Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gultom, Ferry Pergamus
"Latar belakang : Penyakit periodontal baik periodontitis kronis maupun periodontitis agresif adalah manifestasi klinis dari interaksi agen, yaitu bakteri seperti A.actinomycetemcomitans ( Aa ) dan produknya antara lain Cytolethal Distending Toxin ( CDT ) dengan sel inang di jaringan periodontal seperti sel fibroblas dan osteoblas. Interaksi tersebut dan dampaknya dalam patogenesis penyakit periodontal belum sepenuhnya dipahami.
Tujuan penelitian : Untuk mengungkapkan peran CDT-like protein Aa yang diisolasi dari periodontitis kronis dan agresif dalam patogenesis penyakit periodontal, dengan cara memaparkan lisat bakteri yang mengandung CDT-like protein dengan fibroblas dan osteoblas. Dampak dari interaksi tersebut dievaluasi berdasarkan analisis viabilitas dan ekspresi mRNA IL - 1, IL - 6, TNF - α dan RANKL dengan menggunakan metode MTT assay dan Real Time PCR.
Metoda : Digunakan tiga macam konsentrasi CDT-like protein dari lisat bakteri Aa hasil isolasi dari periodontitis kronis dan agresif yaitu 2 g / l, 10 g / l dan 20 g / l untuk uji viabilitas fibroblas dan osteoblas hasil kultur. Untuk uji ekspresi mRNA, digunakan konsentrasi 2 g / l CDT-like protein dari lisat bakteri yang sama dan diaplikasikan ke sel fibroblas dan osteoblas.
Hasil : Terdapat kecenderungan berbeda pada viabilitas dan ekspresi sitokin antara sel fibroblas dan osteoblas setelah diberi pemaparan dengan CDT-like protein Aa, baik yang diisolasi dari periodontitis kronis maupun dari peridontitits agresif.
Kesimpulan : CDT-like protein yang diproduksi oleh dua isolat Aa yang berbeda yaitu dari periodontitis kronis dan periodontitis agresif mengakibatkan respons biologis yang berbeda terhadap sel fibroblas dan osteoblas. Hasil ini mencerminkan perbedaan mekanisme patogenesis kedua penyakit periodontal tersebut."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
D1398
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Dewiyani
"Enterococcus faecalis adalah bakteri yang paling dominan pada kasus infeksi pasca perawatan endodontik. Telah diteliti aktivitas fenotipnya (kemampuan membentuk biofilm dan Gel E serta viabilitasnya terhadap NaOCL dan khlorheksidin) dan profil genotipnya. Ternyata tidak ada perbedaan aktivitas Gel E E. faecalis saluran akar dan saliva pasien pra dan pasca perawatan. Dalam membentuk biofilm, kemampuan E. faecalis saluran akar pra-perawatan lebih kuat daripada pasca-perawatan, sedangkan kemampuan E. faecalis saliva tidak berbeda. Viabilitas E. faecalis menurun jika kadar NaOCl dan khlorheksidin meningkat; 30 menit adalah waktu inkubasi efektif. Terdapat keragaman profil genotip antara E. faecalis saliva dan saluran akar, pra dan pasca perawatan.

Enterococcus faecalis is strong dominance bacteria in post treatment endodontic disease. Its phenotype activity (its ability to produce biofilms and Gel E also its viability to NaOCL and chlorexidine) and its genotype profile has been observed. It turns out that there?s no difference in E. faecalis Gel E activity of root canal and saliva from pre- nor post-endodontic treated patients. In producing biofilms, the ability of E. faecalis pre-endodontic treated root canal was stronger than the postendodontic treated root canal, while the ability of E. faecalis from saliva have no difference. The viability of E. faecalis decline if the concentration of NaOCl and chlorexidine were increasing; the effective incubation time was 30 minutes. There?s various genotype profile between E. faecalis of saliva and root canal either pre- or post-endodontic treatment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
D1450
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Chair Effendi
"ABSTRAK
Disertasi ini membahas modifikasi mineral trioxide aggregate (MTA) menjadi nanopartikel mineral trioksida (NMT) dan menentukan potensi NMT tersebut dengan cara menganalisis aktivitas proliferasi dan diferensiasi sel punca mesensimal pulpa gigi serta maturasi sel ke arah odontoblas. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksperimental laboratorik Hasil penelitian menyimpulkan bahwa a) NMT meningkatkan proliferasi dan tidak toksis terhadap DPSC dan SHED; b) NMT meningkatkan aktivitas ALP khususnya pada SHED; c) NMT meningkatkan aktivitas OC khususnya pada DPSC; d) NMT meningkatkan aktivitas DSPP pada DPSC dan SHED; e) NMT meningkatkan jumlah deposit kalsium dan matrik ekstrasellular pada DPSC dan SHED.

