Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cipta Prio Satriyanto
"Histon deasetilase (HDAC) memiliki fungsi kritis dalam meregulasi ekspresi gen. Penelitian terkini mengungkapkan bahwa HDAC juga memiliki peranan penting dalam karsinogenesis. Oleh karenanya, penghambatan HDAC telah berkembang menjadi area riset antikanker yang menarik yang menargetkan proses-proses biologis seperti siklus sel, apoptosis, dan diferensiasi sel.
Dalam penelitian ini suatu inhibitor HDAC yang telah tersedia secara komersial, Suberoyl Anilide Hydroxamic Acid (SAHA), dimodifikasi untuk meningkatkan efikasi dan mengurangi efek samping senyawa tersebut. Bagian hydrophobic cap dan zincbinding group dari senyawa ini disubstitusi dengan senyawa berbasis boron, sedangkan daerah linker disubstitusi dengan p-aminobenzoic acid. Simulasi molecular docking terhadap SAHA dan senyawa turunannya dilakukan untuk mendapatkan ligan potensial yang memiliki nilai ΔGbinding terendah.
Analisis docking menghasilkan 8 ligan dengan ΔGbinding yang jauh lebih negatif dibandingkan standar, SAHA dan TSA, yaitu Nova2(9058064-6), Nova2(95752-88-8), Nova2(88765-82-6), Nova2(unique10), Nova2(16876-27-0), Nova2(513246-99-6), Nova2(unique80), dan Nova2(279262-23-6). Kedelapan ligan tersebut dianalisis berdasarkan sifat QSAR (quantitative structure-activity relationship), farmakologis, dan ADME-Tox (absorption, distribution, metabolism, excretion and toxicity) yang dimiliki untuk mendapatkan inhibitor potensial HDAC kelas II Homo sapiens. Proses penapisan bertahap ini menghasilkan 1 ligan terbaik, yaitu Nova2(513246-99-6), yang kemudian dipelajari lebih lanjut melalui simulasi molecular dynamics.

Histone deacetylase (HDAC) plays critical functions in the regulation of gene expression. Recent studies revelead that HDAC also has important role in carcinogenesis. The inhibition of HDAC has emerged as a new interesting area of anticancer research that targets the biological processes including cell cycle, apoptosis and differentiation.
In this research, a commercially available inhibitor of HDAC known as Suberoyl Anilide Hydroxamic Acid (SAHA) were modified in order to improve its efficacy and reduce its side effects. The hydrophobic cap and zinc-binding group of this compound were substituted by boron-based compounds, while its linker region was modified by p-aminobenzoic acid. Molecular docking simulation was conducted on SAHA and its derivatives to obtain potential ligands with the lowest ΔGbinding.
Docking analysis revealed 8 potential ligands with far more negative ΔGbinding than standards, SAHA and TSA, they are Nova2(9058064-6), Nova2(95752-88-8), Nova2(88765-82-6), Nova2(unique10), Nova2(16876-27-0), Nova2(513246-99-6), Nova2(unique80), and Nova2(279262-23-6). All of these ligands were analyzed according to their QSAR (quantitative structure-activity relationship), pharmacological analysis and ADME-Tox (absorption, distribution, metabolism, excretion and toxicity) to obtain potential inhibitor of HDAC class II Homo sapiens. This multistep screening process generated one best ligand, Nova2(513246-99-6), whis was further studied by means of molecular dynamics simulation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentia Cheryl Adam
"Virus Dengue (DENV) menyebabkan infeksi penyakit yang mengancam sekitar 40% populasi dunia. Hingga saat ini belum tersedia obat antiviral yang dapat digunakan sebagai upaya pengobatan penyakit yang disebabkan infeksi DENV. Dengan melakukan virtual screening terhadap 308 peptida siklis komersial, dicari kandidat obat yang mampu menginhibisi sebuah situs pengikatan β-OG yang terdapat pada protein envelope DENV. Melalui metode simulasi penambatan dan dinamika molekul serta analisis terhadap sifat farmakologi dan toksisitas dari senyawa-senyawa peptida yang ditapis, diketahui ligan Cyclo(-D-Trp-Tyr) memiliki afinitas yang baik dengan situs pengikatan β-OG binding pocket serta diprediksi memiliki sifat sebagai obat yang relatif baik. Ligan tersebut juga membentuk kompleks yang stabil dengan protein envelope pada temperatur 310 K dan 312 K. Ligan Cyclo(-D-Trp-Tyr) memiliki potensi sebagai inhibitor β-OG binding pocket untuk selanjutnya dikembangkan menjadi obat antiviral terhadap infeksi DENV.

