Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Shanty Kurniasari
"Latar Belakang
Bunuh diri tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan, dengan lebih dari 2.000 wanita di Indonesia meninggal karena bunuh diri pada tahun 2016 saja. Faktor- faktor seperti jenis kelamin, penyakit kronis, dan gangguan kesehatan mental diduga berkontribusi terhadap munculnya pikiran dan perilaku bunuh diri. Pasien HIV sering mengalami beban kesehatan mental yang lebih besar akibat kesulitan dalam mengelola penyakit tersebut. Penelitian ini menyelidiki hubungan antara ide bunuh diri dan psikopatologi di antara pasien HIV/AIDS wanita di Indonesia, dengan menunjukan tantangan kesehatan mental yang dihadapi oleh kelompok rentan ini.
Metode
Penelitian cross-sectional ini menggunakan Self-Reporting Questionnaire-20 untuk menilai psikopatologi dan survei untuk mengidentifikasi ide bunuh diri serta karakteristik pasien pada 95 pasien wanita HIV/AIDS di Pokdisus, RSCM. Data dianalisis menggunakan SPSS v.25 untuk macOS dengan uji Chi-square, Fisher, dan Kruskal- Wallis.
Hasil
Kami menemukan prevalensi ide bunuh diri dan psikopatologi di antara pasien wanita HIV/AIDS masing-masing sebesar 9,47% dan 27,37%. Selain itu, terdapat hubungan signifikan antara usia, tingkat pendidikan, dan sistem support dengan ide bunuh diri (p=0,005, p=0,019, dan p=0,026). Ditemukan pula adanya hubungan positif yang kuat antara psikopatologi dan ide bunuh diri pada pasien HIV/AIDS wanita, dengan kemungkinan ide bunuh diri yang 12 kali lebih tinggi pada mereka yang memiliki psikopatologi (OR=12.342).
Kesimpulan
Tingginya prevalensi psikopatologi dan asosiasinya yang kuat dengan ide bunuh diri menekankan perlunya integrasi skrining dan intervensi terkait isu kesehatan mental ke dalam perawatan HIV untuk wanita, serta memperkuat jaringan support sosial untuk meningkatkan hasil kesehatan mental pasien.

Introduction
Suicide remains a significant public health concern, with over 2,000 Indonesian women dying by suicide in 2016 alone. Factors such as gender, chronic physical illnesses, and mental health disorders are thought to contribute to suicidal thoughts and behaviours. HIV patients often struggle with greater mental health burden due to the difficulties in managing the illness. This study investigated the association between suicidal ideation and psychopathology among Indonesian female HIV/AIDS patients, highlighting the mental health challenges faced by this vulnerable group.
Method
This cross-sectional study utilized the Self-Reporting Questionnaire-20 to assess characteristics in 95 female HIV/AIDS patients in Pokdisus, RSCM. The data was analysed through SPSS v.25 for macOS using the Chi-square, Fisher, dan Kruskal-Wallis tests.
