Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Okta Kurnia Putra
Abstrak :
Pada saat ini terjadi kepadatan (congestion) di Bandar Udara Soekarno Hatta yang berakibat pada penurunan kualitas pelayanan bandar udara dari segi kenyamanan dan ketidaktepatan (delay) jadwal penerbangan, hal ini disebabkan oleh lalu lintas penerbangan yang dilayani telah melebihi dari kapasitas bandar udara yang ada. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan pengembangan sistem multi bandar udara di kawasan metropolitan Jakarta. Hal-hal yang dilakukan adalah merumuskan konfigurasi dan alokasi fungsional sistem multi bandar udara, melakukan pemilihan bandar udara eksisting dan mengevaluasi kelayakan finansial. Metode pengumpulan data adalah survey ke lokasi bandar udara eksisting dan penyebaran kuesioner kepada pakar dibidang bandar udara. Perumusan konfigurasi sistem multi bandar udara menggunakan metode multiple-case study analysis dan benchmarking, perumusan alokasi fungsional berdasarkan data pertumbuhan lalu lintas penerbangan dan kontribusi maskapai penerbangan bertarif rendah terhadap pertumbuhan lalu lintas penerbangan, pemilihan bandar udara eksisting menggunakan metode Multi-Criteria Decision Analysis (AHP, SAW dan TOPSIS) dan evaluasi kelayakan finansial menggunakan metode Net-Present Value, Benefit-Cost Ratio dan Payback Periode. Hasil penelitiannya yaitu konfigurasi sistem multi bandar udara adalah 2 (dua) bandar udara dan keduanya berperan sebagai primary airport, bandar udara eksisting yang dikembangkan bersama Bandar Udara Soekarno Hatta (Internasional dan Domestik) adalah Halim Perdanakusuma (Domestik) dan hasil evaluasi kelayakan finansial untuk 3 (tiga) skenario proyeksi lalu lintas penerbangan yaitu pesimis, moderat dan optimis adalah layak. ...... At the moment traffic congestion has been happen at Soekarno Hatta which resulting degradation of airport services quality in terms of comfort and imprecision schedule, that situation was caused by exceeded of traffic against existing airport capacity. To overcome these problem need to develop multi-airport system in the Jakarta metropolitan region. The thing that need to be done are to formulate configuration and functional allocation of the multi-airport system, make a selection of existing airports and evaluate financial feasibility. Methods of data collection that use on the research are survey in the existing airports and distributing questionnaires to experts. Multiple-case study analysis and bencmarking method use to formulate the configuration of multi-airport system, condition of air traffic growth and the contribution of low-cost airline on the traffic growth used to formulate functional allocation of multi-airport system, the selection of existing airports using the Multi-Criteria Decision Analysis (AHP, SAW and TOPSIS) and the evaluation of the financial feasibility using the Net-Present Value method, Benefit-Cost Ratio method and Payback Period method. The result of these research are the configuration of multi-airport system in Jakarta metropolitan region is 2 (two) airports and both serve as the primary airport, the existing airport jointly developed Soekarno Hatta Airport (International and Domestic) is Halim (Domestic) and the result of financial feasibility evaluation for 3 (three) scenarios are pessimistic, moderate and optimistic is feasible.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T43302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eny Yuliawati
Abstrak :
ABSTRAK
Pertumbuhan penumpang angkutan udara mengalami peningkatan sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan perekonomian di suatu negara. Revenue passenger kilometers (RPK) di seluruh dunia dalam kurun waktu 10 Tahun tumbuh rata-rata 4,7 % per tahun, dan untuk wilayah Asia Tenggara pertumbuhan RPK dalam periode yang sama adalah sebesar 6,6 % per tahun. Hal itu menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan lalu lintas udara di Asia Tenggara melebihi tingkat pertumbuhan dunia. Pertumbuhan angkutan udara di Indonesia termasuk dalam 10 besar dunia dan tertinggi di kawasan Asia Pasifik dengan jumlah penumpang angkutan udara yang mencapai 72,4 juta. Pertumbuhan penumpang angkutan udara yang sangat pesat tersebut tentu harus diimbangi dengan penyediaan infrastruktur transportasi udara. Sementara saat ini alokasi anggaran pemerintah di bidang infrastruktur transportasi sangat terbatas. Untuk sektor infrastruktur bandar udara, pemerintah hanya mengalokasikan anggaran sebesar 19,5 triliun/5 tahun sedangkan anggaran yang diperlukan untuk pengembangan 233 bandar udara adalah sebesar Rp.54 trilliun/5 tahun. Dengan demikian terjadi gap pembiayaan sebesar Rp.34,5 trilliun atau 63 % dari kebutuhan anggaran belum dapat terpenuhi. Dengan keterbatasan dana tersebut maka perlu mengoptimalkan fasilitas bandar udara yang ada tanpa mengabaikan keselamatan penerbangan. Salah satu untuk upaya mendukung optimasi fasilitas bandar udara dapat dikembangkan model prediksi penumpang angkutan udara dengan menggunakan pendekatan sistem dinamis. Keunggulan dari pengembangan model optimasi fasilitas bandara berdasarkan potensi prediksi penumpang angkutan udara dengan pendekatan sistem dinamis adalah variabel yang digunakan untuk mengukur potensi demand ditentukan melalui proses systems thinking yaitu penentuan variabel dengan mental model yang mempertimbangkan hubungan kausalitas antar variabel secara dinamis, sistematis, logis dan realistis dari sebuah sistem yang bersifat komplek. Model prediksi penumpang angkutan udara yang komprehensif dapat membantu dalam menganalisa pengambilan sebuah keputusan dalam mengoptimalkan fasilitas bandar udara
