Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sani Harjono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T41077
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzulfikar Ahmad Furqon
"Manajemen persediaan merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan suatu bisnis. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan manajemen persediaan yang teratur sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat mengatur ketersediaan produknya, sehingga produksi dan penjualan produknya dapat dilakukan dengan lancar dan tidak terhambat oleh kekurangan persediaan. Penerapan sistem kebijakan continuous review dapat membantu perusahaan dalam mengatur persediaanya melalui ukuran lot pemesanan barang dan titik pemesanan kembali. Sehingga pengadaan persediaan dapat berjalan dengan lancar. LMM merupakan jaringan retail dengan konsep wholesale yang menjual berbagai bahan makanan, pakaian, dan barang lainnya. LMM tidak memiliki data historis penjualan. Sehingga peramalan dan pemesanan barang masih berdasarkan expert judgement dan intuisi dari manajemen mereka. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kekurangan dan kelebihan pada inventori yang menyebabkan besarnya total biaya persediaan yang dikeluarkan oleh toko. Dari permasalahan tersebut, kebijakan persediaan dikembangkan dengan menggunakan sistem continuous review (s,S) untuk kategori produk A dan sistem continuous review (s,Q) untuk kategori produk B dan C. Hasil dari penelitiaan ini akan didaptkan ukuran lot pemesanan, reorder point, dan safety stock. Dengan menggunakan metode continuous review review (s,S) didapatkan penghematan total biaya persediaan sebesar 66% dan dengan metode continuous reivew (s,Q) didapatkan penghematan total biaya persediaan sebesar 53%.

Inventory management is a very important factor in running a business. Therefore, a steady inventory management policy is needed so that the company can regulate the availability of its products, so that the production and sale of its products can be carried out smoothly and isnt hampered by the lack of inventory. The implementation of a continuous review policy system can help companies manage their supplies through the lot size of goods ordered and the reorder point. So that the inventory procurement can run smoothly. LMM is a retail network with a wholesale concept that sells a variety of food ingredients, clothing, and other goods. LMM currently does not have historical sales data. So forecasting and ordering of goods is still based on expert judgment and intuition from their management. This causes the shortage and excess inventory which causes the total inventory cost incurred by the store. From these problems, an inventory policy was developed using a continuous review system (s, S) for product category A and a continuous review system (s, Q) for product categories B and C. The results of this research will get the order lot size, reorder point, and safety stock. By using the continuous review (s, S) method, a total inventory cost savings of 66% is obtained and with the continuous review (s,Q) method, a total inventory cost savings of 53% is obtained."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muna Febi Afiyanti
"ABSTRAK
Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan volume impor migas nasional, terutama volume impor minyak olahan. Hal ini disebabkan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan untuk melakukan penghematan devisa dan melakukan peralihan sumber energi menjadi energi terbarukan. Selain itu, pemerintah juga berambisi untuk mengurangi tingkat polusi nasional, terutama di kota-kota metropolitan Indonesia. Jakarta saat ini menempati urutan ke 10 sebagai ibukota dengan tingkat polusi tertinggi di dunia, dengan tingkat konsentrasi PM 2.5 sebesar 45.3 (Air Visual, 2018). Perimeter PM 2.5 digunakan sebagai acuan karena PM 2.5, yang paling banyak berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, merupakan polutan yang paling banyak menyebabkan kematian (WHO, 2017). Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang ada adalah dengan mencanangkan percepatan pengadaan kendaraan bermotor listrik (KBL) nasional, yang selanjutnya dituangkan pada Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019. Di sisi lain, Indonesia memiliki pasar sepeda motor yang sangat besar. Terbukti tidak hanya dari jumlah sepeda motor yang konsisten merupakan jenis kendaraan yang paling banyak di Indonesia, tetapi juga posisi Indonesia di pasar sepeda motor ASEAN dan dunia, yang masing-masing berada di posisi pertama dan ketiga. Maka dari itu, Indonesia pun memiliki potensi pada industri KBL, terutama KBL roda dua atau motor listrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak kebijakan pemerintah yang diterbitkan terhadap daya tarik untuk investasi industri motor listrik di Indonesia. Metode yang digunakan adalah pemodelan finansial yang dibagi menjadi tiga skenario. Berdasarkan hasil analisis, didapati bahwa kebijakan yang dibuat berdampak positif terhadap daya tarik investasi pada industri motor listrik. Maka dari itu, perlu dilakukan penjabaran lebih lanjut sesegera mungkin dari kebijakan yang ada."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryo Wicaksono
