Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdur Rahman
"Kualitas air di beberapa pemukiman pada daerah tertentu sering dirasakan kurang memenuhi syarat kesehatan. Umumnya para penduduknya mengeluhkan adanya air yang berbau dan berwarna kuning kecoklatan, Hal ini setelah di telusuri secara seksama baik secara survei maupun hasil analisis laboratorium ternyata mengandung kadar logam Fe dan Mn yang cukup tinggi. Masalahnya adalah bagaimana cara untuk meningkatkan kualitas air tersebut, dengan kata lain teknologi yang bagaimana yang dapat digunakan untuk menurunkan kandungan logam Fe dan Mn dalam air tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan suatu media filter yang dapat digunakan untuk menurunkan dan menghilangkan kandungan logam Fe dan Mn yang ada di dalam air. Pada penelitian ini digunakan media berupa zeolit Bayah yang diambil dari kabupaten Lebak, Jawa Barat. Pada proses awal percobaan dilakukan penyiapan media dengan menghancurkan zeolit menjadi ukuran kecil (kurang lebih 3 mm) dan ditempatkan dalam suatu kolam, selanjutnya siap untuk digunakan sebagai penyaring. Sedangkan sampel air yang digunakan berasal dari air tanah di Laboratorium Kesehatan Lingkungan FKM - UI. Pada proses awal penyaringan digunakan waktu alir sampel sebesar 16 mL/menit dan dilakukan pengukuran kandungan logam setiap 30 menit selama 2,5 jam. Untuk selanjutnya dilakukan pengukuran kandungan logam untuk waktu alir 14 . 12. 10. 8, 6, 4 dan 2 mL/menit.
Dari hasil yang diperoleh pada 8 percobaan yang dilakukan ternyata didapatkan waktu alir yang optimal untuk penyaringan, yaitu 2 mL/menit. Pada percobaan dengan waktu alir 2 mL/menit diperoleh konsentrasi awal Fe pada sampel air sebesar 3.70 mg/L dan konsentrasi akhir Fe hasil penyaringan sebesar 1,12 mg/L, sedangkan untuk logam Mn konsentrasi awalnya sebesar 0,70 mg/L dan konsentrasi akhir hasil penyaringan sebesar 0.00 mg/L. Meskipun hasil yang diperoleh pada penyaringan logarn Fe masih melebihi baku mutu yang ditetapkan, namun dari prosentasi penurungan kandungan logam Fe maka penyaringan ini dapat dikatakan cukup baik yaitu sebesar 60 %. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Susanna
"Di kampus UI Depok, dengan jumlah mahasiswa lebih dari 15,000 orang, terdapat lebih darn 50 kantin resmi (fakultas) dan puluhan penjual makanan yang dijajakan dengan gerobak (terutama ketoprak), dan sejauh ini belum ada data pasti mengenai kesehatan makanan dan minuman yang dijual di Kampus UI Depok, khususnya kontaminasi oleh E.coli. Ketoprak dan Gado-gado merupakan jenis makanan yang siap saji dan penjaja lebih banyak menggunakan tangan secara langsung dalam meramu dan menyajikan barang dagangannya. Hal ini menyebabkan sangat rentannya ketoprak dan gado-gado untuk mendapatkan kontaminasi bakteri, baik yang berasal dari bahan-bahan sayuran yang digunakan, piring, sendok, gelas, kain lap, air cucian dan perilaku penjaja yang tidak sehat.
Dari hasil survei yang dilakukan dalam penelitian ini ternyata di peroleh jumlah 9 penjaja gado-gado dan 10 penjaja ketoprak. Para penjaja itu menjajakan makanannya dengan gerobak (3), pada balsem (5) dan selebihnya pada kantin. Disamping itu dari hasil observasi mengenai PHBS para penjaja maka diperoleh informasi bahwa tingkat pengetahuan kesehatan mereka masih sangat rendah.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarkat. Universitas Indonesia. Depok. Tahapan utama dari penelitian ini adalah pengukuran jumlah E.coli pada ketoprak, gado-gado, air cucian dan peralatan makan. Dari hasil pengukuran tersebut diperolah data bahwa jumlah E.coli pada ketoprak dan gado-gado yang ada di lingkungan kampus Universitas Indonesia sangat tinggi ( lebih dari 100.000 koloni/gr) pada tempat-tempat tertentu (Balsem FISIP, Balsem FKM, Gerobak Mesjid UI, Balsem Hutan Fisip 1, Balsem Hutan Fisip 2. dan Kantin F. Sastra).
