Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fauzi Aldino
"

Investasi Cryptocurrency telah menjadi salah satu alternatif investasi yang menarik bagi masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat muslim. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti potensi keuntungan yang tinggi, kemudahan dalam berinvestasi, dan fleksibilitas dalam bertransaksi. Namun, meskipun tidak sesuai dengan hukum syariah yang telah ditetapkan oleh MUI, masih banyak masyarakat muslim yang tetap berinvestasi atau melakukan jual beli Cryptocurrency. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh religiusitas, pengetahuan, dampak COVID-19, sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, Pandangan tentang Hukum Syariah Cryptocurrency, dan keuntungan terhadap minat masyarakat muslim Indonesia dalam melakukan trading Cryptocurrency selama pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan sampel sebanyak 400 responden masyarakat Indonesia berusia 22 - 36 tahun. Analisis data dilakukan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa religiusitas tidak memiliki pengaruh negatif terhadap sikap masyarakat muslim Indonesia dalam melakukan trading Cryptocurrency. Pengetahuan, dampak COVID-19, sikap, dan keuntungan memiliki pengaruh positif terhadap intensi masyarakat muslim Indonesia untuk melakukan trading Cryptocurrency. Pandangan tentang Hukum Syariah Cryptocurrency memiliki pengaruh negatif terhadap intensi masyarakat muslim Indonesia untuk melakukan trading Cryptocurrency. Berdasarkan hasil penelitian ini, pemerintah dan lembaga terkait perlu memberikan edukasi tentang Cryptocurrency kepada masyarakat muslim Indonesia, terutama tentang manfaat dan risiko dari investasi Cryptocurrency, serta regulasi terkait hukum syariah yang telah dikeluarkan oleh MUI. Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan regulasi yang jelas tentang Cryptocurrency, termasuk regulasi yang terkait dengan hukum syariah.


Cryptocurrency investment has become an attractive alternative investment for Indonesians, including Muslims. This is due to several factors, such as the high potential for profit, ease of investment, and flexibility in transactions. However, despite being not in accordance with Islamic law as stipulated by the Indonesian Ulema Council (MUI), there are still many Muslims who invest or trade cryptocurrencies. This study aimed to analyze the influence of religiosity, knowledge, COVID-19 impact, attitude, subjective norm, perceived behavioral control, sharia perspective, and profit on the interest of Indonesian Muslims in trading cryptocurrencies during the COVID-19 pandemic. This study used a survey method with a sample of 400 Indonesian respondents aged 22-36 years old. Data analysis was conducted using Structural Equation Modeling (SEM). The results showed that religiosity did not have a negative effect on the attitude of Indonesian Muslims towards trading cryptocurrencies. Knowledge, COVID-19 impact, attitude, and profit had a positive effect on the intention of Indonesian Muslims to trade cryptocurrencies. Sharia perspective had a negative effect on the intention of Indonesian Muslims to trade cryptocurrencies. Based on the results of this study, the government and related institutions need to provide education about cryptocurrencies to Indonesian Muslims, especially about the benefits and risks of cryptocurrency investment, as well as regulations related to Islamic law that have been issued by MUI. In addition, the government also needs to provide clear regulations on cryptocurrencies, including regulations related to Islamic law

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asyifa Putri Ramadhani
"Pandemi Covid-19 merupakan masalah yang harus segera diselesaikan. Menurunnya sektor perekonomian serta keterbatasan fasilitas kesehatan untuk pasien Covid-19 membuktikan ketidaksiapan pemerintah dalam menangani permasalahan ini. Keadaan pemerintah selama krisis perlu kerja sama dan dukungan dari pihak lain, seperti warga negara. Pihak-pihak yang terlibat dalam penanganan Covid-19 adalah mereka yang memiliki kesadaran dan peduli dengan kondisi lapangan, di antaranya adalah relawan. Selain pemerintah yang mengoperasikan kegiatan relawan Covid-19, lembaga zakat juga berkontribusi dalam mengumpulkan relawan untuk membantu menangani Covid-19. Milenial merupakan generasi yang memiliki potensi tinggi dalam aktivitas relawan karena memiliki jumlah tertinggi kedua setelah generasi Z. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja determinan yang mempengaruhi intensi milenial untuk terlibat menjadi relawan Covid-19 serta potensinya terhadap kerelawanan di masa depan. Penelitian ini menggunakan model Structural Equation Modeling (SEM) dengan subjek lembaga zakat di Indonesia pada tahun 2021. Kegiatan kerelawanan dalam penelitian ini adalah kegiatan nonmaterial sehingga berbentuk keterlibatan langsung di lapangan. Kegiatan kerelawanan akan membantu pemerintah dalam menangani krisis tidak hanya saat pandemi Covid-19, namun juga krisis di masa depan. Temuan dalam penelitian ini membuktikan bahwa religiusitas, sikap, kendali perilaku, serta perilaku masa lalu berhubungan positif dengan intensi kerelawanan Covid-19 pada milenial. Selain itu, intensi milenial dalam keterlibatannya menjadi relawan Covid-19 ternyata memiliki pengaruh positif terhadap intensi mereka terlibat kembali menjadi relawan di masa yang akan datang. Para relawan yang terlibat memiliki intensi yang kuat untuk kembali berperan menjadi relawan dan membantu pemerintah menyelesaikan permasalahan negara di masa depan. Penelitian ini menunjukkan bahwa lembaga zakat merupakan salah satu alat untuk kerja sama antara pemerintah dan warga negara untuk menyelesaikan krisis yang sedang dihadapi serta berpotensi untuk membantu memecahkan masalah negara lainnya dengan kerelawanan di masa depan.

