Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Toton Dedy Efkipano
Abstrak :
Ikan kuro (Eleutheronema tetradactylum) merupakan ikan target tangkapan jaring insang milenium. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi deskriptif jaring insang milenium, komposisi hasil tangkapan, aspek biologi ikan kuro, dan faktor lingkungan. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Hasil tangkapan jaring insang milenium berdasarkan bobot didapat 78,53 % sebagai Hasil Tangkapan Utama (HTU) dan sisanya 21,47 % sebagai Hasil Tangkapan Sampingan (HTS). Sedangkan berdasarkan individu 63,33 % sebagai HTU dan sisanya 36,67 % sebagai HTS. Dari hasil pengukuran ikan kuro sebanyak 31 ekor didapat ukuran panjang total berkisar antara 26,5 - 68,0 cm dengan berat berkisar antara 0,230 - 2,742 kg dan diduga ikan ini berumur lebih dari 8 tahun dengan pertumbuhan bersifat isometrik, serta nilai Lc (Length at first capture) 49,2 cm. Jumlah telur ikan kuro berkisar antara 511.835 - 2.341.660 butir dan makanannya terdiri dari udang, kepiting, ikan teri dan ikan sebelah. Musim pemijahan ikan kuro diduga pada bulan Juni. Fitoplankton teridentifikasi terdiri Diatomae sebayak 16 jenis, Dinoflagellata sebanyak 7 jenis, dan zooplankton sebanyak 24 jenis dengan kepadatan cukup tinggi sebagai makanan ikan. Kondisi kualitas air (suhu, pH, salinitas, dan oksigen terlarut) sesuai untuk kehidupan biota air. Sedimen dasar perairan didominasi oleh lumpur berkisar antara 95,06 % - 96,30 %. ......Giant threadfin (Eleutheronema tetradactylum) is a target fish of gill net millennium catches. The objective of this study is to obtain a descriptive information of gill net millennium, the composition of the catch, biological aspects of giant threadfin, and environmental factors. This thesis use an observation and an interview as the research methods. The result of catches of gill net millenium based on weight is 78,53 % of target species and the rest is 21,47 % by-catch, while based on the individual is 63.33 % of target species and the remaining 36.67 % is by-catch. The measurement results of 31 giant threadfin obtained a total length ranged from 26.5 to 68.0 cm with a weight range between 0.230 to 2.742 kg of suspected fish older than 8 years with the growth is isometric. Lc (Length at first capture) of the size at the first captured length is 49.2 cm. The number of giant threadfin eggs ranged 511835 - 2341660 grain and food consists of shrimps, crabs, fishes and crustaceas. Giant threadfin suspected spawning season in June. Phytoplankton consists Diatomae identified 16 species, as many as 7 types are dinoflagellates and zooplankton as many as 24 species with sufficiently high density of fish as food. The condition of water qualities (temperature, pH, salinity and dissolved oxygen) are suitable for the life of water biotas. Where the bottom sediments are dominated by mud ranged with between 95.06 % - 96.30 %.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30241
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miazwir
Abstrak :
Salah satu aspek untuk mendukung upaya pengelolaan sumberdaya ikan adalah pengetahuan mengenai aspek biologi. Ketersediaan data aspek biologi memiliki arti penting sebagai upaya kajian pengelolaan sumber daya ikan tuna sirip kuning di Samudera Hindia. Aspek biologi reproduksi ikan tuna tuna sirip kuning merupakan permasalahan yang penting diteliti, dengan melalui pola pertumbuhan, faktor kondisi dan masa pemijahan. Sampel ikan tuna sirip kuning diperoleh dari Pelabuhan Benoa-Bali. Data panjang-berat, fekunditas dan nilai kematangan gonad diolah dengan menggunakan analisis fungsi regresi. Hasil pengamatan sampel (870 ekor) pada bulan April dan Mei 2011, panjang cagak rata-rata >130 cm dengan faktor kondisi rata-rata 1,00. Indeks kematangan gonad tertinggi 1,3 %. Ikan tuna sirip kuning di Samudera Hindia dinyatakan pernah mengalami pemijahan, namun belum siap untuk kembali melakukan pemijahan. Dari fungsi regresi menggambarkan pengaruh yang nyata dan keeratan yang tinggi (95 %) pertambahan panjang terhadap pertambahan berat ikan tuna sirip kuning di Samudera Hindia. Selanjutnya, pertambahan berat ikan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap fekunditas, sedangkan berat gonad memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai kematangan gonad dengan keeratan yang tinggi (88 %). ......One aspect to support the management of fish resources is knowledge about the biological aspects. Data availability of iological aspects has significance as an effort to management study the fish resources of yellowfin tuna in the Indian Ocean. Reproductive biology aspects of yellowfin tuna is an important problem that was studied, with the pattern of growth, condition factor and spawning time. Yellowfin tuna fish samples obtained from the Benoa Fishing Port, Bali. Length-weight data, fecundity and gonad maturity value processed using regression analysis function. The results of sample observations (870 head) in April and May 2011, the average fork length >130 cm with an average condition factor of 1.00. The highest gonad maturity index was 1.3%. Yellowfin tuna in the Indian Ocean have experienced otherwise spawning, but not yet ready to return to spawning. From the regression function describes a real influence and high closeness (95%) of fish length against weight of yellowfin tuna in the Indian Ocean. Furthermore, the added fish weight does not give significant effect on fecundity, whereas gonad weight while providing a noticeable effect of the gonad maturity with a high closeness (88%).