Sedangkan untuk pengukuran jumlah E.coli pada alat makan dan air pencuci didapati jumlah yang cukup tinggi (lebih dari 50 koloni/mL) pada tempat-tempat tertentu (Balsem FKM, Balsem MIPA, Balsem FISIP, Kantin F. Hukum. Gerobak Mesjid UI, Gerobak Gedung Biru, Gerobak Bank BNI, dan Balsem Hutan Fisip 2).
Dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas makanan (ketoprak dan gado-gado) di lingkungan kampus Universitas Indonesia sangat buruk, begitu pula dengan Fasilitas sanitasi yang digunakan para penjaja."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Susanna
"Pemeriksaan bakteri Escherichia coli (E. coli) telah dilakukan pada dua jenis makanan yaitu ketoprak dan gado-gado yang dijual di kantin, pedagang kaki lima dan balsem di lingkungan Kampus Universitas Indonesia, Depok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kontaminasi kedua jenis makanan tersebut terhadap E. coli. Untuk pengukuran E. coi digunakan metode Total Plate Count (TPC) yang dilakukan pada pirin, sendok dan air pencuci, dari para penjaja ketoprak dan gado-gado tersebut. Sebelum dilakukan pengukuran E. coli dilakukan survey pendahuluan untuk mengetahui jumlah dan lokasi masing-masing penjual gado-gado dan ketoprak. Pengumpulan data juga dilakukan dengan observasi dan wawancara mengenai higienis perorangan para penjual dengan menggunakan kuesioner. Penddikan penjamah makanan sebagian besar berpendidikan tamat SMA. Fasilitas sanitasi sebagian besar belum memenuhi persyaratan kesehatan. Penangganan terhadap bahan-bahan makanan sudahbaik, namun penjamah makanan belum berperilaku hidup bersih dan sehat. Kandungan E. coli pada air, pada ketoprak dan gado-gado sebagian besar tidak memenuhi persyaratan kesehatan demikian juga pada alat makan yaitu piring dan sendok. Disarankan untuk melakukan monitoring kualitas mikrobiologis makanan dan minuman secara berkala, perbaikan sanitasi bagi para penjaja makanan di kantin, balsem/gerobak yang memenuhi persyaratan sanitasi dan kesehatan.

Measuring E. coli on Ketoprak and Gado-gado Sold at Campus University of Indonesia, Depok. Escherichia coli (E. coli) bacteria was measured from ketoprak and gado-gado which sold in food retailer in the area of University of Indonesia. The research was conducted to know the level of contamination of E. coli bacteria in two type of food that easily find in the food retailer in the area of the University of Indonesia. The Total Plate Count (TPC) method was applied to measure the level of the E. coli bacteria from each type of the food, which are gado-gado and ketoprak, from local registered cafeteria in each faculty, stationary and not stationary, using carriage or moveable unregistered food retailer around the University. The measurement was performed for the plate, spun and the sanitation water used by the retailers. Questioners were also used to collect information about the knowledge and practice, in related to the personal and environmental hygiene, along with observation to the observe the way the retailer to prepare, make and serve the food to the customers, and also to clean and store the utensils. The seventyfour retailers around the University were surveyed and observed. The result showed that the educational level of the respondents quite high, they were mostly graduated from Senior high school, sanitation facility were poor, the food server mostly had little knowledge and practice on healthy and good sanitation, since preparation to serving the food to the costumers and also clean the utensils. E. coli bacteria found above the healthy level from almost to the food retailer around the University, it found from the food, the utensils such as plates and spun, and also in the water used for cleaning the utensils. The research suggests a periodic microbiology monitoring for foods and drinks sale in the campus, to assure the quality of food that served for the civitas accademica for maintaining health. Is also need to develop a good sanitation facility used by the food retailers in the campus."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdur Rahman
