Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Muhamad Haykal
"Ilmu nahwu (sintaksis) adalah disiplin ilmu yang membahas kedudukan suatu kalimat dalam bahasa Arab, dengan mempelajari ilmu nahwu dapat memberikan solusi untuk mengatasi berbagai kesulitan yang ada dalam kitab, khusus kitab-kitab berbahasa Arab, karena bahasa Arab selain bahasa pergaulan adalah bahasa pemersatu umat Islam, bahasa al-Qur’an dan al-Hadis. Agama Islam diturunkan ditengah-tengah kultural Arab maka bahasa Arab sangat identik dengan komunitas, wilayah kultur Arab itu sendiri. Bahasa yang digunakan al-Quran dan al-Hadis adalah bahasa Arab Quraiys sesuai dengan kesepakatan dan perkembangan berbagai bahasa suku-suku yang mendiami jazirah Arab.
Nahwu Science (Syntaxes) is a discipline that addresses the position of word in an Arabic sentence. Studying Nahwu Sciences provide solutions to the difficulties that exist in Arabic books, because Arabic is not only a lingua franca, but also a language that unifying Muslims, the language of Al-Quran and Al-Hadith. Islam was descend upon Arabic culture, thus Arabic is very identic with Arab’s community and region. The language that Al-Quran and Al-Hadith used is the Quraisyian Arabic, accordance to the agreement and the development of various tribes inhabiting the Arabian Peninsula."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
M. Irfan Maulana
"Jurnal ini membahas tentang perbedaan budaya dan bahasa antara Tenaga Kerja Indonesia dengan masyarakat Arab Saudi. Dengan bekal pengetahuan yang ada, mereka mencoba mencari keberuntungan di Arab Saudi. Tidak jarang kita melihat Tenaga Kerja Indonesia yang disiksa di Arab Saudi. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya permasalahan pada TKI. Akan tetapi, kita tidak bisa langsung menyalahkan pihak penerima TKI, yaitu Arab Saudi. Karena seperti yang kita tahu, bahwa setiap negara di dunia memiliki hukum dan budaya yang harus dipatuhi. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perbedaan budaya, dan bahasa yang menjadi penyebab dari kekerasan yang dialami oleh TKI. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Analisis data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber-sumber buku, wawancara, dan internet. Kesimpulan dari penelitian ini adalah TKI yang mendapatkan kekerasan dari masyarakat Arab disebabkan karena kurangnya pemahaman tentang budaya, dan bahasa masyarakat Arab. Solusi untuk meminimalisir permasalahan TKI di Arab Saudi, seharusnya mereka mendapatkan pendidikan, pemahaman, dan pengenalan tentang budaya, bahasa, dan hukum negara tujuan mereka secara matang.
This journal discuss about the cultural and language differences between the Indonesian Labor and Saudi Arabian society. Armed with the knowledge that existing, they try to seek their fortune in Saudi Arabia. Often we see the Indonesian labor who was tortured in Saudi Arabia. Many factors that cause problems for Indonesian Labor. However, we can not directly blame the receiving party of Indonesian Labor, namely Saudi Arabia. Because as we know, that every country in the world has laws and culture that must be obeyed. This study aims to explain the cultural and language differences is the cause of the violence experienced by Indonesian Labor. This study used a qualitative method with the literature review. Analysis of the data in this study is obtained from sources of books, interviews, and internet. The conclusion from this study is the Indonesian Labor who get violent from Arab society due to a lack understanding of the culture, and the language of Arab society. Solutions to minimize the problems of Indonesian Labor in Saudi Arabia, they supposed to get an education, understanding, and introduction about the culture, language, and laws of their destination countries thoroughly."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Erika Kurnia
"Bahasa Arab dan bahasa Ibrani adalah dua bahasa yang berasal dari rumpun bahasa Semit. Walaupun keduanya berhubungan secara genetik, namun apakah kedua bahasa tersebut saling berkorespondensi? Untuk membuktikan sejauh mana kekerabatan di antara keduanya, linguistik historis komparatif dapat dijadikan metode untuk menjawab rumusan masalah tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan merekonstruksi fonem dalam setiap kosakata berpasangan yang ditemukan dalam teks Perjanjian Lama, Kitab Kejadian 1: 1-5 yang masing-masing ditulis dalam bahasa Arab dan Ibrani dengan menggunakan metode dasar leksikostatisitk dan glotokronologi. Pada akhir artikel jurnal ini, ditemukan bahwa persentase kosakata berkerabat adalah 55% dari jumlah 16 pasang kosakata. Kemudian waktu pisah antara bahasa Arab dan Ibrani, dihitung dari tahun sekarang, adalah 1.428 tahun.