Results
We found the prevalence of suicidal ideation and psychopathology among female HIV/AIDS patients to be 9.47% and 27.37%, respectively. Additionally, there are significant associations between age, education levels, and support system with suicidal ideation (p=0.005, p=0.019 and p=0.026). A strong positive association between psychopathology and suicidal ideation among female HIV/AIDS patients was found, with 12-fold higher odds of suicidal ideation in those with psychopathology (OR=12.342) Conclusion
The high prevalence of psychopathology and its strong association with suicidal ideation underscore the need for integration of screening and interventions for mental health issues into HIV care for women, along with strengthening social support networks to improve
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Dwininda
"Keseimbangan berbagai jenis bakteri pada kulit sangat penting dalam menjaga kesehatan kulit. Permasalahan pada kulit wajah yang muncul salah satunya disebabkan oleh disbiosis mikroba. Penelitian dilakukan untuk menganalisis keberagaman mikrobiom bakteri yang terdapat pada kulit wajah dengan kondisi pH dan kelembaban beragam. Metode analisis diversitas dengan Next Generation Sequencing 16s rRNA. Jumlah responden yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 144 sampel. Hasil analisis pada penelitian ini ditemukan bahwa kelas filum bakteri tertinggi Actinobacterium (49,72%), Proteobacterium (29,86%) dan Firmicutes (18,64%). Pada genus Cutibacterium (41,48%), Neisseriaceae (20,29), Staphylococcus (10,16%) ditemukan terbanyak pada kulit wajah dengan nilai kondisi pH dan kelembaban berbeda. Analisis diversitas alfa dengan indeks Chao1 (p=0,05) dan Faith PD(p=0.004) menunjukan kelimpahan mikrobiom signifikan lebih tinggi ditemukan pada pH tinggi dibandingkan pH normal. Analisis diversitas Alfa pada kelembaban tidak ditemukan signifikan terhadap kelimpahan bakteri mikrobiom wajah. Hasil diversitas beta ditemukan perbedaan kelimpahan mikrobiom bakteri pada sepuluh genus tertinggi yang ditemukan pada pH normal dan pH tinggi serta kelompok kelembaban dengan sangat lembab, lembab dan kering. Kesimpulan penelitian profil genus Cutibacterium, Neisseriaceae, Staphylococcus bakteri paling banyak ditemukan pada pH tinggi dan pH normal seta kelembaban sangat lembab, lembab dan kering. Cutibacterium, Neisseriaceae dan Staphylococcus menunjukan adanya peningkatan pH kulit maka kelimpahan bakteri tersebut semakin meningkat. Pada kelembaban kulit, kelimpahan Cutibacterium dan Staphylococcus menurun seiring penurunan nilai kelembaban kulit.

Balancing various types of bacteria on the skin is crucial for maintaining skin health. One of the issues that arise with facial skin is caused by microbial dysbiosis. Research was conducted to analyze the diversity of bacterial microbiomes on the facial skin with varying pH and moisture conditions. The diversity analysis method used Next Generation Sequencing 16s rRNA, and the study included 144 samples. The results of this research revealed that the highest bacterial phylum classes were Actinobacterium (49.72%), Proteobacterium (29.86%), and Firmicutes (18.64%). The genera Cutibacterium (41.48%), Neisseriaceae (20.29%), and Staphylococcus (10.16%) were the most abundant on the facial skin with different pH and moisture conditions. Alpha diversity analysis using Chao1 index (p=0.05) and Faith PD (p=0.004) indicated significantly higher microbial abundance found in high pH compared to normal pH. However, there was no significant difference in alpha diversity concerning the moisture level and facial bacterial microbiome abundance. Beta diversity analysis showed differences in bacterial microbiome abundance in the top ten genera found between normal pH and high pH, as well as between moisture groups categorized as very moist, moist, and dry. In conclusion, the research profiled the genera Cutibacterium, Neisseriaceae, and Staphylococcus as the most found bacteria in high pH and normal pH conditions, as well as very moist, moist, and dry moisture levels. Cutibacterium, Neisseriaceae, and Staphylococcus showed an increase in skin pH resulting in an increase in the abundance of these bacteria. On the other hand, the abundance of Cutibacterium and Staphylococcus decreased with decreasing skin moisture levels."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steven
"Psoriasis merupakan penyakit autoimun yang disebabkan kelainan genetik dan dipicu faktor lingkungan, penyakit ini menyerang kulit dan sistemik seperti sendi dan kuku. Sel punca mesenkim (SPM) asal tali pusat manusia memiliki kapasitas proliferasi yang tinggi, imunomodulator yang luas dan imunogenitas yang rendah. Penelitian ini menggunakan model tikus psoriasis yang diinduksi dengan krim imiquimod 5% selama 6 hari. Tikus dibagi menjadi kelompok 5 kelompok yang diberi SPM atau Phosphate Nuffer Saline (PBS) secara intradermal atau subkutan serta kontrol normal. Pemberian SPM dan PBS dilakukan sebelum pengolesan krim. Penilaian harian kulit tikus dilakukan dengan skoring modified Psoriasis Area and Severity Index (mPASI). Setelah pembedahan, kulit tikus dianalisa terhadap ekspresi relatif gen Interleukin (IL)-17 dan IL-10. Sebagian kulit difiksasi dengan formalin dan dilakukan pemeriksaan histologi dan imunohistokimia dengan antibodi Anti-CD11b. Analisa statistik memperlihatkan skor mPASI kelompok SPM mengalami penurunan bermakna dibanding kelompok PBS. Ekspresi relatif gen IL-17 menurun dan gen IL-10 meningkat pada kelompok SPM dibandingkan PBS. Pewarnaan Hematoksilin dan Eosin memperlihatkan rerata tebal epidermis dan jumlah kapiler mengalami penurunan pada kelompok SPM dibanding PBS. Rerata jumlah infiltrasi sel CD11b+ kelompok SPM menurun secara bermakna dibandingkan PBS. Penyuntikan SPM terutama intradermal mampu menyebabkan remisi pada lesi lokal kulit psoriasis pada model tikus Wistar.

