Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farissa Luthfia
"ABSTRAK
Kardiomiopati hipertrofik merupakan kelainan genetik jantung yang cukup sering terjadi di populasi pasien usia dewasa. Diagnosis dan tatalaksana dari kardiomiopati hingga saat ini menjadi dilema bagi sebagian dokter. Target penatalaksanaan kardiomiopati hipertrofi adalah menatalaksana gejala dan tanda yang pasien alami, mencegah kematian mendadak, serta pemberian edukasi."
Bandung : Interna Publishing (Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam), 2019
CHEST 6:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar Belakang: Tujuan studi ini adalah membandingkan terapi antara siklofosfamid dan mikofenolat mofetil pada remisi nefritis lupus melalui sebuah laporan kasus berbasis bukti (evidence-based case report) yang diperoleh dari telaah sistematis dan meta-analisis.
Metode: Metode yang digunakan pada studi ini adalah laporan kasus berbasis bukti menggunakan telaah sistematis dan meta-analisis. Pertanyaan klinis adalah manakah terapi imunosupresan yang memberikan hasil lebih baik pada remisi nefritis lupus; siklofosfamid atau mikofenolat mofetil? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kami melakukan pencarian dari situs PubMed dengan kata kunci ?lupus nephritis AND mycophenolate mofetil AND cyclophosphamide? dengan batasan telaah sistematis dan/atau meta-analisis, bahasa Inggris, dan hanya melakukan perbandingan secara spesifik terhadap kedua obat.
Hasil: Dari pencarian awal, kami memperoleh 11 artikel telaah sistematis dan/atau meta-analisis terkait terapi nefritis lupus. Satu artikel dieksklusi karena berbahasa Yahudi, empat artikel lain dieksklusi karena tidak spesifik melakukan perbandingan terhadap mikofenolat mofetil dan siklofosfamid sehingga diperoleh enam studi yang ikut serta dalam telaah kritis dan diskusi laporan kasus kami.
Kesimpulan: Berdasarkan bukti-bukti ilmiah yang diperoleh, mikofenolat mofetil memberikan efektivitas yang sama (non-inferior) dengan siklofosfamid dalam mencapai remisi pada nefritis lupus, tetapi memiliki tingkat keamanan yang lebih baik daripada siklofosfamid. Pasien pada kasus mendapatkan mikofenolat mofetil dan telah menunjukkan perbaikan secara klinis ke arah remisi pada evaluasi pasca-rawat inap

Background: The aim of this case study is to compare the effectiveness between cyclophosphamide and mycophenolate mofetil to achieve remission of lupus nephritis in an evidence-based case report from meta-analyses.
Methods: Method in this case study is evidence-based case report using meta-analyses. Clinical question used in this paper is; which immunosuppressant gives better result in achieving remission in lupus nephritis patient: cyclophosphamide or mycophenolate mofetil? To answer this question, we search the evidence from PubMed with the keywords: ?lupus nephritis AND mycophenolate mofetil AND cyclophosphamide? with inclusion criteria of meta-analysis, written in English, and focused comparing cyclophosphamide and mycophenolate mofetil.
Results: From the searching method, we found 11 articles which is relevant. One has been excluded since it written in Hebrew, 4 articles excluded since are not focus answering the clinical question. At the end, 6 studies were included to the critical appraisal step.
Conclusion: Based on the evidences, mycophenolate mofetil is non-inferior to cyclophosphamide in achieving remission in lupus nephritis patients, but with the better safety profile. Patient in our case study get mycophenolate mofetil and shows better clinical condition towards remission as she are evaluated in the outpatient clinic.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Tasrif Mansur
"Latar Belakang: Hingga saat ini belum ada publikasi yang melakukan pembahasan mengenai sistem stratifikasi risiko pasien STEMI pada populasi dewasa muda. Selain itu rokok dan riwayat PJK dini dalam keluarga yang merupakan faktor risiko utama kejadian STEMI pada dewasa muda juga belum terlihat perannya dalam sistem stratifikasi risiko manapun. Skor TIMI yang paling banyak digunakan dalam menilai prognosis pasien STEMI juga masih dipertanyakan keakuratannya pada kelompok dewasa muda.

Tujuan: Studi ini bertujuan mengetahui proporsi mortalitas pasien STEMI dewasa muda yang di RS Cipto Mangunkusumo, melakukan validasi skor TIMI pada pasien dewasa muda, dan mengembangkan sistem stratifikasi risiko untuk pasien STEMI dewasa muda.

Metode: Penelitian ini adalah studi prognosis dengan desain kohort retrospektif menggunakan data rekam medis RSCM pada pasien berusia ≤50 tahun yang dirawat dengan STEMI dari tahun 2018 hingga tahun 2022. Dilakukan analisis univariat untuk mendapatkan data karakteristik subjek dan proporsi mortalitas 30 hari pasien STEMI dewasa muda. Dilakukan analisis bivariat untuk melihat hubungan merokok dan Riwayat PJK dini dalam keluarga dengan mortalitas 30 hari. Dilakukan uji validasi skor TIMI pada subjek penelitian dewasa muda. Dilakukan analisis multivariat untuk mendapatkan model prediksi baru dan dilakukan uji performa diskriminasi dan kalibrasi model modifikasi atau kombinasi baru.

