Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rudy Joelijanto
"Latar belakang dan Cara penelitian : Berkurangnya produksi estrogen banyak menimbulkan keluhan termasuk perubahan-perubahan di dalam rongga mulut yaitu gigi yang mudah goyang. Estrogen adalah hormon steroid yang terutama dihasilkan oleh folikel ovarium. Pada usia 40 tahun hingga menopause terdapat penurunan ukuran ovarium secara lambat tetapi pasti yang dapat menimbulkan masalah kesehatan. Salah satu masalah yang timbul adalah hilangnya jaringan penyambung. jaringan penyambung - mempunyai fungsi utama sebagai penyangga tubuh, Jaringan penyambung dalam rongga mulut adalah jaringan periodontal yang berfungsi sebagai jaringan penyangga gigi. Di dalam penelitian ini hendak dicari pengaruh ovariektomi yang diasumsikan dengan keadaan defisiensi estrogen terhadap keadaan jaringan periodontal.Sebanyak 24 ekor tikus wistar digunakan dalam penelitian ini, yang dibagi dalam 4 kelompok kontrol dan ovariektomi hari ke-50 dan hari ke-100 untuk kemudian dibuat preparat histologis jaringan gigi dengan pulasan trikrom Masson Goldner. Parameter yang diteliti adalah lebar ligamen periodontal, tinggi tulang alveolar, jumlah osteosit dan intensitas pulasan kolagen. Data yang diperoleh diuji variasi normalnya dengan menggunakan Lavene `s-test dan juga berdistribusi homogen setelah diuji menggunakan Kolmogorov-Smirnov test sehingga dilakukan t-test pada setiap parameter.
Hasil dan kesimpulan : Hasil penelitian berdasarkan uji t menunjukkan bahwa semua parameter menghasilkan p > 0,05 yang berarti tidak menghasilkan perbedaan yang bermakna terhadap pengaruh ovariektomi pada jaringan periodontal. penelitian mendatang hendaknya dilakukan dengan pulasan khusus dan menggunakan metoda yang lebih akurat sehingga informasi yang akan di dapat memperjelas hasil yang telah dilakukan saat ini.

Background and methode : The lower level os estrogen resulting in any complaint including alterations in oral cavity as unstable teeth. Estrogen is steroid hormone that produced by follicle in ovarium. Starting at 40 up to get menopause, there were decreasing the ovarium size by slowly resulting health problem as the loosing of connective tissue. The connective tissue have the main function as body supporting in oral cavity, periodontal tissue have function as supporting tissue of the teeth. This research aim to explain the effect of ovariectomy that assumed by deficiency of estrogen on periodontal tissue. Twenty four female rats were divided into 4 groups, each consisting 6 rats in control and ovariectomy group at day 50 and day 100 post ovariectomy. Sample removed periodontal tisssue on preparat histology procedure with Trichrome Masson Goldner. Parameter in this research are width of periodontal ligament, height of alveolar bone, amount of osteocyt and intencity of collagen stainning. The result data wasw test by Kolmogorov - Smirnov test and each parameter was evaluated by t-test.
Results and conclusions : All parameter resulting p > 0,05 mean there was no significant difference on ovariectomy rats on periodontal tissue. In the future the research better used by methode specific stainning to get accurate information.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T 13633
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrizal
"ABSTRAK
Spermatozoa manusia merupakan antigen yang bersifat sebagai isoantigen, autoantigen dan heteroantigen. Pada sejumlah kera dilakukan prosedur imunisasi dengan antigen spermatozoa. Dengan adanya imunisasi ini kera akan memberikan respon imun, baik respon imun humoral maupun selular. Pada penelitian ini hendak dievaluasi respon imun humoral kera-kera tersebut dengan mendeteksi kapan antibodi terhadap spermatozoa timbul, kapan mencapai optimal, serta kapan mulai menghilang dari sirkulasi darah. Cara penentuan aktivitas antibodi terhadap spermatozoa (antibodi antisperma) dengan menggunakan teknik khusus yang dikenal dengan nama uji aglutinasi Kibrick. Dari hasil penelitian, ternyata antibodi antisperma mulai timbul 7 hari setelah penyuntikan antigen spermatozoa pertama, titer antibodi antisperma mencapai titik optimal mulai hari ke 19 sampai hari ke 92 (2,5 bulan) setelah penyuntikan pertama, dan menghilang setelah 7,4 bulan dari penyuntikan pertama."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djasmoro Ariguno
"Ditinjau dari sudut imunologi, sperma merupakan autoantigen bagi tubuh pria, yang dapat menyebabkan terjadinya respon imun, sehingga terbentuk antibodi antisperma. Antibodi antisperma ini dapat mengaglutinasi dan mengimobilisasi spermatozoa, sehingga spermatozoa-spermatozoa tidak dapat lagi membuahi telur dari istri, dan akibatnya pasangan itu menjadi infertil. Ternyata keadaan yang merugikan ini tidak lazim terjadi pada setiap pria; hal ini disebabkan karena di dalam plasma semen terdapat zat imunosupresif. Zat yang bersifat imunosupresif itu diantanya adalah orosomukoid.
