Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Sulistyorini Amidjono
"Masa remaja adalah masa transisi, dimana pada masa ? masa seperti ini sering terjadi ketidakstabilan baik itu emosi maupun kejiwaan. Pada masa transisi ini juga remaja sedang mencari jati diri sebagai seorang remaja. Proses pencarian inilah yang terkadang dimanfaatkan oleh para kapitalisme dengan menjerumuskan remaja kedalam hal negatif. Salah satu hal negatif yang menjadi permasalahan remaja di hampir semua negara di dunia adalah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Generasi masa depan yang lebih dikenal dengan istilah remaja, dipundak merekalah diletakkan kata kunci baik dan buruk serta hancur dan tidaknya peradaban masa depan masyarakat, umat dan bangsa. Banyak faktor yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba pada remaja, namun sampai mengapa remaja kita menyalahgunakan narkoba. Pokok permasalahan dalam tesis ini adalah faktor-faktor apa yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba pada remaja. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba pada remaja, sehingga dapat ditentukan metode yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut sehingga dapat mewujudkan ASEAN bebas narkoba tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan disain studi kasus, dimana peneliti mengadakan penelaahan dokumen dan wawancara mendalam terhadap informan (remaja penyalahguna, orangtua, tokoh masyarakat dan relawan YPI) untuk mengetahui alasan-alasan remaja menyalahgunakan narkoba. Penelitian mengambil lokasi di Kelurahan Kampung Bali, Jakarta Pusat pada bulan Oktober dan Nopember 2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor individu, faktor lingkungan, faktor ketersediaan narkoba dan faktor pengetahuan tentang narkoba merupakan penyebab dari remaja menggunakan narkoba. Dan faktor dominan yang menyebabkan remaja menyalahgunakan narkoba adalah lingkungan masyarakat.
Saran yang diajukan adalah: (i) tingkat keyakinan keagamaan para remaja harus ditingkatkan, (ii) pengetahuan masyarakat tentang narkoba harus ditingkatkan, (iii) orangtua harus menciptakan hubungan yang harmonis dalam keluarga dan (iv) para orangtua harus selalu memperhatikan dan menanyakan tentang kegiatan dan teman sebaya anak remajanya.

Adolescence is a process of transition. This process most often followed by unstabilize emotion or even psychological. This is the proces of a teenage seeking their true identity. In this seeking proses usually used by the capitalizsm to put them into a distraction. Spreading and drugs abuse of a teenage is the most difficult problem in almost all over the world. And we know that teenagers are the key of good or bad, being destroy or not is our next generation going to be. There are so many factors of drugs abuse and the issue in this thesis are the factors of drugs abuse to a teenage/Adolescence. The aim of the research is to indentife and to analyze the factors that caused drugs abuse, so we could revealed switable method that could solve the problem and then we can fulfill ASEAN free of drugs 2015. The research use kualitatif method by study case, which that means the researchers do some document research and an exclusive interview (drugs user, parents, community figures, and volenteer of YPI) to find out the reason of the teenage abusing drugs. The research talen at Kelurahan Kampung Bali, Jakarta on October and November 2008. The result of the research shows that factors of individual, neighbourhood, availability of drugs, and a knowledge of drugs are the caused of drugs abuse to adolescence. The most dominant factor is a neighbourhood or we called as society.
The suggests are: (i) the beliefs to God should be improve, (ii) societiy?s knowledge should be improve, (iii) we need/ have to create a harmony relation in a family, and (iv) the parents should be more aware to what their teenage."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25490
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Sinta Setiawan
"Berdasarkan Survey Nasional BNN Tahun 2006 tentang Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 33 Propinsi di Indonesia diperoleh hasil bahwa dari 100 pelajar dan mahasiswa rata-rata 8 orang pernah pakai dan 5 orang dalam setahun terakhir pakai narkoba. Total penyalahguna narkoba pada kelompok Pelajar dan Mahasiswa sebesar 1.073.682 jiwa atau 1,1 juta jiwa dengan angka prevalensi 5,6%. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor penyalahgunaan narkoba pada remaja khususnya siswa SLTA di daerah rawan penyalahgunaan narkoba. Penulis menetapkan objek penelitian pada siswa SLTA penyalahguna narkoba dengan lokasi penelitian kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan dari bulan November sampai Desember tahun 2008. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor dominan yang menyebabkan seorang remaja (siswa SLTA) melakukan penyalahgunaan narkoba serta mengidentifikasi mekanisme penyalahgunaan narkoba pada siswa SLTA di kecamatan Tanah Abang. Mekanisme penyalahgunaan narkoba adalah proses akumulasi resiko yang ada pada diri seseorang. Permulaan resiko diawali dari faktor predisposisi yaitu kepribadian, ganguan kejiwaan, keagamaan. Kondisi tersebut bertambah atau berkurang seiring interaksinya dengan lingkungan yang berfungsi sebagai faktor kontributor (keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat). Apabila akumulasi resikonya bertambah besar, maka hanya dengan sedikit pencetus seseorang akan menyalahgunakan narkoba. Keberlangsungan terhadap penyalahgunaan narkoba jenis tertentu tergantung pada kepribadian. Penelitian ini menggunakan konsep mekanisme penyalahgunaan narkoba versi Dadang Hawari yang terdiri dari 3 faktor utama yaitu: Faktor Predisposisi, Faktor Kontribusi dan Faktor Pencetus. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa: 1) tidak ada faktor predisposisi yang dominan, 2) faktor-faktor kontribusi dominan adalah kedekatan hubungan, kegiatan, perhatian, pergaulan, solidaritas dan 3) faktor pencetus dominan adalah ketersediaan, dorongan pribadi, integritas, gaya hidup dan kebiasaan buruk. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan perbedaan mekanisme penyalahgunaan narkoba pada Siswa SLTA di Tanah Abang dengan versi Dadang Hawari. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya faktor predisposisi yang dominan. Selain itu, adanya faktor pencetus yang merupakan bagian dari faktor predisposisi yaitu rasa ingin tahu karena bentukan perilaku (kepribadian) tanpa pertimbangan.

