Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ray Astoro
Abstrak :
Tebet sebagai salah satu wilayah dengan penduduk yang tinggi merupakan tempat yang mungkin banyak menghasilkan sampah masker 3 ply. Penelitian ini akan mencari tahu seberapakah besarnya timbulan masker 3 ply yang timbul di Tebet, dengan cara meneliti alur pengelolaan masker 3 ply dan menggunakan perhitungan timbulan sampah perkotaan sesuai standar nasional. Penelitian ini bertujuan untuk memahami alur pengelolaan dan mengalisis timbulan masker 3 ply yang mungkin dihasilkan di Tebet. Penelitian ini menggunakan kesesuaian SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan dan SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pangambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. Analisis data menunjukan bahwa alur pengelolaan sampah masker 3 ply sudah sesuai dengan SNI 19-2454-2002 dan Pedoman Pengolahan Masker Bekas Pakai oleh Kemenkes RI dimana masker 3 ply termasuk sampah domestik. Hasil perhitungan timbulan menunjukan nilai timbulan masker 3 ply di Tebet adalah 2,422 gram/jiwa/hari yang berikutnya dikonversi menjadi 1 masker/jiwa/hari. Analisis nilai timbulan tersebut diikuti dengan jumlah masyarakat Tebet yang lebih dari 200.000 jiwa dapat menciptakan nilai timbulan 200.000 masker dalam sehari. Hasil perhitungan dihitung kembali dengan data literatur hasil tanggapan responden untuk mendapat nilai yang lebih representatif. Analisis perhitungan menghasilkan 111.603 masker per hari di Tebet dari pemakai masker yang membuang langsung masker setelah dipakai ke tempat sampah domestik. Perhitungan juga dilakukan dengan nilai timbulan rata-rata dari semua jenis perumahan menghasilkan nilai representatif sebesar 55.802 jiwa penduduk pemakai masker dan langsung membuang masker ke tempat sampah domestik, menciptakan 55.802 masker per harinya. Analisis perbandingan nilai tersebut dengan timbulan saat pandemi menunjukan terjadi penurunan jumlah timbulan yang mencapai kurang dari setengah nilai timbulan saat pandemi. ......Tebet as an area with a high population is a place that may generate a lot of 3 ply mask waste. This study will find out how much 3 ply mask waste is generated in Tebet, by examining the flow of 3 ply mask management and using the calculation of urban waste generation according to national standards. This study aims to understand the management flow and analyze the generation of 3 ply masks that may be generated in Tebet. This research uses the suitability of SNI 19-2454-2002 concerning Procedures for Operational Techniques for Urban Waste Management and SNI 19-3964-1994 concerning Methods of Taking and Measuring Examples of Urban Waste Generation and Composition. Data analysis shows that the waste management flow of 3 ply masks is in accordance with SNI 19-2454-2002 and the Guidelines for Processing Used Masks by the Indonesian Ministry of Health where 3 ply masks are included in domestic waste. The results of the waste calculation show that the waste value of 3 ply masks in Tebet is 2.422 grams / person / day which is then converted to 1 mask / person / day. The analysis of the generation value followed by the number of Tebet residents of more than 200,000 people can create a generation value of 200,000 masks a day. The calculation results were recalculated with literature data from respondents' responses to get a more representative value. The calculation analysis resulted in 111,603 masks per day in Tebet from mask wearers who directly dispose of masks in domestic waste bins. Calculations were also carried out with the average generation value of all types of housing resulting in a representative value of 55,802 residents who wear masks and directly dispose of masks in domestic waste bins, creating 55,802 masks per day. Comparative analysis of this value with the generation during the pandemic shows a decrease in the amount of generation that reaches less than half the value of the generation during the pandemic.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ailsa Ulfa Indrianing Hapsari
Abstrak :