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T29999
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arik Sulandari
Abstrak :
Perairan Prigi termasuk Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Samudera Hindia, merupakan kawasan dengan status pemanfaatan tinggi. Nelayan Prigi umumnya menangkap ikan-ikan pelagis dengan alat tangkap jarring, pancing tonda dengan menggunakan alat bantu penangkapan lainnya berupa rumpon. Pada umunmya para nelayan Prigi masih menangkap dengan peralatan sederhana, sehingga hasilnya kecil. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka perlu dilakukan penelitian yang terkait dengan strategi peningkatan produksi hasil tangkapan bagi Nelayan Pancing Tonda ini. Berdasarkan variabel yang menpengaruhi produktivitas pancing tonda antara lain adalah jumlah trip penangkapan,ukuran kapal, daya mesin, panjang tali, ukuran mata pancing, jumlah Anak Buah Kapal (ABK), pengalaman ABK dan nahkoda. Dengan mengunakan pengujian model Cobb Douglas , hasilnya menunjukan jumlah trip, jumlah ABK, Pengalaman ABK mempengaruhi hasil produksi . Jumlah trip paling berpengaruh terhadap produktivitas nelayan pancing tonda. Faktor-faktor produksi yang terdapat dalam model dapat menjelaskan perubahan hasil tangkapan dengan alat tangkap pancing tonda pada armada kapal sekoci sebesar 87,5% sedangkan sisanya yaitu 12,5% disebabkan karena faktor-faktor lain ataupun variabel ? variabel yang tidak termasuk dalampenelitian. Strategi yang dianggap tepat adalah : (i) perlu dilakukan penambahan waktu trip dan memperhatikan pengalaman ABK dan nahkoda kapal; (ii) perlu adanya pengembangan alat bantu penangkapan seperti Fish Finder dan pemakaian umpan yang lebih menarik bagi ikan sasaran dan(iii) pemberian pelatihan dan pengetahuan dasar tentang teknologi alat bantu penangkapan sesuai sifat dasar ikan yang menjadi sasaran penangkapannya. ......Prigi waters including the Regional Fisheries Management (WPP) of the Indian Ocean, is a different region on the status of high utilization. Prigi Fishermen generally catch pelagic fish with nets and fishing gear trolling lines by using the tools of rumpon other catching. In general, the fishermen are still experiencing the limitations of capture technology. With a simple fishing gear sehingaan average revenue per month small. Based on the description above, it is necessary to research associated with increased production strategy for Fishermen Fishing catches this Trolling Variables that menpengaruhi productivity between assessments adalahjumlah trip fishing, boat size, engine power, length of rope, hook size, number of crew (ABK), the experience of ABK and helmsman. Using a Cobb model the results show the amount of trips,amount of ABK, ABK experience affect the results of production. The amount of trips the most influence on the productivity of fishermen fishing trolling lines. Production factors included in the model can explain the changes in the catch by fishing gear fishing boat trolling lines on a fleet of ships at 87.5% while the remaining 12.5% is due to other factors or variables - variables that are not included dalampenelitian. In order to achieve optimal results the proposed strategies are: (i) the need to do additional trip time and attention to the experience of crew and ship captains, (ii) is necessary to arrest the development of assistive devices such as Fish Finder and use of bait is more attractive to fish targets and delivery training and basic knowledge of technology tools and the nature of the capture of fish that were targeted.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30000
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Azmi
Abstrak :
Penelitian ekologi ikan kurau (Eleutheronema tetradactylum) dilakukan di perairan Bengkalis pada bulan September dan Oktober 2008. Perairan Bengkalis sebagai salah satu penghasil ikan kurau di Propinsi Riau. Untuk mendukung kelestarian ikan kurau telah dilakukan kajian ekologi meliputi kimia dan fisika oseanografi, plankton dan benthos. Hasil analisa diperoleh nilai derajat keasaman perairan Bengkalis masih bagus dan masih tergolong normal untuk perairan pantai. Kandungan oksigen, zat hara fosfat, nitrat, ammonia masih normal sebagai perairan pantai dan tergolong perairan cukup subur bahkan ada beberapa area yang sangat subur. Kondisi arus bulan September dan Oktober 2008 didapatkan dominan bergerak ke arah barat laut menelusuri Selat Malaka dari arah tenggara dan ini sesuai dengan kondisi pasang-surut yang dominan sedang surut. Suhu bagian permukaan bulan September dan Oktober 2008 didapatkan relatif lebih panas dibandingkan dengan bagian tengah ataupun dengan bagian dekat dasar. Suhu di bagian barat perairan Bengkalis dari bagian permukaan sampai dekat dasar didapatkan relatif lebih panas