Dengue Virus (DENV) has caused infectious disease which put roughly 40% of world population at risk. Antiviral drug against DENV infection remains unavailable up until now. By screening to 308 commercial cyclic peptides virtually, this research aims to find drug candidate which can inhibit β-OG binding site. Through molecular docking and molecular dynamics simulation, along with pharmacology and toxicity analyzing, it is discovered that Cyclo(-D-Trp-Tyr) ligand has good affinity with β-OG binding pocket and is predicted to has relatively acceptable drug properties. Ligand forms stabile complexity with nvelope protein in 310 K and 312 K. Cyclo(-D-Trp-Tyr) ligand is revealed to be potential inhibitor of β-OG binding pocket. Thus, it is feasible for furher development as antiviral drug against DENV infection.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60326
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Wulandari
"Ebola adalah penyakit endemik yang telah terjadi selama tiga puluhan tahun setelah pertama kali ditemukan di daerah Afrika Barat pada tahun 1976. Penyakit ini disebabkan oleh virus ebola (EBOV) yang adalah salah satu bagian dari famili Filovoridae atau filovirus. Kasus ebola tidak dilaporkan secara intens, karena sifatnya yang endemik, namun tidak dapat dipungkiri, penyakit ini tetap memakan korban. Beberapa tahun terakhir, wabah ini merebak dan kembali menjadi pebincangan hangat. Penyebaran tersebut dikhawatirkan terjadi akibat adanya mutasi virus. Beberapa bagian lain mengkhawatirkan penggunaan virus tersebut dalam tindakan bioterorisme. Perkembangan virus dipengaruhi juga oleh proses replikasi, sehingga replikasi menjadi salah satu faktor penentu terjadinya penyakit. Pada ebola, replikasi dipengaruhi oleh protein VP35. Ilmu bioinformatika dianggap mampu menjadi salah satu cara menganalisis mutasi protein tersebut secara in silico, sehingga diharapkan para ilmuwan mampu menemukan desain inhibitor potensial untuk melawan ebola secara in vivo. Secara in silico telah diketahui perubahan yang terjadi pada VP35 virus ebola saat ini dibandingkan dengan yang ditemukan pertama kali pada tahun 1976. Perbedaan tersebut terjadi dalam hal susunan residu asam amino penyusun protein, terbukti dengan analisis pohon filogenetik, dan analisis lanjutan.

Ebola is an endemic disease which has been happened about thirty years after its first discovered in West Africa at 1976. It caused by ebolavirus (EBOV), member of Filoviridae. The ebola cases were not intensely reported, because it’s endemic disease, but the it still causes many deaths. Lately, ebola has been the headline, since its outbreak in West Africa, March 2014, and caused more than 50% mortality. Replication is one of the virulence factor. In ebolavirus, VP35 plays role in replication system, so the in silico study of VP35 ebolavirus is required, before the in vivo. Using bioinformatics tools, the differences between the 1976’s ebolavirus and 2014’s ebolavirus has been discovered. The differences are analyzed using phylogenetic tree, and advanced analyzing.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Nissa Aini
"Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue telah menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama di dunia, terutama Asia, Afrika, dan Amerika. Infeksi ini telah menjadi endemik di lebih dari 100 negara. World Health Organization memperkirakan terjadi 100 juta kasus tiap tahun dan sebanyak 2,5 miliar orang atau 40% dari populasi dunia berisiko terjangkit infeksi virus ini. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pengobatan yang bersifat antiviral yang dapat menghambat aktivitas enzim yang berperan dalam replikasi di dalam tubuh. Akhir-akhir ini peptida telah dikembangkan dalam drug design. Dalam penelitian ini digunakan peptida yang sudah dipasarkan secara komersial.
Tujuan penelitian ini adalah untuk penapisan peptida siklis komersial yang dapat digunakan sebagai inhibitor protein NS2B-NS3 DENV melalui metode penambatan molekul dan simulasi dinamika molekul. Inhibisi terhadap enzim NS3 protease dapat menyebabkan terhambatnya aktivitas enzimatiknya sehingga poliprotein yang terbentuk dari translasi RNA menjadi tidak dapat dipotong-potong dan poliprotein tetap berada dalam bentuk satu untai panjang yang utuh. Akibatnya protein protein lain yang vital bagi keberlangsungan replikasi virus dengue tidak dapat terbentuk.