Psoriasis is a chronic inflammatory disease affecting mainly the skin and other parts such as nails and joints. Human umbilical cord-derived mesenchymal stem cells (hUC-MSCs) are highly proliferative immunomodulator cells with low immunogenicity. The Psoriasis rat model was induced with 5% imiquimod cream for 6 days. The rats were divided into 5 groups receiving intradermal or subcutaneous injections of hUC-MSCs or Phosphate Buffer Saline (PBS), and a normal control group. MSCs and PBS were administered before cream application. Daily skin assessments were performed using a modified Psoriasis Area and Severity Index (mPASI) scoring system. After harvest, rat skin was analyzed for relative expression of Interleukin (IL)-17 and IL-10 genes. Some skin samples were fixed with formalin for histological examination and immunohistochemistry with Anti-CD11b antibodies. Statistical analysis showed a significant reduction in mPASI scores in the hUC-MSCs group compared to the PBS group. Histology staining revealed a decrease in epidermal thickness and capillary in the hUC-MSCs group. The infiltration of CD11b+ cells significantly decreased in the hUC-MSCs group.  The relative gen expression of IL-17 decreased, while IL-10 gene increased in the hUC-MSCs group. Particularly, intradermal injection of hUC-MSCs induced remission of local psoriasis skin lesions in the rat model."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silmi Hanifah
"Andrografolida telah terbukti memiliki efek kardioproteksi, namun masih belum diketahui mekanismenya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat mekanisme dari andrografolida pada tikus dengan kardiotoksisitas doksorubisin, fokus pada biogenesis mitokondria. Tikus Sprague-Dawley jantan sebanyak 24 ekor dibagi secara acak menjadi empat kelompok: Normal (N); dosis kumulatif doksorubisin 16 mg/kgBB i.p. (Dox); Dox 16 mg/kgBB + andrografolida 30 mg/kgBB (Dox+And30); dan Dox 16 mg/kgBB + andrografolida 60 mg/kgBB (Dox+And60). Gejala toksisitas dan berat badan dicatat setiap harinya. Dianalisis ekspresi NF-κB dengan metode Western Blot, bersamaan dengan ekspresi dari PGC-1α dan TFAM dengan metode qRT-PCR dan pewarnaab HE pada jaringan jantung. Diamati bahwa doksorubisin menurunkan aktivitas LDH dan CKMB, dan lebih lanjut menurunkan ekspresi PGC-1α dan TFAM, dengan penurunan pada intesitas pita NF-κB. Pemberian bersama dengan andrografolida mengurangi efek tersebut. Selain itu, analisis histopatologi dari jaringan jantung menunjukkan perbaikan. Temuan ini menunjukkan andrografolida memiliki potensi kardioporteksi setidaknya dalam bagian melalui peningkatan fungsi mitokondria.