"Di daerah pedesaan kebanyakan orang menggunakan air tanah untuk kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Seringkali air ini mengandung Fe dan Mn yang tinggi. Guna mendapatkan peralatan yang sederhana, murah dan dapat diandalkan untuk menurunkan Fe dan Mn, telah dirancang suatu kolom gelas berisi zeolit untuk menyaring air tanah. Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi penyaringan yang optimum. Zeolit alami asal Bayah ditumbuh dan dihaluskan menjadi butiran-butiran kecil berdiameter sekitar 3 mm. Setelah dicuci dengan aquadest dan dikeringkan di udara terbuka, butiran-butiran ini kemudian dikemas dalam kolom gelas berukuran 4 ï? 50 cm. Kolom zeolit ini selanjutnya dipasang vertikal, diairi aquadest untuk memadatkannya, lalu dikeringkankan. Ke dalam kolom ini dituangkan 500 mL sampel air tanah. Dengan mengatur keran kolom, sampel air disaring dengan laju filtrasi 16 mL/menit. Filtrat-filtrat dikumpulkan setiap interval waktu 30 menit selama 2,5 jam untuk diukur konsentrasi Fe dan Mn-nya. Percobaan diulang untuk laju filtrasi 14, 12, 10, 8, 6, 4 dan 2 mL/menit. Konsentrasi Fe dan Mn, waktu kontak dan laju filtrasi diubah menjadi grafik waktu kontak terhadap konsentrasi untuk laju filtrasi yang bersangkutan. Kedua grafik menunjukkan bahwa kondisi optimum untuk menghilangkan Fe dan Mn adalah 30 menit untuk waktu kontak dan 2 mL/menit untuk laju filtrasi. Pada kondisi ini, zeolit Bayah menurunkan Fe sebanyak 55% tetapi hanya 40% Mn dalam air tanah yang mengandung 3,6 mg/L Fe dan 0,7 mg/L Mn. Sayangnya, kondisi optimum ini hanya menghasilkan debit air 2,88 L/hari. Secara kuantitatif, dengan laju filtrasi 2 mL/menit, sampai 2,5 jam waktu kontak, Fe hanya mampu diturunkan sampai 1,12 mg/L (baku mutu: 1,0 mg/L) padahal Mn bisa sampai nol. Disimpulkan bahwa zeolit Bayah cukup efektif mengurangi Fe dan Mn dalam air tanah, meskipun kapasitas penurunan untuk Mn lebih baik dari pada Fe, sedangkan kolom zeolit belum bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari karena debitnya masih rendah.

Ground Water Filtration by Natural Zeolit to Reduce Iron and Manganese Levels. In rural areas most people use ground water for their daily purposes. Frequently, the water has high levels of Fe dan Mn. To provide a simple, cheap and reliable apparatus to reduce Fe and Mn, a zeolit column has been designed for filtering ground water. The objective of this experiment was to establish the optimal condition of the filtration. Natural zeolit of Bayah origin was crushed and grounded into small particles of approximately 3 mm in diameter. After washed with distilled water and dried in open air, the particles were then packed in a 4 ï? 50-cm glass column. The zeolit column was installed vertically, watered with distilled water to compact, and dried. Then 500 mL of ground water sample was poured onto the prepared zeolit column. By adjusting the stopcock, the water samples were filtered off at a flowrate of 16 mL/min. Filtrates were collected with interval of 30 minutes for 2.5 hours and subjected to Fe and Mn analysis. The experiment was repeated for filtration rates of 14, 12, 10, 8, 6, 4, and 2 mL/min. Fe and Mn concentrations, contact times, and flowrates were converted into scattered-plot graphs of contact times versus concentrations. The graphs show that the optimum condition for Fe and Mn removals were 30-minute contact time and 2-mL/minute flowrate. At this, the Bayah zeolit Fe was reduced for 55% but it was only 40% for Mn in ground water containing 3.6 mg/L Fe and 0.7 mg/L Mn. However, at the optimum condition water debit of the zeolit column was only 2.88 L/day. Quantitatively, with filtration rate of 2 mL/minute, up to 2.5 hours contact time the Fe was only reduced to as much 1.12 mg/L (standard: 1.0 mg/L) while the Mn reduced to nil. It was concluded that the Bayah zeolit was effective to reduce Fe and Mn in ground water, although reducing capacity for Mn was better than for Fe, whereas the column could not be applied for daily purposes due to its low water debit."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nirmala Ika Kusumaningrum
"Tes House-Tree-Person (HTP) pertama kali dikembangkan oleh John N. Buck dengan pemikiran bahwa gambar rumah dan pohon - sama seperti gambar orang - dapat diasosiasikan dengan aspek-aspek yang relevan dengan diri seseorang. Gambar rumah, pohon dan orang dipilih karena merupakan objek yang familiar, dapat diterima untuk digambar sebab ketiga objek bersifat netral, dan menghasilkan jumlah asosiasi yang lebih banyak.
Umumnya, HTP digunakan untuk melihat hubungan seseorang dengan orang tua mereka. Namun melihat kenyataan pada umumnya klien-klien pada klinis dewasa adalah orang orang yang memasuki tahap dewasa muda hingga dewasa akhir dimana sedikit banyak sudah melepaskan diri dari orang tua mereka maka penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan mengenai apakah tes HTP masih mengukur hubungan seseorang dengan orangtuanya pada klien dewasa muda yang sudah bekerja dan tidak tinggal bersama orang tua mereka.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua alat tes yaitu tes HTP itu sendiri dan sebuah kuesioner untuk melihat hubungan orang tuanya yang dibuat berdasarkan tes Sack's Sentence Completion Test."
