuk mengidentifikasi kelayakan potensi dari segi teknis lapangan (hidrologi, geografi, geologi) dan desain perencanaan instalasi (sipil, mekanik, elektrik). Berdasarkan hasil olah data hidrologi menggunakan metode FDC, Log Pearson III, dan analisa debit rerata diperoleh debit desain minimum sebesar 7,00 m3/s; debit desain maksimum 14,22 m3/s; dan debit andalan sebesar 10,28 m3/s dengan probabilitas 87,5%. Berdasarkan data topografi dan geomorfologi lapangan didapatkan nilai tinggi jatuh asli sebesar 12,75 m. Berdasarkan analisis potensi energi pada awal tahap FS, diestimasikan daya listrik yang dibangkitkan mencapai 1,3 MW (ηs=86% ; ηm=90% ; ηe=95%) dengan produksi energi listrik andalan sebesar 8,1 GWh/tahun. Data hasil olah FS kemudian digunakan untuk mendesain Detail Engineering Design (DED). Desain PLTM menggunakan teknologi intake vacuum siphon dengan dua buah unit pembangkit, outputnya akan ditransmisikan melalui jaringan ekisting GI Wlingi. Desain PLTM yang direncanakan terdiri dari instalasi sipil (sistem vakum sipon: bangunan intake - headrace; sistem bifurikasi I, pipa pesat, sistem bifurikasi II, draft tube, dan tailrace). Instalasi mekanik yang direncanakan berupa turbin hidraulik. Instalasi elektrik yang direncanakan berupa generator dan komponen pendukung lain seperti trafo utama, kabel daya, pumpa vakum, dll). Evaluasi DED diperlukan untuk menguji kelayakan desain yang telah dibuat, identifikasi mencakup analisis parameter kerja dari desain PLTM yang dirancang. Hasil evaluasi DED sebagai berikut: desain aman terhadap bahaya kavitasi ; efisiensi sistem rata-rata ηPLTM = 69,15% (ηs=80,89% ; ηm=90% ; ηe=95%) ; Tinggi jatuh bersih artifisial rata-rata sebesar 11,4m ; Output daya listrik maksimum sebesar 1,24 MW dan produksi energi andalan sebesar 8,7 GWh/tahun dengan probabilitas 87,5%.
ABSTRACT
In order to participate in the succession of the 35000 MW Electricity Program to increase national electricity production and develop economical and environmentally friendly sources of EBT, planned Mini Hydro Power Plant in Jegu Village - Kab. Blitar - East Java, by utilizing the existing hydro potential of the Wlingi dam and Lodagung irrigation channel. The generating unit will operate by utilizing the Wlingi dam irrigation outflow, precisely the daily operational outflow of the Lodagung irrigation channel before being discharged for irrigation purposes. Analysis of the feasibility study is needed to identify the feasibility of potential in terms of technical field (hydrology, geography, geology) and design of installation planning (civil, mechanical, electrical). Based on the results of the hydrological data processing using the FDC method, Log Pearson III, and the average discharge analysis obtained a minimum design debit of 7.00 m3/s; maximum design debit of 14.22 m3/s; and the dependable debit is 10.28 m3/s with a probability of 87.5%. Based on topographic and geomorphological data from the field it was found that the value of the original fall height was 12.75 m. Based on the analysis of energy potential at the beginning of the FS stage, it is estimated that the electrical power generated reaches 1.3 MW (ηs = 86%; ηm = 90%; ηe = 95%) with dependable electrical energy production of 8.1 GWh/year. The results of the FS data are then used to design the Detail Engineering Design (DED). The design of the PLTM uses a vacuum siphon technology with two generating units, the output of which will be transmitted through the existing network of GI Wlingi. The planned PLTM design consists of a civil installation (vacuum siphon system: intake building - headrace; bifurication system I, penstock, bifurication system II, draft tube, and tailrace). Planned mechanical installation in the form of a hydraulic turbine. Planned electrical installations in the form of generators and other supporting components such as main transformers, power cables, vacuum pumps, etc.). DED evaluation is needed to test the feasibility of the design that has been made, identification includes analysis of the working parameters of the design of the MHP designed. The results of the DED evaluation are as follows: the design is safe against the dangers of cavitation; system efficiency the average ηPLTM = 69.15% (ηs = 80.89%; ηm = 90%; ηe = 95%); Artificial net height is 11.4m; Maximum electric power output is 1.24 MW and dependable energy production is 8.7 GWh / year with a probability of 87.5%.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Hardiyanti
Abstrak :
Sistem penerangan merupakan kebutuhan dasar yang harus dimiliki semua orang. Dengan kebutuhan penerangan yang berbeda-beda untuk tiap aktivitas dan ruangan, serta semakin berkembangnya teknologi penerangan dan sumber penerangan buatan. Maka, dibutuhkan pengetahuan untuk memilih sistem penerangan dengan jenis sumber penerangan manakah yang memiliki efisiensi paling baik untuk memenuhi standar penerangan dari tiap ruangan. Pengukuran ini dilakukan untuk melakukan penggantian sumber penerangan dalam ruangan rumah tinggal yang disesuaikan dengan standar baku. Pengukuran intensitas penerangan dilakukan dengan menggunakan alat ukur penerangan (luxmeter) pada titik-titik yang telah ditentukan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa intensitas penerangan dari sistem penerangan eksisting tidak memenuhi standar contohnya pada ruang kamar tidur-1 dengan intensitas penerangan 59,334 lux dari standarnya yaitu 120 lux. Setelah dilakukan penggantian jenis sumber penerangan dengan LED pada ruang kamar tidur-1 didapatkan kenaikan intensitas penerangan menjadi 139,493 lux. Hasil analisis ekonomi menunjukkan hasil perhitungan biaya per bulan dari sistem penerangan yang baru adalah Rp52.822,08 dan sistem penerangan eksisting yaitu Rp42.257,664 serta biaya investasi pengadaan lampu LED sebesar Rp706.080.
The lighting system is a basic requirement that everyone must have. With different lighting requirements for each activity and room and with development of lighting technology and artificial lighting sources. Knowledge is needed to choose a lighting system with which type of lighting source has the best efficiency to meet the lighting standards of each room. This research was conducted to replace the source of lighting in households in each room to meet existing standards. Measurement of lighting levels is done by using a luxmeter at points that have been determined. From the results of the study it was found that the lighting level of the existing lighting system did not meet the standards for example in the bedroom-1 with a lighting level of 59.334 lux from its standard of 120 lux. After changing the type of lighting source with LED in the bedroom-1, lighting level of the room increased to 139,493 lux. The results of the economic analysis show that the monthly cost calculation of the new lighting system is IDR52,822.08 and the existing lighting system is IDR42,257,664 and the investment cost for providing LED lights is IDR706,080.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raid Mukhtar