Penelitian ini menghasilkan ligan Atrial Natriuretic Factor (3-28) (human) sebagai kandidat obat terbaik. Simulasi dinamika molekul menunjukkan bahwa senyawa ini tetap stabil pada kenaikan suhu tubuh menjadi 312 K.

A disease caused by dengue virus infection has become one of the major health problems in the world, especially Asia, Africa, and America. This infection has become endemic in more than 100 countries. The World Health Organization estimates that 100 million cases occur each year and as many as 2.5 billion people or 40% of the world population at risk of contracting this virus infection. Therefore, we need an antiviral that can inhibit the activity of enzymes involved in the replication in the body. Lately peptide drug design has been developed. This study uses peptides that has been marketed commercially.
The purpose of this study was to screen the commercial cyclic peptides that can be used as an inhibitor of NS3 protein NS2B DENV-through molecular docking and molecular dynamics simulations. Inhibition of NS3 protease enzyme can lead to inhibition of enzymatic activity so polyprotein formed from the translation of RNA can not be cut into pieces and polyprotein remain in the form of a long strand. Proteins that consequently vital for the sustainability of dengue virus replication can not be formed.
This research resulted Atrial natriuretic factor (3-28) (human) as the best drug candidate. Molecular dynamics simulations indicate that this compound remains stable at body temperature of 312 K.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61138
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sipahutar, Feimmy Ruth Pratiwi
"ABSTRAK
Sejak Tahun 2003-2013, Indonesia menempati urutan teratas dalam jumlah kasus dan mortalitas yang mencapai 192 kasus avian influenza dan mengakibatkan 160 orang meninggal dunia. Avian influenza disebabkan oleh virus influenza A subtipe H5N1. Virus H5N1 memiliki dua target utama dalam netralisasi virus, yaitu hemaglutinin dan neuraminidase. Hemaglutinin dan neuraminidase bersifat antigenik menyebabkan sifat patogenitas virus H5N1 dari unggas ke manusia. Salah satu intervensi imun yang paling efektif dalam mengurangi jumlah kasus avian influenza yaitu vaksin. Beberapa vaksin influenza yang diimunisasikan tidak memberikan perlindungan sistem imun secara menyeluruh. Hal ini disebabkan karena vaksin tersebut tidak mengikat epitope patogen. Perancangan epitope sebagai vaksin dari hemaglutinin dan neuraminidase dilakukan dengan pendekatan secara immunoinformatika, untuk memprediksi epitope yang berikatan dengan sel B dan sel T (HLA kelas I dan kelas II). Server BCPred digunakan untuk memprediksi sel B, serta server Propred, Propred I, netMHCpan dan netMHCIIpan digunakan untuk memprediksi epitope sel T. Hasil prediksi memperoleh 2 kandidat epitope hemaglutinin dan 1 kandidat epitope neuraminidase sel B yang akan terikat dengan sel T CD4+ (HLA kelas II), serta 5 kandidat epitope hemaglutinin dan 4 kandidat epitope neuraminidase sel T yang akan berikatan dengan sel T CD8+ (HLA kelas I). Visualisasi epitope menggunakan MoE 2008.10, dilakukan untuk menunjukkan afinitas ikatan epitope-HLA berdasarkan nilai minimum energi bebas (ΔG). Visualisasi epitope hemaglutinin menghasilkan 4 epitope terbaik (MEKIVLLLA, CPYLGSPSF, KCQTPMGAI, dan IGTSTLNQR) dan 2 epitope neuraminidase (NPNQKIITI dan CYPDAGEIT) yang memiliki afinitas pengikatan yang terbaik dari ligand HLA.0

ABSTRACT
From 2003 to 2013, Indonesia has the highest number of human cases and mortality for avian influenza A, 192 cases with 160 fatalities. Avian influenza is caused by influenza A virus subtype H5N1. This virus has two primary target to neutralize the virus, namely haemagglutinin and neuraminidase. They were antigenically inducing the pathogenicity of birds to human. The most effective immunologic intervention is vaccine. Some of the existing influenza vaccines were not providing sufficient protection for human?s immune system. It is caused by inability of the vaccine binding to the pathogenic epitope. Designing epitope based vaccine from haemagglutinin and neuraminidase has been done by immunoinformatic approach, in order to predict the binding of epitope cell B and T (class I and class II HLA). BCPred server was utilized to predict B cell epitope and Propred, Propred I, netMHCpan, netMHCIIpan were utilized to predict T cell epitope. Two B cell epitope of haemagglutinin candidates and one B cell epitope of neuraminidase candidates were obtained to bind T cell CD4+ (class II HLA), and also fiveT cell epitope haemagglutinin and four T cell epitope neuraminidase were obtained to bind T cell CD8+ (class I HLA). The visualization of epitope was using MoE 2008.10. It shows the binding affinity of epitope- HLA based on minimum free energy (ΔG). Based on the result visualization, four epitopes haemaglutinin (MEKIVLLLA, CPYLGSPSF, KCQTPMGAI, and IGTSTLNQR) and two epitopes neuraminidase (NPNQKIITI and CYPDAGEIT) were computed as having the best binding affinity from HLA ligand."
