Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
Richadiana Kartakusuma
"Nama Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung Sri Dharmmodaya Mahasambhu dikenal sebagai salah satu dari raja raja yang bertakhta pada periode Mataram kuno. Di antara raja-raja yang memerintah pada waktu itu Dyah Balitung termasuk raja yang banyak mengeluarkan prasasti setelah Pu Lokapala. Sekalipun demikian, keterangan keterangan yang diperoleh sampai saat ini belum dapat mengungkapkan secara lengkap kejadian di masa pemerintahannya yang dua belas tahun lamanya (898-910 M) Keterangan yang dianggap agak jelas tentang diri Dyah Balitung baru diketahui dari salah satu prasastinya yang terkenal, yaitu Prasasti Mantyasih yang berangka tahun 907 M ..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S11614
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Siwi Riatiningrum
"Peristiwa perpindahan kekuasaan dari seorang raja kepada raja yang lain, serta perpindahan pusat kerajaan, diikuti berdirinya kerajaan baru, baik yang bersifat se_bagai penerus kerajaan yang lama maupun bukan, banyak kita jumpai dalam sejarah kerajaan-kerajaan kuno di Jawa (Soebardi dan Johns 1962:39). Dalam mendirikan kerajaan baru, setiap penguasa mengharapkan kerajaannya menjadi besar dan makmur. Untuk itu perlu diusahakan adanya ke_selarasan antara kerajaan dan jagat raya. Hal tersebut menunjang adanya kepercayaan dalam masyarakat bahwa ma_nusia senantiasa berada dibawah pengaruh kekuatan yang bersumber kepada alam. Kekuatan tersebut mungkin mengaki_batkan kemakmuran atau kehancuran, bergantung kepada pribadi atau kelompok masyarakat dalam menyelaraskan kehidupan dan kegiatan mereka dengan jagat raya (Heine Geldern 1972:1)"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S12054
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dyah W. Dewi Sadjarwo
"Beberapa macam sumber sejarah dapat kita pakai untuk merekonstruksikan sejarah. Akan tetapi sampai saat ini yang dianggap mengandung data-data yang paling mendekati kebenaran, adalah prasasti. Seperti diketahui, prasasti selain memberikan data-data historis kepada kita juga memberikan data-data kemasyarakatan, perekonomian dan keagamaan [Boechari,1977c:91] . Kaitan yang amat erat antara sejarah politik dengan sejarah sosial, dimana perubahan-perubahan sosiallah yang mendukung terjadinya pergerakan politik, menyebabkan para sarjana menilai pentingnya mengadakan penelitian terhadap kehidupan masyarakat masa lampau [Boechari,1977b; Sartono Kartodirdjo,1972:1). Di dalam karya tulis ini prasasti yang akan dibahas adalah prasasti Luitan yang berangka tahun 823 Saka. Prasasti yang diketemukan pada tahun 1976 di Cilacap ini memuat suatu masalah sosial dari satu kelompok masyarakat, yaitu proses penduduk desa atas pajak yang terlalu tinggi_"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S11586
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sriwiyanti
"Stupa dalam agama Buddha merpunyai nilai keagamaan yang penting dan merupakan lambang dari agama Buddha (Ber_net Kempers, 1976). Stupa itu sendiri berupa bangunan bar_bentuk kubah (Anda) yang berdiri di atas sebuah lapik dan dimahkotai oleh sebuah yasthi (tiang) dan chatra (payung). Yasthi berdiri di atas harmika yang terdapat di atas Menurut jenisnya stupa di Indonesia terdiri dari tiga macam :Stupa sebagai puncak dari suatu bangunan.Stupa sebagai bangunan lengkap, berdiri sendiri atau berkelompok seperti candi Muara Takus, candi Borobudur, candi Biaro Bahal, dan candi Sumberawan.Stupa sebagai pelengkap bangunan selaku candi per_wara seperti stupa pada kelompok candi perwara candi Plaosan Lor (Soekmono, 1974 : 64).Candi terbesar dalam bentuk stupa yang berdiri sendiri ialah candi Borobudur yang terletak di dataran tinggi Kedu di sebelah selatan kota Magelang. Pada relief candi..."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S11975
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ninny Soesanti Tedjowasono
"Berbicara tentang masalah sistim pemerintahan dalam sejarah kuno Indonesia adalah sesuatu yang menarik. Apalagi kalau kita bertitik tolak pada konsep terjadinya suatu negara yang kita temui di dalam kitab-kitab kuno agama Hindu. Menurut kitab-kitab itu syarat bagi suatu negara ialah adanya 7 unsur negara, yaitu kepala negara, pejabat-pejabat dengan kata lain pemerintahan, wilayah, rakyat, kota_benteng, angkatan perang dan negara-negara sahabat. Satu ha1 dari unsur pemerintahan yang masih langka dibicarakan atau ditulis secara sistimatis adalah masalah birokrasi, khususnya dalam lingkup sejarah kuno Indonesia. Di dalam masyarakat yang besar, yang menempati wilayah kerajaan yang luas seperti kerajaan Mataram kuno, maka penggunaan kekuasaan akan sulit dilakukan tanpa adanya suatu alat penghubung yang teratur yaitu birokrasi. Dengan birokrasi maka penggunaan kekuasaan dari pemerintah pusat dapat dilakukan lebih cepat lebih luas dan merata sampai ke daerah-daerah (Soerjono Soekanto 1977,184 ). Birokrasi sebenarnya merupakan organisasi yang bersifat hirairkis yang di tetapkan secara rasionil untuk mengkordinir pekerjaan orang-orang untuk kepentingan pelaksanaan tugas-tugas administratif_"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S11936