IPAL Rumah Sakit Universitas Indonesia sudah lama mengalami tantangan dalam menyisihkan kandungan fenol yang sering melebihi baku mutu. Anomali nilai COD pada penelitian sebelumnya dan kecenderungan efluen yang lebih tinggi dibandingkan influen mengharuskan COD sebagai parameter yang juga membutuhkan perhatian. Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis teknologi pengolahan air limbah potensial berdasarkan kajian literatur dan kondisi eksisting IPAL; (2) Menganalisis konsentrasi fenol dan COD di sump pit, netralisasi, sterilisasi, grease trap, inlet, dan outlet IPAL; dan (3) mengevaluasi efektivitas penyisihan fenol dan COD teknologi terpilih dengan simulasi laboratorium. Penelitian ini menggunakan decision matrix untuk memilih lima teknologi potensial (adsorpsi, fotokatalisis, fitoremediasi, ion exchange, dan chemical precipitation). Hasil menunjukkan teknologi yang terpilih adalah adsorpsi dan chemical precipitation. Kemudian, hasil sampling menyatakan bahwa sumber konsentrasi fenol tertinggi adalah toilet (sump pit) sebesar 0.258 mg/L. Eksperimen jar test dilakukan dengan dosis yang berbeda, baik untuk FeCl3 (40, 80, 120, 160, dan 200 mg/L), maupun PAC (0.09, 0.18, 0.45, 0.90, dan 1.80 g/L). Pengadukan cepat (40 rpm) dan lambat (120 rpm) masing - masing dilakukan selama 1 menit dan 20 menit untuk chemical precipitation, sedangkan pengadukan sebesar 150 rpm selama 3 jam untuk adsorpsi. Sampel dianalisis, ketika waktu pengendapan mencapai 15 menit (chemical precipitation) dan 30 menit (adsorpsi). Simulasi menunjukkan dosis optimum (160 mg/L) FeCl3 mampu menyisihkan 68% fenol dan 43.6% COD. Sedangkan adsorpsi mengungkapkan bahwa PAC pada dosis optimum 1.8 g/L mengeradikasi fenol (92%) dan COD (70%). Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa adsorpsi merupakan teknologi potensial terbaik untuk IPAL Rumah Sakit Universitas Indonesia. ......Universitas Indonesia Hospital WWTP has long experienced challenges in removing phenol content which often exceeds quality standards. The anomaly in the COD value in previous studies, as well as the tendency for the effluent to be higher than the influent which requires COD to be a parameter that also needed attention. For this reason, research was carried out on optimizing phenol and COD levels in WWTP RSUI. This study aims to (1) analyze the potential wastewater treatment technology based on a review of the literature and the existing WWTP conditions; (2) Analyze the concentration of phenol and COD in the sump pit, neutralization, sterilization, grease trap, inlet and outlet of WWTP; and (3) evaluating the phenol and COD removal effectiveness of the selected technology with laboratory simulations. This study uses a decision matrix to select five potential technologies (adsorption, photocatalysis, phytoremediation, ion exchange, and chemical precipitation). The results show that the technology that has been selected through a decision matrix are adsorption and chemical precipitation. Jar test experiments were carried out with different doses, both for FeCl3 (40, 80, 120, 160, and 200 mg/L), and PAC (0.09, 0.18, 0.45, 0.90, and 1.80 g/L). Rapid (40 rpm) and slow (120 rpm) mixing were carried out for 1 minute and 20 minutes respectively for chemical precipitation, while mixing at 150 rpm for 3 hours for adsorption. Samples were analyzed, when the settling time reached 15 minutes (chemical precipitation) and 30 minutes (adsorption). Simulation of the optimum dose (160 mg/L) of FeCl3 was able to remove 68% phenol and 43.6% COD. While adsorption revealed that PAC at the optimum dose of 1.8 g/L eradicated phenol (92%) and COD (70%). Overall, it can be said that adsorption is the best potential technology for Universitas Indonesia Hospital WWTP.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Stephanie Saulina
Abstrak :