Based on the result of BNN National Survey about students drug abuse and illicit drugs trafficking in 33 provinces of Indonesia. In 2006, 8 students among 100 students ever consumed narcotics and 5 students among 8 students since last of the year have been consuming narcotics. Total amount of drugs abuse students are 1,073,682 persons or 1,1 million persons with 5,6% rate of prevalence. Therefore it must be researched about factors affecting drug abuse student especially in high school at high risk region. Researcher took the location around Tanah Abang, Central Jakarta, and the research has been done since November to December 2008. The objectives of this research are to find dominant factors causing drugs abuse in high school students, and analyze and identify drug abuse mechanism in high school student located in Tanah Abang. The mechanism of drugs abuse is to process the risk accumulation that exists on some one. The early risks of predisposition factor are personality, mental disease and religion. Such condition can be increasing and decreasing along with the interaction of environment that functions as contributor factors (family, school and society neighborhood). If the risk accumulation increases, so with only few triggers some one can be drugs abuser. Habitual of certain drugs abuse depend on personality. This research used Dadang Hawary drug abuse mechanism concept that consists of Predisposition, Contribution, and Trigger factors. The results of this research are 1) there is no dominant predisposition factor; 2) dominant contributors factor are solidarity, activity, milieu, teacher attention: 3) dominant triggers factor consist of substation availability, self motivation, integrity, life style and bad attitude. Based on the result, drugs abuse mechanism of high school students in Tanah Abang is different from Dadang Hawari?s drug abuse mechanism. It?s caused by in availability of dominant predisposition factor. Besides, there is trigger factor of element predisposition factor; self motivation that formed by emotional trait, action without good consideration."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25580
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Juni Supriyanto
"Pemuda adalah harapan bangsa. Melalui pembangunan pemuda diharapkan pemuda dapat dipersiapkan agar kelak mampu menjadi penerus. Tesis ini membahas mengenai pembangunan pemuda, aspek-aspek apa saja yang menjadi perhatian dan prioritas dalam pembangunan pemuda Indonesia. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan sifat eksploratif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2009. Hasilnya menyebutkan ada dua kelompok besar permasalahan pemuda. Pertama kelompok permasalahan yang sistemik dimana pemuda tidak dapat menghindarinya, penyebabnya adalah faktor eksternal. Kedua, kelompok permasalahan karakter pemuda, penyebabnya adalah faktor internal diri pemuda. Selain itu, penelitian ini menghasilkan juga domain / area dan indikator untuk pengukuran pembangunan pemuda Indonesia.