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
D.S. Setya Wardhani
"Salah satu perioda di dalam sejarah Indonesia yang kini belum begitu lengkap gambarannya ialah apa yang biasa disebut Jaman Kadiri. Jaman ini mulai sejak raja Dharmawangsa Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua, yaitu Pangjalu dengan ibukotanya Daha, dan Janggala dengan ibukotanya Jiwana (= Kahuripan), lama ibukota kerajaan Janggala ini ditemukan di dalam naskah Negarakrtagama yang ditemukan di Klungkung. Di samping naskah Negarakrtagama tersebut, dalam dua tahun terakhir juga ditemukan naskah Neagarakrtagama yang lain, yaitu di Amlapura, Bali, sebanyak satu naskah dan di Geria Carik Sideman, Bali, sebanyak dua naskah. Dengan demikian hingga sekarang sudah ditemukan lima naskah Nggarakrtagama.Di dalam naskah Negarakrtagama yang pertama, yang ditemukan di Lombok pada tahun 1894, pembagian kerajaan tersebut di atas disebutkan di dalam pupuh 68 : dan hanya menyebut Pangjalu dengan ibukotanya Daha. Rupa-rupanya pengutip naskah menghilangkan satu pada..."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S11984
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
P.E.J. Ferdinandus
"Dalam hibungan dengan pemandian suci di pulau Jawa ditemukan arca pancuran. Arca-arca tersebut terdapat mempunyai hubungan yang erat dengan pemandian suci, misalnya di Jawa Timur: di Belahan dijumpai sebuah pemandian dengan arca-arca pancuran yang melukiskan seorang wanita dan airnya dipancarkan keluar dari kedua buah dadanya dan dari telapak tangannya (Stuterheim, 1938, h.299-308). Di Jalatunda terdapat sebuah pemandian dengan arca-arca pancuran kepala naga yang mengeluarkan air dari mulutnya (Bosch and De Haan, 1965, h.220, gambar 7). Di Gempol Kerep ditemukan sebuah arca pancuran Garuda membawa kendi di tangan kirinya, airnya dipancarkan dari kendi (R.O.C. 1907, h.29)..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1974
S11825
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Titi Surti Nastiti
"Sampai saat ini prasasti masih dianggap sebagai sumber utama dalam merekonstruksi jalannya sejarah kuno Indonesia. Data yang terkandung di dalamnya tidak saja penting bagi penyusunan sejarah politik Indonesia sampai akhir abad ke-15, tetapi penting juga untuk peneli-tian yang menyangkut masalah kehidupan sosial-ekonomi dari masyarakat Indonesia Kuno (Boecheri, 1965; 1977c). Prasasti yang akan dibahas dalam studi ini adalah prasasti Pagumulan yang berangka tahun 824 Saka serta 825 Saka. Dari angka tahunnya ini maka dapat diketahui_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S12074
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
I Gusti Agung Ayu Ratnadi
"Relief Candi Borobudur, yaitu pada relief Jataka-avadhana, Lalitavastara dan karmavibhangga ada dilukiskan alat-alat upacara yang di antaranya dapat dikenali sebagai: ghanta, vajra, dhupa, dipa, pamandyangan, sangku, puspa, wanci (talam berkaki satu) lengkap dengan tutupnya dan semacam bentuk shanti. Diantara alat-alat upacara yang dilukiskan itu ada yang menyerupai alat-alat upacara perunggu hasil penemuan kepurbakalaan yang sekarang disimpa di Meseum Pusat Jakarta. Jenis alat-alat upacara perunggu itu antara lain terdiri atas: ghanta, vajra, dhupa, dipa, sivambha, berkaki tiga (tripada) yang di Bali biasanya dipergunakan oleh pedanda Siwa, svambha berkaki satu (ekapada) yang di Bali biasanya dipakai oleh pedanda Buddha dan disebut pamandyangan, tempat vija/aksata, tempat cendana/gandha, talam berkaki satu yang biasanya dipergunakan sebagai tempat alat-alat upacara atau sesajen sebagaimana masih dilakukan di Bali. Alat-alat perunggu itu diduga berasal dari abad ke-7-15 Masehi."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1975
S 11859
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bambang Budi Utomo
"Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui persebaran pemukiman dari masa klasik di daerah Kedu, dan memetakannya di dalam peta topografi yang berskala kecil (1:50.000) sehingga dihasilkan sebuah peta persebaran yang diperlukan sebagai titik tolak dari analisis dan tafsiran selanjutnya. Penelitian yang bertujuan seperti tersebut di atas belum dilakukan, karena itu dalam penelitian arkeologi yang pernah dilakukan belum dilampirkannya peta keletakan situs arkeologis secara regional, dan belum dijelaskan tentang keletakan situs arkeologis secara tepat di dalam peta. Telaah mengenai pemukiman melalui pendekatan regional untuk pertama kali dilakukan di situs-situs yang terdapat di dalam jari-jari 5 km dari candi Borobudur pada tahun 1975/1976 (Bambang Soemadio dkk 1976). Penelitian tentang pemukiman kuna selanjutnya dilakukan di situs Banten pada tahun 1976 (Mundardjito, Hasan Muarif Ambary, Hasan Djafar 1978), 1977 dan 1978 (belum diterbitkan); penelitian candi Gondosuli pada tahun 1978 (belum diterbitkan); penelitian Candi Sojiwan pada tahun 1980 (belum diterbitkan)..."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S11793
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library