Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
"Bayi berat lahir rendah (BBLR) rentan terhadap masalah kesehatan sejak bayi lahir, selama dirawat di rumah sakit dan berlanjut sampai setelah bayi pulang ke rumah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dampak pemberdayaan keluarga terhadap status kesehatan BBLR. Penelitian ini merupakan action research dengan menggunakan metoda kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi pengalaman orang tua BBLR sebagai dasar bagi pengembangan intervensi dan pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengevaluasi intervensi pemberdayaan keluarga. Tujuh partisipan, 20 ibu dan bayi di kelompok intervensi dan 27 ibu dan bayi di kelompok kontrol ikut serta dalam penelitian ini. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pemberdayaan keluarga efektif dalam meningkatkan status imunisasi bayi, meningkatkan pemeriksaan kesehatan lanjutan, menurunkan frekuensi kunjungan akut, meningkatkan pengetahuan dan sikap orang tua dalam memberikan asuhan. Kesimpulan: Ibu memerlukan informasi terkait cara merawat bayinya dan pemberdayaan keluarga efektif dalam meningkatkan status kesehatan BBLR."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Roma Tao Toba Muara
"Masa remaja merupakan masa transisi, dimana pada periode ini remaja mengalami perubahan dan perkembangan fisik, otak, seksual, kognitif, sosial, emosional dan spiritual. Perilaku sehat dibentuk di masa remaja. Oleh karena itu remaja merupakan kelompok usia yang rentan terhadap terjadinya perubahan kearah positif maupun negatif. Dengan demikian diperlukan upaya pencegahan terjadinya perilaku tidak sehat seperti penyalahgunaan narkoba. Tujuan penelitian ini adalah mengujicobakan model intervensi kesadaran diri untuk meningkatkan kesadaran diri akan perilaku sehat mencegah risiko penyalahgunaan narkoba. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu identifikasi masalah dengan metode kualitatif dan kuantitatif, pengembangan model intervensi dan uji coba model intervensi menggunakan desain quasi eksperimen, kelompok intervensi dan kelompok kontrol, dengan sampel remaja awal usia 12-14 tahun. Kelompok intervensi mendapat perlakuan dengan program pendidikan dan pelatihan menggunakan modul. Hasil analisis sebelum dan sesudah perlakuan. didapatkan perbedaan signifikan kesadaran diri Sig (2 tailed) 0,011 dan perilaku sehat Sig (2 tailed) 0,000. Kesimpulan model intervensi kesadaran diri membuktikan dapat meningkatkan kesadaran diri dan perilaku sehat remaja. Model kesadaran diri diharapkan menjadi program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang terintegrasi dalam kegiatan pembinaan lingkungan sekolah sehat.
Adolescence is a transition period in which humans experienced changes and development in the physical, brain, sexual, cognitive, social, emotional and spiritual. Healthy behavior is formed in adolescence. Therefore, adolescents are a vulnerable group of age to positive and negative behavior changes. Thus, it is necessary to prevent the occurrence of unhealthy behaviors such as drug abuse. The purpose of this study was to try out an intervention model of self-awareness to increase self-awareness of healthy behavior to prevent the risk of drug abuse. This study consisted of three stages, namely problem identification, intervention model development and intervention model trial using a quasi-experimental design, intervention group and control group, with samples of early adolescents aged 12 to 14 years. The intervention group received treatment with education and training programs using modules. Based on the results of the analysis before and after treatment, there was a significant difference in the healthy behavior of Sig (2-tailed) at 0.000 and self-awareness Sig (2-tailed) at 0.011. In conclusion, the Intervention model of self-awareness proves to be able to increase the healthy behavior and self-awareness of adolescents. The self-awareness model is expected to become an Integrated School Public Health (UKS) program in building a healthy school environment."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Kristina Lisum
"Latar belakang: Indonesia menduduki peringkat kedua kasus Tuberkulosis tertinggi di dunia, untuk itu dibutuhkan pelibatan peran serta anggota masyarakat, termasuk pemuda. Pemuda sering kali diabaikan untuk menjadi agen pembaharu dalam keluarga, karena dianggap memiliki gaya hidup berisiko terhadap masalah kesehatannya. Tujuan penelitian: mengembangkan dan melakukan uji model penguatan kapasitas pemuda. Metodologi: Dua tahap penelitian; tahap pertama berupa identifikasi masalah dengan penelitian kualitatif dilanjutkan dengan pengembangan model penguatan kapasitas pemuda berupa program edukasi dan pendampingan dalam bentuk kunjungan rumah; tahap kedua adalah melakukan uji model penguatan kapasitas pemuda dengan desain quasi eksperimen. Jumlah sampel adalah 104 klien TBC paru yang terdiri dari 52 responden masing masing pada kelompok intervensi dan kontrol. Hasil: Penelitian tahap satu menghasilkan 4 tema, dan penelitian tahap dua membuktikan bahwa terdapat pengaruh model penguatan kapasitas pemuda terhadap peningkatan pengetahuan yang dikontrol dengan variabel sumber informasi sebesar 2.83 kali; terhadap peningkatan sikap sebesar 71,4 kali setelah dikontrol oleh variabel sumber informasi, lama pengobatan dan skor pengetahuan klien. Walaupun pengaruh model penguatan kapasitas pemuda tidak signifikan terhadap perubahan tindakan secara langsung, namun perubahan tindakan pengobatan dan perawatan klien TBC paru setelah tiga bulan intervensi terjadi 3.13 kali lebih besar dibanding kelompok kontrol. Simpulan: Model penguatan kapasitas pemuda secara efektif dapat meningkatkan pengetahuan, sikap klien TBC paru; termasuk dalam tindakan pengobatan dan perawatan TBC paru. Perubahan tersebut membutuhkan waktu untuk beradaptasi dari pelaku model. Saran: Model penguatan kapasitas pemuda diharapkan dapat digunakan sebagai panduan untuk puskesmas dalam melibatkan keberadaan pemuda yang dapat dimulai pada tatanan sekolah.