Youth can be expected to be prepared soon to be able successor. This thesis discusses the youth development; these aspects are a concern and priority in the development of the youth of Indonesia. Research method used is a qualitative method with a explorative types. This research was conducted in April-May 2009. The results indicate there are two groups of youth problems. The first group where the systemic problems that young people cannot avoid it (external factors). The second group character of youth problems (internal factors). These researches also generate domain and indicators for measuring development of young people of Indonesia."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Nurmaningtyas Fajarwati
"Tesis ini membahas peran kepemimpinan kyai Sahal Mahfudh dalam proses perubahan yang terjadi di dalam organisasi Pondok Pesantren Maslakul Huda. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil sebagai berikut: Pertama, Kyai Sahal dalam kepemimpinannya di Pesantren Maslakul Huda menggunakan pola kepemimpinan transformasional dalam menerapkan konsep nilai-nilai keagamaan yang terintegrasi dengan kehidupan sosial kemasyarakatan melalui pendidikan dan pemberdayaan. Kedua, sumber-sumber kekuatan perubahan kekuatan yang terjadi di Pesantren Maslakul Huda bersumber pada kekuatan eksternal yaitu, kondisi demografis dan kemajuan tekhnologi serta kekuatan internal berupa perilaku manajerial yaitu kepemimpinan kyai Sahal Mahfudh. Kepemimpinan kyai Sahal dalam proses perubahan Pesantren Maslakul Huda berperan sebagai pemrakarsa atau penganjur sekaligus agen perubahan setiap perubahan yang terjadi di pesantren.

The focus of this study is the leadership of kyai Sahal Mahfudh at Maslakul Huda Islamic Boarding School. The purpose of this study is to understand how kyai?s leadership takes place in creating organizational changing at Maslakul Huda Boarding School. This study uses qualitative method with descriptive design. The researcher finds that: First, kyai Sahal leads Maslakul Huda Islamic Boarding School by using transformasional leadership model in applying religious values integrated with social life through education and people empowerment. Second, the power of organization changing at Maslakul Huda comes from eksternal source (demographic and technology development) and internal source (managerial behaviour from kyai Sahal?s leadership). Kyai Sahal takes a part as initiator and changing agent."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah Rasad
"Negarawan merupakan karakter yang sangat penting bagi kepemimpinan nasional Indonesia. Kepemimpinan negarawan diharapkan dapat dikembangkan pada pemimpin pemuda Indonesia yang seharusnya mengemban peran kepemimpinan nasional. Upaya mengembangkan kepemimpinan negarawan pada pemimpin pemuda ini menjadi tanggung jawab berbagai pihak. Penelitian ditujukan untuk menjawab dua permasalahan. Pertama, apakah karakter negarawan disampaikan oleh berbagai stakeholders kepada para pemimpin pemuda? Dan kedua, bagaimana komparasi pengembangan kepemimpinan negarawan pada pemimpin pemuda yang dilakukan oleh berbagai stakeholders? Penelitian ini menggunakan dua teori sebagai pisau analisis. Pertama, teori negarawan untuk menganalisis kepemimpinan negarawan pada pemimpin pemuda. Dan kedua, teori life-long learning leader (4-L) untuk menganalisis pengembangan kepemimpinan negarawan pada pemimpin pemuda oleh berbagai stakeholders. Peneliti menyimpulkan dua hal pada penelitian ini. Pertama, stakeholders telah menyampaikan karakter negarawan kepada para pemimpin pemuda yang dibinanya. Kedua, terdapat perbedaan pengembangan kepemimpinan negarawan pada pemimpin pemuda yang diselenggarakan oleh stakeholders.