Andrographolide has been proved to exert cardioprotective effects, but little is known about its mechanism. This study aimed to assess the mechanism of andrographolide in rats with doxorubicin cardiotoxicity, focus on mitochondrial biogenesis. Twenty-four male rat Sprague-Dawley were randomized into: Normal (N); doxorubicin 16 mg/kg BW i.p. (Dox); Dox 16 mg/kgBW+andrographolide 30 mg/kg BW (Dox+And30); Dox 16 mg/kg BW+andrographolide 60 mg/kg (Dox+And60). We analyzed the expression of NF-κB by Western Blotting method, along with mRNA expression of PGC-1α and TFAM by qRT-PCR method, and HE staining of heart tissues. We observed that doxorubicin enhanced LDH and CK-MB activities, and further decreased the expression of PGC-1α and TFAM with decreased the intensity of NF-κB band. Co-treatment with andrographolide ameliorated those effects. In addition, the histopathology feature of heart tissues were also improved. These findings showed that andrographolide has a cardioprotective effect at least in part through augmentation of mitochondrial function."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Ariani
"Obesitas adalah sebuah kondisi yang dapat menimbulkan masalah kesehatan pada berbagai organ. Pada kondisi obesitas, terjadi pelepasan sitokin proinflamasi secara sistemik sehingga dapat menimbulkan inflamasi pada organ-organ, termasuk otak. Penggunaan bahan alam yang memiliki khasiat antiinflamasi dapat bermanfaat bagi individu dengan obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek ekstrak etanol C. asiatica terhadap tikus obesitas yang diinduksi dengan diet tinggi lemak. Penelitian ini menggunakan 24 tikus galur Wistar yang dibagi menjadi 4 kelompok: kelompok Kontrol yang diberikan pakan standar; kelompok HFD yang diberikan pakan tinggi lemak; kelompok HFD+CA200 yang diberikan pakan tinggi lemak selama 12 minggu kemudian diberikan ekstrak C. asiatica 200 mg/kg; dan kelompok HFD+CA300 yang diberikan pakan tinggi lemak selama 12 minggu kemudian diberikan ekstrak C. asiatica 300 mg/kg. Kemampuan memori spasial diukur dengan uji Y-maze pada awal, minggu ke-12, dan minggu ke-17. Pada akhir penelitian, hipokampus diambil untuk analisis GFAP dan BDNF. Pada penelitian ini juga dilakukan uji in silico dengan penambatan molekuler untuk mengetahui interaksi zat aktif C. asiatica terhadap protein TrkB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok tikus yang mengalami obesitas memiliki kemampuan spasial yang lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol (nilai p 0,006). Pemberian ekstrak etanol C. asiatica selama 5 minggu memperbaiki gangguan memori spasial pada kelompok HFD+CA300 (nilai p 0,01). Uji in silico menunjukkan bahwa komponen C. asiatica asiatic acid dan castilliferol dapat berinteraksi dengan protein TrkB. Pemberian C. asiatica berpotensi untuk memperbaiki memori spasial pada obesitas.