The Covid-19 pandemic is a problem that must be resolved immediately. The decline in the economic sector and limited health facilities for Covid-19 patients prove the government's unpreparedness in dealing with this problem. The state of the government during a crisis needs cooperation and support from other parties, such as citizens. The parties involved in handling Covid-19 are those who have awareness and care about field conditions, including volunteers. In addition to the government operating Covid-19 volunteer activities, zakat institutions also contribute to gathering volunteers to help deal with Covid-19. Millennials are a generation that has high potential in volunteer activities because they have the second highest number after generation Z. This study aims to find out what are the determinants that influence millennial intentions to become involved as Covid-19 volunteers and their potential for volunteering in the future. This study uses amodel Structural Equation Modeling (SEM)with the subject of zakat institutions in Indonesia in 2021. Volunteer activities in this study are non-material activities so that they take the form of direct involvement in the field. Volunteering activities will assist the government in dealing with crises not only during the Covid-19 pandemic, but also future crises. The findings in this study prove that religiosity, attitudes, behavior control, and past behavior are positively related to the intention of Covid-19 volunteerism among millennials. In addition, millennial's intention to be involved in being a Covid-19 volunteer turned out to have a positive influence on their intention to be involved again as a volunteer in the future. The volunteers involved have a strong intention to return to their role as volunteers and help the government solve the country's problems in the future. This study shows that the zakat institution is a tool for cooperation between the government and citizens to resolve the current crisis and has the potential to help solve the problems of other countries with volunteerism in the future.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dzulfikar Al Anshari
"Kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia selalu menjadi pekerjaan rumah yang tidak kunjung selesai. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini, tidak terkecuali dari segi ekonomi Islam. Salah satu yang ditawarkan oleh ekonomi Islam adalah instrumen filantropi Islam yang mana di dalamnya terdapat sedekah. Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk dapat meningkatkan penghimpunan dana sedekah. Jika dapat memanfaatkan peluang tersebut dengan baik maka sedekah dapat menjadi jalan keluar bagi masalah kemiskinan dan ketimpangan yang terus melanda Indonesia. Penelitian yang berusaha untuk melihat apakah terdapat jalan pintas berpikir dalam bersedekah masih belum mendapat banyak sorotan. Sehingga penelitian ini akan menggunakan model heuristik serta aspek altruisme dan religiositas karena bisa jadi hal tersebut yang dapat mewujudkan potensi sedekah Indonesia. Sebanyak 782 responden yang berpartisipasi dalam survei penelitian. Hasilnya menunjukkan bahwa availability, representativeness, altruisme, dan religiositas berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku sedekah secara umum. Kemudian, availability, anchoring dan altruisme mempengaruhi perilaku sedekah melalui sarana digital dan mempengaruhi preferensi untuk lebih memilih sarana digital dibanding konvensional. Sedangkan yang mempengaruhi perilaku sedekah melalui sarana konvensional adalah availability, altruisme, dan religiositas.