Abstrak :
Transformator Arus merupakan peralatan penting dalam penyaluran tenaga listrik atau CT pengukuran/instrument dalam kondisi pemakaian normal, arus sekundernya sama dengan arus primer. Transformator arus didisain pada temperatur 20°C sedangkan temperatur diindonesia adalah 30°C pada saat bekerja. Dalam penelitian ini, salah satu kerusakan atau kegagalan isolasi pada belitan transformator adalah pengoperasian beban dan pengaruh temperatur, yang menyebabkan nilai isolasi menurun. Pada penelitian ini meneliti pengaruh pembebanan CT dengan beban resistor, kapasitor dan induktor untuk mengetahui kesalahan arus dan pengaruh temperatur menggunakan pemanas atau lampu pijar 200 W. Kesalahan arus adalah kesalahan pengukuran CT karena perbedaan rasio pengenal CT dengan rasio sebenarnya. Hasil penelitian ini diperoleh arus primer sebesar 5 persen pada masing-masing CT dengan membandingkan standar IEC 61869-2. pada beban resistif CT 6 atau fort kelas 0,5 rasio 50/5A dengan kesalahan arus 0,06 pada temperatur 25°C sedangkan pada temperatur 40°C kesalahan arus 0,148 dan pada temperatur 50°C kesalahan arus 0,248 , sehingga dapat disimpulkan kesalahan arus dapat dipengaruhi oleh pembebanan dan kenaikan temperatur 40°C sampai 50°C.
Current transformer is an important measurement divice in the distribution or current transformers measurement use normally condition of secondary current same primary current. Current transformer designed is 20°C while temperatur in indonesian is 30°C at operations. In this study, one this one the breakdown or failures of insulation in the transformer winding of hotspot temperatur and loading operations change that cause the insulation value to drop. In this study examined the effect of load current transformer with resistor, capacitor and inductor which can affect the error ratio and temperature influence on CT by heating or lightbulb 200 W. The ratio error current is the difference the rated ratio CT with actual ratio. The results this study obtained a nominal primary current of 5 percent on each CT rsquo s in standard IEC61869 2 resistive loading at CT 6 or Fort class 0,5 and ratio 50 5A with a ratio error of 0.06 by comparing with both standard and test current transformer standard ie IEC 61869 2 with temperature 25°C and resulting temperature 40°C error ratio of 0.148 , temperature 400C error ratio of 0.28 , the result is CT error can be affected by loading and temperature rise 40°C and 50°C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Ramot Mangihut
Abstrak :
Gangguan breakdown dan kerusakan pada transformator daya dapat menyebabkan terganggunya ketersediaan listrik pada jaringan dan kerugian finansial bagi perusahaan. Kondisi fisik dari transformator daya tidak dapat dinyatakan sebagai bahan evaluasi yang didasarkan pada inspeksi visual. Parameter operasi dan pengukuran elektrikal tiap komponen peralatan dapat menunjukkan hasil yang berbeda sehingga harus dilakukan beberapa pengujian untuk melihat kondisi transformator secara menyeluruh. Transformator daya PLTU unit 4 pada Unit Pembangkit Muara Karang telah melebihi useful life dari yang telah direkomendasikan. Kenaikan temperatur operasi transformator daya saat beroperasi akan berdampak pada degradasi dari komponen peralatan itu sendiri. Untuk itu perlu dilakukan pendekatan sistematis dengan menganalisa parameter peralatan transformator sebagai dasar rekomendasi yang kuat untuk melakukan perbaikan peralatan maupun dalam perencanaan aset peralatan oleh perusahaan pembangkit listrik. Parameter kondisi dan prioritas peralatan transformator diidentifikasi dan dianalisa untuk memperoleh weighting factor dengan menggunakan metode PHA. Dengan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) dan bantuan responden ahli, akan diperoleh nilai weighting factor dari tiap elemen peralatan utama dengan urutan prioritasnya. Nilai weighting factor yang diperoleh menjadi kriteria penilaian kondisi transformator yang mengacu pada HAP (Hydropower Advancement Project) untuk memperoleh nilai Condition Indicator (CI). Pada akhirnya transformator daya sudah dalam kondisi fair yang perlu evaluasi lebih lanjut untuk dilakukan perbaikan atau investasi. ......Operation interuption in the power transformer can cause distruption to the availability of electricity in the electic power network system and financial losses for the company. The physical condition of the power transformer cannot be stated as an evaluation material based on visual inspection. Operating parameters and electrical measurements of each component of the equipment can show different results so that must be done several tests to see the overall condition of the transformer. The power plant transformer unit 5 at Muara Karang Generation Unit has exceeded the recommended useful life. The increase in operating temperature of the power transformer when operating will have an impact on the degradation of the equipment components themselves. For this reason, it is necessary to take a systematic approach by analyzing the parameters of transformer equipment as a basis recommendations for repairing equipment and in planning equipment assets by power generation companies. The condition and priority parameters of transformer equipment are identified and analyzed to obtain the weighting factor using the Analytic Hierarchy Process (AHP) method. With the AHP method with expert respondents, the weighting factor value of each main equipment element will be obtained in order of priority. The weighting factor value is the criterion for evaluating the condition of the transformer which refers to the HAP (Hydropower Advancement Project) to obtain the Condition Indicator (CI). Eventually, the power transformer is already in a fair condition which needs further evaluation for repairs or investment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriyanti Mayasari
Abstrak :