Statesmanship is a very important character for Indonesian national leadership. Statesmanship leadership is expected to be developed on Indonesian youth leaders who are supposed to play role in the national leadership. Some parties are responsible in making efforts to develop such leadership on the youth leaders. This research is aimed at answering two following problems. firstly, has the statesmanship character been presented in youth leaders by the stakeholders? And secondly, how was the comparison statesmanship leadership development in youth leader carried out by the stakeholders? The research used two theories as means of analysis. The first, statesmanship theory to analyze statesman leadership on youth leaders. And the second, life-long learning leader (4-L) theory to analyze statesmanship leadership development on youth leaders. The researcher made two conclusions from the research. The first is that the stakeholders have presented the statesmanship character in youth leaders. And the second, there are some differences the statemanship leadership development in youth leader which caried out by the stakeholders."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Wari
"Nahdlatul Ulama sebagai organisasi keagamaan Islam tradisional dan senantiasa terlibat dalam wacana keagamaan dan kenegaraan, menyikapi persoalan kepemimpinan pcrempuan dengan mengeluarkan keputusan-keputusan organisasi. Ada beberapa keputusan besar yang dikeluarkan NU terkait kepemimpinan perempuan, yaitu: (a) Keputusan Konbes Syuriah NU tahun 1957 di Surabaya yang membolehkan perempuan menjadi anggota DPR/DPRD; (b) Keputusan Rapat Dewan Partai NU tahun 1961 di Salatiga yang tidak membolehkan perempuan menjadi kepala desa, kecuali karena darurat; (c) Keputusan Munas Alim Ulama tahun 1997 di NTB, membolehkan peran publik perempuan, hingga menjadi presiden dan wakil presiden.
Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi dan menganalisis keputusan-keputusan NU terkait kcpcmimpinan perempuan, khususnya dalam mereileksikan komitmen NU terhadap kesetaraan jender dan hak-hak perempuan Serta implementasi keputusan-keputusan organisasi tersebut di lingkungan NU. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan sebagai berikut: Pertama, Kcputusan-keputusan NU tentang kepemimpinan perempuan secara umum belum sepenuhnya merefleksikan kornitmen NU terhadap kesetaraan jender dan hak-hak perempuan yang tercantum dalam Konvensi Penghapusan Segala Bcntuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW) tahun 1987 dan Konvensi Hak Politik Perempuan tahun 1953, khususnya keputusan NU tahun 1961 tentang tidak bolehnya pcrcmpuan menjadi kepala desa kecuali dalam kcadaan darurat. Kedua, Keputusamkeputusan NU tentang kepemimpinan perempuan temyata tidak terimplementasi dengan baik di kalangan NU khususnya perempuan karena kurangnya sosialisasi secara struktural lewat organisasi maupun kultural melalui kyai dan jaringan pesantren.
Pada hakikatnya keputusan-keputusan itu diperlukan untuk melegitimasi kiprah kepemimpinan perempuan NU. Akan tetapi latar belakang keluamya keputusan-keputusan tersebut yang disebabkan oleh faktor sosial politik berakibat pada kurang optimalnya keputusan untuk jangka panjang. Ambivalensi NU dalam kcputusannya tentang kepemimpinan perempuan nampaknya discbabkan oleh oleh konteks sosial politik pada waktu keputusan tcrscbut dikeluarkan. Keriga, mnmculnya keputusan yang progresif di tahun 1997 tentang peran publik percmpuan dan Qarar tahun 2004 yang menekankan aspek kompctensi capres/cawapres menunjukkan semakin terbukanya paradigma para ulama menuju sikap yang lebih obyektif dan kritis dalam persoalan aktual kemasyarakatan, kenegaraan dan kebangsaan.

Nahdlatul Ulama as a traditional religious organization being continuously involved in religious and national discourses has responded to women?s leadership issues by issuing organizational decisions. Major decisions related to women?s leadership that have been passed are: (a) Decision of the Major Conference of Syuriah NU in 1957 allowing women to become parliament members; (b) Decision of Board Meeting of the NU Party in 1961 prohibiting women to become village heads except in emergency; (c) Decision of the Alim Ularna National Delibcration in 1997 allowing women?s public roles till the posts of president and vice president.
This study aims to document and analyze NU decisions relating to women?s leadership, particularly as reflection of NU?s commitment to gender equality and women?s rights and their implementation in the NU circle. The study has identified several findings: First, that the decisions under study are not fully reflective of NU?s commitment to gender equality and women's rights as contained in the Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women (CEDAW) 1987 and the Convention on Women?s Political Rights 1953, particularly NU decision of 1961 which bans women from becoming village heads except in emergency. Second the NU decisions on women?s leadership are not well implemented because of lack of socialization both structurally through the organization and culturally through kyais and the pesantren network. The decisions are basically needed to legitimize NU women's public roles.
However, because of the socio-political reason underlying their passing, the decisions do not have long-term impacts. NU ambivalence in its decisions regarding women's leadership appears to have been influenced by the socio-political contexts. Third, the emergence of a progressive decision in 1997 on women?s public role and Qarar in 2004 emphasizing competences of presidential and vice presidential candidates have indicated NU ulama?s more open paradigms towards more objective and critical attitudes in responding to actual problems ofthe society and nation.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T32083
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Maulidani
"Penelitian ini membahas mengenai pembentukan modal dasar dalam pendirian Koperasi dan Perseroan Terbatas yang dilihat dari sudut pandang yuridis, prinsip dan ideologi perkoperasian. Penelitian yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif. Hasil dari penelitian ini menggambarkan perbedaan historis dan filosofis dari koperasi yang menyebabkan perbedaan dalam pembentukan modal dasar pendiriannya, minimnya peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai masalah ini dan mengingatkan kepada koperasi agar dalam menjalankan usahanya tidak melupakan prinsi dan ideologi perkoperasian.

This research discuss about Authorized Capital in Cooperative and limited liability company Establishment with point of view from judicial, principal, and ideology of cooperative. The research method use judicial normative approach. The result shows that historical and philosophical differences of the Cooperative and Limited Liability Company is the cause of the differences in the formation of the Authorized Capital in the establishment, lack of laws that rule this matter, It also give recommendation to the cooperative to not ignore the principal and ideology of cooperative."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
S24919
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Turangga
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1992
S22856
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwaniati Nugraheni
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1994
S22973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>