Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dilla Syamola
Abstrak :
Bayi berat lahir rendah BBLR adalah bayi dengan berat badan lahir 1500 sampai kurang dari 2500 gram. Terdapat berbagai faktor bayi lahir dengan BBLR, salah satunya yaitu ketahanan pangan rumah tangga. Salah satu program pemerintah untuk tercapainya ketahanan pangan adalah program dari Kementerian Sosial yaitu Program Keluarga Harapan PKH dan Raskin. Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi hubungan ketahanan pangan rumah tangga dengan bayi BBLR menggunakan data Survei Sosial Ekonomi dan Nasional Susenas 2015, 2016, 2017 dan Sub Sampel PKH 2017. Program Keluarga Harapan merupakan program pemerintah yang dapat dihubungkan dengan kejadian BBLR sebagai variabel social support dari pemerintah. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional yang dilaksanakan pada November 2018 - April 2019. Jumlah sampel sebanyak 22.426 responden pada tahun 2015, 22.822 pada tahun 2016 dan 7.393 pada tahun 2017. Sedangkan pada sub sampel PKH sebanyak 378 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan ketahanan pangan rumah tangga dan bayi BBLR pada tahun 2015, 2016 dan 2017 dengan nilai p=0,0001, p=0,0001 dan p=0,003. Namun, pada sub Sampel PKH tidak ada hubungan ketahanan pangan rumah tangga dengan nilai p=0,572. Oleh karena itu pemerintah terkait, Kementerian Sosial dan Kementerian Pertanian diharapkan dapat memaksimal tercapainya ketahanan pangan bagi masyarakat agar risiko bayi lahir dengan BBLR dapat diminimalisir.
Low birth weight babies LBW are babies with a birth weight of 1500 to less than 2500 grams. There are various factors that can lead to babies with LBW and one of them is household food security. One of the government programs to achieve food security is a program from the Kementerian Sosial is Program Keluarga Harapan PKH and Raskin. This study aims to identify household food security relationship with Low Birth Weight in Indonesia using National Socioeconomic Survey Susenas in 2015, 2016 and 2017. This study uses a cross-sectional study conducted on November 2018- April 2019. The number of samples are about 22.426 respondents in 2015, 22.822 respondents in 2016 and 7.393 respondents in 2017. Meanwhile, the Sub sample of PKH is about 378 respondents. The results showed that the association of household food security and LBW in 2015, 2016 and 2017 are p=0,0001, p=0,0001 and p=0,003, respectively. But in the sub sample of PKH with p=572 is not respecttively. Therefore, the government, Kementerian Sosial and Kementerian Pertanian are expected to be able to maximize the achievement of food security for the community and the risk of babies born with LBW can be minimized.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53849
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Deviana Ayushinta Sani
Abstrak :
Prevalensi hipertensi dan diabtes saat kehamilan meningkat setiap tahunnya. Diet adalah salah satu factor resiko yang dapat dirubah dapat berpengaruh terhadap komplikasi saat kehamilan, tetapi data terkait kualitas diet dan pengarunya terhadap tekanan dan gula darah dianatara ibu hamil masih sedikit. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas diet dengan tekanan darah dan gula darah pada ibu hamil di Jakarta. Studi potong lintang ini adalah bagian dari projek Brain Probiotic and LC-PUFA Intervention for Optimum Early Life (BRAVE) yang melibatkan 174 ibu hamil yang direkrut secara consecutive sampling berlokasi di tiga area di Jakarta. Kualitas diet di tentukan dengan menggunakan skor Alternate Healthy Eating Index for Pregnancy diperoleh dari 2 hari 24-hour recall. Gula darah kapiler puasa digunakan untuk mengukur konsentrasi gula darah pada responden, sedangkan tekanan darah diukur menggunakan sphygmomanometer otomatis. Karakteristik subjek dinilai menggunakan kuesioner terstruktur. Hubungan antara kualitas diet dengan tekanan darah dan gula darah dianalisis menggunakan multiple linear regression. Mayoritas subjek berada pada rentang usia 20 dan 34 tahun (75.9%), multiparitas (61.5%), tidak memiliki riwayat gestational diabetes (97.1%) dan hipertensi (93.1%). Nilai median dari skor kualitas diet sebesar 47.44 (19.18-76.6). Tidak terdapat hubungan yang ditemukan antara kualitas diet dengan gula darah (β 1.02, p=0.36) setalah dilakukan penyesuaian terhadap edukasi, riwayat diabetes mellitus dan riwayat gestational diabetes mellitus. Selanjutnya, hubungan total skor dari kualitas diet dengan tekanan darah sistolik tidak ditemukan (β-0.16, p=0.87), namun terdapat hubungan yang hampir signifikan dengan tekanan darah diastolik β-1.23, p=0.09) setalah dilakukan penyesuaian terhadap merokok, riwayat hipertensi dan riwayat keluarga hipertensi. Kesimpulannya kualitas diet memiliki hubangan yang hampir signifikan dengan kualitas diet.Kualitas diet menjadi salah satu faktor resiko dari pola hidup yang dapat dimodifikasi untuk mepertahakan kesahatan ibu hamil. Selama hamil dan sebelum melahirkan, ibu perlu menjada kualitas dietnya. ...... Prevalence of gestational hypertension and diabetes in pregnancy are increasing over the years. Diet is modifiable risk factor that may influence these problems, but data regarding diet quality affecting blood pressure and glucose profile-among pregnant women remain scarce. We assessed associations of diet quality with blood pressure and glucose level among pregnant women in Jakarta. This cross-sectional study was part of preliminary study of Brain Probiotic and LC-PUFA Intervention for Optimum Early Life (BRAVE) project, which recruited 176 pregnant women by using consecutive sampling in three districts of Jakarta. Socio-demographic