Dalam penelitian ini telah dilakukan pengukuran kadar orosomukoid di dalam plasma semen pria fertil dan pria infertil dengan teknik imunodifusi radial. Tujuannya adalah untuk membuktikan apakah kadar zat orosomukoid yang dapat bersifat imunosupresif itu di dalam plasma semen pria fertil lebih tinggi daripada pria infertil. Selain itu dalam penelitian ini juga telah dievaluasi kadar orosomukoid plasma semen pada pria infertil yang spermatozoanya berkecepatan 1,2 detik/1/20 mm.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa kadar orosomukoid plasma semen 20 pria fertil rata-rata 2,3899 mg/dl. Sedangkan kadar orosomukoid plasma semen 50 pria infertil rata-rata 1,8720 mg/dl. Setelah dilakukan analisis data dengan uji t keduanya berbeda nyata pada tingkat kepercayaan = 0,05. Jadi jelaslah bahwa kadar zat yang dapat bersifat imunosupresif di dalam plasma semen pria fertil lebih tinggi daripada pria infertil. Hasil ini menunjukkan bahwa tingginya orosomukoid plasma semen pria fertil mungkin menekan respon imun terhadap antigen-antigen spermatozoa, sehingga antibodi antisperma tidak terbentuk, dengan demikian spermatozoa, tanpa terganggu, dapat melakukan fertilisasi.
Dari hasil penelitian kadar orosomukoid plasma semen pria infertil yang berbeda kecepatan spermatozoanya diketahui bahwa, 30 pria infertil yang spermatozoanya berkecepatan 1,2 detik/1/20 mm rata-rata 1,7617 mg/dl. setelah dilakukan analisis data dengan uji t ternyata kadar orosomukoid pada kedua keadaan itu tidak berbeda nyata pada tingkat keprcayaan = 0,05. Jadi dapat dikatakan bahwa orosomukoid, baik langsung maupun tidak langsung (lewat supresi pembentukan antibodi) agaknya tidak mempengaruhi kecepatan sperma."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarjati Oentoeng Soebroto
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 1985
T58429
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karim Susanto
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Monosodium glutamat merupakan penyedap makanan dan dipakai sebagai wahana/ pembawa vitamin A. MSG dapat menyebabkan kerusakan pada nukleus hipotalamus, khususnya pada hewan muda. Beratnya kerusakan tergantung pada dosis dan umur, makin muda makin mudah terjadi kerusakan. MSG dapat melalui plasenta, dan hat ini kemungkinan dapat menyebabkan kelainan pada neonatus yang dilahirkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada kelainan histologik neuron hipotalamus neonatus tikus yang induknya diberi monosodium glutamat selama gestasi. 24 tikus putih betina dibagi dalam 4 kelompok, masing-masing 6 ekor, dan dikawinkan. Setelah ada tanda gestasi, masing-masing diberi MSG secara intubasi esofagus. Kelompok I sebagai kontrol, kelompok II diberi MSG 2400 mg/kgBB/hari, kelompok III 4800 mg dan kelompok IV 9600 mg. Semua neonatus yang dilahirkan setelah 5 hari kemudian dimatikan. Dibuat sediaan potong 5 melalui hipotalamus secara sari, masing-masing neonatus 24 sediaan dan di warnai HE; sel neuron hipotalamus sekitar ventrikel 3 dinilai secara kualitatif.
Hasil dan kesimpulan: Pada kelompok I 34 ekor neonatus tikus dan kelompok II 31 ekor tidak ditemukan kelainan pada neuron hipotalamus. Kelompok III, 6 ekor tanpa kelainan dan 7 ekor memperlihatkan edema intraseluler. 30 ekor dari kelompok III, dan seluruhnya 34 ekor dari kelompok IV memperlihatkan edema intraseluler dan/atau inti sel neuron piknotik.
MSG yang diberikan secara intubasi esofagus dengan dosis 2400 mg/kgBB/hari pada induk tikus selama gestasi tidak menimbulkan kerusakan pada neuron hipotalamus neonatus yang dilahirkan. MSG dengan dosis 4800 mg mengakibatkan kerusakan pada neuron hipotalamus dalam derajat yang berbeda, dan dosis 9600 mg menimbulkan kerusakan neuron hipotalamus pada semua neonatus.

Scope and Method of Study: Monosodium glutamate MSG) is used as food additive and as a carrier for vitamin A fortification. It might induce lesions on the hypo-thalamic neuron, especially in infant animals, the incidence and severity varied according to the dosage and age. Young animals were more susceptible than old ones. MSG can be carried via placenta, therefore this may cause changes on newborn rats.