Background: Indonesia ranks second among countries with a high burden of tuberculosis; consequently, community involvement was required including youth. Youth tend to disregard their role as agents of change, moreover youth also engage in risky behavior. The purpose: To develop and test the youth capacity strengthening model. Methodology: This study consisted of two phases. Phase I: problem identification using qualitative methods, followed by development of the youth capacity strengthening model in the form of an education program and home visit. Phase II: testing the model using a quasi- experimental design with a control group design. The total number of respondents were 104 that consisted of 52 respondents in each of the intervention and control groups. The first phase yielded four themes, and the second phase revealed that the capacity strengthening model influenced an increase in knowledge controlled by source of information 2.83 times and an increase in attitude controlled by source of information, duration of treatment, and client TBC knowledge 71.4 times. Even though the capacity strengthening model had no direct effect on the client's treatment practice, after three months the client's practice changed 3.13 times more than the control group. More opportunities are required to adapt to youth as a model actor due to the evolution of practice. Suggestion: Youth capacity strengthening model can be used as a guide for primary health center by involving youth participation that can be started in a school area."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Faisal Ibnu
"Hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, baik di negara maju maupun di negara-negara berkembang dan menurut WHO hipertensi merupakan penyebab nomor 1 kematian di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi terbentuknya model dan teridentifikasi efektifitas model keperawatan mandiri keluarga dengan klien hipertensi. Desain penelitian menggunakan operasional riset yang terdiri dari 3 tahap yaitu : tahap pertama penelitian eksploratif dengan menggunakan desain kualitatif fenomenologi dengan 22 partisipan, tahap kedua pengembangan model dan tahap ketiga uji coba model dengan menggunakan quasi eksperiment Non-Randomized Control Group Pre Test Post Test Design dengan 120 klien hipertensi dan keluarga (intervensi) dan 120 klien hipertensi dan keluarga (kontrol). Hasil penelitian tahap pertama didapatkan empat tema yaitu persepsi tentang hipertensi, akibat hipertensi, upaya mengatasi hipertensi dan sistem pendukung penanganan hipertensi. Tahap kedua diperoleh model keperawatan mandiri keluarga dengan klien hipertensi. Hasil penelitian tahap ketiga menunjukkan bahwa model keperawatan mandiri keluarga dengan klien hipertensi efektif meningkatkan PENSIKU serta meningkatkan kemampuan klien hipertensi dan keluarga dalam melaksanakan 5-M perawatan hipertensi. Hasil peneitian juga menunjukkan bahwa model keperawatan mandiri keluarga dengan klien hipertensi efektif menurunkan tekanan darah klien hipertensi. Rekomendasi bagi pelayanan keperawatan agar model keperawatan mandiri keluarga dengan klien hipertensi ini dapat diimplementasikan di seluruh wilayah kerja puskesmas.
Hypertension is still a major problem and is the first cause of death in the world today. This study aims to develop and test the effectiveness of family independent nursing models with hypertensive clients. The research design uses operational research which has three stages, namely exploratory research with phenomenological qualitative design on 22 participants, model development and, model testing using a quasi-experimental Non-Randomized Control Group Pre Test Post Test Design on 120 hypertensive clients and 120 families. The results of the first stage of the study obtained four themes (perceptions of hypertension, the impact of hypertension, efforts to overcome hypertension and, support systems for handling hypertension). The results of the second stage are the formation of a family independent nursing model with hypertensive clients and in the third stage, the effectiveness of the model is known in increasing knowledge, attitudes, behavior and abilities of hypertensive clients and their families in implementing hypertension care using the family health task approach. The effectiveness of this model is also indicated by a decrease in blood pressure in hypertensive clients in the family. This model is recommended to be implemented in all Public health center work areas so that indicators of healthy families related to hypertension control can be achieved."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library