Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Hapsari Wijayanti
Abstrak :
Ada yang terlewatkan dan penelitian terdahulu tentang wacana jual-beli, yaitu bahwa para ahli sebelumnya berfokus pada interaksi yang berakhir dengan pembelian barang; padahal, dalam interaksi jual-beli yang sesungguhnya interaksi tidak selalu berakhir dengan pembelian barang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang rinci dan jelas mengenai struktur wacana jual-beli. Penelitian ini mengambil lokasi di empat pasar grosir terkemuka di Jakarta. Di keempat lokasi itu, pengambilan data dilakukan dengan pengamatan nonpartisipan dan rekaman langsung sehingga diperoleh 76 percakapan. Dari analisis data ditemukan bahwa wacana jual-beli mempunyai struktur Tahap Awal-Tahap Inti-Tahap Akhir. Tahap awal direalisasikan dengan tindakan nonverbal dan tindakan verbal (yang berupa penawaran barang oleh penjual atau permintaan barang oleh pembeli). Tahap inti direalisasikan dengan pertanyaan harga oleh pembeli atau pemberitahuan harga oleh penjual dan negosiasi harga. Tahap akhir direalisasikan dengan tindakan nonverbal berupa serah-terima barang-uang. Setiap tahap mempunyai tindak wacana (discourse acts) yang khas; namun, ditemukan ada tindak wacana yang dapat muncul dalam ketiga tahap, yaitu permintaan barang, penawaran barang, dan pernyataan terima kasih. Berdasarkan analisis terhadap 30 percakapan, masing-masing 15 percakapan diadik dan multiparti, diperoleh 129 tuturan interupsi. Terungkap bahwa interupsi lebih banyak dilakukan oleh pembeli daripada penjual. interupsi terjadi baik di dalam percakapan simultan maupun nonsimultan. interupsi di dalam percakapan simultan terjadi di dalam giliran penutur/penyela, sedangkan interupsi di dalam percakapan nonsimultan terjadi di dalam dan di luar giliran penyelalpenutur. Di dalam percakapan simultan, interupsi terjadi (1) di tengah tuturan penutur pertama (sebelum tempat transisi), (2) sebelum penutur pertama melanjutkan tuturannya (delayed completion), dan (3) di dekat TRP. Di dalam percakapan nonsimultan, interupsi terjadi (I) setelah tempat transisi dari tipe unit pertama yang dihasilkan penutur, (2) sebelum penutur pertama melanjutkan tuturannya, dan (3) setelah penutur pertama mencapai tempat transisi. Selain itu, dari penelitian ini juga terungkap bahwa interupsi yang dituturkan oleh penyela berbentuk tindak elisitasi, requestif (requestives), direktif, dan informatif. Interupsi terjadi karena faktor dari dalam diri penutur dan dari luar diri penutur. Dari dalam diri penutur, interupsi disebabkan oleh ketidaksabaran penutur, penutur teringat akan sesuatu, penutur tidak tertarik dengan topik penutur pertama, dan ada sesuatu yang mendesak. Adapun interupsi di luar giliran penutur disebabkan oleh keisengan penutur, adanya kesenyapan antargiliran, tanggapan atas tindakan nonverbal, adanya sesuatu yang mendesak penutur, dan adanya stimulus dari benda dan dari nonpartisipan. Penelitian ini juga menemukan bahwa ada tiga tipe interupsi dalam percakapan antara penjual dan pembeli, yaitu tipe eurian, tipe desakan, dan tipe ciptaan. ......A matter was overlooked in the previous research regarding the discourse of buying-selling, in that in the past the experts focused mainly on the end result of interaction: sold goods; whereas actually, in the real interaction of buying-selling contact does not necessarily end in a buying transaction. This research emphasizes to illustrate in detail and evidently the structure of buying-selling dealings. This research was conducted in areas covering four major wholesaler distributor business areas in Jakarta. At the four locations, data collection was done through non-participating and direct recording that result in 76 conversations. From the data analysis, the findings concluded that the discourse of buying-selling transaction has three phases: The Initial Phase ± The Core Phase t The Closing Phase. The initial phase is realised through non-verbal and verbal actions. The core phase is prepared through the inquiry of price by the buyer or through the information of value by the seller and negotiation of worth. The closing phase is accomplished through non-verbal action i.e. receiving goods-currency. Each phase has a specific discourse act; however within each phase three behaviours can surface which are demand of goods, negotiation of goods, and a thank you account. Based on 30 conversation, with 15 dyadic and multiparty conversations respectively resulted in 129 tokens of interruption. It's revealed that interruption occurs more