Obesity is a condition that can lead to problems in several organs. Systemic release of proinflammatory cytokines occurs in obese condition causing inflammation in many organs including brain. The use of natural compound with anti-inflammatory properties could benefit for obese individuals. This study aims to analyze the effect of C. asiatica extract on affected obese rats induced by a high-fat diet. We use 24 Wistar rats divided into four groups: control group given standard chow; HFD group given high fat diet; HFD+CA 200 group given high fat diet for 12 weeks then treated with C. asiatica 200 mg/kg, and HFD+CA300 given high fat diet for 12 weeks then treated with C. asiatica 300 mg/kg. Spatial memory ability was assessed using a Y maze at baseline, 12 weeks, and 17 weeks. At the end of this study, hippocampal tissue is taken and analyzed for GFAP and BDNF. In silico study with molecular docking was performed to figure out the interaction between C. asiatica compounds and TrkB. This study shows that obese rats have lower spatial memory ability than non-obese mice (p value 0,006). Treatment with C. asiatica ethanol extract for 5 weeks alleviates the impairment in HFD+CA300 group (p value 0,01). In silico test show that the C. asiatica components asiatic acid and castilliferol can interact with TrkB protein. Administration of C. asiatica extract has the potential to improve memory condition in obesity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Mitrasari
"Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus TB tertinggi kedua di dunia dengan insidensi 354 per 100.000 penduduk dan 969.000 kasus pada tahun 2021. Salah satu pemeriksaan pada  TB yaitu dengan pemeriksaan darah seperti hitung jumlah leukosit. Peningkatan jumlah leukosit dan netrofil merupakan tanda reaksi inflamasi terutama bila disebabkan oleh infeksi bakteri. Mikronutrien seperti vitamin A dan seng berperan penting dalam pengobatan TB. Studi di Indonesia dan Ethiopia sebelumnya menunjukkan rendahnya asupan vitamin A dan seng serta sebagian besar mengalami defisiensi. Vitamin A dan metabolit aktifnya berperan dalam pertumbuhan dan diferensiasi sel, terutama sel epitel yang berhubungan dengan mukosa, limfosit T dan B, makrofag, dan pembentukan antibodi. Seng juga merupakan elemen penting dalam berbagai fungsi fisiologis dan metabolisme seperti menjaga integritas imunologis, imunitas seluler, dan aktivitas antioksidan. Saat ini, belum terdapat studi yang menghubungkan asupan vitamin A dan seng dengan penanda inflamasi dengan parameter NLR dan PLR pada pasien TB paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan vitamin A dan seng dengan penanda inflamasi pada pasien TB paru di RSUP Persahabatan. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang. Sebanyak 133 subjek direkrut. Mayoritas subjek memiliki usia paling rendah 19 tahun dan paling tinggi 74 tahun. Sebagian besar subjek berjenis kelamin laki-laki, berada dalam jenjang pendidikan sedang (tamat SMA, tidak tamat perguruan tinggi), berpendapatan kurang dari UMP DKI Jakarta. Sebanyak 42,1 % memiliki berat badan normal. Sebagian besar subjek berada dalam fase pengobatan intensif, memiliki status bakteriologis BTA/TCM/kultur positif, tidak ada komorbid, dan tidak pernah merokok. Penelitian ini tidak menemukan adanya korelasi antara asupan vitamin A dan seng dengan nilai NLR dan PLR pada pasien tuberkulosis paru di RSUP Persahabatan.

Indonesia is the country with the second highest number of TB cases in the world with an incidence of 354 per 100,000 population and 969,000 cases in 2021. One of the tests for TB is blood tests such as counting leukocytes. An increase in the number of leukocytes and neutrophils is a sign of an inflammatory reaction, especially if caused by a bacterial infection. Micronutrients such as vitamin A and zinc play an important role in TB treatment. Previous studies in Indonesia and Ethiopia showed low intakes of vitamin A and zinc and that most were deficient. Vitamin A and its active metabolites play a role in cell growth and differentiation, especially epithelial cells associated with mucosa, T and B lymphocytes, macrophages, and antibody formation. Zinc is also an important element in various physiological and metabolic functions such as maintaining immunological integrity, cellular immunity and antioxidant activity. Currently, there are no studies that link vitamin A and zinc intake with inflammatory markers with NLR and PLR parameters in pulmonary TB patients. This study aims to determine the relationship between vitamin A and zinc intake with inflammatory markers in pulmonary TB patients at Persahabatan Hospital. This research is a cross-sectional study. A total of 133 subjects were recruited. The majority of subjects had a minimum age of 19 years and a maximum of 74 years. Most of the subjects were male, had a moderate level of education (graduated from high school, not graduated from college), and earned less than the DKI Jakarta UMP. As many as 42.1% had normal body weight. Most of the subjects were in the intensive treatment phase, had positive BTA/TCM/culture bacteriological status, had no comorbidities, and had never smoked. This study did not find a correlation between vitamin A and zinc intake and NLR and PLR values ​​in pulmonary tuberculosis patients at Persahabatan Hospital."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Iqlima Khairiyah Putri
