Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hari Sumartono
Abstrak :
Semakin banyaknya mesin diesel yang dipergunakan masyarakat akan meningkatkan konsumsi solar, disisi lain harga bahan bakar minyak yang semakin meningkat membuat upaya untuk memanfaatkan energi alternatif menjadi semakin menarik. Salah satunya adalah penggunaan solar dan CNG pada mesin diesel secara bersamaan. Hal yang diteliti pada tulisan ini adalah dampak dari penggunaan CNG tersebut terhadap performa dan emisi mesin dan pengaruh perubahan waktu injeksi (SIT) terhadap performa mesin. Dari pengujian yang dilakukan diketahui temyata penggunaan bahan bakar ganda akan menurunkan emisi smoke, tetapi emisi hydrocarbon dan NOx meningkat. Daya mesin diesel berbahan bakar ganda bisa sama dengan mesin orisinil, sedangkan brake thermal efficiency pada putaran dibawah 2400 rpm lebih bagus dibandingkan mesin berbahan bakar 100% solar, tetapi pada putaran diatas 2400 rpm efisiensinya lebih rendah. Pada mesin diesel berbahan bakar ganda perubahan waktu injeksi solar dan kecepatan putaran mesin merupakan faktor penting yang mempengaruhi efisiensi mesin. Waktu injeksi yang terlalu dini pada putaran mesin rendah (1200 rpm) akan menyebabkan tekanan maksimum pada silinder (Pmaks) tinggi, emisi NOx dan HC tinggi, dan efisiensi mesin menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan waktu injeksi yang lebih lambat. Sedangkan pada putaran tinggi baik mesin diesel berbahan bakar solar maupun yang berbahan bakar ganda sama sama kurang bagus performanya, hal ini disebabkan ignition delay yang terlalu lama (diukur dalam derajat sudut engkol) mengakibatkan pembakaran baru dimulai saat piston sudah bergerak turun sehingga proses pembakaran tidak bisa terjadi dengan baik.
Unlike the use of Compressed Natural Gas on gasoline engine the use of CNG in a diesel dual fuelled engine is not very well known, even though this system already explored since late 80's. During our study we compare the performance and emission of original direct injection diesel engine against dual fuelled engine, and also we compare the effect of fuel injection timing in a dual fuelled engine to the performance and engine emissions. From this study we found that the dual fuelled engine could reach the same performance compared to the original diesel engine with less smoke, but with higher NOx and HC emissions. At lower engine speed less than 2400 rpm dual fuelled engine had a better brake thermal efficiency, but at higher engine speed it become less then the original diesel engine. Fuel injection advance on dual fuelled engine will give significant effect on thermal efficiency and NOx, HC emission. At low speed too advanced fuel injection will reduce the thermal efficiency and increase NOx and HC emission, also increase cylinder maximum pressure (Pmax). At higher engine speed (more than 2400 rpm) the combustion processes become worst it's indicated by less brake thermal efficiency, the one that cause this condition is the long ignition delay.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T8453
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Taufiq Suryantoro
Abstrak :
Emisi asap (smoke) merupakan polutan utama pada mesin diesel. Smoke dihasilkan oleh pembakaran akibat kekurangan oksigen. Hal tersebut kebanyakan terjadi pada inti (core) spray yang mempunyai λ < 0,8. Secara tradisional pengurangan emisi smoke dapat dicapai dengan cara modifikasi sistem bahan bakar, geometri mesin, kontrol dari mesin atau menggunakan kombinasi dari ketiga cara diatas. Metode yang lain yang sering digunakan adalah menggunakan bahan bakar reformulasi atau biodiesel yang mengandung oksigen. Hal ini karena penambahan oksigen didalam bahan bakar menyebabkan inti dari spray menjadi tidak terlalu kaya, sehingga memungkinkan penurunan emisi smoke. Beberapa studi telah membuktikan hal ini, namun mekanisme kerja oksigen dalam hal ini belum begitu jelas. Oleh karena itu studi kali ini berusaha untuk mempelajari lebih jauh peranan dan efek oksigen dalam proses pembakaran dengan cara ekperimen dengan menggunakan bahan bakar solar murni dan dibandingkan dengan bahan bakar campuran solar-biodiesel. Pada studi kali ini proses pembakaran didalam ruang bakar dipelajari dengan menggunakan analisa heat release, tekanan puncak silinder dan waktu tunda pembakaran. Dan hasil penelitian dengan variasi beban nampak bahwa pengurangan fraksi pembakaran difusi menghasilkan pengurangan emisi smoke. Hasil eksperimen memperlihatkan adanya hubungan antara durasi Mixing controlled combustion dengan emisi smoke yang dihasilkan. Durasi pembakaran pada fase tersebut memegang peranan penting dalam penurunan emisi smoke. Analisa heat release menunjukkan penggunaan bahan bakar solar-Biodiesel dalam hal ini menggunakan Metyl Ester 30 % berat, mempersingkat waktu pembakaran pada mixing controlled combustion dan memperpanjang lama pembakaran di late combution.