ABSTRACT
The Dissertation discussed the modification of mineral trioxide aggregate (MTA) to nanoparticle mineral trioxidea (NMT) and determining NMT potential by analyzing the proliferation and differentiation of dental pulp stem cells and maturation activities to odontoblasts. The quantitative research used experimental laboratory design. Based on the research findings, it can be concluded that a) NMT increased cells proliferation and was not toxic to DPSC and SHED; b) NMT increased ALP activities, especially on SHED; c) NMT increased OC activities, especially on DPSC; d) NMT increased DSPP activities on DPSC and SHED; e) NMT increased the quantity of calcium deposit and extracellular matrix on DPSC and SHED."
Jakarta: 2012
D1310
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Basri A. Gani
"Latar Belakang. Candida albicans (C. albicans) merupakan flora normal rongga mulut sebagai agen utama infeksi kandidiasis oral. Asap rokok dilaporkan sebagai salah satu faktor peningkatan biofilm dan transisi perubahan morfologi C. albicans. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran cigarette smoke condensate (CSC) terhadap pembentukan biofilm dan transisi perubahan morfologi C. albicans isolat saliva. Metode Candida albicans isolat saliva perokok dikultur pada CHROM Agar dan disetarakan dengan Mc. Farland 0,5 (1 × 108 CFU/ml). Selanjutnya diuji potensi pembentukan biofilm berdasarkan optikal densitas spektrofotometri pada panjang gelombang 620 nm yang hasilnya dianalisis dengan one way anova. Sedangkan transisi perubahan morfologi sel C. albicans setelah disensitisasi dengan CSC kretek dan non-kretek diamati dengan mikroskop pada pembesaran 1000x. Hasil. Akititas CSC non kretek lebih kuat menginduksi pembentukan biofilm dibandingkan dengan CSC kretek, khususnya pada waktu 24, 48, dan 72 jam (p<0,05) dibandingkan masa inkubasi 12 jam, dengan korelasi yang sangat kuat (p<0,01), hal ini sejalan dengan profil massa biofilm yang diamati secara visual dengan mikroskop. Hasil tersebut sejalan dengan transisi perubahan morfologi C. albicans dari blastospora ke bentuk psudohypha dan hypha yang diinduksi dengan CSC non-kretek lebih baik dibandingkan dengan CSC kretek dan C. albicans isolat saliva (tanpa sensitisasi dengan CSC). Kesimpulan. CSC kretek dan non-kretek dapat meningkatkan pembentukan biofilm Candida albicans isolat saliva, sekaligus mempercepat perubahan transisi morfologi dari blastospora menjadi pseudohypha dan hypha.

Candida albicans (C. albicans) is a commensal of oral cavity and the main agent of oral candidiasis. Cigarette smoke is reported as predispose factors of biofilm formation and transition of morphological changes of C. albicans. This study to analyze the role of cigarette smoke condensate (CSC) on biofilm formation and transition of morphological changes of C. albicans saliva isolates. Candida albicans smoker saliva isolate is cultured on CHROM-Agar and synchronized with Mc. Farland 0.5 (1×108 CFU/ml). Biofilm assay based on spectrophotometric density at 620 nm wavelength and data analyzed by one way ANOVA. The biofilm mass and transition of morphological changes of C. albicans cells was observed by light microscope at 1000x magnification. Result study shown The CSC no-kretek strongly induced the formation of biofilms compared with CSC kretek, particularly at 24, 48, and 72 hours (P<0.05) compared to the 12-hour, correlation (P<0.01) in accordance with the biofilm mass observed by light microscope also consistent the transition of C. albicans morphological changes from blastospora to pseudohypha and hypha (P<0,05). CSC kretek and non-kretek could increase the biofilm formation of Candida albicans saliva isolates, simultaneously accelerating the morphological transition changes from blastospora to pseudohypha and hypha."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library