Glodok merupakan salah satu kawasan yang dikenal sebagai kawasan pecinan (China Town) kota Jakarta. Berdasarkan karakteristik ini, Glodok memiliki potensi pariwisata yang dapat dikembangkan dari sisi perdagangan serta wisata sejarah, budaya dan agama untuk destinasi turis lokal maupun mancanegara. Namun saat ini, eksistensi Glodok mulai meredup. Dibutuhkan gagasan baru yang dapat menghadirkan kembali potensi kawasan. Gagasan walkability digagas dalam rancangan pengembangan kawasan baru dengan fokus pada zona sekitar Jalan Pancoran sehingga mengoptimalkan pengalaman wisata pecinan.
Tugas akhir ini membahas terkait proyek yang mendukung rencana pengembangan, yaitu Glodok Tea Garden. Dalam hituk – pikuk kawasan pariwisata perdagangan dan sejarah pecinan, Glodok Tea Garden hadir sebagai suatu titik melting-pot untuk kawasan. Glodok Tea Garden menyuntikkan program baru kedalam kawasan yang bersifat mendukung atau hadir secara implisit terhadap kawasan namun tetap memenuhi program yang digagaskan. Bangunan bertujuan untuk memfasilitasi kegiatan bersantai, istirahat, sarana bersosial dalam kawasan wisata perdagangan. Bangunan ini direalisasikan dalam konsep taman ruang terbuka yang menekankan pada ruang sosial dan kebersamaan. Konsep desain dan program bangunan yang diusung terinspirasi dari filosofi tradisi minum teh dari budaya cina. Tradisi minum teh sebagai atraksi antara pengunjung dan menjadi media untuk bersosial.
Glodok is one of the recognise Chinatown districts in Jakarta. Based on the distinct features, Glodok may have potential to become tourism attraction which can be developed by not only as a trading place but also historical place along with culture and religion for local and foreign tourists. However, the existence of this place is begun to fade. The district must have new idea to increase the distric's tourism potension. Walkability idea is conceived to optimize the tourist's chinatown experience by redesign the area which is focused near Jalan Pancoran.
This thesis will be discussing a project that promote the development of the new area, which is called "Glodok Tea Garden". In the frenzy tourists trade area and historical chinatown, Glodok Tea Garden will be the ‘melting-pot spo't’. Glodok Tea Garden will be injected by new program into the area which will support the surrounding area or appear implicitly to the area yet still fulfilling the conceived program. The building is intended to facilitate relaxing, socializing, and resting activities in the tourist trade area. The building will also be built as open space garden where people will be together and socialize. This design concept which will be arranged is based on the philosophy of tea-drinking tradition form chinese culture. Tea-drinking tradition will be the main attracton between visitors and a media for socializing.
Sebuah budaya yang hampir terdapat di seluruh pelosok dunia. Budaya ini memberikan ciri khas khusus kepada arsitektur yang terbangun, juga tatanan ruang kotanya, menjadi kumpulan objek menarik dalam sector pariwisata. Pariwisata diharapkan dapat memperkenalkan kembali Kota Batavia yang saat ini sedang tumbuh dan berkembang menjadi sebuah kota yang diperuntukan bagi wisatawan.
DKI Jakarta, a coastal city in the island of Java. This emerging capital of Republic of Indonesia was called Batavia. Historically, Jakarta has a dynamic character through colonisation era from Dutch and Japanese, Independence Day, and current events.
As a historically-rich city, Jakarta holds cultural landmarks within every corner of the city. Chinese is among the most influential culture, which also existed in almost every country. This particular culture reflects distinctively on architectural and urbanscape characteristics. Thus, an opportunity for tourism sector. Reintroducing Batavia as an emerging city to boost tourism developments.
Sebuah terminal air akan berfungsi sebagai penyambung daerah Pancoran dengan keseluruhan kawasan bersejarah Jakarta lainnya dan juga berfungsi sebagai penunjang kegiatan pariwisata pada konteks local Glodok dan Pancoran bersama dengan perancangan masterplan Pancoran Glodok.
Jl. Pancoran is an area surrounded by heritage sites that are Kota Tua and Glodok. In this design plan, Jl. Pancoran acts as a bridge to connect the urban people of Jakarta with the heritage tourism in Kota Tua by offering a multitude of supporting facilities and its own set of attractions. To realise that, a site development in the form of water transportation is done on the Krukut Canal which is connected all the way to Sunda Kelapa Harbour to create a public transport system as well as attraction in the form of a water terminal.
The water terminal aims to function as a direct connection between Pancoran and the Jakarta heritage areas as well as a supporting amenity in its own local context along with the redesign of the Pancoran Glodok masterplan.