characteristics of participants were identified by trained field-enumerators using a structured questionnaire. Diet quality indicated by Alternate Healthy Eating Index for Pregnancy (AHEI-P) score was obtained from the calculation of multiple 24-hour recalls. Blood pressure was measured using automated sphygmomanometer, while fasting capillary glucose was performed to assess blood glucose level. The associations between diet quality with blood pressure and glucose levels were analyzed using multiple linear regression. Most of women were between 20 and 34 years old (76%), do not have history of gestational diabetes (97%) and hypertension (93%). The median score of dietary quality was 47.4 (19.1-76.6). There was no association between AHEI-P score with blood glucose (β 1.02, p=0.36) after adjustment for education, history of diabetes mellitus and history of gestational diabetes mellitus. Furthermore, association between total score of diet quality and systolic blood pressure was not found (β-0.16, p=0.87), however there was a borderline significant association with diastolic blood pressure β-1.23, p=0.09) after adjustment for smoking, education, history of hypertension and family history hypertension. In conclusion, diet quality had borderline significant association with blood pressure among pregnant women, whereas diet quality was not significantly associate with blood glucose among pregnant women in Jakarta, even though after adjustment for confounding factors. Diet quality is one of lifestyle risk factor that can be modified during pregnancy in order to maintain optimal health of the mother. Pregnant women should maintain quality of the diet, as well as prior pregnancy.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Budiati
Abstrak :
Angka menyusui di beberapa daerah di Indonesia masih dibawah dari angka cakupan ASI nasional, rendahnya angka cakupan ASI ini turut dipengaruhi pula oleh kondisi ibu pasca persalinan terutama pada ibu dengan seksio sesarea (SC). Ibu paska SC mengalami keterlambatan rangsangan terhadap hormone oksitosin karena lambat menyusui disebabkan rasa nyeri paska operasi. Hal lain yang memengaruhi menyusui adalah dukungan dari orang sekitar memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberlangsungan pemberian ASI eksklusif. Kebiasaan serta anjuran dari orang terdekat serta kurangnya dukungan dari pasangan turut serta memengaruhi pemberian ASI eksklusif pada ibu postseksio sesarea. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektifitas model intervensi berbasis budaya (IBB) melalui pemberdayaan keluarga serta pengaruhnya terhadap persepsi kecukupan ASI serta berat badan bayi baru lahir ibu post SC. Penelitian ini menggunakan desain riset operasional melalui 3 (tiga) tahapan penelitian yaitu tahap I: Identifikasi masalah budaya dengan menggunakan metode riset campuran kuantitatif dan kualitatif. Tahap II merupakan tahap pengembangan model berdasarkan hasil tahap I, masukan pakar serta studi literatur. Tahap III merupakan tahap uji coba model serta 6 (enam) modul yang telah dihasilkan dari tahap II. Hasil penelitian tahap III terdapat perbedaan bermakna antara persepsi kecukupan ASI serta perubahan berat badan bayi baru lahir pada kelompok intervensi setelah diberikan IBB dibandingkan dengan kelompok kontrol. IBB juga terbukti mampu meningkatkan peluang sebanyak 2,53 kali terhadap persepsi ASI yang sangat cukup setelah dikontrol mitos dan dukungan keluarga. Model ini dapat direplikasikan pada tempat lain dengan menyesuaikan dengan kondisi budaya setempat dan dapat disebarluaskan kepada tenaga kesehatan lain serta peserta didik institusi Pendidikan perawatan. ......The breastfeeding rate in several regions in Indonesia is still below the national breastfeeding coverage rate, the low rate of breastfeeding coverage is also influenced by the condition of the mother after childbirth, especially in mothers with cesarean section (SC). Post-SC mothers experience delays in stimulation of the hormone oxytocin because breastfeeding is slow due to postoperative pain. Another thing that affects breastfeeding is that the support from people around has a very big influence on the continuity of exclusive breastfeeding. Habits and recommendations from the closest people and the lack of support from partners also affect exclusive breastfeeding for post-cesarean mothers. The purpose of this study was to identify the effectiveness of the culture-based intervention model (IBB) through family empowerment and its effect on perceptions of breast milk adequacy and post-SC mother's newborn weight. This study uses an operational research design through 3 (three) stages of research, namely stage I: Identification of cultural problems by using mixed quantitative and qualitative research methods. Phase II is the model development phase based on the results of phase I, expert input and literature study. Phase III is the testing phase of the model and 6 (six) modules that have been produced from phase II. The results of the third stage of the study showed that there was a significant difference between the perception of breast milk adequacy and changes in the weight of newborns in the intervention group after being given IBB compared to the control group. IBB was also proven to be able to increase the odds by 2.53 times on the perception that breastfeeding was very sufficient after controlling for myths and family support. This model can be replicated in other places by adapting to local cultural conditions and can be disseminated to other health workers and students of nursing education institutions.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library