Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wijayanti Risda Hutami
"Noise linier adalah energi seismik yang menjalar di sepanjang permukaan (gelombang permukaan). Karakteristik noise linier adalah frekuensi rendah, kecepatan rendah, dan amplitudo tinggi. Noise linier masih menjadi permasalahan dalam data seismik, sebab mampu menyamarkan sinyal refleksi. Teknik pengolahan yang saat ini digunakan adalah filter F-K, berpotensi untuk mereduksi sinyal refleksi yang berada pada rentang slope noise. Metode dekomposisi spektral berbasis transformasi wavelet merupakan metode filtering alternatif, mampu mendekomposisikan data seismik menjadi beberapa subband melalui filter low-pass dan filter high-pass. Setiap filtering mendekomposisikan data seismik ke dalam domain frekuensi (f) dan bilangan gelombang (k). Metode ini diujikan pada data real seismik darat 2-D yang memiliki rentang velocity 20 m/ms hingga 100 m/ms. Terdapat 2 metode filtering, yaitu membuang subband yang mengandung noise dan menggunakan filter F-K pada subband yang mengandung noise. Metode filtering 2 lebih efektif mereduksi noise linier pada data penelitian dibandingkan metode filtering 1. Hal ini dibuktikan pada hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan kualitas tampilan shot point gather dan stacking.

Linear noise is seismic energy that propagates along the surface (surface waves). Characteristic of linear noise is low-frequency, low-velocity, and high amplitude. Linear noise is such a problem in land seismic data, because able to disguise signal reflection. Current processing techniques aimed at linear noise suppression, such as f-k filtering has potentially to reduce signal reflection which range in noise slope. A new alternative to f-k filtering is spectral decomposition based on wavelet transform, which decomposes seismic data into different sub bands by applying low-pass and high-pass filters. Each filtering decomposes the seismic data into frequency and wavenumber domain. This method is applied in real 2-D land seismic data to reduce linear noise with velocity range 20 m/ms to 100 m/ms. There are two methods of filtering, killing sub bands which contained noise and using f-k filter on sub band which contained noise. Second method is more effective to reduce linear noise than first method. This technique leads to the improvement of shot records and final stack quality.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54748
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Gede Hari Setiawati
"ABSTRAK
Hasil Prestack time migration (PSTM) kurang akurat untuk digunakan dalam menginterpretasi zona target hidrokarbon. Kekurangan PSTM terletak pada hal positioning dan image quality. Tidak hanya itu, PSTM juga tidak mampu mengatasi adanya variasi kecepatan lateral dikarenakan PSTM menggunakan kecepatan RMS yang tidak mampu mengatasi pembelokan sinar ketika menemui batas lapisan. Prestack depth migration (PSDM) mampu mengatasi keterbatasan dari PSTM.
PSDM menggunakan kecepatan interval dalam pencitraan bawah permukaan yang mengikuti prinsip Snellius yang membelokkan sinar ketika menemui 2 lapisan yang berbeda sehingga memberikan informasi yang lebih detail mengenai struktur bawah permukaan dibandingkan kecepatan RMS yang digunakan dalam PSTM. PSDM dengan asumsi isotropi kurang menghasilkan pencitraan dan posisi
yang akurat dikarenakan PSDM asumsi isotropi tidak mampu menyelesaikan nonhyperbolic moveout yang dikenal dengan efek hockey stick yang muncul pada far offset. Nonhyperbolic moveout tersebut bisa diselesaikan dengan asumsi anisotropi dengan memperhitungkan parameter anisotropi Thomsen yaitu delta
dan epsilon. Dalam penelitian ini menggunakan asumsi jenis anisotropi Vertical Transverse Isotropy (VTI). Dalam penelitian ini mengasumsikan parameter anisotropi delta sama dengan epsilon dikarenakan tidak menggunakan data sumur. Nilai merupakan pendekatan elliptical anisotropy yang jarang ditemukan di alam. Parameter delta
(mendeskripsikan penjalaran gelombang P pada sudut sekitar arah vertikal. Parameter epsilon (mendeskripsikan perbedaan fraksi kecepatan gelombang P pada arah vertikal dan horizontal. Dengan melakukan perbaikan pada parameter epsilon maka menghasilkan pencitraan bawah permukaan yang lebih jelas. Nilai
parameter epsilon yang diperoleh pada penelitian ini berkisar antara 0-0,28, kisaran nilai tersebut termasuk dalam parameter weak elastic anisotropy Thomsen.

ABSTRACT
Result of Prestack time migration (PSTM) less accurate to use in interpretation of
target zone. Limitation of PSTM are in positioning, image quality and can not
solve lateral velocity variations because PSTM uses RMS velocity which can not
solve ray deflection when meets boundary layer. Prestack depth migration
(PSDM) can solves the limitation of PSTM.
PSDM uses interval velocity in subsurface imaging obeys Snellius’s principle
which deflection the ray when meets boundary layer so that give detail
information about subsurface structure than RMS velocity. Isotropy assumption in
PSDM less acurrate in imaging and positioning because isotropy PSDM can not
solve nonhyperbolic moveout known as hockey stick effect appears in far offset.
Nonhyperbolic moveout can be solved uses anisotropy assumption which
calculates Thomsen’s anisotropy parameters, delta and epsilon. In this research
uses type of anisotropy VTI (Vertical Transverse Isotropy).
In this research , assumed that anisotropy parameter of delta is equal with epsilon
because well data is absence. Value of is elliptical anisotropy approach
which rare found in nature. Delta parameter describes propagation of P-wave in
angle around vertical direction. Epsilon parameter describes fractional difference
between vertical and horizontal P velocities. To get the accurate result, epsilon
refinement is the way to get image of subsurface clearly. In this reseach, writer get
value of epsilon between 0-0.28, which it refers to Thomsen’s weak elastic
anisotropy."
2015
S60438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library