Biodiesel adalah bahan bakar nabati cair yang memiliki karakteristik menyerupai minyak solar dan dapat diperoleh dari bahan baku organik sehingga sifatnya sustainable dan ramah lingkungan. Indonesia memproduksi biodiesel dari Crude Palm Oil (CPO) sejak 2006, namun terdapat permasalahan yaitu keterbatasan lahan, terganggunya ketahanan pangan dan komoditas perdagangan ekspor CPO, selain itu produksi biodiesel di Indonesia belum memiliki tata kelola yang baik serta kurangnya kebijakan yang mendorong pengembangan biodiesel sehingga target pemanfaatan biodiesel tidak tercapai.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu model sistem dinamis produksi biodiesel di Indonesia yang mengintegrasikan berbagai variabel, seperti bahan baku, lahan, produktivitas, ekspor CPO dan kebijakan, dilakukan dengan metode pemodelan sistem dinamis menggunakan piranti lunak STELLA. Model yang dihasilkan dapat membantu pencapaian target mandatori pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) di Indonesia pada tahun 2025 serta kemandirian energi dengan penghapusan impor minyak solar di Indonesia melalui simulasi skenario yang dapat digunakan untuk mengajukan rekomendasi kebijakan kepada pemerintah.

Telah dihasilkan Indonesia Biodiesel Production Model (IBPM) yang memfokuskan pada peningkatan produksi biodiesel. Hasil simulasi pada model menunjukkan bahwa untuk pemenuhan target mandatori 30% biodiesel (B30) pada 2025, dibutuhkan pertumbuhan lahan 5,3%/tahun pada Perkebunan Rakyat (PR), 1,001%/tahun pada Perkebunan Besar Negara (PBN) dan 5,78%/tahun pada Perkebunan Besar Swasta (PBS) dengan kenaikan produktivitas lahan rata-rata secara bertahap hingga 14,75 Ton/Ha serta penurunan ekspor refined CPO hingga 43,05% pada tahun 2025. Sementara untuk penghapusan impor minyak solar, dibutuhkan kenaikan lahan 5,78%/tahun untuk PR, 1,0092%/tahun untuk PBN dan 6,38%/tahun untuk PBS dengan produktivitas yang naik secara bertahap hingga mencapai 14,75 Ton/Ha dan pembatasan ekspor refined CPO hanya sebesar 25,17% pada tahun 2025, nilai variabel input ini akan menghasilkan persentasi blending biodiesel sebesar 60% (B60) pada tahun 2025. Sementara itu kemungkinan penggantian minyak solar dengan biodiesel B100 belum dapat dilakukan karena dampak yang besar terhadap ekspor CPO dan hilangnya insentif biodiesel.