Poverty and inequality in Indonesia have always been a problem. Several solutions have been made to overcome this problem, including in terms of Islamic economics. one that the Islamic economy has to offer is alms. Indonesia has a huge opportunity to be able to increase the collection of alms funds. If the collection of alms can be done correctly, this can be a way out of the poverty and inequality problem in Indonesia. Research that seeks to see if there are shortcuts to thinking in giving alms has not received much attention. So this research will use heuristic models that combine altruism and religiosity. This research can be a strategy to fulfill the potential of alms in Indonesia. There were 782 respondents who participated in the research survey. The results show that availability, representativeness, altruism, and religiosity have a significant effect on almsgiving behavior in general. Then, availability, anchoring, and altruism affect almsgiving behavior through digital platforms and influence preferences to use digital platforms rather than conventional platforms. Meanwhile, the factors that influence alms-giving behavior through conventional platforms are availability, altruism, and religiosity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Aulia Hakim
"Penelitian ini membahas pengaruh herding, loss aversion, fear of missing out, ditambah dengan religiusitas, literasi keuangan Islam, informasi perusahaan dan risk taking behaviour terhadap keputusan investasi saham syariah oleh para investor muslim, khususnya kelompok investor sebelum dan setelah pandemi COVID-19. Data dikumpulkan sebanyak 1179 responden dan diolah dengan aplikasi SmartPLS untuk menguji hipotesis dan melakukan analisis multi grup. Hasil penelitian mengungkapkan loss aversion, religiusitas, literasi keuangan Islam, informasi perusahaan dan risk taking behaviour mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi saham syariah oleh investor ritel muslim. Selain itu hasil multi group analysis mengungkap loss aversion, fear of missing out, dan risk taking behaviour signifikan di kalangan investor saat tahun 2020. Meski demikian, dalam penelitian ini menemukan bahwa variabel non bias seperti literasi keuangan Islam dan informasi perusahaan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap keputusan investasi dibanding variabel bias perilaku pada dua kelompok investor. Penelitian ini merekomendasikan pemangku kepentingan saham syariah untuk mendorong literasi keuangan Islam dan keterbukaan informasi perusahaan  yang berguna untuk membuat keputusan investasi investor muslim.

This study discusses the effect of herding, loss aversion, fear of missing out, coupled with religiosity, Islamic financial literacy, company information and risk taking behavior on Islamic stock investment decisions by Muslim investors, especially between two investor groups, before and after the pandemic. Survey were collected 1179 respondents and processed with the SmartPLS to test hypotheses and perform multi-group analysis. The results reveal loss aversion, religiosity, Islamic financial literacy, company information and risk taking behavior have a significant influence on Islamic stock investment decisions by Muslim retail investors. Also, the multi group analysis revealed that loss aversion, fear of missing out, and risk taking behavior is significant among new investors in 2020. However, this study found that non-biased variables such as Islamic financial literacy and company information had a greater influence on investment decisions compared to behavioral bias variables in the two groups of investors. This study recommends sharia stock’s stakeholders to encourage Islamic financial literacy and disclosure of company information that is useful for making investment decisions for Muslim investors."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Ramadhani
"Adanya ratifikasi Paris Agreement oleh Indonesia memberikan konsekuensi untuk menurunkan emisi gas rumah kaca secara bertahap. Ekonomi hijau menjadi salah satu gagasan ekonomi yang tidak hanya menyejahterakan sosial dan masyarakat, tetapi juga berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan. Salah satu wujud ekonomi hijau adalah konsumsi produk ramah lingkungan. Berangkat dari latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi intensi beralih ke produk ramah lingkungan pada konsumen muslim Indonesia. Hal tersebut dicapai dengan menggunakan theory of planned behavior yang diintegrasikan ke dalam push-pull-mooring theory. Dengan memanfaatkan data primer berupa kuesioner melalui metode Covariance-Based Structural Equation Modeling (CB-SEM), sebanyak 715 responden telah berkontribusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa switching cost, religiosity, attitude towards behavior, subjective norms, perceived behavioral controls, mempengaruhi secara signifikan terhadap intensi beralih ke produk ramah lingkungan pada seorang muslim. Implikasi dari temuan ini adalah intensi beralih seseorang dapat dipengaruhi oleh sisi religiositas yang juga berpengaruh pada attitude towards behavior sehingga tingginya religiositas dapat meningkatkan intensi beralih seseorang. Hasil penelitian ini juga diharapkan mampu memperkuat preferensi pemerintah untuk lebih mengedepankan produk ramah lingkungan yang memperhatikan environment, social, dan governance.