2013
T35520
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milda Paramita
"Senyawa jay amin hydroxamic acid (JAHA) merupakan senyawa modifikasi dari suberoyl anilide hydroxamic acid (SAHA) yang merupakan senyawa berbasis ferrocene. Hal ini dikarenakan SAHA memiliki banyak efek samping yang merugikan apabila dikonsumsi. Senyawa berbasis ferrocene telah banyak diteliti sebagai agen terapi maupun sebagai obat kanker. Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi senyawa JAHA pada bagian tutup hidrofobik dan kemudian dilakukan penapisan berdasarkan beberapa parameter yakni nilai ΔGbinding dan drugscan. Penelitian ini dilakukan secara in silico dengan menggunakan metode molecular docking dan simulasi dinamika molekular. Berdasarkan penapisan nilai ΔGbinding hampir semua ligan memiliki nilai ΔGbinding lebih rendah dibandingkan SAHA untuk setiap HDAC, tetapi hanya beberapa ligan yang nilai ΔGbinding lebih rendah dibandingkan JAHA. 10-15 ligan terpilih berdasarkan hasil screening nilai ΔGbinding untuk setiap HDAC kelas II. Ligan tersebut kemudian menjalani drugscan yang meliputi : uji bioavailabilitas oral, druglikeness, drugscore, mutagenisitas, karsinogenisitas dan ADMET/tox. Berdasarkan drugscan tersebut terpilihlah 1 ligan terbaik untuk setiap HDAC yakni ligan M0069j untuk HDAC 4, Homo JAHA 2 y untuk HDAC 5 dan 10, Homo JAHA 3 a untuk HDAC 6 dan 7, dan M0286p untuk HDAC 9. Semua ligan terbaik menjalani simulasi dinamika molekular untuk mengamati kestabilan komplek enzim-ligan tersebut. Hasil simulasi dinamika molekular menunjukkan semua komplek enzim ligan stabil pada kurva RMSD sehingga membuktikan bahwa interaksi kompleks enzim-ligan terbaik merupakan salah satu kandidat alternatif sebagai inhibitor potensial histon deasetilase kelas II Homo sapiens.