"Jumlah oli pelumas bekas yang terus bertambah menjadi masalah lingkungan dan juga ekonomi. Salah satu usaha untuk memanfaatkan lagi oli pelumas bekas adalah pemurnian ulang. Namun, pemurnian ulang memiliki banyak masalah yang berhubungan dengan manajemen rantai pasok. Untuk dapat membuat perbaikan pada manajemen rantai pasok di penyulingan ulang, pengukuran kinerja rantai pasok perlu dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja rantai pasok proses pemurnian ulang pada perusahaan pelumas di Indonesia, dan juga merancang strategi untuk meningkatkan kinerja rantai pasok mereka. Metode yang digunakan adalah Supply Chain Operations Reference (SCOR) sebagai kerangka pengukuran kinerja dan Importance-Performance Analysis (IPA) untuk memprioritaskan indikator kinerja yang akan dicari upaya peningkatan kinerjanya.  Terdapat 34 indikator kinerja pada kerangka SCOR yang akan dicari bobot dari setiap levelnya menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP). Hasil pengukuran kinerja rantai pasok penyulingan ulang pada PT X Lubricant Indonesia pada tahun 2019 dari bulan Januari hingga Desember adalah 78% yang berada pada kategori rata-rata. Indikator kinerja kemudian dipetakan menggunakan Importance-Performance Analysis (IPA) untuk memprioritaskan indikator kinerja yang akan dianalisa. Setelah itu, dicari indikator kinerja yang memiliki masalah terparah dan akar masalahnya. Indikator kinerja dengan masalah terparah adalah Supplier Quality Performance, Supplier Flexibility, dan Machine Unscheduled Shutdown. Serta, dilakukan perancangan strategi untuk meningkatkan indikator kinerja tersebut.

The amount of used lubricating oil that continues to grow becomes an environmental and economic problem. An effort to reuse used lubricating oil is Re-Refinery Process. However, Re-Refinery Process has many problems related to supply chain management. In order to be able to make improvements for supply chain management in Re-Refinery Process, performance measurement of supply chain needs to be done. This research is conducted to measure the supply chain performance of Re-Refinery Process at a lubricant company in Indonesia, and also formulate strategies to improve its supply chain performance. The methods that are used is Supply Chain Operations Reference (SCOR) as a framework for measuring performance and Importance-Performance Analysis (IPA) to prioritize performance indicators that will be analyzed for the performance improvement. There are 34 performance indicators in the SCOR framework that will be determined for the weight of each level using the Analytic Hierarchy Process (AHP). The result of the performance measurement of the Re-Refinery Process supply chain at PT X Lubricant Indonesia in 2019 from January to December is 78% which is categorized as average. Performance indicators are then mapped using Importance-Performance Analysis (IPA) to prioritize performance indicators that will be analyzed. Then, the analysis for performance indicators that have the most severe problems and its root causes is done. Performance indicators with the most severe problems are Supplier Quality Performance, Supplier Flexibility, and Machine Unscheduled Shutdown. Lastly, strategies are formulated to improve these performance indicators.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theodorus B. Hanandaka
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T41047
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutami Nadya Larasati
"Menanggapi permasalahan kurangnya kapasitas di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, pemerintah berencana untuk membangun gedung terminal baru yang lebih besar untuk dapat mengangkut penumpang. Namun, untuk merancang suatu gedung terminal yang baik, tidak hanya alur penumpang yang harus dirancang sedemikian rupa agar dapat memproses penumpang seefisien mungkin, tetapi juga bagaimana variabel-variabel atmospheric dapat mempengaruhi pengaruhi emosi penumpang serta perilaku berbelanja mereka Hal ini sangat penting karena emosi yang positif dapat memicu penumpang untuk menghabiskan waktu lebih lama di dalam toko dan membuat keputusan untuk berbelanja.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji preferensi penumpang terhadap atmospheric cues di area berbelanja di bandara dan mengusulkan rancangan sesuai dengan karakteristik desain yang dapat menimbulkan purchase intention. Analisis choice-based conjoint dilakukan terhadap 500 penumpang di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa terdapat korelasi signifikan antara atmospheric cues dan purchase intention di area berbelanja di bandara. Para penumpang lebih menyukai area berbelanja yang memungkinkan mereka untuk melihat keseluruhan isi toko dengan jelas, warna-warna dingin untuk window display, warna-warna dingin untuk lantai, dinding, dan langit-langit, dan pencahayaan dengan intensitas yang tinggi untuk koridor bandara. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa kelas sosial ekonomi juga dapat berpengaruh terhadap preferensi penumpang terhadap desain atmospheric di shopping area di bandara.