frequently by the buyer than the seller. Interruption transpires in both simultaneous talk and non-simultaneous talk. Interruption in a simultaneous talk occurs within the speaker turn. In a simultaneous talk interruption occurs in the middle of TCU, before delayed completion, and near the TRP. In a non-simultaneous talk, interruption happens before delayed completion, after the first of TCU, and after the TRP. Aside from that, this research substantiation that interruption reflects on the elicitation, the requestives, the direction, and the information acts. Interruption happens due to internal and external factors of the speaker. Internally can be caused by impatience, remainder, that the individual is uninterested to the topics presented by the first speaker, or there is another urgent matter. For external causes, factors, such as amusement, the silence between turns, and other material and non-participating stimulants. This research also express three types of interruption i.e. stealing type, forceful type, and inventor type.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11322
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiningsih Sulistiarsti
Abstrak :
Hasil penelitian pada konstruksi partisipial dalam bahasa Inggris yang tertuang dalam tesis ini terdiri dari empat butir kesimpulan semantis dan empat butir kesimpulan sintaksis. Butir yang pertama dan sebagian dari butir ketiga adalah penemuan peneliti-peneliti terdahulu. 1. Thompson (1985, 44) mengatakan bahwa konstruksi partisipial adalah latar belakang bagi klausa utamanya, yang dalam tesis ini dirujuk sebagai klausa latar depan. 2. Kontruksi partisipial mengandung makna yang mengungkapkan hubungan semantis antara konstruksi tersebut dan klausa latar depannya. Hubungan semantis antara verba konstruksi partisipial dan verba klausa latar depan dicurigai berperan dalam menentukan makna konstruksi partisipial. 3. Azar (1985, 296) ,engatakan bahwa makna yang terkandung dalam konstruksi partisipial adalah...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
T37282
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Im, Young Ho
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Madia
Abstrak :
Konstruksi-dengan dapat berupa konstruksi frasal dan klausal. Dalam konstruksi frasal, dengan adalah preposisi, sedangkan dalam konstruksi klausal, dengan adalah konjungsi. Sebagai konjungsi, dengan selalu terdapat dalam konstruksi subordinatif (klausa subordinatif yang berkonjungsi dengan selanjutnya disebut "klausa-dengan"). Telah sejak lama perhatian para ahli tertuju pada konstruksi, berpreposisi dengan. Tidak demikian halnya dengan konstruksi berkonjungsi atau bersubordinator dengan. Pemerian konstruksi berpreposisi dengan telah tersebar di dalam berbagai tulisan tata bahasa Indonesia (Melayu) baik yang ditulis oleh ahli yang sekaligus sebagai penutur bahasa Indonesia (Melayu) seperti Slametmuijana (1951), Hadidjaja (1985), Sastradiwirja (1960), Sudaryanto (1983), Harimurti Kridalaksana (1986), dan (sejumlah tulisan) Hamian (107Y, 1980, dan 198b); maupun yang ditulis oleh ahli asing seperti De Hollander (1819/1984), Van Wijk (1909/1985), Van Ophuij﷓sen (1910/1983), Alieva (1961/1991), dan Mees (1969). Penyebutan adanya konstruksi bersubordinator dengan ditemukan dalam sejumlah tulisan yang terbatas, yaitu dalam Fokker (1979), Junus (1967), Hamlan (1981a), Moeliono {1988), dan Suwatno (1990/1991). Deskripsi terhadap konstruksi bersubordinator dengan dalam karyakarya ini hanyalah sepintas. Pembahasan pelesapan subjek dalam bahasa Indonesia oleh Suguno (1991) sama sekali tidak menyinggung adanya pelesapan subjek dalam konstruksi berkonjungsi dengan. Pembahasan adverbial cara dan adverbial sarana dalam bahasa Indonesia oleh Sumadinata (1992) terbatas pada konstruksi yang berpreposisi dengan. Berdasarkan fakta-takta yang disebutkan di atas, konstruksi bersubordinator dengan belum memikat perhatian para ahli untuk mendeskripsikan secara lebih mendalam.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Im, Young Ho
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
jakarta: Arcan, 1985
415 UNT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Kanisius , 1989
499.25 SER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Blust, Robert A.
Jakarta: Jambatan, 1985.
499.207 BLU t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Moeliono
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000
410.1 KAJ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Kanisius , 1991
407 BUL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>