Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teodore Ignatius Minaroy
Abstrak :
Penelitian tesis ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi Ode to Joy yang merupakan bagian dari Simfoni nomor 9 Beethoven dari perspektif kebudayaan dan politik, sampai bisa menjadi anthem Uni Eropa. Selain itu, bertujuan untuk mengetahui proses penetapan anthem tersebut, menelusuri motif hegemoni kebudayaan dan politik, terutama oleh Jerman. Pembahasan topik ini diawali oleh adanya penolakan 29 anggota parlemen Partai Brexit pimpinan Nigel Farage terhadap anthem tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif fenomenologis. Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Teori Kapital Pierre Bourdieu, Teori Semiotika Ferdinand de Saussure, serta Teori Hegemoni Antonio Gramsci. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Jerman memiliki berbagai modal, yaitu: modal simbolik, modal ekonomi, modal budaya, dan modal sosial. Hal itu menyebabkan Ode to Joy dapat diterima sebagai anthem Uni Eropa. Penetapan anthem Uni Eropa tersebut mendorong eksplorasi lebih lanjut tentang motif lain, yaitu hegemoni kebudayaan dan politik Jerman terhadap Uni Eropa. Sebelum diresmikan menjadi anthem Uni Eropa, Ode to Joy sudah menjadi simbol kejermanan di Eropa. ......The purpose of this thesis research is to determine the significance of the Ode to Joy, a melody from the fourth movement of Beethoven’s Ninth Symphony, from a cultural and political perspective, so that it can become an anthem for the European Union. Apart from that, it aims to understand the process of determining the anthem, tracing the motives for cultural and political hegemony, especially by Germany. Discussion of this topic began after Nigel Farage and his Brexit party MEPs turned their backs during the playing of the anthem. The method used in this research is a qualitative phenomenological method. The analysis in this research was carried out using Pierre Bourdieu’s Capital Theory, Ferdinand de Saussure’s Semiotic Theory, and Antonio Gramsci’s Hegemony Theory. The findings of this research show that Germany has various capital, namely: symbolic capital, economic capital, cultural capital, and social capital. This caused Ode to Joy to be accepted as an anthem for the European Union. The establishment of the European Union anthem encouraged further exploration of other motives, namely German cultural and political hegemony towards the European Union. Before it was inaugurated as an anthem for the European Union, Ode to Joy had already become a symbol of Germany in Europe.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Nidya Sabila
Abstrak :
Tesis ini membahas keputusan Inggris, Denmark dan Malta dalam yang menolak untuk menjadi anggota Permanent Structured Cooperation (PESCO). PESCO adalah instrumen yang digunakan Uni Eropa untuk membuat dan mendiskusikan proyek-proyek pertahanan diantara negara anggotanya. Pada November 2017, 23 dari 28 negara anggota Uni Eropa (UE) bersedia menandatangani joint notification on PESCO, yang kemudian disusul oleh Irlandia dan Portugal pada 7 Desember 2017. Ke-25 negara anggota UE yang telah bergabung kemudian mengaktifkan PESCO secara resmi pada akhir Desember 2017. Terdapat tiga negara yang menolak bergabung, yakni Inggris, Denmark dan Malta. Keputusan ketiga negara tersebutlah yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu mengapa ketiganya memilih untuk tidak bergabung dalam PESCO. Penelitian ini melewati dua tipikal análisis, yakni análisis politik dan análisis ekonomi. Untuk melakukan análisis politik, penulis menggunakan teori Regional Security Complex (RSC) dari Barry Buzan. Sedangkan analisis ekonomi dilakukan dengan menggunakan Rational Deterrence Theory (RDT) dari Barry Nalebuff. Data yang dikumpulkan adalah data dalam rentang waktu spesifiknya yaitu sejak 2014 – 2017. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena data yang dikumpulkan adalah data berbasis dokumen (document based method). Temuan dalam penelitian ini adalah keputusan Inggris, Denmark dan Malta secara politis dipengaruhi oleh perbedaan persepsi ancaman dan kurang eratnya hubungan antara ketiga negara tersebut dengan Uni Eropa. Sedang secara ekonomi adalah karena nilai Cost (kerugian) yang lebih besar dengan Benefit (keuntungan) apabila ketiganya bergabung dalam PESCO.