Responding to overcapacity issue at Soekarno-Hatta International Airport, today the goverment is planning to build larger terminal buildings to transport passengers. However, in designing an excellent terminal building, one should not only consider how to process passengers in the most efficient way, but also how facility-based environmental cues, or atmospheric cues, affect consumers emotional state and shopping behavior. This is important because positive emotional state drives passengers to spend more time in a store and make purchase decision.
This research aims at examining passenger preferences towards atmospheric cues in airport shopping area and proposing a shopping area design in accordance to atmospheric design characteristic that drives consumers purchase intention. Choice-based conjoint was conducted towards 500 passengers at Soekarno-Hatta International Airport.
Research findings indicate that there is significant correlation between atmospheric cues and consumers purchase intention in airport shopping area. Passengers prefer a shopping area with high in-store visibility, cool colors for window display, cool colors for floors, wall, and ceiling, and bright lighting for airport hallway. This research also found that Socio Economic Status (SES) affects passengers preference.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibuea, Calvin Paulus
"IIndustri furnitur secara global dan nasional dikuasai oleh sektor industri Furnitur kayu. Bersamaan dengan kapasitas pasar yang terus berkembang, Furnitur industri kayu memiliki potensi ekonomi menjanjikan untuk pembangunan ekonomi Indonesia. Built-in Furniture (Furnitur Tanam) adalah produk yang melekat secara permanen terhadap bangunan dan dirancang untuk tidak diubah dalam jangka panjang, misalnua kitchen set dan wardrobe. Namun hingga saat ini bisnis built-in furniture kurang menaruh perhatian pada model kemasan dikarenakan bentuk, ukuran, dan bahan yang berbeda setiap produk. Hal ini menimbulkan kerusakan persentase kerusakan produk cukup besar dalam proses transportasi. Penelitian ini mengupayakan bantuan untuk industri built-in furniture di Jakarta untuk memiliki rancangan baru kemasan produk yang aman bagi berbagai lini produk, efisiensi pengemasan, dan harga yang optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan atribut kebutuhan konsumen dan bisnis itu sendiri serta melakukan pembobotan terhadap kualitas kemasan furnitur. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan rekomendasi rancangan kemasan furnitur untuk mengurangi kerusakan dan mempercepat proses pengemasan dalam proses produksi. Penelitian ini mengintegrasikan metode Design Thinking. Metode Design Thinking membantu menganalisis permasalahan dari sudut pandang produk dan pengguna sehingga dapat memberikan solusi kreatif yang menyeimbangkan perancangan dan pengembangan produk dengan mempertimbangkan faktor logistik dan ergonomi, Penelitian ini menghasilkan rancangan kemasan furnitur untuk industri built-in furniture di Jakarta.