JAHA as a ferrocene-based compound is the modified compound of suberoyl anilide hydroxamic acid (SAHA). It?s because SAHA has many adverse effect when consumed. Ferrocene-based compounds have been widely examined as a therapeutic agent or as a cancer drug. This study aims to modify JAHA at the hydrophobic cap and then conduct the screening based on several parameters such as ΔGbinding value and drugscan. This study was conducted in silico by using molecular docking and molecular dynamics simulations. Based on screening ΔGbinding value almost all the ligands have ΔGbinding value lower than SAHA for each HDAC, but only few ligands have ΔGbinding value lower than JAHA. Ten until fifteen ligands were selected based on screening result of ΔGbinding value for each enzymes. Then the ligand underwent drugscan screening, and the included parameters are oral bioavailability, druglikeness, drugscore, mutagenicity, carcinogenicity and ADMET/tox. Based on drugscan, one ligand for each HDAC have been selected, which are ligand M0069j for HDAC 4, Homo JAHA 2 y for HDAC 5 and 10, Homo JAHA 3 a for HDAC 6 and 7, also M0286p for HDAC 9. All the best ligands underwent molecular dynamics simulations to observe the stability of the enzyme-ligand complex. The results of molecular dynamics simulations indicated that all the enzyme-ligand complexes are stable showed that at RMSD curve. So, it proved that the interactions of enzyme-ligand complexes is one of the best alternative candidate as a potent inhibitor of histone deacetylase class II Homo sapiens."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42225
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Rahma Fadlilah
"Kanker serviks adalah penyakit atau ketidaknormalan epigenetik yang disebabkan oleh Human papillomavirus (HPV). Ketidaknormalan epigenetik yang dimaksudkan dan berkaitan dengan penyakit ini adalah ketidaknormalan histon deasetilase (HDAC). Kemoterapi merupakan tindakan pengobatan yang bertujuan untuk memperpanjang umur dan memperbaiki kualitas hidup. Inhibitor HDAC merupakan agen terapi yang paling menjanjikan. Oleh karena itu, pengembangan HDAC menjadi area penelitian yang menarik. Pada penelitian ini, SAHA dimodifikasi dengan menggunakan senyawa berbasis organotitanium. Pada penelitian ini, sebanyak ± 1900 senyawa (ligan) telah dirancang dan ditapis melalui simulasi molecular docking. Ligan yang memiliki nilai ΔGbinding terendah dari molecular docking, dianalisis karakter farmakologinya dengan menggunakan beberapa perangkat lunak (software). Beberapa proses tapisan tersebut menghasilkan satu ligan terbaik, yaitu Ti2vm5-4s1r5. Ligan terbaik tersebut kemudian dianalisis melalui simulasi dinamika molekul untuk melihat kestabilannya membentuk kompleks dengan enzim. Kurva RMSD dari simulasi dinamika molekul, menunjukkan bahwa Ti2vm5-4s1r5 stabil dalam kompleks enzim. Berdasarkan hasil tersebut, maka Ti2vm5-4s1r5 dapat menjadi inhibitor HDAC kelas II Homo sapiens yang potensial.

Cervical cancer is an epigenetic disease or abnormality caused by Human papillomavirus (HPV). Abnormal expression of histone deacetylases (HDACs) has been linked with it. To date, chemotherapy is a palliative treatment aimed at prolonging survival and improving quality of life. HDAC inhibitor is the most promising chemotherapy agent. Therefore, the development of HDAC inhibitors has become an interesting research area. In this research, SAHA was modified by utilizing organotitanium-based compounds. Approximately 1900 compounds has been designed and all of them were screened according to ΔGbinding result from molecular docking simulation. The pharmacological characters of potential ligands with the lowest ΔGbinding were then analyzed using several softwares. This multistep screening process generated one best ligand, Ti2vm5-4s1r5, which was further studied by means of molecular dynamics simulation. The analyses of molecular dynamics simulation revealed that Ti2vm5-4s1r5 stable in complex with each enzyme. So, Ti2vm5-4s1r5 can be potent inhibitor of histone deacetylase class II Homo sapiens.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42586
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Widiyanti
"Kanker serviks merupakan penyebab kematian kedua terbanyak pada wanita diseluruh dunia. Kanker serviks umumnya disebabkan oleh human pappilomavirus (HPV) onkogenik. Inhibisi aktivitas enzim histone deacetylase (HDAC) merupakan salah satu strategi potensial untuk terapi kanker. Largazol dilaporkan memiliki aktivitas inhibisi lebih besar dibandingkan romidepsin, senyawa peptida siklik dalam obat komersil, Istodax. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi largazol pada bagian penghubung, zinc binding group dan hydrophobic cap bertujuan untuk meningkatkan selektivitas dan kemampuan inhibisi. Penambatan molekul terhadap 3429 ligan modifikasi dan standar dilakukan sebagai penapisan virtual dengan hasil 10 ligan terbaik dengan nilai ΔGbinding terendah untuk semua tipe HDAC kelas I Homo sapiens dibandingkan standar. Simulasi dinamika dilakukan pada ligan terbaik dengan nilai ΔGbinding terendah dan drug scan terhadap prediksi sifat farmakologi dan toksisitas terbaik, yaitu ligan Be2L1. Simulasi dinamika dilakukan dalam kondisi dipengaruhi oleh pelarut. Penambatan molekul dan simulasi dinamika dilakukan dengan menggunakan MOE 2008.10. Studi simulasi dinamika menunjukkan bahwa kompleks enzim-ligan ini stabil pada suhu 310 K dengan urutan kestabilan dari yang terbaik berturut-turut adalah HDAC 1, 2, 8 dan 3.

