Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Zukhrufi Lutfi
"Kegiatan merancang perkotaan kerap menyebutkan konsep-konsep pembagian (edge, gap, enclosure, division, segment) dan pengaturan ruang perkotaan secara fungsional. Hal tersebut dapat dikontekskan pada Kota Dumai yang hadir di antara pembagian zona-zona ruang industri pengolahan minyak bumi, yaitu sebagai ruang antara tempat berkerja dan tempat beristirahat (rumah) bagi pekerjanya. Kehadiran pita-pita jalan sebagai salah satu ruang publik terbagi menjadi 2 kepentingan yang memisahkan antara kehidupan keseharian dengan fungsi distribusi industri. Era postindustri yang berbasis bahan baku minyak bumi kemudian menghadirkan skenarioskenario perubahan pada ruang kotanya.
Dari fenomena di atas, pada tulisan ini ingin mencari translasi merancang perkotaan dengan menghadirkan konsep liminal. Merujuk pada karakteristiknya, liminal merupakan ruang/ waktu antara - 'ambang' dan juga sebagai sebuah aksi/tindakan transisi yang dilakukan secara 'sadar'. Liminal membagi dan kemudian mengikat kembali kondisi, kategori, individu, kelompok dalam satu komunitas sosial-berkota. Referensi-referensi terkait konteks ruang dan skenario keseharian Kota Dumai seperti aktor, interaksi, dan events yang dilakukan melalui metode reading dan extracting menjadi cara representasi perancangan ruang liminal sebagai ruang publik dan place making terhadap Kota Dumai.

Urban design activities often mention about the concept of division (such as edge, gap, enclosure, division, segment) and functional arrangement of urban space. It can be contextualized to Dumai City that exists between the division of petroleum proccessing industry zones, namely the space between working area and resting area (house) for the workers. And then, the presence of the road fabric as one of the public space on the city is divided into two interests - that separate the daily life of urban space and industrial distribution life. The perspective about the post- petroleum industrial era that based on unrenewable material (mine oil) brings couple alternative scenarios how the city face it and make the changes to urban space.
Based on that phenomena, this paper wants to find and propose the translation about urban design by presenting the concept of Liminal. Referring to its characteristics, liminal are a space/ time in between namely threshold. Liminal also a 'conscious' transition action, that dismantle (deconstruct) and then construct again the conditions, categories, individuals, groups within social community of urban space. References related to the context of space and Dumai`s everyday scenario such as humans, interactions, and events are conducted through reading and exctacting as design methods to represent liminal as the form of public space and the way of place making in Dumai City."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T49678
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akbar Wisudawan
"ABSTRAK
Setiap kota memiliki identitas yang membuat kota tersebut berbeda dengan
kota lainnya begitu juga dengan kota Makassar. Tesis ini berfokus pada fenomenon yang
terjadi di kota Makassar, tepatnya di kawasan bersejarah kota Makassar yaitu sekitar
tengaran kota benteng Rotterdam dan lapangan karebosi. Saya melihat bahwa kawasan
yang awalnya memiliki karakter dan identitas yang cukup kuat, kini mulai pudar.
Keberagaman aktifitas membuat kawasan ini berkembang kurang terkendali dan
kehilangan nilai ? nilai pembentuk identitas. Walau dikenal sebagai kawasan sarat cerita
sejarah, namun hanya sebatas sebagai suatu artefak. Saya berpendapat ruang kota
kawasan ini perlu ditata kembali untuk membangkitkan dan menonjolkan identitas kota
Makassar, dengan cara mengembalikan sense of place kawasan. Caranya adalah melalui
integrasi tempat bertinggal dan aktifitas keseharian dengan sejarah. Dengan demikian,
identitas serta nilai dari kawasan menjadi lebih terlihat dan terasa.
Salah satu cara untuk memunculkan identitas kawasan inti kota kota Makassar
yang mulai pudar tersebut adalah dengan menilik secara mendalam rangkaian cerita,
budaya ataupun jejak-jejak historis yang berada di tempat tersebut. Sehingga nilai
sejarah yang sudah ada tidak terbatas hanya sebagai artefak mati, tapi sejarah yang
hidup dalam keseharian masyarakat kota Makassar masa kini maupun masa datang.
Saya mencoba menggali pentingnya identitas dalam sebuah kota, serta bagaimana
sejarah berperan aktif dalam pembentukan identitas kota Makassar.