This study was carried out to indicate whether there are disturbances on hypothalamic neuron of newborn rats whose mothers were given MSG orally during gestation. 24 white female rats were divided into 4 groups. After gestation, MSG was given orally with intubations esophagus. The control group (group I), groups treated with 2400 mg/kgBW/day (group II), 4800 mg {group III) and 9600 mg (group IV). Five days after all the neonatus were born then killed, part of the hypothalamic were made. Serial sections were made and stained routinely with hematoxylin-eosin. Qualitative evaluation of neuronal damage of the nuclei in the hypothalamic region around the third ventricle were carried out.
Findings and Conclusions: In the control group (34 litters) and group II (31 litters) no histological abnormalities on the hypothalamic neuron were found. In group III, 6 showed no abnormalities and 7 showed intracellular edema. 30 litters of group III and all 34 of group IV showed intracellular edema and pycnotic neuronal nuclei.
MSG given orally in dosage of 2400 mg/kgBW/day to female rats during gestation produce healthy litters which showed no histological damage to neuronal cells in the hypothalamic region. However, with a dosage of 4800 mg/kgBW/day and 9600 mg/kgBW/day damage was seen at variable degrees in neuronal cells in the hypothalamic region.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Firmansyah
"Untuk nengetahui pengaruh Streptococcus B-hemolyticus terhadap notilitas spema, telah dilakukan penelitian secara in vitro dengan mengukur notilitas sperma. Penelitian menggunakan kultur murni S. B-hemolyticus dengan konsentrasi ±04/ ml dan semen dari 30 pasien yang memenuhi syarat. Terdapat 2 kontrol dan 2 perlakuan dalam penelitian, yaitu: semen sebagai kontrol 1, senen ditanbah nediun cair bakteri sebagai kontrol 2, semen ditambah mediun cair bakteri sebagai kontrol 2, semen ditambah metabolit sekunder yang terlarut dalam medium cair bakteri sebagai perlakuan 1 dan semen ditambah biarkan bakteri sebagai perlakuan 2. Parameter penelitian yang diukur adalah kerusakan menbran, viskositas, pH dan aglutinasi. Kesinpulan yang didapat dirumuskan sebagai berikut: (1) S. B-hemolyticus bersama-sama dengan produk metabolit sekundernya dapat nenurunkan notilitas sperma, (2) S- B-hemolyticus bersama-sama dengan Produk metabolit sekundernya dapat mengakibatkan kerusakan membran sperma dan peningkatan viskositas semen, (3) penurunan notilitas sperna diakibatkan oleh kerusakan nenbran dan Peningkatan viskositas semen dan (4) penurunan notilitas sperma tidak disebabkan oleh perubahan pH semen dan aglutinasi sperma."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina
"ABSTRAK
Pengukuran kadar komplemen C3c dalam seminal plasma pria pasangan infertil dilakukan dengan Nephelometer Iaser . Pengukuran dilakukan untuk nengetahui kadar kompIenen C3c dan apakah terdapat perbedaan kadar komplenen C3c yang nyata antara ketiga kelonpok sampel. Juga diteliti peranan antibodi antisperma IgG yang menempel pada permukaan spermatozoa dan komplemen C3c dalan pengrusakan membran dan imobilisasi spermalozoa. Adanya IgG pada permukaan spermatozoa diperiksa dengan uii - IgG Mixed Antiglobulin Reaction. Keadaan membran spermatozoa diperiksa dengan uji Hypoosmotic Swelling, SampeI-sampel digolongkan kedalarn tiga kelompok, yaitu: kelompok 1 (hasiI uji-IgG MAR = 0%' spermaLozoa yang membrannya rusak < 40%), kelompok 2 (hasil uji-IgG MAR > 0%, spermatozoa yang membrannya rusak < 4O%), dan kelompok 3 (hasil uii - IgG MAR > O%, spermatozoa yang membrannya rusak >,, 40%) . Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa kadar rata - rata komplemen C3c di dalam seminal plasma Pria Pasangan infertil adalah sebesar 0 ' 6185 mg/100 ml . Tidak terdapat perbedaan kadar komplemen C3c yang nyata antara ketiga kelompok sampel. Antibodi antisperma IgG dan komplemen C3c berperanan dalam pengrusakan membran spermatozoa tetapi tidak berperanan dalam imobilisasi spermatozoa.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Sinta Ria
"ABSTRAK
Penentuan akrosom utuh pada spermatozoa morfologi normal hasil swim-up pada pria oligozoospermia pasangan infertil dan fertil dilakukan dengan pewarnaan Pisum sativum agglutinin-fluorescein isothiocyanate (PSA-FITC).