Lengkap +
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T38176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdur Rahman
"Lemak dan minyak mudah mengalami kerusakan akibat proses oksidasi. Untuk memperlambat proses oksidasi tersebut, diperlukan penambahan anti-oksidan. Namun, penggunaan anti-oksidan sintetik dewasa ini mulai mendapat perhatian serius karena ada yang bersifat merugikan. Oleh karena itu pengembangan anti-oksidan yang berasal dari alam, yang relatif lebih mudah didapat dan aman, tengah digalakkan saat ini.
Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L) yang telah dipekatkan dari hasil maserasi dalam metanol, kemudian difraksionasi menghasilkan fraksi etil asetat dan butanol. Sebanyak 20 mg dari masing-masing sampel diuji aktivitasnya dengan menggunakan minyak kedelai. sebagai (500 mg) sebagai substrat dan FeC13.6H20 (0,02 mg) sebagai katalis. Metodenya yaitu dengan proses inkubasi pada suhu konstan 60 °C selama 30 hari. Ukuran aktivitasnya dinyatakan sebagai waktu inkubasi yang diperlukan sampel untuk mencapai penambahan berat 2% (10 mg). Uji aktivitas awal ini menunjukkan bahwa hanya fraksi butanol yang tidak mempunyai kemampuan aktivitas anti-oksidan.
Pemisahan lebih lanjut terhadap fraksi etil asetat, diperoleh fraksi asam kuat, fraksi asam lemah, dan fraksi netral. Urutan aktivitas dari ketiga fraksi tersebut, pada penambahan 20 mg, yaitu : Fraksi asam kuat > fraksi asam lemah jika dibandingkan terhadap BHA, BHT, dan Tokoferol. Sedangkan fraksi netral tidak menunjukkan aktivitas anti-oksidasi. Pemurnian fraksi asam lemah dengan kolom kromatografi, dihasilkan Zat A (7,6% ), Zat B (3,8% ), dan Zat C (3% ). Aktivitas Zat B lebih baik dibandingkan dengan Zat A dan Zat C, jika dibandingkan terhadap BHA dan Tokoferol.
Uji kualitatif awal terhadap zat A, zat B, dan zat C dengan metode Spray menunjukkan adanya senyawa fenol, sedangkan untuk uji golongan alkaloid dan flavanoid memberikan hasil yang negatif, ini berarti bahwa anti-oksidan yang terdapat dalam ekstrak kulit buah manggis adalah golongan fenolik."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Susanna
"Penelitian ini merupakan studi deskriptif untuk mengetahui kadar nikotin dalam asap beberapa merk rokok yang banyak dijual di pasaran. Jenis rokok yang digunakan adalah tiga merk rokok filter dan tiga merk rokok kretek (non filter). Kadar nikotin yang diukur adalah kadar nikotin dalam asap arus utama dan asap rokok arus samping. Pengukuran kadar nikotin dilakukan dengan memggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi per batang rokok. Kandungan nikotin dalam rokok kretek lebih besar dibandingkan rokok filter. Pada rokok filter kandungan nikotin terbesar pada Filter-C terendah pada Filter-A. Sedangkan pada rokok kretek kandungan tertinggi pada Kretek X dan terendah pada Kretek Z Nikotin yang terdapat dalam asap rokok arus samping 4-6 kali lebih dariasap rokok arus utama. Hendaknya kadar nikotin dicantumkan pada kemasan setiap merk rokok dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentangefek terhadap kesehatan masyarakat.

Nicotine Content Determination on Cigarettes Smoke. The purpose of this descriptive study is to assess the nicotine level of several types of cigarettes brand sold in the market. The study includes three brands of filtered cigarette and three brands of non-filtered cigarette. The nicotine content was measured from both mainstream smoke and sidestream smoke by using the HPLC (High Performance Liquid Chromatography). It was found that the nicotine content of nonfiltered cigarette was higher than the filtered cigarette. The highest nicotine content in the filtered cigarettes was the Filter-C, meanwhile the lowest was Filter-A. The highest nicotine content of the non filtered cigarettes was the Kretek- X with the lowest nicotine content the Kretek-Z. The nicotine content of sidestream smoke was 4 - 6 times than mainstream smoke. Nicotine content level in the cigarette package should be mentioned and further studies should determine the effect of cigarettes to the public healths."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Niniek L. Karim
2000
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library