ABSTRACT
Every city has unique identity that differentiate one from another. This also
applies to Makassar. This thesis focuses on a phenomenon that occurres in Makassar,
especially in the historical district of Makassar, where fortified city of Rotterdam and
Karebosi field are located. I thougt the area that originally had a strong character and
identity, now began to fade. The diversity of activities makes this region expansion
became less restrained. It also lose its values that form the identity of the city. Although
known as a region full of historical stories, it is just merely an artefact. I think the region
needs the city hall reorganized to raise and highlight the identity of Makassar to restore
regional sense of place through the integration of living quarters and the daily activities
in it with history. Thus, the identity and values of the region are becoming more visible
and pronounced.
One of the way to reveal the fading identity of the core area of Makassar is by
looking in depth series of stories, cultural, or historical traces in the place. So, the value
of the existing history is not only as a dead artifacts, but also as a living history in
everyday society for the present and future of Makassar. I tried to explore the
importance of identity in a city, and how history play an active role in the formation of
the identity of Makassar"
2016
T49357
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwin Rizaldi
"ABSTRAK
Kepadatan kendaraan bermotor semakin lama semakin dikeluhkan oleh warga
Jakarta karena waktu tempuh untuk mencapai tujuan menjadi semakin lama. Target
pemerintah DKI Jakarta untuk membangun sistem transportasi massal saat ini sedang
dilaksanakan. Salah satu sistem yang dibangun oleh pemerintah DKI Jakarta adalah MRT
(Mass Rapid Transit) berbasis rel. Pembangunan MRT akan memberi dampak terhadap
ruang kota yang dilintasinya. Sebagaimana yang ditunjukkan dari preseden berbagai
kota di dunia, pemerintah DKI juga berharap MRT akan mendorong konsep
pengembangan Transit-Oriented Development (TOD).
Actant dalam teori sastra adalah orang atau makhluk atau benda yang bermain
dalam satu set peran aktif dalam suatu narasi.. Dalam konteks dunia maya, actant dapat
dikaitkan dengan keberadaan teknologi internet yang dapat memproduksi ruang,
mempermudah aktivitas manusia, membantu manusia bekerja jarak jauh,
mengendalikan pergerakan orang dan barang dan meningkatkan nilai ekonomi ruang.
Dalam hal ini aktan bergerak untuk memproduksi hal-hal tersebut. Selain teknologi
internet, dimensi sosial juga berpengaruh terhadap ruang kota dengan manusia sebagai
pelakunya. Kedua elemen, yaitu aktan dan dimensi sosial akan menjadi penggerak
perubahan ruang kota pasca pembangunan MRT. Tujuannya untuk mencapai konsep
TOD yang mendorong kepadatan secara proporsional, fungsi yang bercampur, sirkulasi
dan ruang publik yang berorientasi kepada pejalan kaki, dan peningkatan kualitas
lingkungan hijau.

ABSTRACT
The number of vehicles has been increasing rapidly. This caused Jakarta citizen
takes a longer time to reach their destination due to the high traffic. The Government of
DKI Jakarta is developing mass transportation systems which is currently being
implemented. One of them is MRT (Mass Rapid Transit) rail-based that could impact the
cities that would be passed-through. Like many other cities in the world, the
government believe that MRT would eventually grow into the development of Transit-
Oriented Development (TOD) as well.
Actant is person or creature or object that have an active role in narrative. In
cyberspace, the movement of actant can be related with the presence of internet
technology to create space, accommodate human activities, support people to work
remotely, control the movement of people and goods, and enhance the economic value
of space. Besides of Internet technology, social dimensions influence the urban space
with humans as actor as well. Both actant and social dimension will be the ?agent of
change? in the urban space after the final phase of MRT development. The aim is to
achieve TOD concepts which lead to the proportional density of citizen, mixed functions,
the pedestrians-oriented circulation and public spaces, and the improvement of
environmental quality issues."
2016
T49679
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library