TPST Bantargebang menampung 7.500 – 8.000-ton sampah dari wilayah layanan Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan studi komposisi sampah yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2017, sampah plastik di TPST Bantargebang telah mencapai 35,28% atau setara dengan 13,7 juta ton. Banyaknya sampah plastik yang masih berada di sekitar lahan titik buang TPST Bantargebang mengindikasikan keberadaan mikroplastik tersebar di sekitar lingkungan TPST Bantargebang dan mencemari lingkungan perairan. Selain itu, dilakukan pengujian terhadap parameter kualitas air seperti TSS, COD, pH dan suhu. Parameter-parameter ini nantinya akan dianalisis terkait antarhubungan dengan mikroplastik. Identifikasi mikroplastik dilakukan dengan menggunakan larutan NaCl 10%, H2O2, dan mikroskop optilab. Proses pengambilan sampel sendiri dilakukan selama dua hari di enam lokasi berbeda. Konsentrasi mikroplastik di lingkungan perairan TPST Bantargebang berkisar antara 255-1937.5partikel/L. Bentuk dan warna mikroplastik yang dominan di lingkungan perairan sekitar TPST Bantargebang adalah fragmen dan warna hitam. Korelasi antara mikroplastik dan COD memiliki nilai 0.66 (Hari-1) dan 0.75 (Hari-2). Dari hasil tersebut dapat diperoleh bahwa korelasi antara COD dengan mikroplastik adalah signifikan dan cenderung berbanding lurus. Korelasi antara mikroplastik dan TSS adalah 0.18 (Hari-1) dan 0.35 (Hari-2). Hasil ini menunjukkan bahwa antara kedua parameter memiliki hubungan yang tidak terlalu signifikan namun cenderung berbanding lurus. Korelasi antara mikroplastik dan pH adalah -0.20 (Hari-1) dan -0.21 (Hari-2). Hasil ini menunjukkan bahwa korelasi antara kedua parameter tidak signifikan dan cenderung berbanding terbalik. Tingginya tingkat mikroplastik di lingkungan perairan TPST Bantargebang mengindikasikan perlunya beberapa langkah strategis yang diperlukan dalam mengelola kualitas perairan di sekitar TPST. ......TPST Bantargebang accommodates 7,500 – 8,000-tons of waste from the DKI Jakarta Province service area. Based on a waste composition study conducted by the DKI Jakarta Provincial Environmental Office in 2017, plastic waste at the Bantargebang TPST has reached 35.28% or equivalent to 13.7 million tons. The large amount of plastic waste that is still around the Bantargebang TPST disposal point indicates the presence of microplastics scattered around the Bantargebang TPST environment and polluting the aquatic environment. In addition, tests were carried out on water quality parameters such as TSS, COD, pH and temperature. These parameters will later be analyzed for interrelationships with microplastics. Microplastic identification was carried out using a 10% NaCl solution, H2O2, and optilab microscopy. The sampling process itself was carried out for two days in six different locations. The concentration of microplastics in the aquatic environment of the Bantargebang TPST ranges from 255-1937.5 particles/L. The shape and color of microplastics that are dominant in the aquatic environment around the Bantargebang TPST are fragments and black color. The correlation between microplastics and COD has values of 0.66 (Day-1) and 0.75 (Day-2). From these results, it can be obtained that the correlation between COD and microplastics is significant and tends to be directly proportional. The correlation between microplastics and TSS was 0.18 (Day-1) and 0.35 (Day-2). These results show that between the two parameters have a relationship that is not too significant but tends to be directly proportional. The correlation between microplastics and pH is -0.20 (Day-1) and -0.21 (Day-2). These results show that the correlation between the two parameters is insignificant and tends to be inversely proportional. The high level of microplastics in the aquatic environment of the Bantargebang TPST indicates the need for several strategic steps needed in managing the quality of the waters around the TPST.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhila Malahayati Kamal
Abstrak :
Parasetamol sebagai mikropolutan pada air laut menjadi perhatian global karena efek toksisitasnya. Karakteristik parasetamol yang tidak dapat terdegradasi pengolahan konvensional sepenuhnya, membuat Fenton hadir sebagai alternatif yang terbukti mampu mendegradasi parasetamol. Kombinasi proses Fenton dan ultrafiltrasi menghadirkan peluang sebagai pengolahan alternatif untuk menyisihkan parasetamol dan sisa besi. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengevaluasi efektivitas proses hybrid Fenton dan membran untuk menyisihkan parasetamol dalam COD. Variabel penting dari proses Fenton yang diamati ialah rasio H2O2/Fe2+ . Pada matriks air sintetik, rasio optimal 1:2 menghasilkan penyisihan COD sebesar 45%, sedangkan rasio 1:1 menghasilkan 37% penyisihan COD pada matriks air laut. Membran Polyerhersulfone (PES) dengan ukuran pori 30 nm dan 7 nm (50 kDa) yang beoperasi pada fluks 120 L/m2h digunakan dalam penelitian ini. Kurangnya penyisihan COD teramati pada matriks air sintetik dan penyisihan 37% COD teramati selama untuk matriks air laut pada kedua jenis membran. Kemudian, penyisihan Fe2+ teramati sebesar 54% dan 92% setelah penyesuaian pH hingga 8,5 pada kedua matriks air dengan variasi membran. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa efektivitas proses hybrid Fenton dan ultrafiltrasi dalam menyisihkan parasetamol bergantung pada dosis katalis dan juga matriks air yang digunakan serta retensi besi oleh membran optimal terjadi ketika pH 8,5. ......Traces of Paracetamol (PCT) as a micropollutant, particularly in seawater (SW), become a global concern due to the toxicity effect. Conventional wastewater treatment plants only able to degrade PCT partially. Therefore, an alternative treatment was necessary to treat PCT. Fenton oxidation is an efficient process to degrade PCT. Combination of Fenton oxidation and ultrafiltration treatment presents a promising opportunity as one of the alternative treatments for PCT removal across aqueous matrices and removal of iron residue. This study aims to evaluate the efficiency of the hybrid processes to remove PCT, in Chemical Oxygen Demand (COD), for both distilled water (DW) and seawater. Important parameter in Fenton, H2O2/Fe2+ ratio (w/w) was observed. In the DW, optimal 1:2 ratio resulted 45% COD removal, whereas 1 :1 exhibited 37% COD removal in SW. Flat sheet Polyethersulfone (PES) with pore size of 30 nm and 7 nm (50 kDa) membrane was employed with a constant flux of 120 L/m²·h. A lack of contribution of COD removal in DW and 37% in SW was observed during the ultrafiltration process. Furthermore, 54% and 92% removal of Fe2+ residue was observed during ultrafiltration at adjusted pH 8,5 in both water matrices using different membrane pore size, respectively. In conclusion, hybrid Fenton oxidation and ultrafiltration efficiency depend on catalyst dosage and water matrix and optimum condition for ultrafiltration to retain iron is when the pH is adjusted to 8,5.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Maryam Sayyidina
Abstrak :
Penggunaan air tanah oleh sebagian besar masyarakat berpotensi terkontaminasi E.Coli sehingga diperlukan pemantauan mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis hasil pengujian Escherichia Coli pada air minum dan faktor yang memengaruhinya; 2) menguraikan manfaat, tantangan, dan peluang dalam melakukan self-monitoring; dan 3) mengembangkan prosedur untuk memantau Escherichia Coli. Pemantauan mandiri dilakukan alat monitoring on-site yaitu Aquagenx CBT ET+TC Presence/Absence. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa tingkat kontaminasi E.Coli pada sumber memiliki rata-rata bernilai lebih tinggi dibandingkan dengan point-of-use. Berdasarkan analisis korelasi Pearson, hubungan perlakuan yang dilakukan pada sumber air terhadap berkurangnya jumlah E.Coli dalam air minum memiliki nilai p sebesar 0,35. Self-monitoring memiliki potensi yang cukup besar untuk diimplementasikan dengan akurasi data diantara 85 – 95%. Walaupun demikian, berdasarkan analisis korelasi Pearson, hubungan pemahaman kualitas air minum dengan kualitas air minum memiliki nilai p sebesar -0,383. Langkah yang dilakukan pada pengujian juga tergolong mudah walaupun terdapat langkah-langkah yang cukup menantang. Self-monitoring dapat dikembangkan lebih jauh lagi dengan mempertimbangkan kebutuhan dan keresahan dari rumah tangga agar mereka dapat lebih efektif dalam melakukan pemantauan. Kontaminasi yang masih bisa ditemukan dalam rumah tangga membuat mereka harus tetap melakukan self-monitoring menggunakan instrumen yang sesuai dengan standar UNICEF.   ......Groundwater has the potential to be contaminated with E.Coli so guidance is needed. This study aims to 1) analyze the results of Escherichia Coli in drinking water and the factors; 2) describe the benefits, challenges and opportunities in conducting self-monitoring; and 3) developing procedures to combat Escherichia Coli. On-site monitoring utilizes Aquagenx CBT ET + TC Presence/Absence as an independent tool. Results indicate E.Coli contamination at the point of use is higher than that at the source. Pearson's correlation analysis shows a p-value of 0.35 between actions at water sources and reduced E. coli in drinking water. Self-monitoring has considerable potential to be implemented because the accuracy ranges from 85 – 95%. In contrast, Pearson's correlation analysis indicates that there is a p-value of -0.383 between the understanding of drinking water quality and the quality of drinking water. Although some test steps pose challenges, most are straightforward. Self-monitoring can be developed further by taking into account the needs and concerns of households so that they can be more effective in carrying out monitoring. Despite contamination risks, households should continue self-monitoring and self-training using UNICEF-standard instruments.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audia Amandaru Wardhana
Abstrak :
IPAL Setu Babakan adalah instalasi pengolahan air limbah berskala komunal yang memiliki kapasitas 600 m3 per hari. IPAL Setu Babakan mengolah grey water dari masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi, air hujan, serta limbah peternakan sekitar. Pengolahan air limbah dilakukan secara biologis menggunakan gabungan sistem Extended Aeration dan Moving Bed Bioreactor dengan media kaldnes K3. Efisiensi aktual di IPAL Setu Babakan untuk parameter COD, BOD, TSS, dan amonia sebesar 64,2%, 60,47%, 33,33%, dan 41,09%. Namun, effluen yang dihasilkan belum memenuhi PP Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran IV. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh rasio volume media kaldnes K3 dengan pengisian 0%, 10%, 20%, dan 30% terhadap efisiensi penurunan COD, BOD, TSS, dan amonia pada proses aerasi untuk memperoleh pengolahan yang optimal. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan reaktor dengan pengisian volume media kaldnes 30% menghasilkan pengolahan paling optimal dibandingkan 0%, 10%, dan 20% dengan peningkatan efisiensi sebesar 79,55%, 79,55%, 73,21%, dan 68,15%. Hasil evaluasi IPAL menunjukan kurang optimalnya IPAL Setu Babakan berdasarkan penurunan kadar COD, BOD, dan amonia yang belum signifikan sehingga proses aerasi menggunakan media kaldnes K3 dengan rasio 30% dapat menjadi salah satu alternatif perbaikan dalam meningkatkan efisiensi pengolahan air limbah pada IPAL Setu Babakan.  ......Setu Babakan Wastewater Treatment Plant (WWTP) is a communal wastewater treatment facility with a capacity of 600 m3 per day. Setu Babakan WWTP treats greywater from domestic activity, rainwater, and nearby farm waste. The wastewater treatment is done biologically using a combination of the Extended Aeration and Moving Bed Bioreactor systems with Kaldnes K3 media. The treatment efficiency for COD, BOD, TSS, and ammonia parameters is 64.2%, 60.47%, 33.33%, and 41.09% respectively. The effluent produced does not yet meet the requirements of Government Regulation No 22/ 2021. This research aims to determine the effect of the ratio of Kaldnes K3 media volume of 0%, 10%, 20%, and 30% on the efficiency of COD, BOD, TSS, and ammonia removal in the aeration process to achieve optimal treatment. Based on the research results, it was found that the reactor with a 30% fill volume of Kaldnes media produced the most optimal treatment compared to 0%, 10%, and 20%, with an increase in efficiency of 79.55%, 79.55%, 73.21%, and 68.15% for COD, BOD, TSS, and ammonia, respectively. The evaluation of the wastewater treatment facility shows that IPAL Setu Babakan is suboptimal based on the insignificant reduction in COD, BOD, and ammonia levels. Therefore, the aeration process using Kaldnes K3 media with a 30% volume ratio can be considered as an alternative improvement to enhance the efficiency of wastewater treatment at IPAL Setu Babakan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Kyla Izzani Putri
Abstrak :