Beberapa rekomendasi kebijakan yang dapat diusulkan di antaranya pemberian izin penggunaan lahan terabaikan, insentif atau pinjaman untuk perluasan lahan, kemudahan perizinan lahan, subsidi bibit unggul dan pupuk serta perbaikan sistem irigasi untuk lahan kelapa sawit dan pembatasan ekspor refined CPO yang merupakan variabel yang paling memengaruhi peningkatan produksi biodiesel di Indonesia.


Biodiesel is a liqud biofuel that has similar characteristic with diesel oil. Biodiesel is produced from organic materials, thus it is sustainable and enviromental friendly. Indonesia has been producing biodiesel from Crude Palm Oil (CPO) since 2006, but there are some issues regarding biodiesel utilization, such as land limitation, food security and CPO export commodity threats. In addition, good management of biodiesel development in Indonesia has not achieved and the lack of supported biodiesel policies are behind the reasons why biodiesel mandate has not been reached in the last few years.

The research aims to build a system dynamics model of biodiesel production in Indonesia, which integrated all the variabels, such as feedstock, land, productivity, CPO export and policies using system dynamics modeling with STELLA software. The model will help to reach the biofuel utilization mandate in 2025 and to gain energy security in terms of elimination diesel oil import, through simulation of policies recommendation scenarios.

Indonesia Biodiesel Production Model (IBPM) has been developed, which focus on increasing of biodiesel production in Indonesia. The simulation shows, to achieve biodiesel mandate of 30% biodiesel in 2025 (B30), cultivation lands need to be increased, as 5,3%/year of small holding land, 1,001%/year of state owned land and 5,39%/year of private owned land. It is also needed to gradually increase land productivity to 14,75 Ton//Ha and decrease refined CPO export to 43,05% in 2025. Whereas to eliminate diesel oil import, land growth rate of small holding, state owned and private owned land are 5,78%/year, 1,0092%/year and 6,38%./year, respectively. Land productivity should be increased gradually to 14,75 Ton/Ha and export of refined CPO must be limited to maximum 25,17% in 2025. These adjusted variables will result biodiesel blending of 60% (B60) in 2025. Meanwhile the option to exchange diesel oil with biodiesel B100 will not be possible, since it will have a great impact on CPO export levy and biodiesel incentives.

There are some policies recommendation according to the simulated scenarios, such as acquiescence to use the abandoned agricultural land, incentive or loan to land expanding, simplicity on land licensing, subvention of quality seeds and fertilizers, improvement of palm oil irigation system and export limitation of refined CPO as the most influenced variable to increase biodiesel production in Indonesia.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library