dibandingkan dengan sebelah timurnya, diduga ada sumber panas dari arah barat lautnya (Selat Malaka). Salinitas bagian permukaan bulan September dan Oktober 2008 didapatkan relatif lebih tinggi dan polanya relatif hampir sama dengan bagian permukaan. Salinitas di bagian barat laut dari bagian permukaan sampai dekat dasar didapatkan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan sebelah barat dan timurnya, ini menggambarkan bahwa salinitas tinggi melewati perairan Bengkalis atau Selat Malaka dari arah Samudera Hindia atau sebaliknya dari arah Laut Cina Selatan. Keberadaan plankton dan benthos di perairan ini sangat mendukung sebagai makanan ikan ikan kurau. Ekologi perairan Bengkalis merupakan habitat ikan kurau yang perlu dipertahankan. Perairan Bengkalis masih termasuk perairan yang masih dapat dilakukan kegiatan budidaya biota laut, namun demikian faktor lingkungan lainnya harus diteliti terlebih dahulu.
Research on Kurau ecology (Eleutheronema tetradactylum) was done in Bengkalis Marine in September and October 2008. Bengkalis waters is one of Kurau fish producer in Riau Province and to support Kurau fish conservation, an ecological study was done, including chemistry, physical, oceanographic, plankton and benthos analysis. The analysis results showed that the acidity value in Bengkalis waters was still good and normal for coastal ecology. The contents of Oxygen, phosphate, nitrate and ammonia were still normal as a coastal waters and it is classified as a quite lush waters, some even were very lush. The Current condition in September and October 2008 were dominantly moved towards the northwest across the Malaka Strait from the southeast and it was in line with the tidal condition that was dominantly receding. The Surface temperature found in September and October 2008 were relatively hotter than in the middle part or the near the base. The temperature in the western part of Bengkalis waters (from the surface) to the base was higher than in its eastern part. It was predicted that there was a heat source coming from the nortwest (Malaka Strait). The surface salinity obtained in September and October 2008 were relatively higher and its pattern was relatively almost the same as its surface part. The salinity in the northwestern part from the surface to near the base was higher than in the western and the eastern part. It shows that the high salinity moves through the Bengkalis waters or Malaka Strait from the Indian Ocean direction or conversely it moves from the South China Sea. The presence of plankton and benthos in the waters is very supportive as the food source for kurau fish. The Bengkalis waters ecology that is the kurau fish habitat must be conserved. Bengkalis waters is still included as a water that can still be utilized for cultivating aquaculture activities, however the other environmetal factors must be researched first.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T32767
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kalif Helmi Hijriyati
Abstrak :
Penelitian terhadap telur dan larva kerapu bebek (Cromileptes altivelis) dilakukan di Hatchery Skala Rumah Tangga Desa Air Saga, Tanjung Pandan, Belitung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas telur yang didatangkan dari BBBL Lampung, derajat penetasan, pertumbuhan dan perkembangan larva selama 15 hari. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa telur ikan kerapu bebek dari BBBL Lampung mempunyai kualitas yang baik. Derajat penetasan telur sebesar 42%, laju pertumbuhan spesifik 0,55 dan indeks aktivitas kehidupan 0,384. Larva yang baru menetas (D-1) mempunyai kuning telur dan gelembung minyak untuk cadangan makanan. Proses penyerapan kuning telur hingga larva berumur 2 hari. Pada hari ke-3 larva masuk ke dalam tahap potslarva. Panjang total larva pada hari ke-7 3,1 mm; hari ke-13 4,3 mm; dan tumbuh dengan cepat mencapai 5 mm pada hari ke-15. ...... Observation on eggs and the early life history of Cromileptes altivelis have been conducted in the Backyard Hatchery in the Village of the Air Saga, Tanjung Pandan, Belitung. The purpose of this study was to determine the quality of eggs which was transported from Lampung, hatching rate, growth, and development of larvae for 15 days. The hatching rate of eggs was 42%, the specific growth rate was 0,55 and survival index activity was 0,384. Newly hatched larvae (D-1) have egg yolk and oil bubbles to the proposed food. Yolk absorption processed to (D-2). At (D-3), the larvae were into the stadium of postlarvae. Morphological data showed that the total length of larvae on (D-7) was 3,1 mm, became 4,3 mm on (D-7) and grew faster to reach 5 mm on (D-15).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T30167
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library