ABSTRACT
The growth of air passengers has increased in line with the population and economic growth ofthe country. Revenue passenger kilometers (RPK) around in the world during ten years grew on average of 4.7 % per year, and in the Southeast Asian region. RPK growth in the same period was 6.6% per year. It shows that the rate of traffic growth in Southeast Asia exceeds the growth rate of the world. The growth of air transport in Indonesia, including in top ten in the world and the highest in the Asia Pacific region with a number of air passengers reached 72.4 million. The growth of passenger air transport is very rapid course must be balanced with the provision of air transport infrastructure, while the government budget in transport infrastructure sectorhas a constraint. Budgeting for the airport infrastructure sector the government only allocates 19.5 trillion / 5 years while the necessary budget for the development of 233 airports amounted to Rp.54 trillion / 5 years hence a financing gap amounting to Rp.34 , 5 trillion or 63 % of the budget requirements. Based on the limitation of airport budgeting, needed optimization of airport facilities. The one of policy istruments is define a model air passenger demand forecasting using a dynamic systems approach to support optimization of airport facilities. The advantage of demand forecasting model using dynamic systems approach is the variables to measure the potential demand is determined through a process of systems thinking , namely the determination of the variable with the mental model that considers the causality relationship inter variables dynamically , systematic , logical and realistic. The robust model of demand forecasting could support to analyze a decision making on optimization of airport facilities.
2016
D2406
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Sonny
Abstrak :
ABSTRAK
Merancang jaringan infrastruktur transportasi sangat penting terutama untuk daerah dan negara di mana kurangnya perhatian diberikan pada perencanaan sistem transportasi berbasis kepulauan. Penelitian ini mengusulkan sebuah model yang akan digunakan sebagai alat untuk perencanaan tingkat strategis transportasi multimodal, khususnya dalam perencanaan pembangunan jaringan terminal angkutan barang. Model ini menentukan rencana evaluasi jaringan angkutan barang yang optimal, yang memilih set optimal tindakan dari sejumlah tindakan yang mungkinkan. Model ini dikembangkan dalam kerangka masalah rute kapal menggunakan masalah pemrograman dua tingkat, di mana menggunakan teknik multimodal yang tergabung dalam masalah tingkat yang lebih rendah yang secara eksplisit memperhitungkan arus barang, dan kegiatan di dalam terminal penangan di pelabuhan . Masalah tingkat atas mengoptimalkan kombinasi tindakan tersebut bahwa barang disampaikan dalam terminal dilayani secaramaksimal. Opsi tindakan yang layak meliputi perbaikan infrastruktur yang ada, hubungan jaringan transportasi laut dan pemilihan lokasi terminal angkutan. Jenis masalah dapat dianggap sebagai masalah optimasi kombinatorial, di mana teknik perhitungan evolusi berdasarkan algoritma genetika digunakan sebagai prosedur solusi. Model ini diuji pada jaringan angkutan barang di Propinsi Maluku Utara, Indonesia, di mana pengembangan angkutan jaringan transportasi yang diinginkan untuk meningkatkan pemanfaatan moda laut daripada kendaraan berbasis jalan. Hasil mengungkapkan bahwa prosedur berdasarkan Genetik Lokal bisa memberikan kinerja yang lebih baik dan memadai bisa menemukan kombinasi terbaik dari tindakan di antara alternatif yang tersedia.
ABSTRACT
Designing a multimodal freight transport infrastructures network is essential especially for regions and countries where lack of attention is given on the planning of multimodal transport systems. This research proposes a model that will be used as a tool for strategic level of multimodal transport planning, particularly in freight terminal network development planning. The model determines an optimal freight transport evaluation plan, which selects an optimal set of actions from a number of possible actions. The model is developed within the framework of vehicle routing problem using bi level programming problem, where a multimodal multi user assignment technique is incorporated within lower level problem that explicitly takes into account freight flows, and activities within terminals. the upper level problem optimizes the combination of actions such that the freight delivered within terminal served frequently is maximized. The feasible actions include improving the existing infrastructures, sea link and freight terminals. This type of problem can be considered as a combinatorial optimization problem, where evolutionary computation techniques based on genetic algorithms applied as solution procedures. The model is tested on the freight transport network in North Maluku Island, Indonesia, where freight transport network development is desired to increase the utilization of other modes rather than road based vehicles. Result revealed that the procedure based on Genetic Local Search could provide better performance and could adequately find the best combination of action among available alternatives.
2016
D2303
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library