The thesis discusses the decisions of United Kingdom (UK), Denmark and Malta that refused to be members of the Permanent Structured Cooperation (PESCO). PESCO is an instrument by the European Union to create and discuss defense projects among its members. In November 2017, 23 of the 28 European Union (EU) countries were willing to sign a joint notification on PESCO, which was then followed by Ireland and Portugal on 7 December 2017. The 25 EU member countries that had joined activated PESCO officially at the end of December 2017. There are three countries who refused to join. They were UK, Denmark and Malta. Actually, the background of their decisions is the research question in the thesis. This research passes two typical analyzes. First, the political analysis and the second is the economic analysis. To carry out political analysis, the author uses the Regional Security Complex (RSC) theory from Barry Buzan. While economic analysis is done using Rational Determination Theory (RDT) from Barry Nalebuff. The collected data is a data from 2014 to 2017. This study uses qualitative methods because the collected data is document-based data (document based method). The findings in this study is the decisions of UK, Denmark and Malta are politically influenced by differences in perceptions of threats and the lack of close relations between the three countries and the European Union. Furthermore, economically is because the value of the cost (loss) is greater than Benefit (profit) if all three join in PESCO.
2019
T53963
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Permadi
Abstrak :
Naskah singkat ini membahas Kebijakan Pembukaan Islamic Bank of Britain (IBB) dan implikasinya terhadap dunia perbankan di Inggris. Inggris merupakan negara non-Timur Tengah yang mengembangkan keuangan Islam sejak masuknya Al-Baraka international lembaga keuangan dari Bahrain pada tahun 1982. Pada saat ini, Inggris merupakan pusat bank Islam di Eropa dan memegang peran penting dalam sektor perbankan Islam. Penelitian ini menganalisis kebijakan Inggris dalam membuka IBB dengan sudut pandang hubungan internasional. Teori yang digunakan adalah Regional Security Complex, Constructivist Institutionalism dan konsep Institutional Considerations and Causality. Konsep amity and enmity dalam Regional Security Complex digunakan untuk melihat kerjasama tersebut dapat terjalin. Teori Constructivist Institutionalism digunakan untuk merekonstruksi kerjasama Inggris dengan Al-Baraka international untuk mengembangkan perbankan Islam di Inggris. Konsep Institutional Considerations and Causality digunakan untuk menganalisis implikasi pembukaan Islamic Bank of Britain (IBB) terhadap dunia perbankan Inggris. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data kualitatif diperoleh dengan menggunakan analisis terhadap jurnal-jurnal ilmiah bereputasi, buku-buku, dan laporan resmi pemerintah. Dari sumber yang sama, disajikan data kuantitatif yang dikualifikasikan. Temuan dalam penelitian ini adalah terdapat pasar potensial di Inggris untuk perbankan Islam. IBB merupakan keuangan alternatif lain di Inggris berkontribusi terhadap perekonomian Inggris. ......This research discusses the UK`s Islamic Bank of Britain (IBB) policy and its implications for the British banking sector. The UK is a pioneer of Islamic bank from non-Middle East country. The UK developed Islamic bank since Al-Baraka international, a financial institution from Bahrain in 1982. Currently, the UK is the center of an Islamic bank and become an outstanding role model of Islamic bank sector in Europe. This research analyzes the UKs policy for IBB by International Relations perspective. The theory used to explain this issue is Regional Security Complex Theory, Constructivist Institutionalism Theory, and Institutional Considerations and Causality Concept. Concept of Amity and Enmity in Regional Security Complex theory was used to find out why the UK and Al-Baraka international cooperated. Constructivist institutionalism theory used to reconstruct cooperation between UK and Al-Baraka international to develop Islamic bank in the UK. Institutional considerations and causality concept used to analyze the implications of IBB for the British banking sector. This study uses a qualitative research methodology. Qualitative data is obtained by using an analysis of reputable scientific journals, books, and official government report. From the same source, quantitative data are presented qualified. The findings in this research state that there`s a potential market for an Islamic bank in the UK. IBB is an alternative financial sector that contributes to the British economy.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T53966
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library