"Obesitas menyebabkan inflamasi sistemik dan neuroinflamasi sehingga dapat mempengaruhi otak, salah satunya area korteks prefrontal. Area ini merupakan area asosiasi multimodal, berperan dalam fungsi memori episodik berkaitan dengan informasi objek, lokasi, dan waktu (recognition memory). Neuroinflamasi berkaitan dengan disfungsi kolinergik otak dan berimplikasi menyebabkan gangguan memori. Tanaman herbal Centella asiatica (CA) memiliki sifat antiinflamasi dan anti-asetilkolinesterase. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan manfaat CA terhadap fungsi recognition memory ditinjau dari sistem kolinergik pada obesitas. Sebanyak 24 tikus Wistar dibagi dalam 4 kelompok yaitu kelompok kontrol, obes, dan obes yang diberikan ekstrak etanol CA 200mg/kgBB atau 300mg/kgBB. Intervensi dilakukan selama 35 hari. Fungsi recognition memory diukur dengan serangkaian uji object recognition terdiri dari novel object preference (NOP), object place preference (OPP), dan object in place preference (OiP). Fungsi sistem kolinergik dinilai dari ekspresi Choline Acetyltransferase (ChAT) dan reseptor a7 nicotinic acetylcholine receptor (a7nAChR) dianalisis dengan Real-Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Hasil penelitian didapatkan terjadi penurunan fungsi recognition memory pada kelompok obes, dan pemberian CA 200 dan 300mg/kgBB dapat memperbaiki recognition memory pada kondisi obes. Ekspresi a7nAchR dan ChAT tidak berbeda bermakna antar kelompok. CA berpotensi mempertahankan fungsi recognition memory pada kondisi obes dan dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait mekanismenya

Obesity causes systemic and neuroinflammation which affect the brain, such as prefrontal cortex (PFC) area. PFC is a multimodal association area, playing a role in episodic memory functions related to object, location and time information (recognition memory). Neuroinflammation affected brain cholinergic dysfunction resulting in memory impairment. Centella asiatica L. (CA) herb used as anti- inflammatory and anti-acetylcholinesterase. This study analyzed the benefits of CA on cholinergic system induced by high-fat diet and resulting changes in recognition memory. Twenty-four male Wistar rats were divided into four groups; control, obese, obese groups + 200mg/kgBB and 300mg/kgBB CA ethanol extract for 35 days. Recognition memory function assessed using the Novel Object Preference (NOP), Object Place Preference (OPP), and Object in Place Preference (OiP). The cholinergic system's function; expression levels of Choline Acetyltransferase (ChAT) and a7-nicotinic-acetylcholine receptor (a7nAChR) were analyzed using Real-Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Decreased recognition memory function seen in the obese group, and obese groups + CA (200 and 300mg/kgBB) could improve recognition memory in obese conditions. The expression of a7nAchR and ChAT was not significantly different in between groups. CA has the potential effect to maintain recognition memory function in obese conditions and future research may elucidate the mechanism."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jauda Hanoon
"Latar Belakang Operasi sesar meningkat di Indonesia dan dikaitkan dengan nyeri sedang-berat, sehingga memerlukan manajemen nyeri yang efektif untuk mencegah dampak negatif. Mengidentifikasi regimen analgesik, durasi operasi, dan anestesi yang optimal dapat meningkatkan hasil, tetapi studi tentang nyeri pascaoperasi akut dan faktor terkait di Indonesia masih terbatas. Metode Desain kohort observasional retrospektif digunakan, dengan sampel pasien yang menjalani operasi sesar di RSCM pada tahun 2021. Data mengenai kejadian nyeri akut sedang-berat (VAS ≥ 4), regimen analgesik, anestesi, dan durasi operasi diolah dari rekam medis dan kemudian dianalisis. Hasil 55 pasien diikutsertakan dalam analisis. 5 (9%) mengalami nyeri pascaoperasi akut sedang-berat. Analisis uji Fisher terhadap hubungan antara skor VAS ≥ 4 dengan regimen analgesik (p=0,053), anestesi (p=1,000), dan durasi operasi (p=1,000) tidak ditemukan signifikan. Kesimpulan Penelitian prospektif lebih lanjut dengan ukuran sampel yang besar diperlukan untuk memberikan kesimpulan mengenai pengaruh regimen analgesik, anestesi, dan durasi operasi terhadap nyeri pascaoperasi akut pada pasien operasi caesar.