Arabic and Hebrew are members of the Semitic language family. Although both languages are genetically related, do the languages correspond to each other? To attempt the more understanding of the relationship between these languages, comparative linguistics theory can be learned as a method to answer the question. This study examined the Arabic and Hebrew from the text in The Old Testament, Genesis 1: 1-5 through phonological reconstruction using lexicostatisic and glottochronology methods. At the end of this article, we can see that the amount of related words between Arabic and Hebrew language are 16 words and the percentage rate between those two languages is 55%. And then, the time depth of the languages is 1428 years, counting from now (2013). "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Arif Ardiansyah
"Karya tulis ini dilatarbelakangi ketertarikan penulis terhadap perubahan kondisi Libya masa kepemimpinan Qaddafi dan pasca revolusi dengan judul penelitian 'Libya Pasca Revolusi Kepemimpinan Muammar Al Qaddafi'. Topik ini membahas mengenai pengaruh yang terjadi pada masyarakat Libya masa kepemimpinan Qaddafi serta situasi dan kondisi yang terjadi pasca revolusi dan kematian Qaddafi pada tahun 2011. Penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi pustaka yang bersumber dari surat kabar, skripsi, dan media online mengenai pemerintahan Qaddafi dan pasca revolusi Libya. Kepemimpinan Qaddafi terhadap Libya mempunyai pengaruh yang besar. Kebijakan-kebijakan yang dibuat Qaddafi memiliki pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Libya. Kebijakan yang dibuatnya mencakup beberapa kondisi yang ada di Libya. Kondisi yang dimaksudkan mencakup kondisi sosial, politik, ekonomi, pemerintahan, keamanan dan kesukuan yang ada di Libya. Hipotesa yang terdapat pada penelitian ini menyatakan bahwa kebijakan tersebut juga memberikan dampak bagi masyarakat pasca revolusi pemerintahan Qaddafi. Namun dampak yang terjadi bukan hanya dirasakan oleh masyarakat Libya saja tetapi juga dirasakan oleh bangsa barat seperti invasi yang dilakukan NATO pada Libya dengan memanfaatkan keadaan Libya pasca revolusi.
This paper is motivated interest in authors to changing conditions during leadership Qaddafi and the Libyan post revolution with the title 'After the Libyan Revolution Muammar Al Qaddafi Leadership'. This topic discusses the influences that occur in the leadership of Qaddafi. Libyan people and the circumstances that occur after the revolution and Qaddafi's death in 2011. The author uses descriptive method to approach literature sourced from newspapers, theses, and online media on governance and post Qaddafi. Libyan revolution Qaddafi against the Libyan leadership has a great influence. The policies that made Qaddafi has an influence on the lives of the Libyan people. Made policy covers several conditions that exist in Libya. Conditions are intended to include social, political, economic, governance security and tribalism in Libya. Hypotheses contained in this study stated that these policies also have an impact on society after the revolution Qaddafi government. However the impact of which occurs not only felt by the people of Libya but also perceived by Western nations such as the NATO invasion of Libya is done by utilizing state of the post revolution Libya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library