Hasil: Didapatkan 164 subjek penelitian. Pasien yang memiliki faktor risiko merokok adalah sebanyak 107 orang (65,2%). Sementara yang memiliki riwayat PJK dini dalam keluarga adalah sebanyak 39 orang (23,9%). Pasien yang memiliki komorbid hipertensi sebanyak 80 orang (48,8%) dan yang menderita diabetes sebanyak 71 orang (43,3%). Proporsi mortalitas 30 hari pasien dewasa muda sebanyak 7,9% (13 orang). Tidak terdapat korelasi dengan mortalitas 30 hari pasien STEMI dewasa muda untuk riwayat merokok (HR 0,0441 (IK 95% 0,148-1,312) dan nilai p 0,141) dan riwayat PJK dini dalam keluarga (HR 0,567 (IK 95% 0,126-2,559) dan nilai p 0,461). Skor TIMI memperlihatkan kemampuan prediksi mortalitas 30 hari pasien STEMI dewasa muda yang baik, dimana didapatkan nilai AUC 0,836 (IK 95% 0,717-0,956) dengan nilai p <0,0001. Kombinasi skor TIMI dengan variabel riwayat merokok memperlihatkan performa diskriminasi yang baik dalam prediksi mortalitas 30 hari pasien STEMI dewasa muda dengan nilai AUC 0,875 (p<0,0001). Namun ketika dilakukan perbandingan antara nilai AUC skor TIMI dengan skor TIMI dengan tambahan faktor riwayat merokok tidak didapatkan peningkatan akurasi yang bermakna (nilai p 0,2146).

Simpulan: Proporsi mortalitas 30 hari pasien STEMI dewasa muda adalah sebanyak 7,9%. Skor TIMI memiliki performa diskriminasi dan kalibrasi yang baik dalam memprediksi mortalitas 30 hari pasien STEMI dewasa muda. Skor TIMI dengan penambahan faktor riwayat merokok memiliki performa diskriminasi dan kalibrasi yang lebih baik dalam memprediksi mortalitas 30 hari pasien STEMI dewasa muda dibandingkan skor TIMI murni, namun tidak memiliki signifikansi peningkatan akurasi.


Background: Until now, there have been no publications discussing the risk stratification system for STEMI patients in the young adult population. Additionally, the role of smoking and a family history of early coronary artery disease (CAD) as major risk factors for STEMI in young adults has not been addressed in any risk stratification system. The accuracy of the widely used TIMI score in assessing the prognosis of STEMI patients in the young adult group is also questionable.

Objective: This study aims to determine the proportion of mortality among young adult STEMI patients at Cipto Mangunkusumo Hospital, validate the TIMI score in young adult patients, and develop a risk stratification system for young adult STEMI patients.

Methods: This research is a retrospective cohort prognosis study using medical record data from Cipto Mangunkusumo Hospital on patients aged ≤50 years who were hospitalized with STEMI from 2018 to 2022. Univariate analysis was conducted to obtain subject characteristics and the proportion of 30-day mortality among young adult STEMI patients. Bivariate analysis was performed to examine the relationship between smoking, a family history of early CAD, and 30-day mortality. The validation of the TIMI score was conducted in the young adult study subjects. Multivariate analysis was conducted to obtain a new prediction model, and performance tests for discrimination and calibration of the modified or combined model were performed.

Results: A total of 164 study subjects were included. There were 107 patients (65.2%) with a smoking risk factor, while 39 patients (23.9%) had a family history of early CAD. The proportion of 30-day mortality among young adult patients was 7.9% (13 individuals). There was no correlation between 30-day mortality in young adult STEMI patients and a history of smoking (HR 0.0441 (95% CI 0.148-1.312) and p-value 0.141) or a family history of early CAD (HR 0.567 (95% CI 0.126-2.559) and p-value 0.461). The TIMI score showed good predictive ability for 30-day mortality in young adult STEMI patients, with an AUC value of 0.836 (95% CI 0.717-0.956) and p-value <0.0001. The combination of the TIMI score with the smoking history variable demonstrated good discriminatory performance in predicting 30-day mortality among young adult STEMI patients, with an AUC value of 0.875 (p<0.0001). However, when comparing the AUC values between the TIMI score and the TIMI score with the addition of the smoking history factor, no significant increase in accuracy was observed (p-value 0.2146).

Conclusion: The proportion of 30-day mortality among young adult STEMI patients is 7.9%. The TIMI score demonstrates good discrimination and calibration in predicting 30-day mortality among young adult STEMI patients. The TIMI score, when combined with the smoking history factor, shows improved discriminatory performance and calibration in predicting 30-day mortality among young adult STEMI patients compared to the pure TIMI score but does not significantly enhance accuracy."

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library