Cervical cancer is the second largest cause of death in women worldwide. Cervical cancer is generally caused by oncogenic human pappilomavirus (HPV). Inhibition of histone deacetylase (HDAC) activity is one of a potential strategy for cervical cancer therapy. Largazole reported to have greater inhibition activity than rhomidepsin, cyclic peptide compounds in commercial drugs named Istodax. In this research, the modifications of largazole on the linker, zinc binding group and hydrophobic cap aim to improve the selectivity and inhibition activity. The docking of 3429 modification ligands and standards performed as virtual screening and the results are 10 best ligands with the lowest ΔGbinding values for all types of HDAC class I Homo sapiens than standards. Molecular dynamics simulation was performed on the ligand with the lowest ΔGbinding value and the best drug scan results of pharmacological properties and toxicity prediction is Be2L1 ligand. Dynamics simulation conducted in hydrated conditions. Molecular docking and dynamics simulation were performed using MOE 2008.10. Dynamics simulation study showed that enzyme-ligand co.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T43261
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Husein Alkaff
"Ebola Hemorrhagic Fever (EHF) merupakan wabah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dari genus Ebolavirus. Zaire ebolavirus (EBOV) merupakan spesies dari genus Ebolavirus yang paling mematikan dengan case fatality rate sebesar 76% (CI 95%). Sampai saat ini belum ada vaksin atau obat yang disetujui oleh U.S. Food and Drug Administration (FDA) untuk terapi EHF. Salah satu target terapi yang belum banyak dikembangkan adalah antiviral berbasis inhibitor N-terminal heptad repeat glycoprotein-2 ectodomain (NHR GP2 ectodomain). GP2 ectodomain adalah glikoprotein yang memiliki peran penting dalam proses masuknya EBOV ke dalam sitoplasma sel melalui mekanisme endositosis.
Pada penelitian ini, dilakukan penapisan terhadap peptida siklis komersial terkonjugasi peptida protein Human Immunodeficiency Virus type 1 Trans-activator of transcription (HIV-1 tat) sebagai inhibitor EBOV NHR GP2 ectodomain melalui analisis in silico. Penapisan dilakukan terhadap peptida siklis yang berasal dari perusahaan kimia yang merupakan produsen peptida tersebut. Konjugasi dengan peptida protein HIV-1 tat bertujuan agar peptida siklis komersial dapat terakumulasi di endosom.
Penambatan molekul dan dinamika molekul dilakukan untuk menentukan ligan dengan kemampuan inhibisi terbaik. Prediksi sifat farmakologi ligan juga dilakukan untuk mendapatkan kandidat obat terbaik. Berdasarkan tahapan penapisan tersebut, ligan 023 diketahui memiliki potensi sebagai kandidat obat terbaik. Ligan ini perlu untuk diuji lebih lanjut pada analisis in vitro, in vivo, hingga tahap uji klinis agar ligan dapat menjadi obat untuk terapi infeksi virus Ebola.

Ebola Hemorrhagic Fever (EHF) is a disease caused by viruses from genus Ebolavirus. Zaire ebolavirus (EBOV) is the deadliest species from genus Ebolavirus which has 76% (CI 95%) case fatality rate. Up until now, there are no U.S. Food and Drug Administration (FDA) approved vaccines or drugs to treat EHF. Antiviral based on N-terminal heptad repeat glycoprotein-2 ectodomain (NHR GP2 ectodomain) inhibitor is one treatment that has not well developed. GP2 ectodomain is glycoprotein which has important role in the process of EBOV entry into cell through endocytotic mechanism.
In this study, the screening of commercial cyclic peptide conjugated to protein peptide Human Immunodeficiency Virus type 1 Trans-activator of transcription (HIV-1 tat) as inhibitor of EBOV NHR GP2 ectodomain thourgh in silico analysis was done. The screening was done to cyclic peptide from the selected chemical company. Conjugation of cyclic peptide to peptide HIV-1 tat was done in order to accumulate the peptide inside the endosome. Molecular docking and molecular dynamics was done to select the peptides which have the best inhibition propeties.
Prediction of pharmacological properties of the peptides was done to choose the best drug candidate. The result of screening porcesses shows that ligand 023 has highest potency as drug lead. The ligand needs to undergo futher analysis in in vitro, in vivo, and clinical trial to ensure that this ligan can act as drug for Ebola virus infection.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library