The Furniture industry globally and nationally is controlled by the wood Furniture industry sector. Regarding the market capacity that continues to grow, the Furniture industry has promising economic potential for Indonesia's economic development. Built-in furniture is a product that is permanently attached to a building and is designed not to be changed in the long run, for example kitchen sets and wardrobe. However, until now the wooden built-in furniture business has not been given enough attention to the packaging model depending on the shape, size and material that is different for each product. This causes a significant percentage of product damage in the transportation process. This research is seeking assistance for the built-in furniture industry in Jakarta to have a safe product packaging design for various product lines, packaging efficiency, and optimal prices.
This study aims to determine the attributes of the needs of consumers and the business itself as well as weighting the quality of furniture packaging. This is intended to provide a discussion of furniture packaging design to reduce damage and improve the packaging process in the production process. This research integrates Design Thinking methods which helps to analyze specific problems from product development and design approach wit consideration of logistics dan ergonomics factors. This research resulted in Furniture packaging design for the wood furniture industry in Jakarta
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrien Varian Hilmy Pramono
"Coronavirus (SARS-CoV-2) telah menjadi perhatian utama di seluruh dunia. Sebagai tanggapan, Pemerintah Indonesia menerapkan beberapa upaya untuk memperlambat dan mengendalikan penyebaran virus. Hal ini termasuk tim respon cepat, rumah sakit berkualitas yang ditunjuk, dan pembatasan sosial skala besar. Selanjutnya, kementerian kesehatan menyarankan agar masyarakat menjaga kebersihan dan memakai masker setiap saat di depan umum. Untuk meningkatkan kesadaran dan memperlambat penyebaran virus, dapat dibuat masker yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan design thinking. Berdasarkan empati, ini menentukan perilaku dan kebutuhan calon pengguna. Hal ini kemudian akan didefinisikan dalam pemetaan empati sebagai salah satu alat visual. Kansei Engineering juga digunakan untuk menangkap kebutuhan psikologis pengguna. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi produk prototipe dengan fitur kunci fungsional yang dapat dimanfaatkan dan ditinjau oleh pengguna.

Coronavirus (SARS-CoV-2) has become a major concern worldwide. As a response, The Government of Indonesia applied several efforts to maintain and control the spreading of the virus. These includes fast response team, appointed qualified hospitals, and an appeal for large-scale social restrictions. Furthermore, the ministry of health suggested for public to maintain hygiene and wear mask at all times in public. To increase awareness and to slow down the spreading of the virus, one can create a suitable mask that fits to the user's requirements.
This research is done with the design thinking approach. Based on empathy, it determined the behavior and needs of the potential users. These will be then defined into empathy mapping as one of the visual tools. Kansei Engineering is also used to capture the psychological needs of the user. The result of this research is expected to be a prototype product with functional key features that can be utilized and reviewed by the users."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhafira Rahmayanti
"Model Supply Chain Operation Reference (SCOR) banyak digunakan untuk menilai kondisi rantai pasok suatu perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada PT. X yang merupakan salah satu industri pengemasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah SCOR sebagai kerangka penilaian, Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai metode pendukung untuk memberikan bobot penilaian, dan metode analisis Importance Performance Analysis (IPA) untuk menganalisis hasil penilaian. Dalam menganalisis hasil penilaian kinerja, penelitian ini dibantu oleh sistem pengelompokkan Traffic Light System dan Prioritization Matrix untuk merancang usulan strategi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja rantai pasok dan memberikan usulan strategi perbaikan untuk indikator-indikator yang kurang baik. Terdapat 29 indikator kinerja yang tervalidasi untuk diukur dalam model. Dari hasil pengukuran kinerja rantai pasok pada PT. X tahun 2019, nilai yang didapatkan perusahaan yaitu sebesar 66,92% yang menunjukkan kinerja perusahaan hanya berada pada kategori rata – rata dengan warna kuning. Dengan menggunakan kuadran IPA, didapatkan 4 indikator kinerja rantai pasok yang kurang baik dan memerlukan perbaikan segera. Setelah dianalisis lebih lanjut, terdapat 10 usulan strategi untuk memperbaiki keempat indikator kinerja rantai pasok yang kurang baik. Usulan tersebut kemudian dihitung korelasi dan prioritasnya menggunakan prioritization matrix. Usulan strategi yang berada di peringkat pertama yaitu meningkatkan koordinasi antardepartemen, dan strategi di peringkat akhir yaitu meningkatkan proses quality control terhadap mesin dan bahan baku produksi.