Lindi yang mengandung logam berat, merupakan permasalahan yang berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat. Fasilitas pengolahan lindi di TPA Cipayung sudah tidak beroperasi sejak 2019, sehingga lindi langsung mengalir ke Sungai Pesanggrahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik lindi, jenis tanaman, potensi fitoremediasi, serta risiko pencemaran Mn dan Pb terhadap masyarakat. Lindi TPA Cipayung mempunyai konsentrasi Mn 4,38 mg/l dan Pb 4,92 mg/l. Penelitian dilakukan dengan metode Range Finding Test/RFT (50%) dan dilanjutkan metode fitoremediasi dengan variasi berat tanaman (300 g, 600 g, dan 900 g) serta jenis tanaman (kangkung air/Ipomoea aquatica dan Hydrilla verticillata). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua tanaman mampu mereduksi Mn dan Pb dengan penurunan terbaik pada kangkung air 900 g sebesar 0,46 mg/l Mn dan 0,73 mg/l Pb serta Hydrilla verticillata 300 g sebesar 0,36 mg/l Mn dan 1,4 mg/l Pb. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa berat tanaman berkorelasi lemah (r=0,392; 0,012) dan tidak signifikan (sig.=0,058; 0,955), sementara jenis tanaman berkorelasi kuat (r=-0,819; -0,494) dan signifikan (sig.=0,000; 0,014) terhadap nilai Mn dan Pb. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa tingkat risiko yang diterima masyarakat terkategori rendah (HQ<1). Secara keseluruhan, Hydrilla verticillata lebih efektif dalam menurunkan logam Mn dan Pb pada lindi TPA Cipayung. ......Leachate that contains heavy metals is harmful to the environment and society. The leachate treatment facility at Cipayung Landfill hasn’t been operating since 2019, so the leachate flows directly into the Pesanggrahan River. This study aims to analyze characteristics of leachate, plant species, phytoremediation potential, and risk of Mn and Pb pollution to human. Leachate of Cipayung Landfill had concentrations of Mn 4,38 mg/l and Pb 4,92 mg/l. This study was conducted using Range Finding Test/RFT (50%) and phytoremediation with variation of weight (300 g, 600 g, and 900 g) and species (Ipomoea aquatica and Hydrilla verticillata). The results showed both plantswere able to reduce heavy metal contaminants with the best reduction of Ipomoea aquatica 900 greduced 0,46 mg/l Mn and 0,73 mg/l Pb, and Hydrilla verticillata 300 greduced 0,36 mg/l Mn and 1,4 mg/l Pb. The statistical analysis indicated that the variation of weight had weak correlation (r=0,392;0,012) and wasn’t statistically significant (sig.=0,058;0,955), while the species showed strong significant (r=-0,819;-0,494) and was statistically significant (sig.=0,000;0,014) to the values of Mn and Pb. The analysis results showed that the impact of risk to human was classified as low (HQ<1). Overall, Hydrilla verticillata was more effective plant in reducing Mn and Pb in the leachate of Cipayung Landfill.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arthami Bunga Dewanti
Abstrak :
Pada tahun 2022, timbulan sampah Kota Tangerang telah mencapai 600,474 ton. Sementara, fasilitas pengelola sampah di Kota Tangerang masih terbatas. TPS 3R Widatama 12 melayani 4 RW di Kelurahan Nusa Jaya, melebihi cakupan layanan seharusnya yaitu 1 RW. TPS 3R Widatama 12 mengolah sampah organik menjadi kompos. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kondisi eksisting sistem pengelolaan sampah, menghitung timbulan dan komposisi sampah, menganalisis potensi reduksi, serta menganalisis kualitas kompos TPS 3R Widatama 12. Metode penelitian untuk pengukuran timbulan dan komposisi sampah menggunakan metode load-count analysis dan metode quartering, serta mengacu pada SNI 19-3964-1994. Parameter kompos yang diuji adalah karbon, nitrogen, C/N-rasio, kadar air, pH, phosfor, dan kalium. Berdasarkan hasil penelitian, sistem pengelolaan sampah di TPS 3R Widatama 12 adalah pengangkutan sampah, pemilahan sampah, pengelompokkan sampah anorganik, dan pengomposan. Volume rata-rata timbulan sampah yang masuk adalah 6,5 m3/hari dengan berat sampah rata-rata 944,87 kg/hari atau 0,46 kg/orang/hari. Komposisi sampah terdiri dari sisa makanan 43,78%; kayu-ranting 3,5%; kertas-karton 8,28%; plastik 20,85%; logam 0,35%; kain 2,92%; karet-kulit 0,59%; kaca 2,16%; dan lainnya 0,83%. Nilai potensi reduksi sampah adalah sebesar 71,72%. Berdasarkan parameter kompos yang diuji, parameter yang belum terpenuhi adalah pH dengan nilai 7,8. ......Pada tahun 2022, timbulan sampah Kota Tangerang telah mencapai 600,474 ton. Sementara, fasilitas pengelola sampah di Kota Tangerang masih terbatas. TPS 3R Widatama 12 melayani 4 RW di Kelurahan Nusa Jaya, melebihi cakupan layanan seharusnya yaitu 1 RW. TPS 3R Widatama 12 mengolah sampah organik menjadi kompos. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kondisi eksisting sistem pengelolaan sampah, menghitung timbulan dan komposisi sampah, menganalisis potensi reduksi, serta menganalisis kualitas kompos TPS 3R Widatama 12. Metode penelitian untuk pengukuran timbulan dan komposisi sampah menggunakan metode load-count analysis dan metode quartering, serta mengacu pada SNI 19-3964-1994. Parameter kompos yang diuji adalah karbon, nitrogen, C/N-rasio, kadar air, pH, phosfor, dan kalium. Berdasarkan hasil penelitian, sistem pengelolaan sampah di TPS 3R Widatama 12 adalah pengangkutan sampah, pemilahan sampah, pengelompokkan sampah anorganik, dan pengomposan. Volume rata-rata timbulan sampah yang masuk adalah 6,5 m3/hari dengan berat sampah rata-rata 944,87 kg/hari atau 0,46 kg/orang/hari. Komposisi sampah terdiri dari sisa makanan 43,78%; kayu-ranting 3,5%; kertas-karton 8,28%; plastik 20,85%; logam 0,35%; kain 2,92%; karet-kulit 0,59%; kaca 2,16%; dan lainnya 0,83%. Nilai potensi reduksi sampah adalah sebesar 71,72%. Berdasarkan parameter kompos yang diuji, parameter yang belum terpenuhi adalah pH dengan nilai 7,8.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wairara, Tricia Lusia Novalia
Abstrak :
Pelayanan air perpipaan di Indonesia yang masih kurang mendorong masyarakat untuk menggunakan sumber air nonperpipaan seperti air tanah dan air isi ulang. Namun berdasarkan beberapa penelitian, air nonperpipaan diketahui memiliki risiko akibat kontaminasi bakteri dan patogen. Studi ini dilakukan sebagai upaya peningkatan kualitas air minum dengan mengetahui persebaran kontaminasi E. coli, faktor yang mempengaruhinya, serta membandingkan risiko kesehatan air minum nonperpipaan di Kota Bekasi dan Metro. Penelitian dilakukan dengan metode Most Probable Number (MPN) untuk mengetahui konsentrasi bakteri dan metode Quantitative Microbial Risk Assessment (QMRA) dengan indikator bakteri E. coli dan patogen indeks Salmonella. Pengujian kualitas air minum menunjukkan bahwa terjadi kontaminasi E. coli sekitar 26,7% dari total 202 sampel di Kota Bekasi dengan rata-rata 18,7 MPN/100 mL. Sedangkan di Kota Metro 30,0% dari 190 sampel terkontaminasi E. coli dengan rata-rata 77,3 MPN/100 mL. Berdasarkan uji korelasi Spearman¸ faktor seperti sumber air, pewadahan, dan pengolahan air tidak menunjukkan adanya korelasi terhadap konsentrasi E. coli, kecuali untuk faktor pewadahan di Kota Metro yang berhubungan signifikan dengan E. coli ≥100 MPN/100 mL. Kemudian hasil penelitian mengenai rasio patogen indeks Salmonella dengan sampel air tanah di kota Bekasi (n=7) diperoleh nilai rasio sebesar 0,03. Hasil perhitungan analisis QMRA dengan simulasi Monte-Carlo di Kota Bekasi menunjukkan bahwa air tanah memiliki nilai median beban penyakit sebesar 0,01 ± 0,03 DALY/orang/tahun dan air isi ulang dengan nilai sebesar 0,003 ± 0,02 DALY/orang/tahun. Sedangkan, untuk Kota Metro diperoleh sebesar 0,04 ± 0,04 DALY/orang/tahun untuk air tanah dan air isi ulang sebesar 0,03 ± 0,04 DALY/orang/tahun. Seluruh nilai yang diperoleh melebihi batas nilai maksimum menurut WHO yaitu sebesar 10-4 DALY/orang/tahun. Oleh karena itu, intervensi yang tepat perlu dilakukan oleh pemerintah untuk mengedukasi masyarakat tentang konsumsi air minum yang aman dan layak ......Piped water services in Indonesia are still relatively low. This condition encourages people to use non-piped water sources such as groundwater and refilled water. However, based on several studies, non-piped water is known to have risks due to bacterial and pathogen contamination. This study was conducted as an effort to improve drinking water quality by knowing the distribution of E. coli contamination, the factors that influence it, and comparing the health risks of non-piped drinking water in Bekasi City and Metro. The research was conducted using the Most Probable Number (MPN) method to determine the concentration of bacteria and the Quantitative Microbial Risk Assessment (QMRA) method with