Smoke emission is the major pollutant from diesel engine. Smoke is emitted in diesel engine because fuel injected into combustion chamber burns with insuffient oxygen. The process takes place in the spray core that has λ < 0,8. Reductions of diesel engine emissions have traditionally been achieved through modification fuel system, combustion chamber geometry, engine control or combination of those. Another method to decrease smoke emissions is by using reformulating diesel fuel or biodiesel that contains oxygen in the fuel. The additional oxygen content into fuel would make a leaner mixture in the core spray. Therefore oxygenated diesel fuel offers the possibility of reduction particulates matter emissions significantly. The mechanism by which oxygen content leads to particulates matter reductions is still unclear. In this study author would attempt to further study about the oxygen effect in combustion process experimentally using diesel fuel and of mixture diesel fuel-biodiesel. The study was conducted using in-cylinder pressure analysis to obtain heat release, peak pressure, and ignition delay. The results load variation experiment so that the smoke would increase with the diffusion combustion fraction. The experiment results show a relationship between mixing controlled combustion durations with the smoke emitted from the engine. The duration in this phase combustion plays important role on smoke reductions. Heat release rate shows that using mixture of diesel fuel-biodiesel, in these case methyl ester sawit 30% by mass, would decrease premixed and mixing controlled combustion durations and increase late combustion duration.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T8519
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan Nafis
Abstrak :
Pemanfaatan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif solar merupakan hal yang gencar dilakukan, terutama pemanfaatan minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel di Indonesia, mengingat ketersediannya yang cukup besar. Namun disisi lain hal ini menimbulkan kontroversi akan kekhawatiran bahwa pemanfaatan minyak sawit sebagai biodiesel akan bersaing dengan pemanfaatannya sebagai bahan baku minyak goreng. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan usaha untuk mengurangi pemanfaatan minyak sawit dengan melakukan pencampuran (blending) dengan minyak jarak pagar. Studi ini berusaha mencari data tentang performan mesin diesel yang menggunakan bahan bakar biodiesel 10% (B-10), 20% (B-20), 30% (B-30), dan 100% (B-100). Komposisi bahan bakar biodiesel itu sendiri terdiri atas campuran 60% biodiesel sawit dengan 40% biodiesel jarak. Pada studi kali ini proses pembakaran dituang bakar dipelajari dengan menggunakan analisa heat release dan tekanan puncak silinder. Dari analisa ini dapat diketahui bahwa perubahan Static Injection Timing (SIT) bakar dan kecepatan putaran mesin sangat mempengaruhi tekanan yang dihasillkan dalam ruang bakar. Bahan bakar yang lebih dahulu mengalami proses pembakaran cenderung memiliki puncak tekanan (Pmax) yang lebih tinggi, dan cenderung menyebabkan emisi Nox dan HC menjadi lebih tinggi. Untuk putaran rendah, dalam hal ini 1500 rpm pembakaran pada bahan bakar solar lebih cepat tegadi dibandingkan dengan bahan bakar biodiesel, sehingga tidak terdapat perbedaan yang berarti antara penggunaan bahan bakar solar dan biodiesel. Penggunaan bahan bakar biodiesel baru menunjukkan hasil yang lebih baik dari bahan bakar solar pada kecepatan tinggi, baik dari heat release dan emisi yang dihasilkan. ......The combustion and heat release of engines using diesel fuel and bio-diesel have been investigated. The bio-diesel consists of palm and jatropha oil, and were tested in variation of static injection timing (SIT) with 1500, 2500, 3000, and 3500 Rpm engine speed. The research conduct in a Ricardo Hydra Research Single Cylinder Direct Injection Diesel Engine. Engine in cylinder pressure data were collected and use to evaluate the rate of heat release with respect to crank angle. It was observed that commonly the peak rates of heat release for all fuel blends were less than diesel fuel on low engine speed. But some of bio-diesel getting higher than diesel fuel on high speed of engine. Static Injection Timing (SIT) will give significant effect of heat release rate and emissions. The emissions from bio-diesel and diesel fuel are compared paying special attention to the most concerning emission: Nox, HC, and CO. The result show that smoke emissions further reduced when engine speed was increased. A reduction in charged temperature can reduce NO emission.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25977
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library