Introduction Cesarean deliveries are rising in Indonesia and are associated with moderate-severe pain, requiring effective pain management to prevent negative impacts. Identifying optimal analgesic and anaesthesia regimens, and surgery duration could improve outcomes, but studies on acute postoperative pain and related factors in Indonesia remain limited. Method A retrospective observational cohort design was utilised, with a sample of patients who underwent caesarean sections in RSCM in the year 2021. Data regarding the incidence of moderate-severe acute pain (VAS ≥ 4), analgesic regimen, anaesthesia, and surgery duration was extracted from medical records and subsequently analysed. Results 55 patients were included in the analysis. 5 (9%) experienced moderate-severe acute postoperative pain. Fisher test analysis of the association between VAS ≥ 4 score and analgesic regimen (p=0.053), anaesthesia (p=1.000), and surgery duration (p=1.000) was not found to be statistically significant. Conclusion Further prospective studies with large sample sizes are needed to provide conclusions regarding the effect of analgesic regimen, anaesthesia, and surgery duration on acute postoperative pain in caesarean section patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deby
"Karsinoma hepatoselular memiliki prognosis yang buruk akibat keterbatasan terapi seperti terlambat diagnosis, kurangnya biomarker spesifik, dan ketidakpekaan terhadap agen tumor ini. Imunoterapi berbasis sel NK autologus dengan stimulasi eksosom menjadi modalitas pengembangan imunoterapi berbasis sel NK untuk pasien karsinoma hepatoseluler. Sel NK pasien karsinoma hepatoseluler diisolasi dari darah vena perifer dan eksosom diisolasi dari serum darah donor sehat. Karakterisasi eksosom dengan particle size analyzer dan flow cytometry. Stimulasi eksosom ke sel NK selama 24 jam kemudian evaluasi ekspresi reseptor NKp44, NKp46, NKp30, NKG2D, KIR2D, dan NKG2A serta ekspresi perforin dan granzyme B. Visualisasi interaksi sel NK dengan fraksi sel mononuklear lainnya (CD4, CD8, CD11c, dan CD19) dengan imunofluorens. Ukuran partikel < 100 nm, muatan listrik negatif dan CD63+CD81+ (positif ganda) hasil isolasi eksosom. Terjadi peningkatan ekspresi reseptor NKp44, NKp46, NKp30, NKG2D, penurunan ekspresi NKG2A, serta peningkatan ekspresi perforin dan granzyme B pada sel NK terinduksi eksosom. Tidak ada interaksi sel berupa sinapsis imun antara sel NK terstimulasi eksosom dengan fraksi sel mononuklear lain pasien karsinoma hepatoseluler. Stimulasi eksosom ke sel NK pasien karsinoma hepatoseluler memulihkan kemampuan sitotoksik sel NK.