E. coli as indicators and Salmonella as reference pathogen. The drinking water quality testing showed that there was around 26.73% E. coli contamination from a total of 202 drinking water samples in Bekasi City with an average of 18.74 MPN/100 mL. Whereas in Metro City 30% of 190 samples were contaminated with E. coli with an average of 77.31 MPN/100 mL. Based on the Spearman correlation test¸ risk factors such as water sources, containers, and water treatment did not show a correlation with E. coli concentrations, except for the container factor in Metro City which is significantly related to E. coli ≥100 MPN/100 mL. Then to find out the reference pathogen ratio, a Salmonella concentration test was carried out for groundwater in the city of Bekasi (n=7) and a ratio value of 0.03 was obtained. The results of QMRA analysis calculations using Monte-Carlo simulations in Bekasi City show that groundwater has a median disease burden value of 0.01 ± 0.03 DALY/person/year and refill water with a value of 0.003 ± 0.02 DALY/person/year year. Whereas for Metro City, the median disease burden of groundwater was 0.04 ± 0.04 DALY/person/year and for refill water it was 0.03 ± 0.04 DALY/person/year. All values ​​obtained exceeded the maximum value limit according to WHO, namely 10-4 DALY/person/year, therefore proper intervention from the government is needed to educate the public about consumption of safe drinking water.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Rana Aqilah
Abstrak :
Saat ini TPA Cipayung tidak memiliki unit pengolahan lindi, sehingga lindi dialirkan menuju Kali Pesanggrahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi fitoremediasi yang ditinjau dari pengaruh persentase luas tutupan dan jenis tanaman air yang optimal dalam penyisihan pencemar dari lindi TPA Cipayung. Tahapan penelitian terdiri dari observasi lapangan, range finding test, adaptasi dan fitoremediasi. Penelitian ini menggunakan metode fitoremediasi dengan tanaman eceng gondok dan kayu apu. Eceng gondok mampu menyisihkan parameter TDS, TSS, COD, BOD, dan total koliform berturut-turut sebesar 33%, 32%, 20%, 25%, dan 39%, sedangkan kayu apu sebesar 24%, 28%, 25%, 34%, dan 43%. Berdasarkan uji statistik, persentase luas tutupan tanaman memiliki korelasi positif tidak signifikan (sig >0,05) dengan persentase penyisihan pencemar yaitu TSS, COD dan BOD. Hubungan korelasi didapatkan jika semakin besar persentase luas penutupan tanaman, maka akan semakin besar nilai persentase penyisihan parameter pencemar. Selain itu, hasil uji korelasi antara jenis tanaman dengan penurunan persentase penyisihan pencemar menujukan korelasi negatif pada parameter COD, BOD, dan total koliform. Hasil dari penelitian ini yaitu eceng gondok lebih baik dalam menurunkan pencemar dibandingkan kayu apu. Penerapan fitoremediasi pada TPA Cipayung direncanakan pada unit constructed wetland. ...... Cipayung Landfill does not have a leachate treatment, so the leachate flows into the Pesanggrahan River. This study aims to analyze the potential of phytoremediation with the percentage of the cover area and the optimal type of aquatic plants in removing pollutants. The research stages included observation, range finding test, adaptation and phytoremediation. This study used phytoremediation with water hyacinth and water lettuce. Water hyacinth was able to remove TDS, TSS, COD, BOD, and total coliform parameters by 33%, 32%, 20%, 25%, and 39%, while water lettuce was 24%, 28%, 25%, 34%, and 43%. Based on statistical tests, the percentage of plant cover area has an insignificant positive correlation (sig>0,05) with the removal efficiency TSS, COD and BOD. The correlation relationship is if the more significant the percentage of plant cover area, the greater the removal efficiency pollutant. The correlation test results between plant types and the decrease in the percentage of pollutant removal showed a negative correlation in COD, BOD, and total coliform parameters. This study concludes that water hyacinth is better at reducing contaminants than water lettuce. The constructed wetland unit plans the application of phytoremediation in the Cipayung landfill.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>