Sebanyak 30 sampel semen pria oligozoospermia pasangan infertil diperoleh dari Bagian Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, sedangkan 30 sampel semen pria oligozoospermia pasangan fertil diperoleh dari Poliklinik Kebidanan RSCM.
Pada masing-masing sampel dilakukan proses swim-up untuk memperoleh suatu populasi spermatozoa dengan kualitas terbaik. Pada spermatozoa-spermatozoa hasil. swim-up ini diberikan pewarnaan dengan PSA-FITC yang selanjutnya diamati di bawah mikrosokop fluoresen dan ditentukan keadaan akrosomnya.
Dengan uji beda Mann-Whitney terbukti bahwa persentase akrosom utuh dari spermatozoa morfologi normal hasil swim-up pada pria oligozoospermia pasangan infertile berbeda nyata dibandingkan dengan pasangan fertil.
Dalam penelitian ini dilakukan pula analisis persentase morfologi normal spermatozoa sebagai data penunjang. Dengan uji beda Mann-Whitney terbukti bahwa
persentase morfologi normal spermatozoa sebelum swim-up berbeda nyata dibandingkan dengan sesudah swim-up pada pria oligozoospermia pasangan infertil maupun fertil.
Sedangkan persentase morfologi normal spermatozoa pada pria oligozoospermia pasangan infertil berbeda nyata dibandingkan dengan pasangan fertil, sebelum swim-up maupun sesudah swim-up. Dengan uji korelasi jenjang Spearman terbukti terdapat korelasi positif antara jumlah spermatozoa/ml ejakulat dengan persentase morfologi normal spermatozoa dalam ejakulat pria oligozoospermia pasangan infertil. Sedangkan tidak terdapat korelasi positif pada pasangan fertil.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Zakiyah
"Penentuan akrosom utuh spermatozoa morfologi normal hasil swim up pada pria normozoospermia pasangan infertile dan fertil dilakukan dengan pewarnaan Pisum sativum agglutinin-fluorescein isothiocyanate (PSA-FITC).
Sampel semen pria normozoospermia pasangan infertile diperoleh dari Laboratorium Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, sedangkan sampel pria normozoospermia pasangan fertil diperoleh dari Poliklinik Kebidanan RSCM, masing-masing sebanyak 30 sampel.
Pada setiap sampel dilakukan metode swim up agar diperoleh spermatozoa yang berkualitas baik. Setelah itu diberikan pewarnaan dengan PSA-FITC, dan terakhir diamati di bawah mikroskop fluoresensi serta ditentukan keadaan akrosomnya.
Dengan uji Mann-Whitney diketahui bahwa persentase akrosom utuh spermatozoa morfologi normal hasil swim up pada pria normozoospermia pasangan infertile berbeda nyata dengan pasangan fertil.
Penelitian ini menganalisis pula persentase spermatozoa morfologi normal, dan dengan uji Mann-Whitney diketahui bahwa persentase spermatozoa morfologi normal sebelum swim up berbeda nyata dengan setelah swim up pada pria normozoospermia pasangan fertil maupun infertil. Demikian pula persentase spermatozoa morfologi normal pada pria normozoospermia pasangan fertil berbeda nyata dengan pasangan infertil, baik sebelum maupun setelah sfrim up. Dengan uji korelasi pangkat Spearman diketahui tidak terdapat korelasi antara konsentrasi spermatozoa per ml ejakulat dengan persentase spermatozoa morfologi normal sebelum dan setelah dilakukan swim up pada pria normozoospermia pasangan infertil maupun fertil."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rintis Noviyanti
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui daya tahan pemelihara lebah di PUSBAHNAS Perum Perhutani, Parung Panjang, Bogor-Jawa Barat. Sampel diperoleh dan 12 orang pemelihara lebah dan 11 orang bukan pemelihara lebah. Analisis kadar IqE total dan kadar IgE spesif 1k
terhadap bisa lebah madu (Apis mellif era) dilakukan dengan teknik ELISA, dan analisis kadar IgG total dilakukan dengan teknik RID. Hasil uji statistik non parametrik Mann-Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kadar IgE dan IgG pada pemelthara
lebah. Rata-rata kadar IgE total pada pemelihara lebah lebih tinggi (1046,3 kU/l) dari bukan pemelihara lebah (957 kU/l). Rata-rata kadar IgG total pada pemelihara lebah lebih rendah (13,23 g/l) dari bukan pemelihara lebah (15,99 g/l). Rata-rata kadar IgE spesifik terhadap
bisa lebah madu (Apis mellifera) pada pemelihara lebah lebih rendah (1,59 PRU/ml) dari bukan pemelihara lebah (1,64 PRU/ml). Uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antara kadar IgE total, kadar IgG total, kadar IgE spesifik dan jumlah sengatan
per bulan pada pemelihara lebah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>