Hepatocellular carcinoma has a poor prognosis due to limitations of therapy such as late diagnosis, lack of specific biomarkers, and insensitivity to this tumor agent. Autologous NK cell-based immunotherapy with exosome stimulation is a modality for developing NK cell-based immunotherapy for hepatocellular carcinoma patients. NK cells from hepatocellular carcinoma patients were isolated from peripheral venous blood, and exosomes were isolated from the blood serum of healthy donors. Exosome characterization with a particle size analyzer and flow cytometry. Stimulation of exosomes on NK cells for 24 hours, then evaluation of expression of NKp44, NKp46, NKp30, NKG2D, KIR2D, and NKG2A receptors, as well as perforin and granzyme B expression. Visualization of interactions of NK cells with other mononuclear cell fractions (CD4, CD8, CD11c, and CD19) by immunofluorescence. Particle size < 100 nm, negative electric charge, and CD63+CD81+ (double positive) exosome isolated results. There was increased expression of receptors NKp44, NKp46, NKp30, NKG2D, decreased expression of NKG2A, and increased expression of perforin and granzyme B in exosome-induced NK cells. There was no cell interaction in the form of immune synapses between exosome-stimulated NK cells and other mononuclear cell fractions in hepatocellular carcinoma patients. Stimulation of exosomes into NK cells of hepatocellular carcinoma patients restores the cytotoxic ability of NK cells."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Ajeng Miarsih
"Introduksi. Mukopolisakaridosis tipe IVA (MPS IVA; Morquio A) merupakan kelainan genetik ditandai dengan adanya gangguan aktivitas enzim N-acetylgalactosamine-6-sulfatase (GALNS). Defisiensi enzim GALNS menyebabkan kegagalan degradasi KS dan C6S sehingga terakumulasi di urin.
Metode. Data varian gen GALNS diperoleh dari Database Human Genetic Research Center IMERI FK UI. Perubahan struktur protein berdasarkan varian yang telah teridentifikasi divisualisasi menggunakan BIOVIA Discovery Studio. Pengukuran aktivitas enzim GALNS menggunakan sampel leukosit dengan metode fluorosensi 4-metilumbelliferone (4-MU). Pengukuran kadar KS dan C6S menggunakan sampel urin dengan metode ELISA kompetitif.
Hasil. Varian missense yang teridentifikasi menyebabkan perubahan hilangnya ikatan hidrogen, jembatan disulfida, struktur hidrofobik dan salt bridge, sedangkan varian delesi mereduksi basa nukleotida yang mengakibatkan perubahan pemetaan asam amino Rerata nilai aktivitas spesifik GALNS pada pasien MPS IVA adalah 1,81 nmol/h/mg. Rerata kadar KS dan C6S pasien MPS IVA di Indonesia secara berturut-turut adalah 15,90 ng/mg kreatinin dan 2,14 ng/mg kreatinin.
Kesimpulan. Pada keenam pasien MPS IVA varian yang telah teridentifikasi adalah varian missense dan delesi. Kedua tipe varian memengaruhi rendahnya nilai aktivitas spesifik GALNS (1,81 nmol/h/mg) dan meningkatnya kadar GAG urin pada pasien MPS IVA

.Introduction. Mucopolysaccharidosis type IVA (MPS IVA; Morquio A) is a genetic disorder characterized by impaired activity of enzyme N-acetylgalactosamine-6-sulfatase (GALNS). Impaired activity of enzyme GALNS caused by failure degradation of glycosaminoglycans (GAG) including Keratan Sulfate (KS) and Chondroitin 6-Sulfate (C6S) and it leads to accumulating GAG in urine.
Methods. Data on GALNS gene variants was obtained from Human Genetic Research Center IMERI Universitas Indonesia. Changes in protein structure based on identified variants were visualized using BIOVIA Discovery Studio. Measurement of GALNS enzyme activity using leukocyte samples with the 4-methylumbelliferone (4-MU) fluorescence technique. KS and C6S levels were measured using urine samples using ELISA.
Results. The identified missense variant causes changes interaction of amino acid GALNS including loss of hydrogen bonds, disulfide bridges, hydrophobic structures, and salt bridges, while the deletion variant reduces nucleotide bases which results in changes in amino acid mapping. Mean specific activity of GALNS in MPS IVA patients is 1.81 nmol/h/mg. The mean levels of KS and C6S in MPS IVA patients in Indonesia were 15.90 ng/mgcreatinine and 2.14 ng/mgcreatinine, respectively.
Conclusions. Among six MPS IVA patients, the variants that were identified were missense and deletion variants. Both types of variants affected low value of GALNS specific activity (1.81 nmol/h/mg) and increased urinary GAG levels in MPS IVA patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>