Indonesia's ratification of the Paris Agreement has the consequences of gradually lowering greenhouse gas emissions. The green economy became one of the economic ideas that not only improved social and societal, but also contributed to sustainable development. One of the forms of the green economy is the consumption of environmentally friendly products. Based from that background, this study aims to analyze the factors that influence the intensity of switching to environmentally friendly products in Indonesian Muslim consumers. This is achieved by using the theory of planned behavior that is integrated into the push-pull-mooring theory. By leveraging primary data in the form of questionnaires through the Covariance-Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) method, a total of 715 respondents contributed. The results showed that switching costs, religiosity, attitude towards behavior, subjective norms, perceived behavioral controls, significantly affect the intensity of switching to green products in a Muslim. The implication of this finding is that a person's shifting intensity can be influenced by the religiosity side that also affects the attitude towards behavior so that the more religiosity increases the intensity of a person's switching. The results of this study are also expected to strengthen the government's preference for more green products that pay attention to environment, social, and governance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadly Maulana
"Perkembangan industri ekonomi syariah cenderung meningkat secara nominal, namun tak mampu mengungguli produk keuangan di konvensional. market share keuangan syariah masih berada di bawah belasan persen(10,16%). Dengan melihat rendahnya market share produk keuangan islam dapat dimungkinkan akibat kesejahteraan finansial yang rendah maupun belum merata. Kesejahteraan Indonesia tahun 2021 mengalami penurunan yang cukup anjlok. Hal ini sejalan dengan penduduk miskin pada tahun 2021 yang mengalami kenaikan sebesar 1,12 juta jiwa. Kesejahteraan secara finansial dapat tercermin melalui pertumbuhan ekonomi dan pemberian upah minimum. Tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan signifikan pada pertengahan 2021, begitupun dengan upah minimum yang tidak mengalami kenaikan seperti tahun- tahun sebelumnya. Oleh karena itu, Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Determinan financial well-being berupa subjective financial knowledge, financial attitude, locus of control, dan islamic gratitude dan juga mengetahui pengaruh financial well-being terhadap intensi memakai produk keuangan islam di perbankan dan pasar modal syariah. Pengumpulan data dilakukan dengan metode online survei dan memperoleh 662 responden dimana unit analisis yang dijadikan sampel pada penelitian ini merupakan seorang muslim dewasa di Indonesia yang sudah memiliki pekerjaan. Data diolah dengan memakai metode Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan subjective financial knowledge, locus of control dan islamic gratitude memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap financial well-being, sedangkan financial attitude justru memiliki pengaruh yang negatif signifikan, namun financial attitude dapat mempengaruhi positif signifikan terhadap financial well-being jika dimediasi oleh financial behavior. Kemudian, penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara positif signifikan oleh financial well-being terhadap intensi memakai produk keuangan islam dalam menabung di perbankan maupun berinvestasi di pasar modal syariah. Hasil ini mengindikasikan bahwa pentingnya edukasi terkait financial knowledge, financial attitude, dan penyuluhan terkait rasa syukur terhadap pekerja muslim di Indonesia yang diharapkan dapat meningkatkan financial well-being dan pada akhirnya bermuara pada naiknya intensi dalam memakai produk keuangan Islam.

The development of the Islamic economic industry tends to increase nominally, but is unable to outperform conventional financial products. Islamic finance market share is still below a dozen percent (10.16%). By looking at the low market share of Islamic financial products, it can be possible due to low or uneven financial welfare. Indonesia's welfare in 2021 will experience a significant decline. This is in line with the poor population in 2021 which will increase by 1.12 million people. Financial prosperity can be reflected through economic growth and the provision of minimum wages. It was noted that Indonesia's economic growth experienced a significant decline in mid-2021, as well as the minimum wage which did not increase as in previous years. Therefore, this study aims to analyze the determinants of financial well-being in the form of subjective financial knowledge, financial attitude, locus of control, and Islamic gratitude and also to determine the effect of financial well-being on the intention to use Islamic financial products in Islamic banking and capital markets. Data collection was carried out using an online survey method and obtained 662 respondents where the unit of analysis used as a sample in this study was an adult Muslim in Indonesia who already had a job. The data was processed using the Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method. The results show that subjective financial knowledge, locus of control and Islamic gratitude have a significant positive effect on financial well-being, while financial attitude actually has a significant negative effect, but financial attitude can have a significant positive effect on financial well-being if mediated by financial behavior. Then, this study also shows that there is a significant positive effect of financial well-being on the intention to use Islamic financial products in saving in banking and investing in the Islamic capital market. These results indicate that the importance of education related to financial knowledge, financial attitude, and counseling related to gratitude for Muslim workers in Indonesia is expected to increase financial well-being and ultimately lead to increased intention to use Islamic financial products."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library