Supply Chain Operation Reference (SCOR) model is widely used to determine the condition of a company's supply chain. This research was conducted at PT. X which is one of the packaging industry. The method used in this research is SCOR as the measurement framework, Analytical Hierarchy Process (AHP) as a supporting method for weighting indicators, and Importance Performance Analysis (IPA) as a method to analyze the calculated results. In analyzing the results, this study was assisted by a Traffic Light System grouping system and Prioritization Matrix to design a proposed strategy. The purpose of this study is to determine the performance of the supply chain and provide a proposed improvement strategy for indicators that are not good. There are 29 validated performance indicators to be measured in the model. The measurement results of the supply chain performance at PT. X in 2019, the company’s score was 66.92% which shows the company's performance is only in the average category with a yellow color. y using the IPA quadrant, there are 4 indicators of supply chain performance that are not good and require immediate improvement. After further analysis, there are 10 proposed strategies to improve the four indicators of supply chain performance that are not good. The proposed strategy is then calculated by its correlations and priorities using a prioritization matrix. The first rank strategy from the matrix is to improve interdepartmental coordination, and the final rank strategy is to improve the process of quality control of production machinery and raw materials."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nara Adhisthana
"Pelaksanaan proyek konstruksi yang dikelola oleh kontraktor swasta dewasa ini tidak hanya mempertimbangkan aspek teknis seperti biaya, waktu, dan ruang lingkup tetapi juga aspek manajemen proyek yang sering berkaitan dengan kematangan internal perusahaan dalam mengelola proyek. Seiring dengan berkembangnya teori dalam bisnis konstruksi, terdapat pertimbangan aspek lainnya yaitu aspek sustainability. Teori sustainable construction lahir sebagai akibat dari kegiatan konstruksi yang diperkirakan berkontribusi terhadap 50 persen limbah padat di dunia. Salah satu bentuk konstruksi adalah konstruksi stasiun instrumen meteorologi yang semakin dibutuhkan di era dengan cuaca tidak menentu ini. Selain waktu pembangunan yang cukup lama, stasiun instrumen meteorologi akan dibangun di antara pemukiman warga dan akan digunakan untuk jangka waktu yang lama. Oleh sebab itu, penting bagi kontraktor untuk menerapkan praktik sustainability yang berfokus pada 3 pilar yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat praktik su stainability dengan studi kasus proyek konstruksi stasiun instrumen meteorologi di 3 lokasi berbeda di Indonesia. Hasil penelitian dengan menggunakan metode Distance to Ideal Maturity Level (DIML) dan Importance Performance Analysis (IPA) menunjukan proyek di satu lokasi memiliki nilai terendah dengan nilai terendah yaitu 3 dari 5 tingkat sehingga perlu dilakukan perbaikan agar kematangan proyek meningkat.

Construction project run by private contractor has many aspects to consider other than cost, time, and scope but also other aspect such as project management which usually associates with maturity of a company in managing a project. As the theory in construction business developed, another aspect to consider is sustainability. Sustainability in construction usually known as sustainable construction theory, emerge as a result of waste generated by construction project which responsible for an estimated 50 percent of solid waste. Construction of a meteorological instrument station also takes part in contribution of solid waste. Due to weather uncertainty, more meteorological instrument stations are being construct progressively. Aside from the time consuming construction, it is also located among residential area which will be used for a long period of time. The sustainability theory itself has 3 pillars that is economy, environment, and social. Therefore, it is important for contractor to implement sustainability practices. The purpose of this article is to assess sustainability practices in case studies addressed to construction of meteorological instrument stations in 3 different locations in Indonesia. The result, which processed using Distance to Ideal Maturity Level (DIML) and Important Performance Analysis (IPA), shows one location with lowest maturity level (3 out of 5). Furthermore, recommendations on sustainability pra ctices are provided in order to improve the maturity level of the project."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>